Ditemukan 137 dokumen yang sesuai dengan query
Erlian Prabawati
"Setiap anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan. Hal ini disetujui oleh seluruh negara dan wajib memenuhi kebutuhan pendidikan bagi warga negaranya. Namun terdapat sejumlah anak yang tidak dapat memperoleh pendidikan yang sama pada umumnya, yaitu mereka yang berkebutuhan khusus. Maka dari itu, pemerintah membuat kebijakan pendidikan inklusif yang dpaat memberikan kesempatan bagi mereka untuk menempuh pendidikan di sekolah reguler. Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan keberlanjutan pendidikan inklusif. Teori yang digunakan adalah teori dari Sue Stubbs. Penelitian ini menggunakan pendekatan postpositivist dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor keberhasilan dan keberlansungan pendidikan inklusif di Kota Depok cukup terpenuhi dibandingkan dengan Kota Bandung.
Every children has the right to education. It is approved in the entire country must fulfill the needs of education for its citizens. However there are a number of children who can not obtain the same education in general, such as those with special needs. Therefore, the government made a policy of inclusive education that could provide an opportunity for these children to study in regular schools. This study wanted to examine the factors of success and sustainability of inclusive education. The theories that are used in this reseach are theory of Sue Stubbs. This research used a post positivist approach, with in-depth interviews and literature study. The result of research showed that factors of success and sustainable inclusive education in Depok adequately met the criteria than Bandung."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adrian Brahma Aditya
"Studi ini menjelaskan stagnasi advokasi yang dilakukan oleh kelompok disabilitas dalam mengarusutamakan perlindungan dan pemenuhan hak-hak orang dengan disabilitas. Proses advokasi ini bertujuan untuk memperjuangkan dan mewujudkan masyarakat inklusif di Provinsi Yogyakarta. Orang-orang dengan disabilitas mengalami eksklusi sosial selama beberapa dekade dan membuat mereka hidup dalam kemiskinan dan tereksklusikan dari berbagai layanan sosial. Eksklusi sosial yang dihadapi oleh para orang dengan disabilitas disebabkan oleh model medis, yang menempatkan mereka sebagai kelompok yang tidak berdaya dan selalu membutuhkan dukungan. Akibatnya, orang dengan disabilitas selalu dipandang sebagai warga negara kelas dua. Proses advokasi menuju gerakan disabilitas yang dipimpin oleh organisasi orang dengan disabilitas dilakukan untuk mengatasi hambatan ini. Model sosial disabilitas yang menempatkan disabilitas, bukan sebagai masalah individu tetapi lebih ke masalah sosial menjadi ide besar organisasi orang dengan disabilitas. Menurut model ini, seseorang menjadi disabel karena masyarakat yang membuat mereka menjadi orang dengan disabilitas. Karena itu, rekonstruksi pandangan ini menjadi tujuan utama kerja advokasi yang dilakukan oleh organisasi orang dengan disabilitas. Strategi dan taktik advokasi terutama dilakukan oleh organisasi orang dengan disabilitas hanya berfokus pada aspek struktural. Ada beberapa hasil kerja advokasi, namun, terdapat jalan panjang yang harus ditempuh. Organisasi orang dengan disabilitas masih berjuang untuk mengubah arti disabilitas. Pemerintah dan masyarakat masih menempatkan disabilitas sebagai warga negara yang kekurangan dan membuat orang dengan disabilitas belum mampu keluar dari hambatan budaya yang telah mengakar selama beberapa dekade. Oleh karena itu, model sosial yang direkomendasikan oleh penelitian ini adalah bekerja melalui pendekatan jalur ganda. Fokus jalur pertama untuk mengatasi hambatan pada struktur dan jalur kedua fokus untuk mengatasi hambatan di tingkat budaya.
This study explains the stagnation of advocacy conducted by disability groups in mainstreaming the protection and fulfillment of the rights of persons with disabilities. This advocacy process aims to fight for and realize an inclusive society in the Province of Yogyakarta. People with disabilities are experienced by social exclusion for decades and make them live in poverty and excluded from various social services. The social exclusion faced by people with disabilities is caused by the individual model, which put them as underpowered group and always need support. As a result, people with disabilities always seen as second-class citizen. Advocacy process toward disability movement which led by disabled people organisation is raised to overcome this barrier. A social model of disability that put disability, not an individual issue but more to the social issue become a big idea of the disabled organisation. According to this model, someone become disability because of society who make them disabled. Therefore, reconstruction of this view becomes the main objective of the advocacy works made by disabled people organisation. Advocacy strategies and tactics mainly conducted by disabled people organisation only focus on the structural. There are some results of the advocacy works, however, there still a long way to go. The disability organisation still struggle to change the meaning of disability. The government and society still put disability as a pitiful citizen and make people with disability have not been able to get out of the cultural barrier that has been rooted for decades. Therefore, a social model recommended by this research is to work through the twin tracks approach. The first track focus to overcome barriers at the structure and the second track focus to overcome barrier on the cultural level."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54228
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Naeni Amanullah
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
362.042 NAE t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Aloys Budi Purnomo
Jakarta: Kompas, 2003
291.2 ALO m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New Jersey: Helen Keller International, 2013
371.904 6 PEN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Depok: UI-Press, 2015
362.042 TAT
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: PSLD UIN Sunan Kalijaga, 2012
378.1 MOD
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nadia Nur Amalina Wijayanti
"Pergeseran makna perpustakaan di zaman modern mengubah persepsi perpustakaan yang dulunya hanya dianggap sebagai tempat pencarian referensi atas sebuah informasi, kini dilihat sebagai tempat untuk mengembangkan komunitas dalam sebuah kota. Oleh karena itu, perpustakaan dapat disebut sebagai sebuah civic space. Civic space memiliki potensi di mana pertukaran sosial dan ekonomi terjadi, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang bisa bertemu dengan bebas, dan di mana masyarakat dapat dengan bebas berekspresi. Pentingnya kehadiran civic space dalam sebuah kota dibarengi dengan pentingnya aspek inklusifitas untuk memastikan civic space ini dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perpustakaan dapat berperan sebagai sebuah civic space yang inklusif yang diperlukan dalam lingkup perkotaan.
The shift in the meaning of libraries in modern times has changed the perception of libraries that were previously seen only as a place to find references for information, and now they are seen as a place to develop communities in a city. Therefore, a library can be defined as a civic space. Civic space has the potential of being where social and economic exchanges occur, where people from various backgrounds can meet freely, and where people can freely express themselves. The importance of the presence of civic space in a city is accompanied by the importance of the aspect of inclusivity to ensure that all levels of society can enjoy the civic space. This paper aims to examine how a library can act as an inclusive civic space that is needed in urban areas."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tambunan, Toman Sony
"Digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan perubahan dari sistem konvensional ke digital sebagai upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan operasional UMKM. Digitalisasi UMKM diharapkan dapat mendorong sektor UMKM menjadi lebih kuat, meningkatkan daya tahan yang lebih tinggi, kapasitas yang lebih produktif dan inovatif, dapat memperluas akses pasar serta mampu meningkatkan daya saing."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 63 (2023)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Bewizta Maurilla Hasyyati
"Guru sekolah inklusif lebih rentan mengalami stres terkait pekerjaan, yang dapat menyebabkan kelelahan pada guru. Kelelahan tidak hanya berdampak negatif pada kinerja guru, tetapi juga prestasi akademik dan sosial siswa. Studi populasi lain menganjurkan welas asih untuk mencegah kelelahan. Studi ini menguji korelasi antara welas asih dan kelelahan pada guru sekolah dasar (SD) inklusif menggunakan Skala Welas Asih (SCS; Neff, 2003) dan Survei Maslach Burnout Inventory-Educators (MBI-ES; Maslach, Jackson, & Leiter, 1996). ). Pesertanya adalah guru kelas dan guru pendamping khusus (N = 170) di sekolah dasar inklusi di Jakarta Selatan, Bogor, Depok, dan Cimahi. Sesuai dengan hipotesis, skor belas kasihan diri memiliki hubungan yang signifikan dengan dimensi burnout yaitu hubungan negatif dengan kelelahan emosional dan depersonalisasi, serta hubungan positif dengan prestasi pribadi. Hasil penelitian ini didukung oleh hubungan antara dimensi welas asih dengan dimensi burnout. Temuan menunjukkan bahwa belas kasihan dapat melindungi diri dari kelelahan pada guru sekolah dasar inklusif. Batasan penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut.
Inclusive school teachers are more prone to experience work-related stress, which can lead to teacher fatigue. Fatigue not only negatively impacts teacher performance, but also student academic and social performance. Another population study advocates compassion for preventing fatigue. This study examined the correlation between compassion and fatigue in inclusive primary (SD) teachers using the Compassion Scale (SCS; Neff, 2003) and the Maslach Burnout Inventory-Educators Survey (MBI-ES; Maslach, Jackson, & Leiter, 1996). ). The participants were classroom teachers and special companion teachers (N = 170) in inclusive elementary schools in South Jakarta, Bogor, Depok, and Cimahi. In accordance with the hypothesis, self-compassion scores have a significant relationship with the burnout dimension, namely a negative relationship with emotional exhaustion and depersonalization, and a positive relationship with personal achievement. The results of this study are supported by the relationship between the compassionate dimension and the burnout dimension. The findings suggest that compassion can protect against burnout in inclusive primary school teachers. The limitations of this study and suggestions for future research are discussed further."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library