"Dalam zaman modern seperti sekarang ini, kebutuhan masyarakat akan informasi merupakan suatu kebutuhan kodrati manusia. Informasi menjadi kebutuhan essensiil manusia untuk berbagai tujuan. Manusia tidak dapat lagi hidup memadai tanpa informasi. Dengan informasi manusia dapat mengikuti peristiwa-peristiwa yang teriadi disekitarnya, dapat memperluas cakrawala pandangan dan fikiran, di samping itu pula dapat lebih meningkatkan peranannya di dalam masyarakat.
Dalam hubungan itu pers mempunyai peranan utama sebagai penyebar luas informasi di pusat negara sampai ke pelosok daerah. Eric Barnouw melukiskan pers sebagai alat untuk menyentuh emosi manusia serta mempengaruhi fikiran dan sikap hidupnya.
Perkembangan teknologi yang canggih sejak dasawarsa 1960 dan 1970-an memungkinkan penyebaran informasi yang makin cepat dalam volume yang makin besar. Akibatnya peristiwa yang teriadi di manapun dapat mempengaruhi tempat lain dalam detik yang bersamaan.
Dalam disertasi ini dipergunakan istilah "pres". Yang dimaksud dengan "pres" disini ialah pres grafik, yaitu pres yang tertulis dalam bentuk surat kabar, majalah (mingguan, bulanan dan sebagainya). Istilah pres dipakai untuk membedakan dengan istilah "barang cetakan" seperti buku, kalender yang juga termasuk dalam pengertian pers. Perbedaan istilah ini diperlukan karena menyangkut perbedaan sistem pertanggungjawaban pidananya.
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan, bahwa orang membaca pres berkala (surat kabar) karena ia perlu mengetahui perkembangan lingkungan dan masyarakat, tempat ia hidup. Orang membaca surat kabar bukan hanya untuk mengetahui kejadian tetapi perkembangan kejadian. Dengan mengetahui perkembangan, orang tidak hanya mempunyai pengetahuan tentang situasi tetapi bila perlu ia juga dapat menyesuaikan dengan situasi atau malahan mencoba menguasai situasi itu untuk kepentingannya.
Di masa lalu ketika pergaulan manusia masih sangat terbatas dan lingkungan hidup dapat dijangkau dengan panca indera, usaha mengetahui dan berkomunikasi dengan lingkungan cukup dilaksanakan dengan tatap muka."