Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irianti Ocktaviani
"Pulau Jawa terletak di 'ujung' perjalanan DTKA dan bentuknya yang unik memanjang dari Barat ke Timur, diperkirakan iklimnya mempunyai ciri sendiri pula, yang berbeda dengan iklim wilayah lain di Indonesia. wilayah Jawa bagian tengah seharusnya merupakan daerah yang 'kering' karena terletak di 'Ujung' perjalanan DKAT dan bentuk daratannya tidak langsung berhadapan dengan hembusan angin Barat yang basah. Tulisan ini memberikan gambaran umum tentang iklim di wilayah Jawa bagian tengah, dengan tekanan pada pola penyebaran hujan dan wilayah iklim menurut metode kiasifikasi iklim Schmidt-Ferguson."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
" Bagian hulu Ci Liwung yang berfungsi sebagai kawasan resapan air dan melindungi daerah tengah dan hilir Ci Liwung, sangat sensitif terhadap perubahan debit aliran sungai. Apabila pengelolaan DA Ci Liwung Hulu dilakukan kurang tepat maka dapat memberikan resiko serius terhadap seluruh bagian DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi tata air DA Ci Liwung Hulu serta bagaimana hubungannya dengan perubahan luas penggunaan tanah hutan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi DA Ci Liwung Hulu adalah koefisien limpasan yang didapat dengan membandingkan besarnya debit tahunan dengan curah hujan tahunan. Data debit harian diolah menjadi debit tahunan dan data curah hujan harian diolah menjadi curah hujan tahunan dengan metode isohyet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 1997 ? 2000 terjadi penyusutan luas hutan sebesar 35 % pada Sub DAS Hulu Ci Liwung di bagian timur DA Ci Liwung Hulu dan pada Sub DA Ci Esek bagian utara DA Ci Liwung Hulu. Penyusutan luas hutan tersebut menyebabkan naiknya koefisien limpasan tahun 2001 menjadi 0,63 yang berarti sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Penyusutan luas hutan tersebut berlanjut hingga tahun 2003 sebesar 0,9 % (52 Ha) yang menyebabkan koefisien limpasan meningkat 0,24. Sehingga pada tahun 2004 koefisien limpasan DA Ci Liwung Hulu menjadi 0,54 yang berarti kondisi DA Ci Liwung Hulu masih kurang baik dalam mengatur tata air, karena hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besarnya menjadi aliran permukaan. Jadi setiap penurunan 1 Ha luas hutan akan menyebabkan peningkatan koefisien limpasan sebesar 0,005. Kata kunci : curah hujan tahunan; DA Ci Liwung Hulu; debit tahunan; koefisien limpasan; perubahan luas penggunaan tanah hutan xi + 69 hlm.; peta;lamp. Bibliografi: 19 (1980 ? 2004)"
Universitas Indonesia, 2007
S34017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Tua
"Dalam perencanaan bangunan teknik sipil, terdapat bangunan-bangunan air, seperti bangunan pengendali banjir, bangunan sadap, bangunan terjun dan lain-lain. Pada perencanaan itu sangat diperlukan data-data hidrologis yang efisien dan ekonomis untuk menunjang terlaksananya bangunan.
Jumlah curah hujan adalah merupakan data yang utama dalam menyusun data hidrologis, disamping untuk menganalisa dan menghitung atau mensimulasi aliran sungai. Pada penyusunan data curah hujan biasanya data yang dikumpulkan adalah data curah hujan harian, bulanan dan tahunan, kemudian curah hujan maksimum harian dicatat. Kalau dilihat dari segi ekonomisnya berarti kalau kita mencari curah hujan tahunan kita harus terlebih dahulu menjumlahkan seluruh curah hujan hariannya atau bulanannya.
Tulisan ini adalah mencoba untuk mencari hubungan jumlah curah hujan tahunan dengan jumlah curah hujan harian maksimum dengan memakai metoda statistik, sehingga nantinya kalau kita ingin mengetahui curah hujan tahunan pada suatu daerah tertentu kita cukup hanya melihat curah hujan harian maksimumnya atau sebaliknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library