Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asto Hadiyoso
"Abstract. Indonesian economy is particularly susceptible to capital outflow and net sell position due to the relatively high share of foreign ownership in the stock and government debt market. One of the efforts to reduce the vulnerability is to increase the involvement of public participation in the capital market. The purpose of this study was to establish the optimal portfolio generated from stocks listed on Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) and measure its performance in order to determine its potential as an instrument for the major community to invest in the stock market. Calculations using single index model approach, daily stock price data and inflation rate as a proxy of the risk free rate, produce the optimal portofolio composed of forty three stocks with preferable yield and risk than the markets (Jakarta Composite Index). The number of stocks and the value of risk which is smaller than the market risk indicate that the portfolio are well diversified. The results of the performance test using Jensen?s Alpha method shows that the portfolio are able to outperform the market, JII, and ISSI.
br>
Abstrak. Perekonomian Indonesia memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap posisi net sell serta arus keluar modal akibat tingginya porsi kepemilikan asing terhadap aset-aset di pasar saham maupun pasar obligasi domestik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerentanan tersebut adalah dengan meningkatkan partisipasi publik di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang tercatat pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) serta mengukur kinerjanya guna mengamati potensinya sebagai instrumen bagi masyarakat dalam berinvestasi di pasar saham. Penggunaan pendekatan model indeks tunggal, data harga saham harian serta tingkat inflasi sebagai proksi dari risk free rate menghasilkan portofolio optimal yang terdiri dari 43 saham dengan tingkat imbal hasil dan risiko yang lebih baik dibandingkan imbal hasil dan risiko yang dimiliki pasar (IHSG). Jumlah saham penyusun yang cukup besar serta nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan risiko pasar menunjukkan bahwa portofolio terdiversifikasi dengan baik. Hasil uji kinerja menggunakan metode Alpha Jensen juga memperlihatkan bahwa portofolio mampu mengungguli pasar, JII, dan ISSI."
pakuan university, faculty of economics and bussiness, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Diana Sulistyorini
"Abstract. Credit disbursement is an investment decision in the banking business. Therefore, the concept of "high risk high return" becomes the focus of banks in managing credit. One of the effort of these banks to manage risk and enhancing/ increasing returns is forming their portfolio. This research was conducted in one of the state banks in Indonesia, which has the goal of increasing lending in the retail and commercial segments. Single Index Model is used to find the optimal composition of the economic sector. This model recommends economic sectors into the portfolio on the basis of Excess Return to Beta, which represents the difference between the rates of return in the form of interest income with a risk-free asset returns, divided by beta sectors of the economy itself. The results showed that the return portfolio can be improved and the risks derived using that approach. Banking business purpose is the return and growth so that the portfolio optimization needs to be supported with other parameters when the economic sectors that are not recommended put in a portfolio. Analysis of the performance of RAROC is a performance metric that of performance that computes net profit after adjusting for potential losses than capital allocation, can be used to help the formation of portfolios that received the return and risk are still in line with expectations.
Abstrak. Penyaluran kredit merupakan investment decision dalam bisnis perbankan. Oleh sebab itu konsep " high risk high return" menjadi fokus perbankan dalam mengelola kredit. Salah satu upaya perbankan mengelola risiko dan meningkatkan return adalah membentuk portofolio. Penelitian ini dilakukan di salah satu bank pemerintah di Indonesia yang mempunyai target meningkatkan penyaluran kredit di segmen retail dan commercial. Single Index Model digunakan untuk mencari komposisi optimal dari sektor ekonomi. Model ini merekomendasi sektor ekonomi yang masuk ke dalam portofolio atas dasar Excess Return to Beta yang merupakan selisih antara tingkat return berupa pendapatan bunga dengan return asset bebas risiko (SBI) dibagi dengan beta sektor ekonomi itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return porofolio dapat ditingkatkan dan risiko diturunkan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Tujuan bisnis perbankan adalah return dan growth sehingga optimalisasi portofolio perlu didukung dengan parameter lain ketika sektor ekonomi yang tidak direkomendasikan dimasukkan ke dalam portofolio. Analisis RAROC yaitu suatu metrik kinerja yang menghitung keuntungan bersih setelah disesuaikan dengan potensi kerugian dibanding alokasi modalnya digunakan untuk membantu pembentukan portofolio sehingga return dan risiko yang diterima masih sesuai dengan harapan."
bogor agricultural university, faculty of economics and management sciences, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Widyantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses investasi suatu saham dilakukan dengan beberapa masalah pokok antara lain bagaimana prosedur membentuk portofolio optimal, kombinasi saham-saham mana saja yang membentuk portofolio optimal, berapa proporsi alokasi dana pada masing-masing saham-saham tersebut, bagaiana evaluasi kinerja portofolio tersebut.
Untuk tujuan penelitian tersebut, dipilih sampel saha-saham yang tergabung dalam saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ} dengan periode pengamatan harga-harga saham mingguan selama 2 tahun, yaitu mulai Januri 2003 sampai dengan Desember 2004.
Dalam penelitian ini digunakan model Single Index dan Constan Correlation Elton Gruber Padberg (1996) dalam menganalisa sekuritas dan pembentukan portofolio optimal, dapat memberikan beberapa simpulan yaitu portofolio saham yang masuk kedalam Single Indeks Model adalah ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Dengan return portofolio sebesar 2382019 %, dengan resiko o sebesar 4.117439%.
Dengan menggunakan Constant Correlation Model portofolio saham yang didapat adalah ENRG, UNTR, BBRI, INCA, TKIM, UNSP, ADHI, ASH, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. Dengan return portofolio sebesar 2.523737% dan resiko ap sebesar 4,08%. Dari basil pengujian yang dilakukan didapat bahwa kinerja portofolio yang dibentuk oleh model Single Index lebih unggul dibanding dengan Constant Correlation.

The objectives of this research are to get knowledge how investment's process to be done with some main problem. There are how to make an optimal portfolio, how are stocks combination in optimal portfolio, how is the fund allocation in each stock which will make an optimal portfolio's proportion, and how is the performance evaluation of each portfolio, which one is more superior than the other.
To answer those problems, the weekly stock which is included in LQ 45 was taken as a sample. With research's periods was January 2003 until December 2004.
Single Index Model and Constant Correlation used in analyzing security to obtain optimal portfolio. From that method this research gives some conclusion, the first is stocks portfolio which included in Single Index Model are ELTY, INKP, ENRG, INCO, UNSP, BUMI, TKIM, BDMN, TINS, BFIN, PLAS, CTRS, UNTR, EPMT, SMCB, BBRI, ADHI. Its gives 2.782019% portfolio return, with portfolio's risk o 4.11 %. The second is by the Constant Correlation Model portfolio obtained stocks ENRG, UNTR, BBRI, INCO, TKIM, UNSP, ADHI, ASII, ISAT, TINS, INTP, CTRS, EPMT. With portfolio's return 2.523737% and risk's portfolio Qp 4.08%. From the test evaluation performance of portfolio resulting that portfolio made by Single Index Model superior than portfolio made by Constant Correlation model.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Ertanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Made Kusuma Ari Astuti
"Perhitungan mengenai jumlah saham yang optimal untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik sangat diperlukan bagi investor sebagai pedoman awal berinvestasi saham dengan aman. Hal ini penting terutama bagi mereka yang tidak memiliki informasi mengenai risiko dan dampaknya dimasa depan. Tesis ini membahas berapa jumlah saham yang diperlukan untuk menciptakan portofolio yang terdiversifikasi pada pasar modal Indonesia dalam dua periode yang berbeda, serta mengukur kemampuan saham pada masingmasing periode dalam membentuk portofolio yang terdiversifikasi. Penelitian dilakukan pada periode krisis moneter serta periode normal, dengan menggunakan metode single index model (Model Indeks Tunggal).

Knowing how many stocks to hold in order to create diversified portfolio are important for Investor as a starting point to invest in capital market safely. It is important especially for them that do not have information about risks and its effect to them in the future. Therefore, this thesis's topics are to know how much stock to hold in order to create well diversified portfolio in Bursa Efek Indonesia in two different time period, the global crisis period and after global crisis period. It is also measuring stocks ability in two different time period on creating diversified portfolio. Single index model were used as the model."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umanto
"Portfolio is basically related to how one allocates a number of stocks into various investment types that results on optimal profits. By making diversification, investor may reduce the rate of risk and at the same time optimize the rate of expected return. Based on that, this research raises the problem of how to design an optimal portfolio simulation, i.e. a combination of liquid shares LQ 45 listed in Jakarta Stock Exchange (Now is known as Indonesia Stock Exchange, after the merger with Surabaya Stock Exchange) in the period of 2002-2007 by using Single Index Model and Constant Correlation Model. Single Index Model is a model of portfolio analysis using the account of Excess Return to Beta (ERB) Ratio and value of C* to gain optimal shares on portfolio. The procedure of Constant Correlation Model is exactly parallel to the case of Single Index Model. However, unlike in the Single Index Model, all securities are ranked by Excess Return to Standard Deviation (ERS) instead of Excess Return to Risk. After securities are ranked using the above ratio, securities with greater Excess Return to Standard Deviation and Cut off Point (C*) are included into the optimal portfolio."
Departemen Ilmu Administrasi FISIP Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal Universitas Indonesia, 2008
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Wirdayanti
"Abstract. Portfolio is basically related to how one allocates a number of stocks into various investment types
that results on optimal profits. By making diversification, investor may reduce the rate of risk and at the same
time optimize the rate of expected return. Based on that, this research raises the problem of how to design an
optimal portfolio simulation, i.e. a combination of liquid shares LQ 45 listed in Jakarta Stock Exchange (Now
is known as Indonesia Stock Exchange, after the merger with Surabaya Stock Exchange) in the period of 2002-
2007 by using Single Index Model and Constant Correlation Model. Single Index Model is a model of portfolio
analysis using the account of Excess Return to Beta (ERB) Ratio and value of C* to gain optimal shares on
portfolio. The procedure of Constant Correlation Model is exactly parallel to the case of Single Index Model.
However, unlike in the Single Index Model, all securities are ranked by Excess Return to Standard Deviation
(ERS) instead of Excess Return to Risk. After securities are ranked using the above ratio, securities with greater
Excess Return to Standard Deviation and Cut off Point (C*) are included into the optimal portfolio. "
Universitas Indonesia, Departemen Ilmu Administrasi, FISIP UI, 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Handian Herbaskoro
"Metode Euler Deconvolution dapat diterapkan ke dalam data gravitasi untuk memprediksi kedalaman suatu struktur geologi. Reid 2003 menemukan bahwa dengan menggunakan structural index 0 dapat mendeteksi patahan pada data gravitasi. Berbagai model sintetik dibuat dengan memvariasikan kedalaman, kemiringan dan geometri patahan. Dari pengolahan model sintetik dihasilkan respon Euler Deconvolution yang dapat menentukan patahan tegak 90O secara akurat. Euler Deconvolution diaplikasikan ke dalam data gravitasi lapangan panas bumi "O". Kontur CBA Complete Bouguer Anomaly dan kontur anomali residual yang diuji menghasilkan respon yang dapat memetakan patahan pada daerah penelitian. Pengelompokkan kedalaman dilakukan untuk mempermudah klasifikasi kedalaman dangkal, kedalaman menengah dan kedalaman dalam. Interpretasi patahan menunjukkan kecocokan dengan dinding kaldera tua yang terdapat pada daerah penelitian. Hasil interpretasi patahan juga menunjukkan kecocokan dengan manifestasi mata air panas pada daerah penelitian. Pengujian Euler Deconvolution pada data gravitasi dapat memberikan informasi struktur bawah permukaan lapangan panas bumi.

Euler Deconvolution method could be applied for processing the gravity data to predict the depth of geological structure. Reid 2003 exhibited the use of 0 structural index in detecting fault in gravity data. Various synthetic models were made by varying the fault depth, fault slope and fault geometry. From processing of synthetic model, the response of Euler Deconvolution determining upright fault 900 was accurately generated. Euler Deconvolution method was applied to the gravity data of "O" geothermal field. CBA Complete Bouguer Anomaly contour and residual anomaly contour which were examined exhibited response which mapping the faults in the research area. The grouping of depth was done to simplify the classification of shallow depth, intermediate depth and deep depth. Fault interpretation indicated compatibility with old caldera wall found in research area. The result of fault interpretation also denoted compatibility with hot springs manifestation in research area. Euler Deconvolution examination in gravity data could provide the information of subsurface structure of "O" geothermal field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahreza
"Penjelasan terbaru terkait book-to-market dilakukan oleh Ball (2020) yang berdasarkan temuannya pada saham-saham di Amerika Serikat menemukan bahwa faktor retained earnings dalam book-to-market yang memberikan book-to-market kekuatan dalam menjelaskan dan memprediksi expected return. Lalu apakah di Indonesia fenomena book-to-market tersebut dapat dijelaskan lewat faktor retained earnings? Penelitian ini menggunakan metode Fama-MacBeth regression dan uji portofolio menggunakan Single Index Model dalam menjelaskan return dan excess return terhadap book-to-market dan retained earnings-to-market. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor retained earnings-to-market dapat menjelaskan average cross section of return. Uji portofolio menunjukkan bahwa faktor retained earnings-to-market memiliki alpha dan excess return yang lebih tinggi dibandingkan book-to-market untuk portofolio equally weighted.

The most recent study regarding book-to-market was by Ball (2020) which based on stocks in the United States found that retained earnings gives book-to-market predictive power in explaining and predicting expected return. Then, can the book-to-market phenomenon in Indonesia be explained through the retained earnings factor? This study tries to explain and compare factors between retained earnings and book value of equity in Indonesia. This study uses the Fama-MacBeth regression method and portfolio test using Single Index Model in explaining returns and excess returns to book-to-market and retained earnings-to-market. The results show that the retained earnings-to-market factor can explain average cross section of returns. The portfolio test shows that the retained earnings-to-market factor had a higher excess return and alpha than book-to-market for equally weighted portfolio."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf;T-pdf;T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyogo Jayalie
"Meningkatnya biaya kesehatan telah menjadi issu-issu ekonomi, politik, dan sosial di banyak negara maju dan yang sedang berkembang. Berbagai usaha telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan penghematan biaya kesehatan dan mencari sumber sumber pembiayaan alternatif. Tanpa usaha-usaha penghematan biaya dan penemuan sumber sumber pembiayaan alternatif, sektor kesehatan makin lama akan makin mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor ekonomi yang lain, sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju.
Sistem Asuransi Kesehatan yang berjalan dewasa ini dianggap turut bertanggung jawab dalam peningkatan biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Sistem kapitasi dan cara pembayaran pradana, serta penerapan cara pembayaran paket di rumah sakit, merupakan cara?cara yang antara lain ditempuh untuk dapat mengurangi lajunya peningkatan pengeluaran dalam bidang kesehatan.
Di Indonesia, baru 10% pendudUk yang tercakup dalam sistem asuransi kesehatan, dimana sebagian besar di antaranya dicakup oleh PERUM HUSADA BHAKTI, yang melayani pegawai negeri, penerima pensiun dan anggota keluarganya. Asuransi Kesehatan komersial belum begitu berkembanh sebagian disebabkan karena kesulitan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi yang bisa berakibat terjadinya kerugian dan sebagian lagi karena belum dilaksanakannya cara kontrol yang efektif. Bentuk asuransi kesehatan dengan menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana telah dilaksanakan oleh Perum HUSADA BHAKTI, PKTK-ASTEK, dan beberapa badan-badan yang sifatnya tidak menekan keuntungan, Seperti YPK-BAPINDO, OPK RS MITRA KELUARGA, YAYASAN MEDICAL SCHEME, dan DUKK RS ST. Carolus.
Telah dilakukan studi perbandingan antara asuransi kesehatan konvensional yang menjalankan konsep fee-for-services dengan badan-badan penyelenggara pemeliharaan kesehatan non-komersial yang menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana. Gambaran sementara yang diperoleh adalah bahwa konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana dapat diterapkan pada asuransi asuransi komersial. Disamping dapat mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan, konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini jua sedikit banyak akan membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien.
Lingkungan eksternal dalam menjalankan usaha asuransi kesehatan di indonesia cukup banyak mendukung. Dibutuhkan komitmen politik - dan kalau mungkin finansial - dari pemeriritah untuk asuransi kesehatan dengan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>