Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reli Handayani
"

Disertasi ini membahas verbalisasi prinsip kepemimpinan yang terdapat dalam debat calon presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014 dengan memadukan pendekatan analisis wacana dan pragmatik. Tujuan penelitian ini adalah menemukan tuturan yang mencerminkan prinsip kepemimpinan, menginterpretasikan kesesuaian strategi yang digunakan untuk menyampaikan tuturan kepemimpinan, dan menguraikan pola argumen sebagai dasar untuk menentukan kesahihan tuturan kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan data yang dikuantifikasi untuk mencapai tujuan penelitian. Debat yang berlangsung selama lima putaran dan melibatkan empat calon pemimpin digunakan sebagai sumber data. Pertama, melalui analisis proposisi mikro dan makro, peneliti menemukan bahwa tiap penutur menghasilkan bentuk tuturan kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, baik dari aspek diksi maupun pola. Kedua, hasil dari analisis ilokusi menunjukkan bahwa pilihan strategi yang digunakan oleh penutur dalam menyampaikan prinsip kepemimpinan disesuaikan dengan maksud dari tuturan kepemimpinan. Ketiga, analisis pola argumen dan analisis kesahihan tuturan memperlihatkan bahwa tidak semua tuturan kepemimpinan dapat disebut sahih. Hal tersebut ditunjukkan melalui kelengkapan argumen-argumen yang hadir menyertai tuturan kepemimpinan di dalam debat. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan bentuk tuturan kepemimpinan, strategi penyampaian tuturan kepemimpinan, dan kesahihan tuturan kepemimpinan merupakan petunjuk yang menyatakan perbedaan model kepemimpinan.


This dissertation discusses the verbalisation of leadership principles in the debate of Indonesian president and vice president candidates in 2014 by combining discourse analysis and pragmatic approach. The aims of this research are to find speeches that reflect leadership principles, to intrepret the compatibility of the strategis used to deliver leadership utterances, and to dissect the pattern of argument as the foundation to determine the felicity of leadership utterances. To achieve those aims, qualitative method accompanied with quantified data is applied to analyse the data on candidate of leaders’ utterances. The debate which was held five rounds and involved four candidates of leaders, is used as source of data. First, using the analysis of micro and macro propositions, the researcher finds that each speaker produced different forms of leadership utterances. Second, the result of illocutionary acts analysis shows that the choices of strategy used by the speakers to deliver leadership principles were adjusted to the intention of leadership utterances. Third, patterns of arguments analysis and felicity conditions analysis reveal that not all utterances are felicitous as demonstrated from the completeness of arguments for leadership utterances. Based on those findings, this research concludes that different forms of leadership utterances, strategies used to deliver leadership utterances, and felicity of leadership utterances are the markers showing different models of leadership.

"
2019
D2599
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatika Nurul Fajrina
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas klasifikasi tindak ilokusi dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban berdasarkan klasifikasi tindak ilokusi Searle (representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi) dan untuk mengetahui konteks yang digunakan dalam ujaran-ujaran karakter. Data dikumpulkan dengan menonton film, membaca naskah, dan kemudian menjelaskan konteks dan klasifikasi tindak ilokusi. Data dibatasi menjadi sepuluh data. Dari analisis, ditemukan bahwa ada lima jenis tindak ilokusi yang digunakan oleh karakter-karakter dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Adalah representatif (menegaskan, melaporkan, menyimpulkan), direktif (memerintah, mempertanyakan, memohon), ekspresif (memuji), komisif (menjanjikan) dan deklarasi (menyatakan).

The research aims to discuss the classification of illocutionary acts in Harry Potter and the Prisoner of Azkaban based on Searle?s illocutionary acts classifications ( representative, directive, commisive, expressive and declaration) and to find out the context used in the utterances of the characters. The data were collected by watching the movie,reading the script, and then describing the context and the classification of illocutionary acts. The data are limited to ten data. From the analysis, it is found that there are five types of illocutionary acts used by the characters in Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. They are representative (asserting, reporting concluding), directive (commanding, questioning, requesting), expressive (praising), commisive (promising) and declaration (declaring).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rahma Haryanti
"Sebagai aplikasi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, Gojek memiliki pola tuturan tersendiri untuk dapat terkoneksi dengan penggunanya. Penelitian ini menganalisis tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan yang terdapat pada aplikasi Gojek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta teori tindak tutur Searle (1976) dan kesantunan Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur yang terdapat dalam aplikasi Gojek meliputi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif dalam Gojek mendominasi karena banyak digunakan untuk mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam mengoperasikan aplikasi secara umum. Sementara itu, strategi kesantunan yang ditemui dalam aplikasi Gojek meliputi melakukan FTA tanpa tindak kesantunan, melakukan FTA dengan kesantunan positif, melakukan FTA dengan kesantunan negatif, serta melakukan FTA secara tidak langsung. Penerapan FTA dengan kesantunan positif menjadi strategi yang paling banyak digunakan dalam Gojek sebagai usaha untuk mengakomodasi keinginan pengguna serta membuat pengguna nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

As an application that is essential in daily life, Gojek has its own speech pattern to connect with its users. This research highlights the illocutionary speech acts and politeness strategies used in Gojek. The analysis is done using qualitative descriptive method with Searle’s (1976) theory of speech act and Brown and Levinson’s (1987) theory of politeness. The study shows that Gojek uses illocutionary acts in the form of representative, directive, commissive, expressive, and declarative acts. Directive speech acts in Gojek dominate as it is used to direct users to do certain actions, including in operating the app in general. Politeness strategies found in Gojek consist of doing FTA without redressive actions, doing FTA with positive politeness, doing FTA with negative politeness, and doing FTA off-record. Doing FTA with positive politeness is the most used strategy as it is a medium to accommodate users wants and make users comfortable in using the app."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Eka Maulida
"Geert Wilders adalah seorang politisi sayap kanan asal Belanda yang pada tahun 2021 aktif memposting twit anti-Islam sebagai tanggapan terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut, termasuk Pemilihan Umum 2021, hari besar agama Islam, dan kontroversi Erica Meiland. Karena twitnya itu, ia menuai banyak kecaman dan ancaman dari umat Islam, sehingga penelitian ini berfokus pada analisis tindak tutur lokusi dan ilokusi yang terkandung dalam twit Geert Wilders. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode dan teori tindak tutur dalam menganalisis data. Dari 12 data yang telah dianalisis, ditemukan empat tindak tutur yang terkandung dalam twit milik Wilders terkait agama Islam yakni 13 kalimat representatif, 40 kalimat direktif, 8 kalimat ekspresif, dan 1 kalimat komisif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah alasan mengapa cuitan Geert Wilders yang anti-Islam mendapat kecaman dari umat Islam sebab Geert Wilders banyak menggunakan tindak tutur direktif guna memerintahkan, menghasut, serta mendesak pembaca agar cita-citanya dalam menyingkirkan agama Islam dari Belanda berhasil. Kekuasaannya yang terbatas mengakibatkan tindak tutur deklarasi tidak muncul dalam twitnya.

Geert Wilders is a right-wing politician from the Netherlands who, in 2021, actively posted anti-Islam tweets in response to various events that occurred that year, such as the 2021 General Election, Islamic religious holidays, and the Erica Meiland controversy. Due to his tweets, he faced a lot of condemnation and threats from the Muslim community. Therefore, this research focuses on analyzing the locutionary and illocutionary speech acts contained in Geert Wilders' tweets. This study employs a qualitative approach as the method and speech act theory in analyzing the data. From the 12 analyzed data, four speech acts related to Islam were identified in Wilders' tweets, including 13 representative sentences, 40 directive sentences, 8 expressive sentences, and 1 commissive sentence. The conclusion of this research is that the reason why Geert Wilders' anti-Islam tweets are condemned by Muslims is because Geert Wilders frequently uses directive speech acts to command, incite, and urge readersin order to achieve his goal of removing Islam from the Netherlands. His limited power resulted in the absence of declarative speech acts in his tweets."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saddatina Mutiara
"Tindak tutur ilokusi merupakan tuturan yang mengandung tindakan baik dari penutur atau mitra tutur atas tuturan yang disampaikan. Tindak tutur ilokusi ini memiliki beberapa klasifikasi, yaitu: tindak tutur ilokusi asertif, komisif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja jenis tindak tutur ilokusi dalam caption Instagram @picnic supermarkt op wielen berdasarkan klasifikasinya. Penelitian ini dianalisis melalui teori tindak tutur dari Austin (1962) dan Searle (1969). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, mulai dari mengumpulkan data dari Instagram @picnic, mengelompokkan data, menjelaskan penyebab data dipilih, dan menarik kesimpulan dari hasil pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 unggahan dengan total 35 jenis tindak tutur ilokusi berdasarkan pengelompokkan data dalam caption di Instagram Picnic supermarkt op wielen periode Maret–September 2020. Hasil ini menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi dalam caption di Instagram @picnic supermarkt op wielen diduga menjadi pola strategi pemasaran yang digunakan Picnic untuk mengiklankan jasanya di media sosial.

Illocutionary speech acts are utterances containing actions of both speakers and speech partners on the speech delivered. This illocutionary speech act has several derivatives, namely: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative illocutionary speech acts. This research aims to identify what are the types of illocutionary speech acts in the Instagram caption @picnic supermarkt op wielen based on its derivatives. This research is analyzed through speech act theory of Austin (1962) and Searle (1969). This research uses descriptive qualitative research methods, starting from collecting data from Instagram @picnic, categorizing data, explaining the causes of the data selected, and drawing conclusions from the results of the discussion. The results showed that there were 17 posts with a total of 35 types of illocutionary speech acts based on data grouping in captions on Instagram Picnic supermarkt op wielen in the March-September 2020 period. This result shows that illocutionary speech acts in Instagram caption @picnic supermarkt op wielen are thought to be a pattern of marketing strategy used by Picnic to advertise its services on social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marchiavanny Pietersz
"Dalam bertutur, setiap penutur memiliki tujuan dan maksud tertentu. Tuturan tersebut seringkali berupa ekspresi pikiran dan perasaan penutur yang disebut dengan tindak tutur ilokusi ekspresif. Dalam tindak tutur ilokusi ekspresif ada kemungkinan mengandung tindak tutur ilokusi lainnya, yaitu asertif, direktif, komisif, atau deklaratif. Penelitian ini selain membahas tindak tutur ilokusi ekspresif juga membahas tindak tutur lain yang terdapat di dalamnya. Data tindak tutur ilokusi ekspresif diperoleh dari novel kanak-kanak (笑猫日记:从外星球来的孩子) Buku Harian Xiao Mao: Anak yang Berasal dari Luar Angkasa karya Yang Hongying. Selanjutnya, dari tindak tutur ilokusi ekspresif yang ditemukan akan dikaji ulang untuk mengetahui apakah ada tindak tutur ilokusi lainnya. Pada tindak tutur ilokusi lainnya yang ditemukan akan ditentukan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat di dalamnya. Penentuan fungsi dalam tindak tutur yang ditemukan tersebut didasarkan pada daftar verba performatif Vanderveken dan Macqueen. Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan hasil analisis secara deskriptif. Dari penelitian ini ditemukan 96 tindak tutur ekspresif yang diperoleh dalam data. Dari 96 tindak tutur ekspresif diperoleh 83 tindak tutur ilokusi asertif, 27 tindak ilokusi direktif, 14 tindak tutur komisif. Tindak tutur deklarasi tidak ditemukan dalam data. Memberi pujian adalah fungsi dalam tindak tutur yang terbanyak ditemukan dalam penelitian ini. Banyaknya fungsi memberi pujian yang ditemukan dalam data menunjukkan upaya Yang Hongying memberi contoh kepada pembaca, khususnya anak-anak, untuk menghargai orang lain melalui tuturan yang berisi pujian.

Every speaker has a certain purpose and meaning when they uttering. Those utterances are speakers` expressions about their thoughts or feelings which is called expressive illocutionary acts. There`s a possibility that expressive illocutionary acts contain other illocutionary acts such as assertives, directives, commissives, or declaratives. Besides analyzing about expressive illocutionary acts, this study also examines other illocutionary acts. Expressive illocutionary acts data was obtained from a children novel called (笑猫日记:从外星球来的孩子)Diary of a Smiling Cat: The Child from Another Planet by Yang Hongying. Afterward, the writer reexamined those expressive illocutionary acts to ascertain if there are other illocutionary acts. The writer also determined the functions of all illocutionary acts. The writer analyzed those functions based on the list of performative verbs by Vanderveken and Macqueen. In this study, the writer delivers the analysis results descriptively. From this study, there are 96 data of expressive illocutionary acts. Also, there are 83 assertive illocutionary acts, 27 directive illocutionary acts, and 14 commisive illocutionary acts from 96 data of expressive illocutionary acts. Declarative illocutionary acts are not found in the data. `Praise` is the most found function. This function indicates Yang Hongying`s effort to give an example for readers, especially children, how to respect other people by giving them praise or compliments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library