Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Huchingson, R. Dale
New York: McGraw-Hill, 1981
620.82 HUC n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nair, Kusum
New York: Praeger Publishers, 1969
954 NAI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musanif
"Meningkatnya kesadaran terhadap keselamatan di penerbangan Indonesia tidak berarti terbebas dari tanggung jawab untuk terus meningkatkan dan mempertahankan kesadaran tersebut. Diperlukan langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan dengan mudah untuk mengidentifikasi kondisi awal sebelum terjadinya suatu kejadian, terutama yang berkaitan dengan human factor. Dari semua studi yang telah dilakukan di Indonesia, belum banyak yang membahas tentang bagaimana menentukan program keselamatan yang dapat memperhatikan sisi human factor dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis program keselamatan yang tepat untuk suatu organisasi berbasis human factor dan juga kriteria dalam pemilihannya. Pemilihan program keselamatan ini menggunakan metode pengambilan keputusan AHP (Analytical Hierarchy Process). Dalam metode ini, diambil empat kategori, dua belas subkategori dan tiga alternatif untuk pemilihan program. Pemilihan kriteria, subkriteria dan alternatif dilakukan melalui diskusi dengan narasumber yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi di industri penerbangan. Alternatif yang dipilih adalah dirty dozen, HFACS, dan LOSA. Hasil akhir komparasi dengan menggunakan metode pengambilan keputusan AHP menunjukkan bahwa dirty dozen merupakan pilihan yang paling sesuai untuk program keselamatan di Indonesia yang dapat memperhatikan sisi human factor secara komprehensif. Dengan hasil ini, program pencegahan kecelakaan pesawat udara dapat disusun sesuai dengan budaya perusahaan dan disesuaikan dengan budaya nasional Indonesia.

The increase in awareness regarding aviation safety in Indonesia does not imply freedom from the responsibility to continually enhance and maintain such awareness. It necessitates the implementation of easily implementable preventive measures to identify preconditions before an incident occurs, particularly concerning the human factor. Among the studies conducted in Indonesia, there are few discussions on determining safety programs that consider the human factor and align with organizational needs. The objective of this research is to analyze an appropriate safety program for an organization based on human factor and establish the criteria for its selection. The selection of safety programs employs the Analytical Hierarchy Process (AHP) decision-making method. Four categories, twelve subcategories, and three alternatives are considered for program selection. Criteria, subcriteria, and alternatives are determined through discussions with experts from academic and aviation industry backgrounds. The chosen alternatives are the dirty dozen, HFACS, and LOSA. The final comparison results utilizing the AHP decision-making method indicate that the dirty dozen is the most suitable choice for a comprehensive safety program in Indonesia, considering the human factor. Based on these findings, preventative measures for aircraft accidents can be developed in accordance with organizational culture and tailored to the national culture of Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Sulistyowardani
"Tesis ini membahas faktor manusia yang berperan dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini terdapat 3 variabel yang berhubungan signifikan dengan insiden keselamatan pasien yaitu: pengawasan kurang memadai (P value 0,012 dengan OR 0,28), manajemen sumber daya (P value 0,004 dengan OR 3,85) dan proses operasional (P value 0,019 dengan OR 3,29). Peran organisasi sangat penting dalam mengurangi insiden keselamatan pasien agar tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hasil penelitian menyarankan bahwa pentingnya faktor manusia dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit maka perlu ditingkatkan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang insiden keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang dilakukan secara berkesinambungan serta diperlukan peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam membina rumah sakit di wilayahnya.

This thesis discusses human factors that play a role in the incidence of patient safety in hospitals. This research is quantitative research with cross sectional design. Human factors play an important role in the incidence of patient safety. The results of this study are 3 variables that are significantly related to the incidence of patient safety, namely: inadequate supervision (P value 0.012 with OR 0.28), resource management (P value 0.004 with OR 3.85) and operational processes (P value 0.019 with OR 3.29). The role of the organization is very important in reducing the incidence of patient safety in order to achieve improved quality of health services in hospitals. The results of the study suggest that the importance of human factors in the incidence of patient safety in hospitals requires training of health workers on incidents of patient safety in accordance with hospital needs and the role of the Provincial Health Office in fostering hospitals in the region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Wijayanti
"Faktor manusia atau human factor memiliki kontribusi terbesar pada kecelakaan pesawat, sedangkan perilaku tidak aman atau unsafe acts dari personel perawatan pesawat menjadi salah satu contributor pada faktor manusia atau human error. Namun kesalahan manusia atau perilaku tindakan yang tidak aman juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan eksternal, pengaruh organisasi, supervisor yang tidak aman, dan prasyarat tindakan tidak aman sebagai keadaan dalam Analisis Faktor Manusia dan Sistem Klasifikasi atau Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari akar penyebab tindakan tidak aman dalam Personil Pemeliharaan Pesawat menggunakan Kerangka HFACS. Dengan menggunakan PLS-SEM untuk mengeksplorasi dampak positif dari masing-masing Lingkungan Eksternal, Pengaruh Organisasi, Pengawas yang Tidak Aman, dan Prasyarat tindakan tidak aman untuk tindakan yang tidak aman dari Personil Pemeliharaan Pesawat, survei kuesioner kuantitatif didistribusikan kepada 150 responden personel pemeliharaan pesawat. Hasil penelitian ini, prasyarat tindakan tidak aman memiliki dampak terbesar pada tindakan tidak aman atau unsafe acts. Kondisi lingkungan kerja tanpa suara, bau, dan pencahayaan yang lebih baik adalah penting untuk mencegah tindakan personil pemeliharaan pesawat yang tidak aman. Alat-alat yang memadai dan pengarahan kelompok rutin penting untuk memastikan bahwa personil perawatan pesawat siap untuk tugas yang ditugaskan. Hanggar khusus untuk pengecatan dan investasi untuk alat khusus yang diperlukan untuk melakukan perawatan tingkat lanjut dapat membantu mencegah kejadian yang tidak aman.

Human factor is the most contributing factor for aircraft accident and incident, aircraft maintenance personnel unsafe acts is one of contribution factor for human factor error. However human error or unsafe acts behavior could also affect by other factors such as external environment, organization influence, unsafe supervisor, and precondition of unsafe acts as the state in Human Factor Analysis and Classification System (HFACS). This research aims to study the root cause of unsafe acts in Aircraft Maintenance Personnel using Human Factor Analysis and Classification System (HFACS) Framework. Using PLS-SEM to exploratory the positive impact from each External Environment, Organization Influence, Unsafe Supervisor, and Precondition of unsafe acts to unsafe acts of Aircraft Maintenance Personnel, a quantitative questionnaire survey distributes to 150 respondent of aircraft maintenance personnel. The result of this study, the precondition of unsafe acts has the greatest impact on unsafe acts. The condition of the working environment with no noises, smells, and better lighting is important to prevent unsafe acts of aircraft maintenance personnel. Adequate tools and routine group briefing are important to ensure that aircraft maintenance personnel ready for the assigned task. Dedicated hangar for painting and investment for special tools needed to perform enhance maintenance could help to prevent unsafe events."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Sutanto
"Meningkatnya kebutuhan akan BBM terutama penggunaan bahan bakar untuk transportasi, rumah tangga dan industri membuat meningkatnya aktifitas distribusi BBM terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Pola distribusi dengan menggunakan mobil tangki adalah pola distribusi yang rawan akan kecelakaan, dibandingkan dengan pola distribusi lain seperti kapal laut dan pipa.
Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan paling besar, mencapai lebih dari 80 %, oleh karena itu dalam upaya pencegahan kecelakaan, faktor manusia harus menjadi pertimbangan. Salah satu faktor manusia yang perlu dipertimbangkan adalah persepsi pekerja terhadap resiko bahaya ditempat kerja, mengingat persepsi manusia merupakan penentu pada setiap keputusan didalam pelaksanaan kegiatan.
Didalam tesis ini dibahas mengenai persepsi pengemudi mobil tangki BBM terhadap resiko bahaya kegiatan operasi distribusi, dengan melihat faktor alat kerja yaitu mobil tangki BBM, produk BBM yang diangkut, lingkungan kerja dan prosedur kerja, juga dibahas pengaruh pengalaman kerja terhadap empat faktor tersebut. Dengan melihat persepsi pengemudi terhadap faktor tersebut diatas dapat dibuat program intervensi dalam rangka pencegahan kecelakaan.
Analisa data digunakan statistik deskriptif dan untuk analisa hubungan antara pengalaman kerja dan persepsi resiko bahaya pengemudi mobil tangki BBM dipakai korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan perangkat lunak SPSS.

Risk Perception of Tank Truck Driver to Hazard of Fuel Distribution Activity in Plumpang Depo, UPMS III JakartaThe increase of need for fuel, especially the use of fuel for transportation, home and industry makes the distribution activity also increase, especially in the big city like Jakarta. The pattern of distribution using tank truck is kind of distribution that full of risk of accident, if we compare with other distribution such as trough the pipe line and ship.
The accident that happen is mostly caused by human factor and in fact, more than 80 % of accident caused by human factor, that is why to prevent accident, the human factor to be considered. One of the human factor that need to be considered is the perception of worker to the hazard in work place, The human perception makes importing role in the making of decision to take a risk or reject it.
In this thesis is written about the risk perception of tank truck driver to the hazard of fuel distribution activity with looking to the equipment, the product, the work environment, and the procedure. In the thesis also written about the influence of working experience to the four factors that mentioned above. lf we can see the perception of tank truck driver, we can make intervention to accident prevention program.
Analysis data is used with statistic, descriptive for knowing risk perception of tank truck driver to the distribution activity, and product moment Pearson Correlation, for knowing influence of working experience to the driver perception, with the help from SPSS software.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Pramono Hari Saktianto
"Peningkatan kebutuhan pasar terhadap produk otomotif di dalam negeri khususnya kendaraan roda empat membuat PT. ADM sebagai perusahaan manufaktur perakitan mobil terus meningkatkan target kapasitas produksinya. Usaha yang dilakukan adalah dengan mempercepat waktu produksinya serta menetapkan target efisiensi diatas 95% dari setiap posnya terhadap target waktu yang telah ditetapkan. Di jalur welding target efisiensi tersebut sulit untuk dicapai. Hal ini dipengaruhi oleh faktor mesin, lingkungan dan manusia yang tidak sesuai dengan aspek ergonomi. Analisa ergonomi telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan metode Muscle Fatique Assessment untuk faktor manusia dan metode Environmental untuk faktor lingkungan. Hasilnya adalah efisiensi produksi yang dicapai rata-rata diatas 95%, sesuai target yang telah ditetapkan perusahaan.

Increasing market demand for automotive products in the country, especially four wheel vehicle drives PT. ADM as a car assembly manufacturing compenies to increase its production capacity target. The efforts taken is to speed up production time and set a target of efficiency above 95% of each post to target a predetermined time. In line Welding efficiency targets are dificult to achieve. It is influenced by factor humans, environmental and machines, they are not in accordance with the aspect of ergonomics. Ergonomics analysis has been done to resolve the problem by using the method of Muscle Fatigue Assessment for human aspect and Method of Environmental for Environment aspect. The result is the production efficiency achieved an average of above 95%, according to a predetermined company target. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S596
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Setyana Pratama
"Industri Penambangan batu bara merupakan salah satu komoditas penambangan yang dapat mendorong perekonomian Indonesia. Industri ini memiliki modalitas yang padat, teknologi yang padat, dan memiliki potensi yang tinggi. Salah satu risiko yang menjadi perhatian adalah kecelakaan kerja. PT Multi Tambangjaya Utama sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, meningkatkan jumlah kecelakaan kerja sebesar 34,7% pada tahun 2018. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor yang diperlukan dari berbagai sumber atau tingkat, mulai dari tingkat operator, pengawas, manajemen, maupun perusahaan. Sampai saat ini belum ada analisis yang terkait dengan pengklasifikasian serta pengaruh antar faktor - faktor penyebab kecelakaan kerja pada PT MUTU. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada faktor - faktor penyebab kecelakaan kerja pada PT MUTU, serta mencari keterkaitan antar faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut.
Metode Analisis Faktor Manusia dan Sistem Klasifikasi untuk Tambang Batubara digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis faktor - faktor manusia yang meningkat organisasi, serta faktor eksternal, lengkap, komprehensif, dan sistematis. Metode Pemodelan Persamaan Struktural digunakan untuk menganalisis hubungan antar faktor penyebab kecelakaan kerja berdasarkan metode HFACS-CM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan eksternal berpengaruh signifikan terhadap tindakan tidak aman, lingkungan eksternal terkait signifikan terhadap pengaruh organisasi, pengaruh organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepemimpinan tidak aman, kepemimpinan tidak aman berpengaruh signifikan terhadap prasyarat untuk tindakan tidak aman, prasyarat untuk tindakan tidak aman adalah signifikan terhadap tindakan tidak aman.

The coal mining industry is one of the mining commodities that can encourage Indonesia economy. This industry has some unique characteristics; capital intensive, technologyintensive, and has high risk of some aspects. A workplace accident is one of the risks that concerned. PT Multi Tambangjaya Utama, as a coal mining company, is experiencing an increase the number of workplace accident by 34.7% in 2018. The workplace accident caused by various factors that derive from various levels, starting from the level of operators, supervisors, management, and company. There is not analysis related to the classification and influence of factors that cause workplace accident at PT MUTU. Therefore, this study focuses on the factors that cause workplace accident at PT MUTU, and analyze interrelationships between these factors.
Human Factor Analysis and Classification Systems Method for Coal Mines (HFACS-CM) was used to analyze human factors affecting workplace accident, starting from the level of unsafe acts, preconditions for unsafe acts, unsafe leadership, organizational influences, and external environmental factors. Structural Equation Modeling (SEM) method was constructed to analyze the relationship between factors affecting workplace accident based on the HFACS-CM method.
The results proved that external environmental has a significant impact on unsafe acts, the external environment is significantly related to organizational influences, organizational influences have a significant impact on unsafe leadership, unsafe leadership has a significant effect on the preconditions for unsafe acts, and preconditions for unsafe acts have a significant impact on unsafe acts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Levina Natalia
"PT. ABC merupakan salah satu perusahaan yang memiliki aktivitas mengemudi yang cukup tinggi dan juga memiliki banyak jenis kendaraan yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan. Adapun jumlah kecelakaan lalu lintas pada kendaraan operasional PT. ABC setiap tahunnya mengalami peningkatan seperti pada tahun 2017 terjadi 25 kecelakaan, 2018 meningkat menjadi 42 kecelakaan dan 2019 ada 43 kecelakaan .Kejadian kecelakaan tidak pernah luput dari faktor manusia didalamnya. Sikap mengemudi menjadi salah satu dari beberapa faktor penting dalam berkendara (Reason et al., 1990). Driving Behaviour ditemukan berhubungan dengan accident rate (Mallia et al., 2015). Semenjak ditemukan hal tersebut, Driving Behaviour Questionnaire digunakan oleh beberapa peniliti untuk menentukan skor DBQ dari pengemudi (Reason et al., 1990; Lajunen, Parker and Summala, 2004; Sucha, Sramkova and Risser, 2014). Penelitian ini menganalisis pengaruh pelatihan Safe Driving terhadap skor DBQ para pekerja dan juga menganalisis pengaruh faktor determinan pekerja terhadap skor DBQ.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata skor DBQ pekerja (Pre-training) terhadap (Post-training) menggunakan analisis T-test didapatkan hasil: 1) “Kemampuan Mengendalikan Emosi Saat Berkendara” mengalami perubahan signifikan setelah pelatihan Safe Driving (Mean= -1,0067; SD= 0,76821; P<0,05). 2) “Ketaatan Terhadap Aturan Saat Berkendara” mengalami perubahan signifikan setelah dilakukannya pelatihan Safe Driving (Mean= -0,1333; SD= 0,27279; P<0,05), 3) “Sikap Positif Dalam Mengemudi” mengalami perubahan signifikan setelah pelatihan Safe Driving (Mean= -0,54074; SD= 0,92858; P<0,05), 4) “Tidak Melakukan Kesalahan Saat Berkendara” mengalami perubahan signifikan setelah pelatihan Safe Driving (Mean= -1,5333; SD= 0,27279; P<0,05), 5) “Tidak melakukan Penyimpangan Saat Berkendara” mengalami perubahan signifikan setelah pelatihan Safe Driving (Mean= -0,2556; SD = 0,27279; P<0,05), dan 6) “Fokus Saat Berkendara” mengalami perubahan signifikan setelah pelatihan Safe Driving (Mean = -0,39259; SD = 0,27279; P<0,05).
Peneliti menyarankan: 1) PT. ABC untuk melakukan continuous improvement terhadap komponen “Tidak Melakukan Kesalahan Saat Berkendara” dan “Kemampuan Mengendalikan Emosi Saat Berkendara” karena peningkatan skor DBQ sudah cukup tinggi, 2) PT. ABC untuk melakukan review dan perbaikan komponen “Ketaatan Terhadap Aturan Saat Berkendara” dan “Tidak Melakukan Penyimpangan Saat Berkendara” karena peningkatan skor DBQ sangat rendah, 3) PT. ABC diharapkan untuk melakukan pelatihan Safe Driving dalam rentang waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan Perusahaan dengan upaya untuk meningkatkan skor DBQ dari para Driver secara berkala, dan 4) PT. ABC diharapkan untuk melakukan screening skor DBQ bagi para calon Driver, saat dilakukannya proses rekrutmen.

PT. ABC is one of a company whixh has a lot of driving activities and also has a lot of vehicle types to support company’s operational matters. There are a significant increasing numbers of collisions in PT. ABC, in 2017 there were 25 cases, in 2018 there were 42 cases, and last year in 2019 there were 43 cases. Traffic accident never neglects human factor as a consideration. Driving behavior is one of a determinant factor in driving (Reason et al., 1990). It is also worth to mention that Driving Behaviour has a significant impact as a cause of collision (Mallia et al., 2015). Since the discovery, many researchers used Driving Behaviour Questionnaire (DBQ) as a tool to measure Driving Behaviour of the driver (Reason et al., 1990; Lajunen, Parker and Summala, 2004; Sucha, Sramkova and Risser, 2014). PT. ABC has a method and tool to increase the score of DBQ of the Drivers by implementing Safety Driving Training for the Drivers and also analyze the effects of respondent’s demographic into DBQ scores.
The result of this study shows a significant changes in DBQ of the driver using T-Test analysis and the results are: 1) “Ability of Controlling Emotion while Driving” significantly is increased after Safety Driving training (Mean = -1,0067; SD = 0,76821; P<0,05). 2) “Compliance to the Driving Rules” is significantly increased after Safety Driving training (Mean = -0,1333; SD = 0,27279; P<0,05), 3) “Positive Attitudes Towards Driving” issignificantly increased after Safety Driving training (Mean = -0,54074; SD = 0,92858; P<0,05), 4) “Not Performing Errors while Driving” is significantly increased after Safety Driving training (Mean = -1,5333; SD = 0,27279; P<0,05), 5) “Not Performing Lapses while Driving” is significantly increased after Safety Driving training (Mean = -0,2556; SD = 0,27279; P<0,05), and 6) “Focus while Driving” is significantly increased after Safety Driving training (Mean = -0,39259; SD = 0,27279; P<0,05).
The Author suggestc: 1) PT. ABC to do a continuous improvements for “Not Performing Errors while Driving” and “Ability of Controlling Emotions while Driving” due to high increment of those variables, 2) PT. ABC to review and heavily improve on “Compliance to the Driving Rules” and “Not Performing Lapses while Driving” due to low increment of those variables, 3) PT. ABC to do a regular Safe Driving training to improve DBQ score of the Driver, and 4) PT. ABC to do DBQ score screening for a future recruitment of a new Driver."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>