Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anugrah Budi Utama
Abstrak :
Tahun 2020 angka kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 221.740 kasus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecelakaan adalah iklim keselamatan kerja. Iklim keselamatan dapat dipengaruhi oleh faktor demografi (umur, jenis kelamin, jabatan, tingkat pendidikan, dan masa kerja). Terkait dengan iklim keselamatan kerja, di PT X belum pernah dilakukan pada proyek pengelolaan alat. Proyek Y adalah pilot project pengelolaan alat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis iklim keselamatan kerja di konstruksi PT X proyek Y. Penelitian cross sectional ini menggunakan kuesioner NOSACQ-50 untuk mengukur iklim keselamatan dan wawancara untuk triangulasi dan validasi data. Total pekerja di Proyek Y adalah 114 pekerja. Semua pekerja menjadi responden kuesioner NOSACQ-50, sedangkan informan kunci terdiri dari lima orang. Tingkat iklim keselamatan kerja di konstruksi PT X proyek Y adalah 3,03 yang termasuk kategori baik. Ada perbedaan signifikan pada iklim keselamatan berdasarkan jabatan dan tingkat Pendidikan pekerja. Iklim kerja tidak berhubungan signifikan dengan umur pekerja, meskipun berhubungan signifikan dengan masa kerja. ......n 2020 the number of work accidents in Indonesia reached 221,740 cases. One of the factors that influence accidents is the safety climate. The safety climate can be influenced by demographic factors (age, gender, position, level of education, and years of service). Regarding the work safety climate, PT X has never done this on an equipment management project. Project Y is a pilot project management tool. This study aims to analyze the safety climate in the construction of PT X project Y. This cross sectional study used the NOSACQ-50 questionnaire to measure the safety climate and interviews for data triangulation and validation. The total number of workers in Project Y is 114 workers. All workers became respondents to the NOSACQ-50 questionnaire, while the key informants consisted of five people. The level of work safety climate in the construction of PT X project Y is 3.03 which is in the good category. There is a significant difference in the safety climate based on the position and level of education of workers. Safety climate is not significantly related to the age of workers, although it is significantly related to years of service.
2022: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovila Nanci Septiawan
Abstrak :
Berdasarkan penggalian data awal, iklim keselamatan kerja di PT XYZ belum terbentuk secara optimal, khususnya di Divisi Project Management (PM) dan Equipment Management (EM). Salah satu aspek penting yang diperlukan untuk membentuk iklim keselamatan kerja adalah peran dari manajemen atau pada perusahaan ini yaitu Divisi Safety, Health, and Environment (SHE). Diagnosa berikutnya menunjukkan para personil Divisi SHE memerlukan keterampilan taktik memengaruhi. Hasil ini menjadi acuan dalam penelitian untuk melihat hubungan antara taktik memengaruhi dan iklim keselamatan kerja, dengan menggunakan alat ukur influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) dan safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Tomas, 1998). Influence tactic scale (tiga dimensi) memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .650 hingga .835 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .247 hingga .708. Safety climate scale memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .862 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .174 hingga .697. Hasil uji Kendall's Tau (τ) dari 28 orang partisipan teknisi di Divisi PM dan EM, menunjukkan salah satu dari tiga dimensi taktik memengaruhi (soft influence tactics) terbukti berkorelasi positif secara signifikan terhadap iklim keselamatan kerja (τ = .376, p < .05). Artinya, peningkatan perilaku taktik memengaruhi dapat mendorong peningkatan iklim keselamatan kerja. Selanjutnya, intervensi dilakukan melalui workshop 'effective influence communication'. Hasil uji evaluasi pengetahuan program workshop menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dari sembilan orang peserta, menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada para personil Divisi SHE setelah diberikan workshop 'effective influence communication' (Z = -2.536, p < .05). ...... Based on the initial diagnosis, safety climate in PT XYZ has not been established optimally, especially in the Division of Project Management (PM) and Equipment Management (EM). One of the important aspects required to establish a safety climate is the role of management, or in this company is the Division of Safety, Health, and Environment (SHE). Subsequent diagnosis showed that influence tactics skills is required for the SHE Division personnel. This result is a reference in the study to see the relationship between influence tactics and safety climate, using influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) and safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Thomas, 1998). Influence tactic scale (three dimensions) has reliability coefficient (Cronbach's Alpha) from .650 to .835 and validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .247 to .708. The safety climate scale used in this study has a reliability coefficient (Cronbach’s Alpha) of .862 and a validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .174 to .697. Correlation test was conducted using Kendall's Tau (τ) on 28 technicians of PM and EM Division, showing that one of the three dimensions in influence tactics (soft influence tactics), is positively and significantly correlated to the safety climate (τ = .376, p <.05). That is, an increase in influence tactics behavior can boost safety climate. Furthermore, intervention was conducted in the form of "effective influence communication" workshop. Knowledge evaluation result of the workshop program using Wilcoxon Signed Rank Test from nine participant showed a significant increase in knowledge among SHE Division personnel after the "effective influence communication” workshop was given (Z = -2.536, p < .05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorencius Kukuh Prabowo
Abstrak :
Angka kecelakaan tingkat perusahaan masih cukup tinggi dan kematian masih terjadi. Iklim keselamatan belum terjadi bagi semua lapisan personil yang ada. Keselamatan kerja masih merupakan tanggung jawab petugas keselamatan kerja, bukannya disadari bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab masingmasing personil yang terlibat aktivitas proyek. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan kepemimpinan keselamatan kerja di proyek konstruksi bangunan PT. LKP serta membuat gambaran kepemimpinan transformasional yang secara teori berhubungan positif dengan iklim keselamatan di lokasi kerja, hal ini menyiratkan bahwa gaya kepemimpinan dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan iklim keselamatan. Penelitian ini menggunakan 69 butir pertanyaan tertutup, yang terdiri dari 24 butir pernyataan aspek gaya kepemimpinan yang terdiri dari 2 dimensi mengacu pada MLQ dan 45 butir pernyataan aspek kepemimpinan keselamatan kerja yang terdiri dari 8 dimensi mengacu pada NOSACQ-50. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa semua tingkat jabatan (manajer insinyur-pengawas) dan semua gaya kepemimpinan (transaksional transformasional) paretonya menunjukkan paling banyak memiliki dimensi kepemimpinan keselamatan kerja variabel to be a role model dan paling sedikit memiliki dimensi kepemimpinan keselamatan kerja variabel safety policy consistency. Penelitian ini juga menunjukkan kontradiksi dengan konsep keselamatan kerja dimana kepatuhan, ketaatan dan disiplin adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar. Pada dasarnya keselamatan kerja tidak memberi ruang fleksibilitas pada orang dalam organisasi untuk bertindak diluar kebijakan, prosedur, aturan yang telah ditetapkan. Hal ini menjadi salah satu dugaan / hipotesa mengapa di industri konstruksi pada umumnya dan di PT. LKP pada khususnya angka kecelakaan masih cukup tinggi.
Accident rate level on the company is still quite high and fatality that causing dead still occur. Safety climate has not happened for all levels of existing personnel. Safety is still the responsibility of the safety officer, instead of realizing that safety is the responsibility of each of the personnel involved in the project activities. This study tried to determine the leadership style and safety leadership in building construction projects PT. LKP and create a picture of transformational leadership which theoretically positively related to the safety climate in the workplace, this implies that the style of leadership can play an important role in promoting the safety climate. This study uses the 69 item closed questions, which consists of 24-point declaration aspect of leadership style that divided in to 2 dimension refers to MLQ and 45-point declaration aspects of safety leadership that divided in to 8 dimensions refer to NOSACQ-50. The final results showed that all levels of positions (manager-engineersupervisor) and all the leadership style (transactional-transformational) show has the most is safety leadership dimensions variable to be a role model and at least have a dimension of safety leadership variables safety policy consistency. This study also demonstrates the contradiction with the concept of safety in which obedience, compliance and discipline is something that can not be compromised. Basically safety does not give flexibility space in people within the organization to act outside the policies, procedures, rules that have been set. This has become one of the alleged / hypotheses why in the construction industry in general and in PT. LKP in particular, the number of accidents is still high.;Accident rate level on the company is still quite high and fatality that causing dead still occur. Safety climate has not happened for all levels of existing personnel. Safety is still the responsibility of the safety officer, instead of realizing that safety is the responsibility of each of the personnel involved in the project activities.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Winarsunu
Abstrak :
Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang memungkinkan antara sumber stres di tempat kerja, iklim keselamatan kerja, kesadaran terhadap bahaya, dan sikap terhadap keselamatan kerja memiliki hubungan dengan terbentuknya perilaku berbahaya. Penelitian dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan yang mempersyaratkan tuntutan kerja fisik yang tinggi dan memiliki situasi kerja yang secara potensial mengandung bahaya. Penelitian dilaksanakan di pabrik baja PT Krakatau Steel - Cilegon, pabrik besi PT Interworld Steel Mills Indonesia - Tangerang, dan pabrik bahan baku besi PT Maxi Mangando Industry - Tangerang. Pekerja bagian produksi sebanyak 355 orang dari ketiga perusahaan tersebut dijadikan sampel penelitian. Data dikumpulkan melalui skala-skala perilaku berbahaya, sumber stres di tempat kerja, iklim keselamatan kerja, kesadaran terhadap bahaya, dan sikap terhadap keselamatan kerja. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis jalur. Hasil-hasil penelitian yang ditemukan adalah: 1. Sumber stres di tempat kerja memiliki pola hubungan langsung dengan perilaku berbahaya, namun tarafnya paling tidak kuat di antara variabel-variabel lain. 2. Iklim keselamatan kerja memiliki pola hubungan tidak langsung yang kuat dengan perilaku berbahaya setelah melalui variabel sikap terhadap keselamatan kerja dan kesadaran terhadap bahaya. 3. Kesadaran terhadap bahaya memiliki pola hubungan tidak langsung melalui sikap terhadap keselamatan kerja yang lebih kuat daripada hubungan langsungnya terhadap perilaku berbahaya. 4. Sikap terhadap keselamatan kerja memiliki pola hubungan langsung dengan perilaku berbahaya yang paling kuat di antara variabel-variabel lain dan juga merupakan variabel perantara yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel kesadaran terhadap bahaya dan iklim keselamatan kerja dengan perilaku berbahaya. Saran-saran yang dapat diajukan adalah: 1. Perusahaan hendaknya melakukan pengelolaan dan perekayasaan terhadap sumber-sumber stres di tempat kerja sehingga terbentuknya perilaku berbahaya dapat diminimalisir. 2. Komitmen manajemen terhadap program-program keselamatan kerja hendaknya lebih diorientasikan kepada proses-proses pembelajaran yang berupa pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kesadaran terhadap bahaya dan sikap terhadap keselamatan kerja. 3. Program keselamatan kerja hendaknya dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan selalu ditegakkan serta harus menjadi tanggung jawab bersama bagi semua orang.
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library