Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dewi Sri Ratna Sari
"ABSTRAK
Studi ini merupakan salah satu upaya mendeskripsikan perbandingan jaringan komunikasi formal dan informal di suatu organisasi / perusahaan serta melihat peran anggota jaringan. Tujuan studi ini adalah menggambarkan jaringan dan arus komunikasi baik formal maupun informal serta membandingkannya untuk mengetahui tingkat ketumpangtindihan antara jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Tipe penelitian studi ini mengarah pada tipe penelitian deskriptif dengan studi gabungan antara kualitatif dan kuantitatif.
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan cara kuesioner dan observasi parsipatoris, sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau dokumen yang dihasilkan oleh perusahaan. Data-data yang didapat kemudian diukur dengan menggunakan survei sosiometri dan indeks/matriks keterhubungan (connectedness index).
Pemilihan sampel dilakukan dengan desain "snowball sampling" dengan penarikan sampel secara sampel secara random (acak) dari empat jenjang jabatan, yakni Manager, Supervisor, Chief Leader dan Staff dengan 25 responden di tiap jaringan, baik formal maupun informal. PT. Tancho Indonesia, Tbk dan perusahaan distributornya PT. Tanesia dipilih sebagai lingkup penelitian berdasarkan pertimbangan terhadap ukuran dan tingkat kompleksitas yang cukup. Seluruh anggota perusahaan ini kemudian menjadi populasi dalam penelitian dengan jumlah sampel yang menjadi responden adalah karyawan-karyawati perusahaan tersebut dan total sampel keseluruhan adalah 88 orang.
Dalam menganalisa data digunakan dua bentuk, yakni tabel distribusi frekuensi untuk menganalisa data mengenai jaringan komunikasi yang berdasarkan pada karakteristik sosio-demografis responden dan mengetahui perbedaan jaringan komunikasi formal dan informal, serta bagan jaringan komunikasi formal dan informal.
Berdasarkan basil data sosio-demografis, terungkap bahwa pengetahuan para responden akan struktur organisasi perusahaan yang sedikit banyak merupakan rujukan dalam melakukan komunikasi hubungan formal sangat kurang. Faktor yang dapat menjadi penyebab tingginya tingkat ketumpangtindihan (overlap) antara komunikasi formal dengan komunikasi informal dalam perusahaan. Rata-rata persentase tiap jenjang jabatan lebih dan 50%. Pada jenjang jabatan Manager adalah sebesar 72%; pada jenjang jabatan Supervisor sebesar 76%; pada jenjang jabatan Chief Leader sebesar 80% dan pada jenjang jabatan Staff sebesar 72%.
Analisis bagan jaringan komunikasi menunjukkan bahwa para responden yang menjadi star dalam jaringan komunikasi formal sebagian besar berasal dari departemen-departemen yang terkait dengan kegiatan produksi produk yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan para star dalam jaringan komunikasi informal cenderung berasal dari departemen tempat responder utama bekerja. Bagan juga memperlihatkan bahwa jenjang jabatan bukanlah faktor paling menentukan dalam menentukan jaringan komunikasi informal karena departemen tempat seorang karyawan bekerja lebih menentukan dalam berhubungan informal dengan rekan-rekan satu kantor.
Dan melihat tingginya minat karyawan terhadap isu seputar perusahaan, maka sebaiknya perusahaan berusaha lebih terbuka dalam memberikan informasi tentang manajemen untuk meredusir rumor yang dapat berakibat fatal. Para karyawan baru juga sebaiknya diberi panduan tentang struktur organisasi agar tidak mencari-cari informasi melalui grapevine yang tidak dapat menjamin kebenaran informasi. Perusahaan juga sebaiknya memperhatikan para karyawan yang menjadi star dalam jaringan komunikasinya karena mereka dapat menjadi penghubung yang baik antara perusahaan dan para karyawan bila perusahaan sedang berada dalam situasi krisis untuk menjelaskan masalah yang dihadapi perusahaan maupun meluruskan berita.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Inge
"Organisasi adalah sistim kerja atau daya dari dua orang atau lebih yang dikoordinasi secara sadar dengan unsur meliputi komunikasi, kerelaan mengabdi, dan tujuan bersama.
Fungsi komunikasi dalam organisasi merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan untuk mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi dalam organisasi sangat berbeda dengan proses komunikasi di luar organisasi. Hal ini disebabkan adanya struktur hierarki yang merupakan karateristik dari setiap organisasi. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam kehidupan organisasi, komunikasi tidak selalu mengikuti pola dalam struktur organisasi. Pola komunikasi di luar struktur yang bersifat informal dapat terjadi. Pada komunikasi formal maupun informal, komunikasi antar pribadi banyak memainkan peranan penting. Adanya komunikasi antar pribadi yang efektif akan sangat membantu untuk pencegahan pertentangan yang berlanjut. Jika pertentangan berkelanjutan dalam suatu organisasi maka pada akhirnya akan merugikan organisasi dalam pencapaian tujuannya.
Pada sebagian organisasi komunikasi informal tidaklah dianggap sebagai 'pengganggu' daripada komunikasi formal. Lebih jauh kehadiran jaringan komunikasi informal dimanfaatkan untuk melengkapi adanya jaringan komunikasi formal, melalui pengembangan kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Adanya iklim organisasi yang kondusif bagi berlangsungnya komunikasi baik formal maupun informal menumbuhkan komunikasi antar pribadi yang efektif. Keterbukaan komunikasi berlangsung dari tingkatan pimpinan hingga bawahan. Keanekaragaman forum komunikasi baik formal maupun informal dimanfaatkan untuk membina rasa kekeluargaan dan kebersamaan diantara sesama pelaku kerja.
Keefektifan komunikasi antar pribadi yang terjadi, menjadikan konflik yang timbul pada organisasi dipandang sebagai sesuatu hal yang manusiawi dan wajar. Dan menjadi salah satu tolak ukur keharmonisan komunikasi yang berlangsung.
Konflik pada organisasi lebih dipandang sebagai bagian dinamika pekerjaan daripada sesuatu yang bersifat pribadi, karena komunikasi khususnya antar pribadi telah berjalan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherley Fitriani
"Seiring dengan berkembangnya industri property, maka perusahaan furniture pun kini terkena imbas perkembangan tersebut. Salah satu perusahaan yang bermain dalam industri furniture ini adalah PT. Artifak Pratita. Perusahaan ini mengusung sebuah desain furniture klasik yang umumnya digemari oleh kalangan masyarakat dengan ekonomi mapan. Dengan begitu artifak menjadi salah satu perusahaan yang bersaing di bidang furniture klasik dalam merebut konsumen yang jumlahnya cenderung sedikit.
Keputusan pembelian sebuah furniture tidak sama seperti produk-produk umum lainnya. Produk furniture yang terglong high involvement ini membutuhkan proses waktu dalam mengkonsumsi sebuah produk tersebut. Dalam proses pemikiran seorang konsumen, juga dipengaruhi oleh beberapa program promosi yang diciptakan oleh perusahaan. Namun di sisi lain terdapat pula sebuah komunikasi yang biasa disebut dengan word of mouth. Word of mouth communication ini merupakan salah satu komunikasi informal yang didapat dari teman, rekan kerja, keluarga atau orang-orang yang ahli di suatu bidang tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan efektifitas WOM dalam pemasaran di industri furniture dan bagaimana sikap konsumen dalam memberikan WOM kepada orang lain. Apakah WOM yang diberikan konsumen kepada orang lain merupakan WOM positif yang sama seperti sewaktu konsumen tersebut menerimanya dari orang lain.

Furniture companies are influenced by the increasing of property industry. One of the company plays in this industry is PT. Artifak Pratita. The company offers classic design furniture mainly preferred by upper economic class. By playing in that segment made Artifak?s potential customers are slightly small.
The decision to buy a furniture product is not the same with other products. Furniture products which are considered as high involvement products need some period of time to make a buying decision. Promotion programs created by the company also are influencing customer?s decision process. On the other side there is a form of communication called the word of mouth. This type of communication is a part of informal communication gathered from friends, colleagues, family members or experts in certain field.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Kusumaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari anteseden-anteseden pada aspek komunikasi, seperti symmetrical communication, transparent communication, partisipasi pegawai, komunikasi informal, knowledge sharing, dan komunikasi melalui media sosial organisasi terhadap employee engagement yang dimediasi oleh perceived communication satisfaction di lingkungan organisasi pemerintah X. Survei dilakukan terhadap 108 pegawai dengan menyebarkan kuesioner melalui aplikasi perpesanan, yang bertujuan untuk menguji pengaruh dari keenam anteseden tersebut dengan employee engagement yang dimediasi oleh variabel perceived communication satisfaction. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa symmetrical transparent communication, partisipasi pegawai, knowledge sharing dan komunikasi melalui media sosial organisasi berpengaruh secara positif terhadap perceived communication satisfaction, hanya komunikasi informal tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel tersebut. Hal ini menandakan bahwa kelima anteseden yang diajukan memberikan pengaruh terhadap kepuasan komunikasi di organisasi pemerintah X. Sementara itu, hasil yang bertolak belakang terlihat pada variabel employee engagement, dimana hanya komunikasi informal yang berpengaruh terhadap variabel tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa pegawai di organisasi pemerintah X merasakan keterlibatan dengan organisasi akibat dari diterapkannya komunikasi informal di tempat kerja mereka.

This study aims to test the effect of antecedents on communication aspects, such as symmetrical communication, transparent communication, employee participation, informal communication, knowledge sharing, and communication through organizational social media on employee engagement which is mediated by perceived communication satisfaction in government organizations X. The survey was conducted on 108 employees by distributing questionnaires through messaging applications, which aims to test the influence of the six antecedents on employee engagement which is mediated by the perceived communication satisfaction variable. From the test results, it is known that symmetrical communication, transparent communication, employee participation, knowledge sharing, and communication through organizational social media positively affect perceived communication satisfaction. Only informal communication does not have a positive effect on this variable. This indicates that the five antecedents proposed have an influence on communication satisfaction in government organizations X Meanwhile, contradictory results were seen in the employee engagement variable, where only informal communication had an effect on this variable so that it can be concluded that employees in government organization X feel involved with the organization as a result of implementing informal communication in their workplace."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library