Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nabil Raihan Muhammad Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kohesi kelompok memengaruhi hooliganisme sepakbola, dengan stratifikasi ekonomi sebagai variabel kontrol. Studi sebelumnya tentang hooliganisme sepakbola dapat dibagi menjadi dua aliran pemahaman. Aliran pertama menyoroti bagaimana faktor eksternal seperti perlakuan dari otoritas (misalnya, kepolisian, pembatasan) dan tekanan sosial adalah akar penyebab hooliganisme sepakbola. Aliran kedua mengakui bahwa akar penyebab hooliganisme sepakbola terletak pada faktor internal seperti mentalitas massa dan rasa kebersamaan. Namun, kedua aliran pemahaman tersebut tidak mempertimbangkan interaksi antara kedua faktor tersebut. Peneliti meyakini bahwa kedua faktor internal dan eksternal memainkan peran penting, dan melalui kohesi kelompok, kedua faktor tersebut akan diakomodasi. Oleh karena itu, fokus akan pada bagaimana kohesi kelompok memengaruhi individu untuk berpartisipasi dalam hooliganisme sepakbola. Alasan untuk hal tersebut adalah karena kohesi kelompok memberikan kesempatan kepada individu melalui kedua faktor internal dan eksternal untuk melakukan tindakan yang normatifnya tidak akan mereka lakukan. Populasi fokus akan menjadi para penggemar sepakbola dari klub terbesar di Indonesia, Persija Jakarta, yang dikenal sebagai 'The Jakmania', karena studi sebelumnya telah menekankan signifikansi konteks budaya ketika mencoba memahami hooliganisme sepakbola. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara kohesi kelompok dan hooliganisme sepakbola yang lemah secara kekuatan, dan memiliki arah positif.
This research aims to see how group cohesion influences football hooliganism, with economic stratification as a control variable. Previous studies on football hooliganism can be split into two veins of understanding. The first vein highlights how external factors such as actions from authorities (e.g., policing, restraining) and societal pressures are the root cause of football hooliganism. The second vein accredits the root cause of football hooliganism lies in more internal factors such as crowd mentality and seeking a sense of belonging. However, both veins of understanding do not consider the interplay between both factors. The researcher believes that both internal and external factors play an important part, and through group cohesion, both factors will be accommodated. Therefore, the focus will be on how group cohesion influences individuals to participate in football hooliganism. The reason for this is that group cohesion gives license to individuals through both internal and external factors to commit acts they would otherwise not do. The focus population will be the football fans of the biggest club in Indonesia, Persija Jakarta, otherwise known as ‘The Jakmania’, as previous studies have emphasized the significance of cultural context when trying to understand football hooliganism. The results of this research highlighted that there is a significant correlation between group cohesion and football hooliganism which is weak in strength, and has a positive direction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farizi Maulana Ramadhan
"Media Britania Raya telah menjadikan hooliganisme sebagai sisi negatif dari budaya penggemar sepak bola Inggris selama bertahun-tahun melalui penggambaran hooligan sebagai orang-orang yang brutal. Di samping itu, penggambaran ini dipertahankan oleh karya sastra mengenai hooligan yang muncul sejak tahun 1990-an. Walaupun demikian, ada beberapa karya sastra hooligan yang menjadi pengecualian, seperti novel The Football Factory yang mematahkan stereotipe-stereotipe mengenai hooligan. The Football Factory kemudian diadaptasi oleh Vertigo Films dan Rockstar Studio ke dalam film yang mengagungkan stereotipe-stereotipe mengenai hooligan. Karya sastra hooligan memainkan peran penting sebagai cara pandang alternatif dalam memahami hooliganisme, tetapi belum banyak jurnal-jurnal akademis yang membahas hal ini. Studi ini mencoba untuk meneliti proses adaptasi The Football Factory dari novel ke film dengan menggunakan analisis tekstual dengan membandingkan kedua teks dalam kerangka teori adaptasi oleh Hutcheon. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana film tersebut mengagungkan stereotipe-stereotipe mengenai hooliganisme, yang bertolak belakang dengan versi novelnya, berdasarkan elemen-elemen film, ideologi pencipta, dan perubahan pada plot dalam film The Football Factory.
The British media has portrayed hooliganism as the negative side of English soccer fan culture over the years through the stereotype of the hooligan as brutish people. Furthermore, this portrayal is maintained by the hooligan literature that has emerged since the 1990s. However, there have been exceptions in the hooligan literature genre, such as the novel The Football Factory which debunks the stereotypes of the hooligan. Later, Vertigo Films and Rockstar Studios adapted The Football Factory into a film that glorifies the stereotypes regarding the hooligan. Hooligan literature plays an important role as an alternative perspective to understand hooliganism, yet it has not been adequately discussed in academic journals. This study attempts to examine the adaptation of the novel to the film by using a textual analysis by comparing both texts under the framework of Hutcheon rsquo s adaptation theory. This research aims to find how the film, contrary to the novel, glorifies stereotyped hooliganism based on the film elements, the ideology of the creators and the alteration of the plot in the film adaptation of The Football Factory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library