Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanang Ruhyat
"Thesis ini diberi judul 'Rancang Bangun Incinerator Fluidized Bed Untuk Sampah Organik' dimana pada analisa ini, Penulis melakukan ekperimentasi dengan merancang sekaligus membuat alat rancangan yang akan dijadikan sebagai suatu solusi alternatif dalam pengembangan teknologi pembakaran sampah organik modern yang merupakan penjajakan awal pembuatan prototype incinerator skala laboratorium. Fluidisasi merupakan suatu kondisi yang terjadi pada partikel solid, dalam hal ini adalah pasir, ditransformasikan ke dalam kondisi seperti fluida. Yakni ketika udara masuk vertikal melalui bed dan partikel pasir berada di atas bed, preasure drop pada bed terus meningkat seiring dengan laju aliran massa sampai mencapai berat bed pada level yang sama dengan pressure drop bed. Dan jika udara di suplai sampai terbentuk aksi bubbling pada partikel serta kecepatan lateral dengan tingkat keseragaman temperature udara yang melalui bed. Kondisi fluidisasi terjadi ketika partikel di atas bed mulai terangkat dari bed, terlihat interstitial diantara partikel serta partikel tersebut akan terapung - apung di dalam tungku seperti fluida. Pengamatan hasil eksperimen dari pengujian yang dilakukan pada alat hasil rancangan ini adalah : ( i ) Kecepatan fluidisasi dicapai pada kecepatan 23,927 m/s. ( ii ) Kecepatan bubbling pada kecepatan 19,939 m/s.

The title of the thesis is 'the construction of incinerator fluidized bed for organic waste'. In analyzing phase, the author conducted an experiment by designing and creating a designing tool which is going to be utilized as an alternative solution in the development of organic waste burning as the modern technology. The technology is a preliminary trial for the incinerator prototype design in laboratory scale. Fluidization is a condition happening to a solid particle, in this matter is sand. It will be transformed to a condition as fluid. The condition is when the air vertically infiltrates through the bed and the sand is on the bed. It will cause the pressure drop on the bed increases along with the mass flow until the weight of the bed reaches the same level as the pressure drop bed. As if the air supplied until it creates the bubbling action on the particle, and the lateral velocity with the similarity air temperature which flows through the bed. The fluidization happens when the particles on the bed starting to lifted from the bed. It is shown interstitially, the particle amidst will float inside the bed such as fluid. The results of the experiment conducted for the tool of the designing are: (i) fluidization velocity reaches to 23,927 m/s (ii) bubbling velocity in the speed 19,939 m/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalul Hoer
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muhammad Farhan Fadhila
"Jumlah limbah sangat meningkat setiap hari di masa ini. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah. Salah satu metode yang paling populer adalah dengan cara membakarnya. Insinerator menghasilkan abu dasar yang mengandung mineral berharga yang dapat diekstraksi kembali dan didaur ulang. Berbagai ukuran dihasilkan dari insinerator, meskipun tujuannya di sini adalah untuk mendapatkan ukuran butiran terbaik dari abu yaitu antara 0,25 – 0,5 mm. Untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal dalam meningkatkan pemulihan mineral berharga, khususnya besi pada tesis ini, harus dilakukan kominusi terlebih dahulu, karena ini adalah metode yang meningkatkan derajat pembebasan butir. Pengayakan, klasifikasi, dan pemisahan dilakukan secara bertahap. Jenis pemisahan harus berupa pemisahan magnetik karena tujuan tugas akhir ini adalah untuk meningkatkan kandungan besi dari suatu IBA. Setelah semua persiapan selesai, maka bahan tersebut dapat dilebur untuk melihat berapa banyak besi yang dapat diperoleh kembali dari suatu sampel.

The amount of wastes are tremendously increasing with each passing day in the modern world. There are many possible ways to process wastes treatment. One of the most popular method is incinerating them. The incinerators produce bottom ash that contains valuable minerals that can be re-extracted and recycled. Various sizes are produced from the incinerator, although the aim here is to find the best grain size from the ash that is between 0.25 – 0.5 mm. To properly obtain the maximum efficiency in enhancing the recovery of valuable minerals, specifically iron on this thesis, comminution must be done beforehand, as this is a method that increases the grain’s degree of liberation. Sieving, classification, and separation are done step-by-step. The type of separation must be magnetic separation as the goal of this thesis is to increase the iron content from an IBA.  Once all preparation are done, then the material can be melted in order to see how much iron can be recovered from a sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Noorlaela Zakarya
"Industri farmasi adalah salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menangani limbah yang dihasilkannya dengan cara menghilangkan limbahnya atau mengurangi limbah yang dihasilkannya (minimisasi) menjadi limbah yang tidak beracun sesuai dengan baku mutu yang diperbolehkan oleh pemerintah.
Penelitian dilakukan pada salah satu industri farmasi multinational, yaitu PT Roche Indonesia dengan produk utamanya adalah tablet effervescent yang setiap hari diproduksi. Bahan baku yang digunakan dalam produk ini terutama dari golongan vitamin, mineral, flavour, dan gula. Pada analisis bahan baku digunakan bahan-bahan kimia, sedang analisis produk jadi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia pelarut organik (seperti alkohol, metanol, dan heksan) yang dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Rumusan permasalahan yang dapat disusun adalah:
1. Penerapan konsep minimisasi limbah dalam kegiatan industri farmasi formulasi belum optimal.
2. Penerapan konsep minimisasi limbah yaitu, reduksi pada sumbernya, belum optimal dijalankan, sehingga masih dihasilkan limbah berbahaya.
Beberapa pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan konsep minimisasi limbah yang telah dilakukan oleh PTRI memberikan hasil yang diharapkan, yaitu zero waste
2. Apakah penerapan standar operasi zero defect yang telah dilakukan oleh PTRI telah tercapai, sehingga produk yang dihasilkannya senantiasa berkualitas tinggi
Sedangkan tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah konsep minimisasi limbah telah diterapkan di PT Roche Indonesia
2. Untuk mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya minimisasi limbah
3. Untuk mengkaji banyaknya penghematan air yang dapat dilakukan
4. Untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah melalui reuse dan recycle
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Masih banyak limbah yang dihasilkan dalam produksi effervescent, karena belum optimalnya penerapan konsep minimisasi Iimbah
2. Belum optimalnya penerapan konsep minimisasi limbah, baik itu reduksi pada sumber maupun pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan, sehingga konsep zero waste yang menjadi salah satu tujuan perusahaan belum tercapai.
Metode penelitian adalah metode deskriptif melalui survei. Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu neraca bahan, neraca air, kualitas air limbah, dan analisis air cucian. Data sekunder, meliputi pengelolaan bahan, dan kebijakan manajemen dalam minimisasi limbah.
Penelitian dilakukan pada 2 macam tablet effervescent yang meliputi proses pembuatan, neraca bahan, neraca air, pengelolaan limbah dan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh industri tersebut di atas dalam rangka penerapan minimisasi limbahnya.
Hasil penelitian yang didapat adalah adanya perbedaan yang nyata untuk jumlah limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet tersebut. Tablet effervescent Calcium D-Redoxon (CDR) menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 2,49%, sedangkan tablet effervescent Redoxon menghasilkan tablet jelek/rusak sebesar 1,01%. Limbah debu yang dihasilkan pada proses pembuatan kedua tablet ini adalah 0,29%, dibakar ke dalam incinerator. Sebagai bahan bakarnya, incinerator ini menggunakan alkohol hasil penampungan kembali proses produksi dan pelarut organik bekas analisis di laboratorium, sehingga minimisasi telah dilakukan oleh industri ini.
Limbah debu ini dapat dikurangi dengan melakukan modifikasi bahan baku, dari bahan yang berbentuk fine powder (serbuk halus) menjadi bahan yang berbentuk granul. Dapat juga dilakukan dengan modifikasi proses produksi, yaitu pada proses pengayakan bahan baku, dilakukan secara tertutup sehingga debu tidak berterbangan kemana-mana.
Selain hal tersebut, minimisasi dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu alkohol yang dipakai pada proses pembuatan tablet tersebut ditampung kembali dan digunakan sebagai tambahan bahan bakar incinerator.
Minimisasi dengan mengurangi penggunaan air dapat dilakukan pada proses pencucian wadah (drum) penampung tablet siap kemas. Perlu dilakukan validasi apakah wadah-wadah ini dapat dipakai untuk menampung kembali tablet siap kemas dengan jenis yang sama tanpa dilakukan pencucian. Apabila hal ini dapat dilakukan, pengurangan air yang dapat dialkukan adalah 3,6 m3 per hari atau 79,2 m3 per bulan.
Pengurangan pemakaian air dapat pula dilakukan pada proses dan waktu penyiraman tanaman, yaitu penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, yang mana matahari tidak terlalu panas, dan cara penyiraman yang efisien. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 300 m3 per bulan. Penyiraman dapat pula dilakukan dengan menggunakan air dari pencucian cooling tower yang dapat menghemat air sebanyak 50 m3 per bulan. Atau dapat juga dengan menggunakan air hasil pengolahan limbah dari water pond.
Selain hal tersebut di atas, penghematan air dapat dilakukan pada air untuk keperluan domestik, yaitu memberikan pelatihan cara menggunakan keran air/shower yang disediakan pada wakatu dipakai mandi. Hal ini dapat mengurangi pemakaian air sebesar 132 m3 per bulan.
Daftar Kepustakaan: 29 (1971-2003)
Waste Minimization in Pharmaceutical Industry: A Case Study In Pt Roche Indonesia Pharmaceutical industry is one of industries that is potential to produce hazardous wastes. It is necessary to handle the waste by eliminating or reducing (minimizing) the waste to become non hazardous waste to fulfill the government regulation.
The research was conducted in a multinational company, PT Roche Indonesia, which almost everyday produce effervescent tablets as the main product. The raw materials to be used in the products are vitamins, minerals, flavor and sugar. The Quality Control uses chemicals to analyze the raw materials and mostly organic solvent for the bulk or finished product analysis that will also give impact on the environment.
Problem observed:
1. The waste minimization concept was not being optimally implemented yet in this pharmaceutical industry formulation (?)
2. The waste minimization concept which is reduction of materials from the source was not optimally implemented and the hazardous waste still being produced.
The aims of this research are:
1. To know what waste minimization concept has implemented
2. To see what can be done to minimize the waste
3. To recite how much water can be reserved
4. To recite the possibility of reuse and recycle of the wastes
The hypothesis of this research is:
1. Still more waste in effervescent production, due to waste minimization concept was not optimally implemented.
2. The waste minimization concept such as reduction from the source or reuse the waste produced was not optimal so the zero waste concept which is one of the company goals was not achieved yet.
This research used descriptive method. Data collected are primary data and secondary data. Primary data were consisting of mass balance, water balance, waste qualities, and wastewater analysis. Secondary data were collected of mass management and management policy in waste minimization.
The collected study is limited on the two effervescent products, Calcium D-Redoxon and Redoxon, includes the production process, material balance and water balance, waste treatment and some efforts made by the company related to the waste minimization.
This study found that there is a significant difference in waste produced between the 2 effervescent products during manufacturing. The Calcium D-Redoxon (CDR) has damaged tablet 2,49% and Redoxon has 1,01% damaged tablets.
Dust waste has 0,29% in production process both of effervescent was combustion by incinerator. Fuel of incinerator was reusing alcohol from production process and chemical solvent from laboratories, so that minimization has done by the industry.
Reduce dust waste can be done with material modification, from fine powder to granular form. Can be done also with process modification of sieving material in closed.
To minimize the usage of water can be done in the cleaning and washing of production equipment, such as containers of bulk tablets before packaged. This practice needs to be validated since the good manufacturing practice for drugs requires the batch integrity, mixed up should be avoided. If it is can be done, reduce the water per month is 79,2 m3.
Reduce the water usage can be done also if the watering of the plant can be done every two days with reduce the water about 300 m per month, or usage water from cooling tower with 50 m3 reduce of water per month.
Number of Reference: 29 (1971-2003)
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agoes Yudha Hartono
"Incinerator medis RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo adalah incinerator tipe Pirolisis, di mana pambakaran dilakukan dengan 2 ( dua ) tahap terhadap gas buangan yang dihasilkan. Reaktor yang dijadikan obyek penelitian adalah incinerator medis yang berskala lapangan dengan bahan bakar solar . Masukan limhah adalah limbah medis dalam fase padat.Saat ini komposisi limbah medis ini terdiri dari sisa jaringan tubuh manusia, pembalut hingga jarum plastik dan pada masa mendatang diutamakan untuk sisa jaringan manusia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kinerja incinerator medis, dengan cara pengamatan di lapangan, di laboratorium terhadap parameter masukan kadar air dan kadar karbon, serta parameter keluaran bahan bakar tambahan dan konsentrasi gas buang karbon monooksida.
Dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk membuat intrapolasi dan ekstrapolasi untuk mengetahui persamaan yang menghubungkan antar berbagai parameter masukan maupun parameter keluaran. Juga diperoleh nilai koefisien Pearson yang menunjukkan hubungan antar pameter. Penulis berusaha menyajikan sebaran da ri data dan melakukan pengujian terhadap beberapa hipotesa awal.
Analisa statistikal dilakukan terhadap data Lab dan Lapangan. Hasil analisa dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Incinerator Medis ini memperlihat bahwa Kadar Air memiliki hubungan yang erat dengan Pemakaian Solar, demikian juga Kadar Karbon memiliki relasi erat dengan Pemakaian Solar. Analisa regresi yang dilakukan terhadap hubungan antar berbagai parameter memperlihatkan bahwa persamaan regressi yang terbentuk adalah persamaan logaritmis dan eksponensial. Untuk mencari nilai yang minimum dari suatu parameter keluaran tidak bisa dengan memakai diffrensiasi. Cara yang dipakai adalah dengan memasukkan kondisi batas minimum. dari parameter masukan yang nilainya memungkinkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Lintang Amurwaizzani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tiga pokok permasalahan yaitu prosedural pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sejauh yang telah ada di Indonesia, dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan dan manusia dan urgensi akan regulasi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dilihat dari kasus pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Sumurbatu, Bantar Gebang. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat yuridis normatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belum ada prosedural yang maksimal dalam pengoperasian PLTSa di Indonesia dan apabila tidak dioperasikan dengan maksimal, PLTSa memiliki risiko pencemaran udara yang akan bedampak besar bagi lingkungan dan manusia. Kasus pembangunan PLTSa Sumurbatu dapat dijadikan salah satu alasan kuat timbulnya urgensi pembuatan regulasi khusus tentang PLTSa. Karena itu terdapat urgensi pembentukan regulasi khusus tentang PLTSa dan beberapa alternatif yang harus dilakukan untuk memastikan perlindungan lingkungan dari risiko pencemaran lingkungan oleh pengoperasian PLTSa.

ABSTRACT
This thesis discusses three main issues, namely the procedural management of Waste-to-Energy Plant as far as it has been in Indonesia, the impact on the environment and humans and the urgency of regulation concerning Waste-to- Energy Plant seen from the case of the construction of Sumurbatu Waste-to-Energy Plant, Bantar Gebang. The research method used in writing this thesis is normative juridical.
The results of this study indicate that there is no maximum procedure in Waste-to-Energy Plant operation in Indonesia and if Waste-to-Energy Plant is not operated optimally, Waste-to-Energy Plant has great risk of air pollution which will have a large impact on the environment and humans. The case of Sumurbatu Waste- to-Energy Plant can be used as one of the strong reasons for the emergence of the urgency of making special regulations concerning Waste-to-Energy Plant. Therefore, there is an urgency to establish a special regulation on Waste-to-Energy Plant and several alternatives that must be done to ensure environmental protection from the risk of environmental pollution by the operation of Waste-to-Energy Plant."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library