Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hendri Septiawan
Abstrak :
Dampaknya terhadap pembangunan ekonomi industri di Jakarta dan juga masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Pada akhir dekade 1960an, Pemerintah kota Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menarik penanaman modal industri. Upaya tersebut mengalami beberapa hambatan, seperti sulitnya memperoleh tanah lokasi untuk usaha serta buruknya keadaan infrastruktur. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pemerintah kota Jakarta membangun konsep yang baru pada masa itu, yaitu sebuah kawasan industri. Dalam kawasan industri, masalah perizinan serta pembebasan tanah akan diurus oleh pengelola kawasan industri. Lokasi yang dipilih untuk kawasan industri tersebut adalah di daerah Pulogadung dikarenakan berbagai pertimbangan. Kawasan Industri Pulogadung berhasil meraih tujuannya, yaitu mempermudah penanaman modal bidang industri di Jakarta. Keberadaan Kawasan Industri Pulogadung turut memperbaiki tata ruang kota. Masyarakat sekitar juga merasakan dampak yang positif, karena keberadaan Kawasan Industri Pulogadung memberikan peluang bagi ekonomi mereka.
This thesis will discuss about development of Industrial Estate Pulogadung along and its impact toward the development of industrial economy and also the society around the location. In the end of the 1960s, The City Government of Jakarta did a lot off efforts to attract industry investment. The efforts had encounter some problems, for example was the difficulty of finding a business area and the poor of its infrastructure. To overcame these problems, City Government of Jakarta buit the new concept at that time, was the industrial estate, the licencing and liberation will be done by administrator of industrial estate. The selected location for the industrial estate was in Pulogadung region ndash based on many factors. The industrial estate Pulogadung had achive its purpose, was to ease the industry investment in Jakarta. The existence of Industrial Estate Pulogadung also improved the urban planning. The society arround the location also experienced te good impact, because the industrial estate Pulogadung gave the economic opportunity to them.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizkiawan Pangestu
Abstrak :
Saat ini masih terdapat kawasan industri yang belum bisa memberikan dampak baik terhadap lingkungan. Dalam merencanakan dan membangun konsep hijau 10-20% lebih mahal dari pada bangunan konvensional. Dalam hal ini Kawasan Industri untuk memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan, dapat melakukan proses Green Retrofitting dengan acuan assessment berdasarkan kaidah-kaidah Petunjuk Teknis Permen PUPR No. 1 Tahun 2022, yang di dalamnya terdapat tiga peringkat. Setelah diterapkannya proses Green Retrofitting pada Kawasan Industri XXX. Diperoleh nilai sebesar 70 poin dengan nilai Rp 24.352.030.022,- pada kondisi awal. Setelah dilakukan assessment dan penyesuaian RAB menjadi tingkat Pratama diperoleh nilai sebesar 84 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 27.409.030.022,-, sedangkan untuk menjadi tingkat Madya diperoleh nilai sebesar 116 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 28.013.580.022,-, sedangkan untuk menjadi tingkat Utama sebesar 135 poin dengan nilai RAB sebesar Rp 28.872.580.022,-. Secara presentasi peningkatan RAB untuk mencapai tingkat Pratama terdapat penambahan biaya sebesar 11,15%, sedangkan untuk mencapai tingkat Madya membutuhkan penambahan biaya sebesar 13,07% dan tingkat Utama sebesar 15,66% dari biaya awal. ...... Many industrial estate still failed to positively impact the environment. Implementing and constructing green concepts typically costs 10-20% more than traditional buildings. To improve environmental impact, industrial estate can undergo Green Retrofitting based on the guidelines provided in Technical Instructions Permen PUPR No. 1 of 2022, which outlines three rating levels. Following the Green Retrofitting process in the XXX Industrial Area, the initial assessment yielded a score of 70 points with a cost of Rp 24,352,030,022. After reassessment and adjustment of the Budget Plan (RAB) to achieve the Pratama level, the score increased to 84 points with an RAB of Rp 27,409,030,022. For the Madya level, the score reached 116 points with an RAB of Rp 28,013,580,022, and for the Utama level, the score reached 135 points with an RAB of Rp 28,872,580,022. The cost increases to achieve these levels were 11.15% for Pratama, 13.07% for Madya, and 15.66% for Utama, compared to the initial cost.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erdy Techrisna Satyadi
Abstrak :
ABSTRAK Salah satu program pemasaran yang ditawarkan oleh RS. Honoris adalah Jasa Layanan Kesehatan Industri yang bertujuan meningkatkan produktivitas industri dengan memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan, membantu pengontrolan biaya pengobatan karyawan dan menyediakan data-data medis karyawan untuk perencanaan sumber daya manusia lebih lanjut. Salah satu segmen pasar yang sedang digarap adalah kawasan industri Cilegon karena kawasan industri ini berkembang dengan sangat pesat dan merupakan pasar yang potensial. Namun dalam pelaksanaannya pemasaran program ini kurang mendapat tanggapan dari perusahaan-perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh suatu model jasa layanan kesehatan yang dapat dipakai oleh RS. Honoris untuk karyawan perasahaan di kawasan industri Cilegon. Untuk memperoleh model yang sesuai dengan kebutuhan, harapan dan kemampuan masyarakat industri di Cilegon dibutuhkan analisa dan kajian mengenai karakteristik perusahaan yang ada di Cilegon yang mencakup jenis perusahaan, kebutuhan layanan kesehatan karyawan, sistem pelayanan dan pembiayaan kesehatan karyawan. Serta terhadap kepuasan dengan sistem yang ada sekarang dan harapan akan program jasa layanan kesehatan industri RS. Honoris. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode telaah data dan kasus dengan menggunakan pendekatan penelitian kwalitatif deskriptif melalui wawancara mendalam terhadap Para penentu kebijakan perusahaan dalam menetapkan pelayanan kesehatan karyawan di perusahaan. Hasil penelitian menemukan adanya kesenjangan antara program jasa layanan kesehatan industri yang ditawarkan oleh RS. Honoris dengan kebutuhan, harapan dan kemampuan dari masyarakat industri di Cilegon. Untuk itu perlu adanya pengembangan program jasa layanan kesehatan industri RS. Honoris agar dapat di terima oleh perusahaan - perusahaan yang ada di kawasan industri Cilegon yang meliputi kemudahan mendapatkan pelayanan antara lain dengan membentuk klinik satelit di Cilegon dan menyediakan jaringan PPK yang luas, sistem adininistrasi pelayanan yang sederhana serta paket pelayanan dengan premi bervariasi yang memberikan alternatif pilihan sesuai kemampuan perusahaan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah suatu model program layanan kesehatan industri yang dapat dipergunakan oleh RS. Honoris, mencakup sistem pelayanan, pembiayaan, organisasi serta jenis pelayanan yang dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan di kawasan industri Cilegon. DAFTAR PUSTAKA : 27 (1980.1997)
ABSTRACT Model Of Honoris Hospitals Industrial Health Services Program For Eleven Companies At Cilegon Industrial Estate Honoris Hospital has drawn up its priority target market, it is middle up community and industrial sector. One of Honoris Hospital Programs is industrial health services that purpose to increase company productivity with giving the health insurance to employees, helping company in controlling medical budget and preparing employee's medical record for further human resources planning. Cilegon industrial estate has grown very fast, it is a potential market for Honoris Hospital's Industrial Health Services Program, but this program has not gotten a good response from the companies. The objective of this research was to design an applicable model of Honoris Hospital's Industrial Health Program for the employees in Cilegon industrial estate. To find an applicable model, which match with company's need, expectation and capability, needs analysis and study about company's characteristic that include kind of companies, needs of employees health services, employee's services and budgeting system, satisfaction to the present system and expectation to Honoris Hospital's Industrial Health Program. The method that used in this research was descriptive qualitative method with in-depth interview to the key persons in the companies. The- research found that there was a gap between Honoris Hospital's Industrial Health Services Program than the company's need, expectation and capability. So the researcher suggests to developing the industrial health services program that can accept by the companies at Cilegon industrial estate. The program must be design to make easier the companies get the services with built a satellite clinic and widen the provider's network, simple administration system, the service's package with variously premium which give alternative choice for the company. The result of this research is an applicable model of Honoris Hospital's industrial health services program for the companies in Cilegon industrial estate. BIBLIOGRAPHY: 27 (1930 - 1997);
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sundoro Bagus Wirotomo
Abstrak :
Pembangunan kawasan industri berbasis hilirisasi bertujuan untuk mengolah bijih nikel yang sebelumnya di ekspor dalam bentuk konsentrat menjadi barang setengah jadi yang memiliki nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembukaan kawasan industri berbasis hilirisasi nikel terhadap pembangunan perekonomian daerah sekitarnya. Studi ini menggunakan model estimasi difference-in-difference sederhana dengan data panel yang telah melalui analisis spasial untuk menentukan kelompok yang menerima perlakuan dan yang menjadi kontrol. Dengan unit analisis desa dalam radius 55 kilometer dari pusat kawasan industri, melalui pendekatan intensitas cahaya malam hari didapatkan bahwa pendirian kawasan industri memberikan dampak peningkatan aktivitas perekonomian secara rata-rata sampai dengan 0.54 kali lebih besar dibandingkan periode sebelumnya pada daerah yang tidak berbatasan langsung dengan kawasan industri. Sedangkan melalui saluran usaha mikro kecil menengah, tidak terdapat bukti yang cukup kuat adanya hubungan antara pendirian kawasan industri dengan penurunan jumlah umkm di sekitar kawasan industri. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan aktivitas perekonomian masih didominasi oleh aktivitas di dalam kawasan industri dan daerah sekitarnya yang berjarak dekat, serta masyarakat cenderung melakukan peralihan pekerjaan dari sektor informal menjadi sektor formal pada periode setelah pendirian kawasan industri. ......The development of downstream-based industrial estates aims to process nickel ore that were previously exported in the form of concentrates into semi-finished goods that have added value. This study aims to analyze the impact of opening an industrial area based on nickel downstream on the economic development of the surrounding area. This study uses a simple difference-in-difference estimation model with panel data that has been through spatial analysis to determine which groups receive the treatment and which are the controls. With a village analysis unit within a radius of 55 kilometers from the center of the industrial area, Through the proxy of night light intensity, it was found that the establishment of an industrial area has an impact on increasing economic activity on average up to 0.54 times greater than the previous period in the areas that are not directly adjacent. Meanwhile, through the channel of micro small medium enterprises, there is no strong enough evidence of a relationship between the establishment of industrial estates and the decline in the number of micro small medium enterprises around industrial estate. This finding indicates that the increase in economic activity is still dominated by activities in industrial estate and nearby areas, and people tend to shift jobs from the informal sector to the formal sector in the period after the establishment of industrial estate.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meindra Sabri
Abstrak :
Kawasan industri dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor melalui fasilitas yang lebih baik dan ekonomi aglomerasi. Studi ini meneliti apakah keputusan ekspor perusahaan di kawasan industri lebih baik daripada di luar kawasan industri. Kemudian melihat lebih jauh karakteristik kawasan industri seperti apa yang menentukan keputusan perusahaan untuk melakukan ekspor. Metode treatment effect digunakan untuk membandingkan keputusan perusahaan untuk mengekspor di dalam dan di luar kawasan industri. Model probit dikembangkan untuk menilai bagaimana karakteristik industri (jarak pelabuhan, kapasitas pelabuhan, listrik, air, jumlah penyewa dan insentif fiskal) mempengaruhi keputusan ekspor perusahaan. Untuk memperkuat analisis kuantitatif, kami melakukan analisis kualitatif melalui wawancara mendalam dengan pengelola kawasan industri, Himpunan Kawasan Industri  dan institusi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan perusahaan untuk mengekspor di kawasan industri lebih tinggi daripada di luar kawasan industri. Pada tingkat nasional, karakteristik kawasan industri yang mempengaruhi keputusan ekspor perusahaan adalah sumber air, dan insentif fiskal. Di tingkat daerah, terutama di wilayah Jabotabek+, hampir semuanya berpengaruh kecuali kapasitas pelabuhan. Infrastruktur seperti sumber listrik dan air berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan ekspor. Ekonomi aglomerasi yang diwakili oleh jumlah perusahaan manufaktur dan kebijakan fiskal pemerintah efektif dalam meningkatkan keputusan ekspor perusahaan. ......The industrial estate might influence the firms decision to export through better facilities and agglomeration economies. This paper investigates whether firms export decision in the industrial estates is better than outside. We then assessed on how the industrial estate characteristics determined firms decision to export. Treatment effect methods were used to compare firms decision to export inside and outside of the industrial estate. A probit model was developed to assess how industrial estate characteristics (port distance, port capacity, electricity, water, the number of tenants and fiscal incentive) affected firms export decision. To strengthen the quantitative analysis, we conducted a qualitative analysis through in-depth interviews with the industrial estate top level managers and related institutions. The results showed that firms decision to export in the industrial estate was higher than outside the industrial estates. At the national level, characteristics of the industrial estate that affected firms export decision were water source, and fiscal incentives. At the regional level, especially in the Greater Jakarta area, almost all of them were affecting unless the port capacity. Infrastructures such as electricity and water source were positively affected the firms decision to export. Agglomeration economies which were represented by the number of manufacturing firms and government fiscal policy was effective in increasing export decision of firms.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D2562
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lilik Jamilatul Awalin
Abstrak :
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis data yang bersifat spasial. Dengan kemampuannya, SIG dapat membantu mempermudah proses pemilihan alternatif keputusan. Hal ini dimungkinkan karena SIG mempunyai kemampuan untuk memproses dan menganalisa data dengan cepat. Kebutuhan akan tenaga listrik sampai saat ini makin meningkat seiring dengan adanya perkembangan di sektor industri. Pengembangan tata guna lahan menuntut adanya pelayanan yang lebih baik serta penyediaan tenaga listrik yang lebih besar dan seimbang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di area Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dengan cepat dan profesional, SIG merupakan salah satu solusi dalam merencanakan serta mengelola sistem basis data. Dengan menggunakan Arc View dalam mengelola basis data yang bersifat spasial serta didukung dengan adanya data daya dan tegangan di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut, maka dapat dihitung besarnya resistansi, arus serta drop tegangan dan rugi daya saluran pada saluran yang dialiri oleh penyulang. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, dapat membantu pada tingkat operator mempermudah pekerjaan. Sehingga dengan adanya teknologi SIG ini akan tercapai efisiensi penyaluran tenaga listrik yang seimbang.
Development and Analysis of Geographic Information System for Electricity Network (Case Study: Surabaya Industrial Estate Rungkut in Surabaya). Geographic Information System (GIS) is a system of data which has spatial base. This may be cause has ability to process and analysis data quickly. The ability of GIS will be able to process the alternative in decision making. The need of electric power grows until recent time along with the existence of industrial sector expansion and land use expansion claim better service, large and balance stock of electric power. GIS is a solution for planning and managing data base system, for quickly service and professional service to consumer in Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Area. By using Arc View to process the data which has spatial base, and supported by energy and voltage data in Surabaya Industrial Estate Rungkut area, the resistance, current, voltage regulation, energy losses supplied by Surabaya Industrial Estate Rungkut can be calculated. The existence of GIS technology can assist the work process in operator level and the balance of electrical power efficiency.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roosdilan Kurdi
Abstrak :
ABSTRAK Industrialisasi dari tahun ke tahun semakin meningkat proses ini menuju pertumbuhan ekonomi dan struktur industri yang kuat. Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat, agar supaya tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan kesehatan kerja dan keselamatan kerja semakin menjadi penting. Dalam hal ini pula perlu diterapkan peraturan-peraturan yang telah ada sesuai dengan petunjuk dan maksud dari peraturan itu. Pada saat ini banyak timbul masalah-masalah dalam kesehatan kerja yang datangnya dari pihak majikan, buruh tenaga kerja) itu sendiri. Dalam penelitian ini akan dilakukan dari dekat, yaitu, sampai sejauh mana sudah dilaksanakan peraturan-peraturan atau perundang-undangan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan dan masalah apa saja yang menghambat dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian itu diambil sebanyak sepuluh buah perusahaan industri yang ada di Kawasan Pulo Gadung itu, hampir 80% sudah melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kecelakaan kerja. Hasil dari pengamatan bahwa diperusahaan industri itu sudah hampir 85% sudah mempunyai tenaga dokter umum dan tenaga perawat. Hasil pengamatan, apabila terjadi suatu kecelakaan ringan dapat ditangani oleh petugas kesehatan perusahaan itu sendiri kecuali yang agak berat baru di bawa ke Rumah Sakit Umum yang ada di wilayah itu atau Rumah Sakit tertentu yang sudah rutin sebagai langganan. Dan untuk program preventif teknis, yakni terhadap ancaman lingkungan kerja, itu dilakukan pemeriksaan oleh Kanwil Hiperkes setempat, tidak oleh pengusaha yang bersangkutan inipun dilakukan sebagian besar atas permintaan atau atas dasar keluhan pada karyawan. Dalam pengamatan, bahwa pada umumnya ancaman lingkungan kerja berupa debu adalah paling utama, dan urutan kedua kebisingan dan ketiga panas. Dalam pengamatan bahwa, secara komperhensif bentuk pelayanan kerja adalah meliputi bentuk kuratif preventif serta perlindungan tenaga kerja sudah dilaksanakan terpadu. Dalam pengamatan pelayanan preventif medis meliputi pemeriksaan calon karyawan, pemeriksaan berkala, imunisasi, pendidikan kesehatan dan lain-lain baru bisa dilaksanakan oleh 6 perusahaan itupun dalam keadaan sangat sederhana sekali (mungkin karena biayanya yang agak minim). Dalam pengamatan bahwa imunisasi pada umumnya dilakukan oleh 10 perusahaan itu, terutama jenis vaksinasi kholera, sedangkan kegiatan pencegahan lainnya melalui pendidikan kesehatan hanya dilakukan oleh 5 perusahaan, dengan menggunakan ceramah atau spanduk. Dalam pengalaman dan kekurangan dari pihak perusahaan bahwa sudah pernah diadakan latihan penataran hygine perusahaan dan kesehatan kerja terhadap para dokter perusahaan para medis, sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan dan keselamatan kerja didasarkan pada prospek jumlah tenaga kerja yang ada pada perusahaan industri itu.
ABSTRACT Industrialization is increasing from year to year; this process proceeds to strong economical growth and industrial structure. The involvement of man especially labor force in the development process is increasing in order the labor force becomes healthy and productive, so the role of occupational health and occupational safety becomes more important. Also in this matter we need apply the existing regulations according to the directive and the aim of those regulations. At this time many problems appear in the occupational health, which come from the employer's side or from the employees or the labor force themselves. In this research we will carry out from near as how far the regulations or the legislation have been executed and what kind of problems hamper the execution. In our approach as many as ten industrial enterprises in the Pulo Gadung Industrial Estate nearly 80% have carried out the regulation of the Legislation in the field of occupational health, occupational safety and occupational accident. The result of the survey that in the industrial enterprise already nearly 85% have public doctors and nurses. The result of the survey shows that when it happens a light accident the health officers in charge of the enterprise themselves can overcome it, except in case of more serious accident the patient has to be taken to Public Hospital in that region or to a certain Hospital which is already routine as customer. And for technical preventive program, i.e. against occupational environment threat, the inspection is done by the local Kanwil Hiperkes, not by the entrepreneur concerned, mostly it is done on the request or based on the complaint of the employees. In the survey in general shows that occupational environment threat conspicuously consists of dust, and on the second place noise and heat. In the survey that comprehensively the form of occupational service envelops preventive curative form and the protection of the labor force has been carried out solidly. In the survey the medical preventive service envelops the examination of would-be employee, periodical examination, immunization, health education etcetera can be just executed by 6 enterprises that is to say in a very in a very simple way (probably its cost is rather small). In the survey that immunization in general is done by 10 enterprises, especially cholera vaccination, while activities on other prevention through health education have been only done by 5 enterprises, using lectures or banners. In the experience and shortcoming of the enterprise "side that training on enterprise" hygiene and occupational health have been given to enterprise doctors and nurses according to the need and development of the health staff and occupational safety based on the prospect of the number of the labor force owned by that industrial enterprise.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nuriswarawati
Abstrak :
PT Kawasan industri Jababeka merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengembangan kawasan industri di daerah Cikarang, kabupaten daerah tingkat II Jawa Barat. Pada kawasan ini terdapat 1008 buah industri yang bergerak di berbagai bidang. Limbah cair yang dihasilkan bermacam-macam. Pengolahan Limbah cair ini dilakukan secara terpadu dengan menggunakan proses Lumpur aktif dengan menggunakan oxidation ditch. Efluen Iimbah cair ini harus memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 6 Tahun 1999. Efluen ini dibuang ke saluran Cikarang Bekasi Laut. Menurut data analisis Laboratorium Jababeka, nilai COD masih di atas baku mutu sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Selain itu limbah Lumpur aktif (waste activated sludge) yang dihasilkan cukup banyak sehingga menjadi beban ekonomi bagi pengelola karena biaya pembuangannya cukup mahal. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Jababeka dalam hal limbah cair industri di Jababeka. 2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair industri di VVWTP Jababeka. 3. Untuk mengetahui kemampuan aktivator biologis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam Oxidation flitch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri di Jababeka. Penelitian ini bersifat deskriptif dan eksperimental dengan membuat pilot oxidation ditch yang merupakan scale down oxidation ditch VVWTP Jababeka. Eksperimen dilakukan dengan ulangan sebanyak empat kali dalam berbagai variasi dosis (0,5 ml, 2,5 mf, 5 ml) dengan waktu detensi 24 jam. Kemudian eksperimen dilakukan dengan variasi waktu detensi (24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam) untuk dosis aktivator biologis 0,5 ml dan 5 ml. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan penurunan parameter dengan variasi dosis. Kesimpulan dari penelitian ini: 1. Pengelolaan Iimbah cair di Kawasan Industri Jababeka sudah mengikuti arahan yang terdapat dalam Amdal Kawasan namun hasilnya tidak efektif terutama dalam hal pemantauan limbah cair industri. 2. Proses pengolahan limbah cair Kawasan industri Jababeka yang menggunakan metode lumpur aktif dengan oxidation ditch plant menghasilkan efluen yang sudah memenuhi baku mutu SK Gubernur Jawa Barat kecuali nilai COD yang masih di atas baku mutu. Selain itu, Oksigenasi oxidation ditch kurang, tidak adanya emergency plant menyebabkan rotor oxidation ditch tripped. Nilai MISS lumpur aktif pun cukup tinggi. 3. Kemampuan aktivator biologis dalam berbagai dosis untuk mereduksi TS, TVS, TSS dan COD dalam oxidation ditch dalam rangka upaya minimasi limbah cair industri menghasilkan kesimpulan bahwa dosis tidak berpengaruh pada kenaikan TVS dan penurunan TSS namun dosis berpengaruh pada kenaikan TS dan penurunan COD. Namun, perlu ada yang perlu digarisbawahi, dalam percobaan ini, masih dalam skala laboratorium sehingga untuk bisa dioperasionalkan harus di scale up dengan menggunakan pickle number. Penelitian ini menghasilkan saran: 1. Beban pemantauan lingkungan yang selama ini ditanggung PT Kawasan Industri Jababeka hendaknya dipindahkan ke masing-masing industri dengan mengirimkan efluen limbahnya ke laboratorium yang ditunjuk dan memberikan laporan langsung kepada Jababeka 2. Perlu ada perbaikan dari sistem oxidation ditch seperti penambahan tangki ekualisasi untuk menghindari shock loading, perbaikan oksigenasi pada oxidation ditch dengan menambah jumlah rotor. 3. Dalam pengelolaan limbah dapat ditambah aktivator biologis 0,5 mill agar dapat menurunkan COD sampai dengan di bawah baku mutu lingkungan.
Jababeka Industrial Estate is private company which develops industrial area in Cikarang, Bekasi, West Java. There are 1008 industries operate in Jababeka that produce wastewater everyday. The wastewater treatment of these industries is integrated in one plant using activated sludge process. According to the laboratory annual report, COD of supernatant is over the standard of Governor Decree of West Java No. 6 Year 1999. The activated sludge process also produces wasted sludge that cost a lot of money because the disposal is expensive. The aims of this research are: 1. To know environmental management in wastewater industry that implemented in Jababeka. 2. To know wastewater treatment process in Jababeka. 3. To know the removal of TS, TVS, TSS and COD by addition of Bio-Activator. This research used descriptive and experiment method by using two oxidation ditch pilot which a scale down of Jababeka oxidation ditch. This experiment is repeated four times with various dosage of Bio-Activator (0,5 m11L, 2,5 mi1L and 5 ml1L). The results are: 1. Jababeka has implemented environmental management in wastewater industry that stipulated in the environmental impact assessment of Jababeka but environmental control isn't goad enough, 2. Lack of oxygenation in oxidation ditch, sometimes oxidation ditch is tripped because there is no equalization tank, MLSS of sludge is very thick, because the activated sludge process is not in optimum condition. 3. There is no significant removal differences in various dosage except COD but can be used to reduce COD.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>