Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vita Fatimah
Abstrak :
Peningkatan populasi lansia di perkotaan berkaitan dengan munculnya berbagai masalah kesehatan termasuk hambatan mobilitas fisik. Panti sosial tresna werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung merupakan suatu instansi pelayanan lansia yang berada di area perkotaan. Institusi ini berperan dalam memberikan kesejahteraan bagi kehidupan lansia. Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan lansia dengan hambatan mobilitas fisik menggunakan intervensi unggulan latihan mat pilates untuk meningkatkan kekuatan otot dan fleksibilitas. Intervensi dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama enam minggu dengan durasi sekitar 60 menit setiap sesi. Hasilnya adalah terdapat peningkatan nilai time up and go dari 11.44 detik di minggu pertama menjadi 6.6 detik diminggu keenam. Terdapat peningkatan pada nilai 30s chair stand yaitu 8 gerakan pada minggu pertama menjadi 18 gerakan pada minggu keenam. Terdapat peningkatan pada chair sit and reach yaitu +1 cm menjadi +4cm. Intervensi mat pilates ini dapat dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan kekuatan otot karena masalah muskuloskeletal. ......The increase number of the elderly population in urban areas related to the emergence of various health problems including the impaired physical mobility. Tresna werdha social institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung is an elderly service institution located in an urban area. This institution plays a role in providing welfare for the lives of the elderly. The final case study aims to analyze nursing care in elderly with impaired physical mobility used mat pilates intervention to increase muscle strength and flexibility. This iinterventions was done at least three times a week for six weeks with a duration of about 60 minutes per session. The results was an increase in the time up and go values of 11.44 seconds in the first week to 6.6 seconds in the sixth week. There was an increase in the value of the 30s chair stand which was 8 movements in the first week to 18 movements in the sixth week. There is an increase in the chair sit and reach which is +1 cm in fierst week to + 4cm in sixth week. This exercise can be applied by nurses to increase muscles strength and flexibility in the elderly due to musculoskeletal problems.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukita Purnamasari
Abstrak :
Proses penuaan dapat menyebabkan penurunan terhadap berbagai fungsi organ tubuh. Salah satu organ yang mengalami penurunan fungsi pada usia lanjut adalah muskuloskeletal. Penyakit muskuloskeletal banyak dialami oleh lansia diperkotaan yang disebabkan faktor pola makan, aktivitas dan stress. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik melalui latihan range of motion di Panti Sosial Trena Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Intervensi range of motion dilakukan terhadap lansia selama 4 minggu dengan durasi 15 sampai 30 menit dalam satu kali sesi, dan dengan gerakan 8 kali untuk setiap gerakan. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa derajat rentang sendi meningkat setelah dilakukan intervensi yang diukur dengan menggunakan Goniometer, peningkatan juga terjadi pada skor Barthel indeks 75, dan Berg Balance Test dengan skor 8. Pemberi pelayanan di panti dapat menerapkan intervensi latihan range of motion sebagai upaya dalam mengatasi masalah pada hambatan mobilitas fisik. ......The aging process can cause a decrease in the various functions of organs. One of the systems affected by the degenerative process in the elderly is musculosceletal. Many musculosceletal diseases happens in urban elderly is caused by dietary factors, activities, and stress. This paper aimed to analyze the nursing care of the elderly with physical mobility barriers trough the range of motion in Budi Mulia 1 Cipayung nursing home. The intervention of range of motion is performed on the elderly for 4 weeks with duration of 15up to 30 minutes in a single session, and with a movement of 8 times for each movement. The result showed that the degree of joint range increased after the intervention measured by goniometer, the results of barthel index increased to 75 and berg balance test score increased to 8. Care providers in the nursing home can implement range of motion exercises as an effort to address problems of physical mobility impediment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Dwiwanti
Abstrak :
Stroke non hemoragik adalah sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak yang berlangsung secara mendadak yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap diakibatkan dari gangguan pembuluh darah otak. Lansia dengan stroke akan mengalami kelemahan pada anggota tubuhnya, sehingga lansia sulit dalam melakukan mobilisasi dan melakukan aktivitas kesehariannya. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada kakek S usia 72 tahun dengan diagnosa keperawatan utama hambatan mobilisasi fisik. Untuk mengatasi hambatan mobilisasi lansia, dilakukan intervensi keperawatan Range of Motion (ROM) dan senam Tai Chi. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan ROM dan senam Tai Chi dengan klien stroke. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan intervensi keperawatan ROM dan senam Tai Chi yang termasuk dalam intervensi melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan dilakukan selama Sembilan hari untuk ROM dan enam kali untuk senam Tai Chi. Hasil dari ROM dan senam Tai Chi menunjukkan adanya peningkatan satu skala pada ekstremitas kanan atas dan bawah yang mengalami hemiparesis dan meningkatkan keseimbangan lansia. Adanya hasil tersebut diharapkan ROM dan senam Tai Chi dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di PSTW sebagai alternatif terapi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan lansia terutama pada lansia stroke. ......Non-hemorrhagic stroke is a clinical syndrome with symptoms of sudden disturbance of brain function that can result in death or permanent disability due to vascular disorders of the brain. Elderly people with stroke will experience weakness in their limbs, so it is difficult for the elderly to mobilize and carry out their daily activities. The author provides nursing care to grandfather S aged 72 years with a primary nursing diagnosis of physical mobilization barriers. To overcome the barriers to mobilization of the elderly, Range of Motion (ROM) nursing interventions and Tai Chi exercises were carried out. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of ROM and Tai Chi exercises with stroke clients. The method used is a case report. The author provides ROM nursing interventions and Tai Chi exercises which are included in the intervention to perform scheduled activities. Nursing care was carried out for nine days for ROM and six times for Tai Chi exercises. The results of ROM and Tai Chi exercise showed an increase in one scale in the right upper and lower extremities that experienced hemiparesis and increased balance in the elderly. With these results, it is hoped that ROM and Tai Chi exercises can be applied to nursing care at PSTW as an alternative therapy that can be used to increase muscle strength and balance in the elderly, especially in stroke elderly.
Depok: Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Puji Sulistyani
Abstrak :
Lansia akan mengalami berbagai perubahan, baik aspek fisiologis maupun psikologis. Salah satu perubahan fisiologis pada lansia ialah sistem muskuloskeletal. Perubahan sistem muskuloskeletal serta faktor risiko lain pada lansia dapat mengakibatkan masalah hambatan mobilitas fisik. Latihan mobilitas dan kebugaran merupakan salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik. Tujuan penulisan ini untuk memaparkan analisis praktik asuhan keperawatan pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik. Hasil evaluasi menunjukkan hasil positif, yaitu adanya peningkatan nilai Berg Balance Scale (BBS) dari 36 menjadi 39, nilai Elderly Mobility Scale (EMS) dari 13 menjadi 18, hasil Timed Up and Go (TUG) dari 28 detik menjadi 17 detik, serta peningkatan kekuatan otot pada kedua ekstremitas atas dan ektremitas kanan bawah. Perawat dapat memberikan latihan fisik berupa latihan mobilitas dan kebugaran secara teratur dan bertahap untuk meningkatkan/ mempertahankan tingkat mobilitas lansia.
Older person undergo numerous changes, both physiological and psychological aspects. One of the physiological changes is the musculoskeletal system. Changes in the musculoskeletal system as well as other risk factors in older person can lead to problems of impaired physical mobility. Fitness and mobility exercise is one of the physical exercises that can be done to overcome barriers to physical mobility. The purpose of this study to give an overview of the analysis of nursing care for impaired physical mobility in older person. The evaluation showed positive results which an increase score Berg Balance Scale (BBS) 36 to 39, Elderly Mobility Scale (EMS) 13 to 18, Timed Up and Go (TUG) test 28 to 17 second, and an increase muscle strength both of upper extremity and right below extremity. Nurses can provide fitness and mobility exercise regularly and gradually to increase/maintain the level of mobility of the older person.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Kertapati
Abstrak :
ABSTRAK
Hambatan mobilitas fisik merupakan terbatasnya pergerakan pada satu atau lebih anggota tubuh. Hambatan mobilitas fisik berdampak pada penurunan status fungsional, sehingga lansia menjadi ketergantungan. Model intervensi Lentera Yoga Aktif merupakan bentuk intervensi keperawatan yang dapat mencegah dan mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik pada lansia. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan model intervensi Lentera Yoga Aktif yang terintegrasi dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas melalui integrasi teori dan model community as partner, family centered nursing, konsekuensi fungsional, dan fungsi manajemen pada lansia dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Metode yang digunakan adalah studi kasus dan evidence based practice. Hasil intervensi menunjukkan model intervensi Lentera Yoga Aktif berpengaruh signifikan dalam meningkatkan status fungsional dan kekuatan otot p=0,000 , menurunkan risiko jatuh dan skala nyeri p=0,000 , meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan p=0,000 . Model ini merupakan peluang bagi perawat komunitas untuk mengembangkan upaya promotif dan preventif. Model intervensi ini direkomendasikan untuk lansia karena gerakan telah dimodifikasi sesuai dengan kondisi dan keadaan lansia, bisa dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok. Kata Kunci: hambatan mobilitas fisik, status fungsional, kekuatan otot, risiko jatuh, skala nyeri, lansia
ABSTRACT
Impaired physical mobility is the limited physical movement of the body or of one or more extremities. Constraints of physical mobility have an impact on the decline in functional status, so the older people become dependent. The intervention model of ldquo Lentera Yoga Aktif rdquo is a form of nursing intervention that can prevent and overcome the problem of physical mobility barriers in the older people. The aims of this report to provide an overview of the implementation of Lentera Yoga Aktif model integrated in community care and nursing care through integration of theories and models of community as partners, family centered nursing, functional consequences, and management functions in the elderly with problems of impaired physical mobility in Curug, Cimanggis, Depok City. The case study and evidence based practice was used. The results of the intervention showed that the Lentera Yoga Aktif model significantly improving functional status and muscle strength p 0,000 , decreased risk of fall and pain scale p 0,000 , increased knowledge, attitude, and skill p 0,000 . This model an opportunity for community health nurses to develop promotive and preventive interventions. This intervention model is recommended for the older people because the sequences has been modified suitable and fit with the conditions of the older people, can be done independently or in groups. Keywords impaired physical mobility, functional status, muscle strength, risk of fall, pain scale, older people
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alyanisa Ulfathinah
Abstrak :
Populasi lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh kehidupan perkotaan yang mendorong masyarakat melakukan urbanisasi. Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan. Penurunan degeneratif pada lansia baik fisiologis maupun patologis dapat menyebabkan lansia mengalami masalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan yang sering muncul pada lansia yaitu nyeri sendi. Nyeri merupakan faktor terhambatnya mobilitas fisik pada lansia sehingga mengganggu aktivitas harian. Tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan analisis latihan senam ergonomis sebagai salah satu intervensi keperawatan pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik. Hasil evaluasi menggunakan Geriatric Pain Measure (GPM) menunjukkan penurunan tingkat nyeri sedang menjadi ringan, nilai Elderly Mobility Scale (EMS) dari 14 menjadi 17 dan penurunan kadar asam urat dari 7,6 mgdL menjadi 6,1 mgdL setelah dilakukan intervensi tiga kali seminggu selama lima minggu dengan durasi 15 menit setiap latihan. Latihan ini dapat diterapkan oleh perawat untuk mengatasi masalah muskuloskeletal khususnya persendian kaki lansia. ......The elderly population in Indonesia increase continously. This condition can be influenced by urbanization. This effect many health problems. Degenerative in elderly both physiologically and pathologically can cause to experience health problems in musculoskeletal system. Complaints that often appear in elderly is joint pain. Pain was one of factors that effect mobility in elderly so it can interfere daily activities. The purpose described the analysis of ergonomic exercise as one of the nursing interventions for elderly with impaired physical mobility. Evaluation used Geriatric Pain Measure (GPM) showed decrease in joint pain level from moderate to mild, the Elderly Mobility Scale (EMS) value from 14 to 17 and decrease in uric acid levels from 7.6 mgdL to 6.1 mgdL after intervention three times a week for five weeks (15 minutes) each exercise. This exercise can be applied by nurses to overcome musculoskeletal problems, especially in the elderly foot joints.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Az-Zahra Anindya Ma'arip
Abstrak :
Lansia mengalami penurunan degeneratif baik fisiologis maupun patologis (seperti stroke) pada sistem muskuloskeletal sehingga timbulnya gangguan mobilitas fisik menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada lansia. Kondisi ini berdampak pada kesulitan melakukan pergerakan dan mobilisasi dalam aktivitas sehari-hari. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band dan genggam bola karet terhadap lansia post stroke dengan kelemahan ekstremitas kiri selama 10 hari dengan durasi 60 menit. Hasil evaluasi menggambarkan adanya peningkatan kekuatan otot dari 4442 menjadi 5544 , pemeriksaan berg balance test meningkat 4432 5543 dari skor 36 menjadi 45, dan pemeriksaan timed up and go test mengalami percepatan dari 23.69 detik menjdi 16.4 detik. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi secara fungsional pada lansia. Penulis merekomendasikan bagi pihak PSTW agar program latihan kekuatan otot dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mengatasi terjadinya gangguan mobilitias fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Latihan harus dilakukan setiap hari, minimal satu kali dalam sehari selama 60 menit dengan tiga kali pengulangan gerakan dan masing-masing gerakan memiliki 10 hitungan. Perlu dievaluasi menggunakan penilaian MMT, TUG, BBT, beserta kekuatan lansia dalam menarik elastic band melalui pengukuran panjang diameter pita sebelum dan sesudah latihan kekuatan otot. ......Degenerative in elderly both physiological and pathological (such as stroke) in musculoskeletal system cause quite high impaired physical mobility problem. This condition has an impact on difficulties in moving and mobilizing in daily activities. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with impaired physical mobility problems at the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. The intervention used was muscle strength exercise therapy with elastic bands and rubber ball grips for post stroke elderly with left extremity weakness for 10 days with a duration of 60 minutes. The evaluation results described an increase in muscle strength from 4442/4432 to 5544/5543, the berg balance test increased from a score of 36 to 45, and the timed up and go test experienced an acceleration from 23.69 seconds to 16.4 seconds. The evaluation results prove that there is an increase in muscle strength and functional mobilization ability in the elderly. The author recommends for PSTW that muscle strength training programs can be implemented consistently and continuously to overcome the occurrence of impaired physical mobility in the elderly so as to improve health and quality of elderly life. Exercise must be done every day, at least once a day for 60 minutes with three repetitions of the movement and each movement has 10 counts. It needs to be evaluated using MMT, TUG, BBT assessments, along with the strength of the elderly in pulling the elastic band through measuring the length of the band diameter before and after muscle strength exercise.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Syiva
Abstrak :
Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah hambatan mobilitas fisik yang cukup tinggi pada lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki hambatan mobilitas fisik. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi hambatan mobilitas fisik pada lansia adalah program latihan keseimbangan Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise merupakan intervensi keperawatan berupa latihan keseimbangan yang mudah, santai, dan bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Hasil intervensi yang dilakukan sebanyak 2 kali seminggu selama 5 minggu dengan Ba Duan Jin Exercise didapatkan adanya peningkatan yang signifikan ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES (Modified Falls Efficacy Scale) dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan BBT (Berg Balance Test) dari skor 26 menjadi 33, pemeriksaan TUGT (Time Up and Go Test) dari 13,7 detik menjadi 10,5 detik dan OLST (One Leg Stance Test) dari 0,6 detik menjadi 2,2 detik. Program latihan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisasi hambatan mobilitas fisik yang terjadi pada lansia.
Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high impaired physical mobility problem. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with impaired physical mobility. One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is balance training program called Ba Duan Jin Exercise. Ba Duan Jin Exercise is nursing intervention that has a low-intensity aaerobic exercise which is suitable for practice among older people and can improving the balance ability of older people. After the interventions twice a week during 5 weeks, the obtained result shows quite significant increase in Modified Falls Efficacy Scale (MFES) score, which enhanced from 5,71 to 10. Berg Balance Test (BBT) score increases from 26 to 33, Time Up and Go Test (TUGT) score increases from 13,7 seconds to 10,5 seconds, and One Leg Stance Test (OLST) score increases from 0,6 seconds to 2,2 seconds. This balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize impaired physical mobility among older people.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library