Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S6868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Iman Fachry
Abstrak :
Abstract
Pada penelitian ini membahas tentang compliance rate perusahaan di industri garmen di Indonesia. Penghitungan compliance rate dilakukan dengan mengukur sembilan variabel yang mempengaruhi compliance rate perusahaan antara lain child labour, discrimination, forced labour, freedom of association and collective bargaining, contracts and human resource, pay and benefit, working time, occupational safety and healthy dan industrial relations. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan compliance rate perusahaan di industri garmen di Jabodetabek adalah 76%. Compliance rate pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 1997 terdapat peningkatan compliance rate pada variabel pemenuhan upah tenaga kerja, akses untuk toilet, ketersediaan klinik di pabrik, berkurangnya cidera ketika bekerja dan meningkatnya persentase adanya perjanjian kerja bersama. Indonesia memiliki keadaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan Yordania, akan tetapi keadaan ini terbalik bila dibandingkan dengan keadaan di Vietnam.
Abstract
In this research discusses the compliance rate of companies in the garment industry in Indonesia. calculated the compliance rate using nine variables, which are child labour, discrimination, forced labour, freedom of association and collective bargaining, contracts and human resource, pay and benefit, working time, occupational safety and healthy and industrial relations. Based on our analysis this research can concluded the compliance rate of companies in the garment industry in Indonesia is 76%. Then, when compared with conditions in 1997 there is an increased compliance rate on the minimum wage, access to toilets, clinics availability in factories, injuries at work and the collective bargaining agreement. Indonesia has compliance rate better than Yordania contrast when Indonesia compared to Vietnam.
2012
T30263
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Latar Belakang Penelitian: Sektor industri garmen yang berkembang selama 10 tahun terakhir telah dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar, tenaga kerja yang diserap industri ini mempunyai perbedaan-perbedaan dalam jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat umur dan suku bunga. Perbedaan ini merupakan masalah tersendiri bagi perusahaan, karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Tingkat pendidikan yang berbeda ini akan memberikan suatu kendala bagi perusahaan guna meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Walaupun perusahaan sadar akan pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang dimilikinya, akan tetapi kendala yang dihadapi perusahaan memberikan makna tersendiri.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Alief Alfianita
Abstrak :
Turnover intention merupakan salah satu permasalahan yang menjadi perhatian khusus bagi industri garmen di Indonesia. Fakta kurangnya pekerja di industri ini dapat memperburuk kondisi apabila pihak manajemen tidak mampu mencegah turnover intention pekerja garmen yang dapat berakibat pada actual turnover. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh work-family conflict dan resilience terhadap turnover intention dengan peran mediasi emotional exhaustion. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang dilakukan oleh Universitas Indonesia (UI), Tufts University, dan Real-Time Analytics (RTA) Vietnam dengan melibatkan 127 pabrik garmen dan 3.800 responden dari enam provinsi di Indonesia. Namun, jumlah data yang valid dan dapat digunakan dalam penelitian adalah 2.897 responden. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menguji hubungan variabel melalui Structural Equation Model (SEM). Hasil membuktikan bahwa pengaruh work-family conflict dan resilience terhadap turnover intention secara penuh dimediasi oleh emotional exhaustion. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat work-family conflict dan rendahnya resilience pekerja akan mendorong munculnya turnover intention apabila pekerja mengalami emotional exhaustion. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pihak manajerial untuk terus memperbaiki kondisi lingkungan kerja di industri garmen Indonesia dengan cara memahami faktor apa saja yang menimbulkan emotional exhaustion. ......Turnover intention is one of problems faced by garment industries in Indonesia while this condition becomes worse because of workers shortage occured in Indonesia. This research aims to examine the effect of work-family conflict and resilience on turnover intention through the mediating role of emotional exhaustion. This research is a part of collaborative study conducted by Universitas Indonesia (UI), Tufts University, and Vietnam Real-Time Analytics (RTA) which involves 127 selected garment factories with a sample of 3.800 garment workers from six provinces. However, the valid data that can be used in this research are only 2.897. Structural Equation Model (SEM) is used to proved the hypotheses. The results show that the effect of work-family conflict and resilience on turnover intention are fully mediated by emotional exhaustion. In conclusion, the higher level of work-family conflict and the lower level of resilience can lead to the higher level of turnover intention only if the workers are emotionally exhausted. This research gives insight for management to provide better working condition in garment industry by identifying factors of emotional exhaustion.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Earnest Viceroy
Abstrak :
ABSTRAK
Industri garmen merupakan industri padat karya sehingga memiliki bentuk pengelolaan sumber daya manusia yang berbeda karena sebagian besar operasional kerja menggunakan tenaga tradisional atau manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerja dan upaya yang perlu dilakukan dalam mengelola dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan di industri garmen Indonesia. Variabel kualitas kehidupan kerja yang diteliti adalah kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang, dasar sumber daya manusia, keikutsertaan dalam perserikatan, dan komunikasi dengan pengaduan keluhan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif single cross section. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perusahaan di bidang garmen masih kurang memperhatikan pada aspek kesempatan karyawan untuk bertumbuh, dan berkembang. Selain itu, perlu ditingkatkan kegiatan komunikasi antara atasan dan karyawan dalam menyelesaikan masalah kerja. Hal ini didukung dengan tingginya minat karyawan untuk mengetahui informasi tentang masalah ketenagakerjaan.
Abstract
The garment industry is classified as a traditional industry. This fact explains why its human resources management has to differ from other kinds of industry, since most of its operation is solely powered by human. This study aims to observe the work conditions as well as to evaluate how to improve the quality of worker?s life (QWL) in Indonesian garment industry. The QWL mentioned above comprises of the chances of growth and development, participation in unions and ability to communicate and resolution of conflicts. This study was conducted using the descriptive single cross section method. Based on this research, it was found that companies that run in the garment industry have not paid enough attention on the growth and development of their workers. Another issue that needs to be highlighted is the fact that the companies still have to improve the quality of communication between supervisors and workers in order to solve problems that occur in the workplace. This research has shown that workers commonly have a high intention to be well-informed about human resources management issues
2012
T32214
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Laurentius
Abstrak :
Pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutang tidak dipungut Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) lebih digunakan oleh industri garmen dibanding dengan industri serat benang dan kain sebagai penyedia bahan baku dalam industri tekstil. Pemberian insentif menghambat berkembangnya industri serat benang dan kain, serta mendistorsi penggunaan bahan baku lokal karena fasilitas hanya untuk bahan baku impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan PPN Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor pada industri garmen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian fasilitas PPN terutang tidak dipungut merupakan penerapan fungsi pemerintahan yang diungkapkan oleh Musgrave berupa fungsi stabilisasi. Komitmen dan pengetahuan penerapan baik perpajakan dan administrasi sangat penting dalam penerapan fasilitas PPN KITE. Komitmen dari pemerintah dan Kementerian terkait saling bersinergi untuk mengoptimalkan penerapan fasilitas secara efisien. Pemberian fasilitas untuk impor bahan baku yang diolah tujuan ekspor dianggap tidak netral karena mendistorsi pilihan untuk menggunakan bahan baku lokal. Bila diberikan fasilitas PPN terutang tidak dipungut untuk bahan baku lokal yang diolah tujuan ekspor dari segi pengawasan akan sulit dan restitusi harus dilakukan bukan hanya di industri garmen saja tetapi juga industri serat benang dan industri kain. ...... The Incentive of uncollected Value Added Tax (VAT) Facility for Ease of Import Purpose of Exports (KITE) is more used by the garment industry than The Yarn and Fabric Fiber Industry as a provider of raw materials in the textile industry. In addition, the provision of incentives inhibits the development of the yarn and fabric fiber industry and distorts the use of local raw materials because the facilities are only for imported raw materials. The aim of this research is to analyse the application of VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports in the garment industry. The research approach used in this research is a qualitative approach and descriptive research type. Data collection techniques that are used in this research are literature studies and interviews. The result of this research show that the provision of uncollected VAT facilities is the application of the Government function revealed by Musgrave, that is the stabilization function. Commitment and knowledge of both taxation and administration is very important in the application of the VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports. Government and related ministry commitments are mutually synergistic to optimize the implementation of facilities efficiently. Providing facilities for importing raw materials to be processed for export purposes is considered not neutral because it distorts the choice to use local raw materials. If incentive of uncollected VAT facility is also given for local raw materials to be processed for export purposes, there will be difficulties in order to supervise the implementation. Besides, the restitution must be applied not only in the Garment Industry but also in the Yarn Fiber Industry and the Fabric Industry.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurussakinah
Abstrak :
Industri garmen P T X merupakan jenis industri yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi untuk keperluan ekspor Proses produksi industri garmen melibatkan penggunaan kapas dan bahan baku tekstil dalam pembuatannya Berdasarkan data Poliklinik Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyakit tertinggi pada tahun 2010 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan fisik terhadap kejadian ISPA pada pekerja bagian material cutting dan sewing industri garmen P T X Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 102 pekerja Jumlah pekerja yang menderita ISPA sebanyak 39 38 2 dan besar rata rata suhu kelembaban dan pencahayaan di area kerja sebesar 29 7o C 69 dan 231 lux Faktor lingkungan fisik kerja karakteristik dan perilaku tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian ISPA pada pekerja garmen Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja garmen. ......Garment Industry of P T X is an industry leading on making clothes for export Garment Industry production process involves cotton and textile raw materials usage According to Policlinic Data Acute Respiratory Infection is a number one disease in 2010 2012 This research aims to determine physical working environment risk factor toward acute respiratory infection to material cutting and sewing workers of P T X Garment Industry The research uses cross sectional study design with 100 samples of workers Number of workers infected acute respiratory infection is 39 workers 38 2 and average temperature humidity lightning at working area are 29 7o C 69 and 231 lux Working environment factor characteristic and behavior are not significantly related to acute respiratory infection case to material workers PPE usage's call has to be applied by garment workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Prami Rarasati
Abstrak :
Hadirnya pandemi COVID-19 telah membuat sektor industri di Indonesia mengalami masa krisis. Beberapa kegiatan usaha industri telah terhenti dan tutup akibat adanya penurunan produksi dan permintaan pasar. Pada sisi lain, terdapat perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya dengan mengelola kinerjanya. Studi - studi sebelumnya menunjukkan bahwa dengan adanya manajemen perusahaan yang baik, strategi kepemimpinan yang mapan, serta strategi komunikasi yang baik dapat menjadi faktor yang membuat perusahaan tersebut bertahan di kondisi krisis. Namun, sebagian besar studi yang telah dilakukan, baru berfokus pada sektor jasa dan belum melihat keterkaitan antara kinerja pekerja dengan budaya organisasi, khususnya di perusahaan manufaktur ketika dihadapkan pada kondisi krisis seperti pandemi COVID-19 saat ini. Para pekerja di perusahaan jasa umumnya memiliki keterampilan khusus yang membuat perusahaan dapat bertahan dan para pekerjanya mampu beradaptasi dengan lebih mudah, hal ini tentu berbeda dengan kondisi para pekerja di industri manufaktur. Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa budaya organisasi dalam perusahaan manufaktur dapat diadaptasi agar perusahaan manufaktur juga tetap bertahan di masa krisis. Hal ini dapat terwujud melalui penciptaan budaya organisasi yang dapat meningkatkan kualitas dan kinerja pekerja nya dengan menyesuaikan kebutuhan perusahaan manufaktur untuk menjaga efisiensi dan efektivitas produksi pekerja, Penelitian ini dilakukan pada sektor industri garmen, dengan menggunakan metode kuantitatif. ......The COVID-19 pandemic have been disrupting industrial sectors in Indonesia. Some business operations have been halted, some others even closed down due to the decreasing of production and market demand. Nevertheless, some companies are able to manage their performance. Past studies show, that good corporate management, matured leadership strategy, and excellent corporate communications strategy have been the factor which allow such business entities to survive in time of crisis. However, most of the studies were conducted in services sector, and pay less attention to the relationship between workers performance in production and the organizational culture, especially in manufacturing industries, in the time of crisis like the current COVID-19 pandemic. Highly skilled labour which characterized the service company, unlike the manufacturing industries, makes the organizational culture easier for adaptation among the employees. This research hypothesizes that organizational culture can also be adapted in order to make the manufacturing company to survive in the time of crisis. This is particularly enabled by organizational culture that upgrades, the quality and performance of employees in order to adjust the needs of manufacture company to maintain the efficiency and the effectiveness of the production of their employees, This study is conducted in a garment production, using quantitative method.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Evaluasi pendapatan tenaga kerja pada sektor industri garmen dengan lamanya jam kerja perharinya. Dengan adanya penambahan jam kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja, jam kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja telah dapat meningkatkan pendapatan mereka. Peningkatan jam kerja tenaga kerja pada sektor industri garmen ini telah dapat meningkatkan pendapatan mereka, ini berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel 5 dan tabel 6. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan dengan koefisien korelasi, hubungan kenaikan pcndapatan dan peningkatan jam kerja ini hanya 16,07% dan pengujian kapasitas terhadap koefisien korelasi ini ditolak karena tb < t005/2 (b) atau 0,064 < 2,306. Untuk kapasitas yang diterima tenaga kerja dapat diterima karena to> ta/2(529) atau 7,5504 > 1,960. Jadi dapat disimpulkan peningkatan jam kerja yang dilakukan tenaga kerja pada sektor industri garmen ini telah dapat meningkatkan pendapatan tenaga kerja.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>