Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhiandra Wirantari Safira
"ABSTRAK
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan reproduksi yang terpengaruh oleh beberapa faktor, termasuk hiperinsulinemia yang memicu keadaan resistensi insulin. Faktor yang mempengaruhi resistensi insulin antara lain obesitas dan kelainan ekspresi substrat reseptor insulin-insulin-1 (IRS-1) substrat reseptor yang dikodekan oleh gen IRS-1. Belum diketahui apakah kelainan IRS-1 merupakan faktor penyebab resistensi insulin pada wanita non-obesitas. Penelitian ini dilakukan selama mengetahui perbandingan ekspresi mRNA IRS-1 pada wanita obesitas dengan PCOS dan non obesitas yang dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh obesitas dan resistensi insulin pada PCOS. Penelitian dilakukan dengan metode Real Time PCR pada RNA diisolasi dari darah tepi wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara ekspresi IRS-1 antara wanita dengan PCOS kontrol normal, dan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok obesitas dan non-obesitas kegemukan. Ekspresi IRS-1 pada pasien dengan PCOS dan obesitas diduga lebih tinggi karena regulasi substrat reseptor insulin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Yurianda
"Ketimpangan antara kadar vitamin D25(OH) rendah dan keadaan resistensi insulin pada penderita SOPK dengan anovulasi kronik menarik untuk digali lebih jauh. Anovulasi kronik pada SOPK diyakini disebabkan terhentinya pertumbuhan folikel di ovarium. Pada resistensi insulin, vitamin D diperkirakan berperan di sel sasaran dengan menambah substrat reseptor insulin. Perlu diungkap pengaruh vitamin D terhadap pertumbuhan folikel ovarium dengan mengukur kadar AMH, kemudian diperbandingkan antara penderita S-OPK-RI dan SOPK-nir-RI berdasarkan perubahan kadar reseptor insulin darah. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh pemberian vitamin D3 terhadap pertum-buhan folikel ovarium dan penurunan kadar AMH melalui jalur reseptor insulin dan resep-tor vitamin D darah. Penelitian dua tahap dilakukan dari 14 Agustus 2018 hingga 25 Fe-bruari 2019 terhadap 35 subjek SOPK-RI dan 35 subjek SOPK-nir-RI di Poliklinik Infer-tilitas dan Endokrinologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto (RSGS), Jakarta. Tahap pertama adalah iris-silang antara SOPK-RI dan nir-RI untuk mem-bandingkan kadar vitamin D25(OH), AMH, reseptor insulin dan reseptor vitamin D darah. Tahap kedua adalah uji kuasi-eksprimental untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin D3 12.000 IU per minggu selama tiga bulan terhadap pertumbuhan folikel dengan peman-tauan USG-transvaginal atau transrektal sebulan sekali dan kadar AMH pada SOPK-RI dan nir-RI. Kadar glukosa puasa, insulin puasa, vitamin D25(OH), AMH diukur dari darah. Reseptor vitamin D darah dan reseptor insulin darah diperiksa dari sel mononukleus darah tepi (SMDT). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) prapemberian vitamin D3 nilai yang berbeda bermakna antara SOPK-RI dan SOPK-nir-RI adalah kadar glukosa puasa (84 vs. 78 mg/dL; p = 0,016), insulin puasa (20,3 vs. 7,49 μIU/mL; p < 0,001) (2) pascapemberian vitamin D3 yang berbeda bermakna adalah kadar glukosa puasa (82 vs. 79 mg/dL; p = 0,049), insulin puasa (23,19 vs. 10,54; p < 0,001), reseptor insulin lebih tinggi pada SOPK-RI diban-dingkan SOPK-nir-RI (18,80 vs. 14,78 ng/mL; p = 0,020), reseptor vitamin D pada SOPK-nir-RI menurun bermakna (63,29%); (3) pascapemberian vitamin D3 ditemukan: (a) delta perubahan kadar vitamin D25(OH) pasca (8,38 ng/mL (63,4%) [SD 4,06] SOPK-RI vs. 12,31 ng/mL (10,29%) SOPK-nir-RI, p < 0,001); (b) delta perubahan penurunan kadar AMH pasca SOPK RI 10,29 vs. SOPK-nir-RI 14,61%; p = 0,492); (c) delta peningkatan diameter folikel antara dua kelompok SPOK meningkat pada bulan pertama (14,3% vs. 50%), kedua (33,3% vs. 66,7%), dan ketiga (50% vs. 66,7%), tetapi yang berbeda bermak-na (p < 0,05) hanya pada bulan pertama, yaitu lebih besar pada SOPK-nir-RI. Disimpulkan bahwa vitamin D3 menurunkan kadar AMH pada SOPK-RI dan SOPK-nir-RI, serta meningkatkan pertumbuhan folikel pada kededua kelompok SOPK, pada bulan pertama perubahan diameter folikel lebih besar pada SOPK nir-RI. Prapemberian vitamin D3 tidak ditemukan perbedaan kadar reseptor insulin dan reseptor vitamin D pada kededua kelompok SOPK, sedangkan pascapemberian vitamin D3 terdapat penurunan kadar reseptor vitamin D pada SOPK-nir-RI.
......Discrepancy between low-level vitamin 25(OH)D and insulin resistance in PCOS patients with chronic anovulation required to be further explored. Chronic anovulation in PCOS is believed to be caused by the follicular arrest in the ovary. In insulin resistance the vitamin D is thought to play a role in target cell by adding the insulin receptor substrate. It is nec-essary to elucidate the effect of vitamin D on the ovarian folliculogenesis by measuring the AMH levels, which are then compared between patients with IR-PCOS and non-IR-PCOS based on the changes in blood insulin receptor levels. The aim of this study is to determine the effect of vitamin D3 administration on ovarian follicular growth and reduction of AMH through insulin receptor and blood vitamin D re-ceptor pathways. The two stages study was carried out from 14th August 2018 to 25th February 2019 on 35 IR-PCOS and 35 non-IR-PCOS subjects at the Infertility and Endo-crinology Out-patient Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Gatot Soebroto Central Army Hospital (RSGS), Jakarta. The first stage was a cross-section study between IR-PCOS and non-IR-PCOS to compare levels of vitamin 25(OH)D, AMH, blood insulin receptors and vitamin D receptors; the second is a quasi-experimental test to determine the effect of 12,000 IU vitamin D3 administration per week for 3 months on follicular growth with transvaginal or transrectal ultrasound monthly and AMH levels on IR-PCOS-and non-IR-PCOS. Fasting glucose, fasting insulin, vitamin D25(OH), AMH levels are measured from the blood. Blood vitamin D receptor and insulin receptor were measured from the peripheral blood mononuclear cells (PBMC). The results of the study demonstrated that: (1) before administration of vitamin D3, there were differences in fasting glucose (84 vs. 78 mg/dL; p = 0.016) and fasting insulin (20.3 vs. 7.49 μIU/mL; p < 0.001) between the two groups; (2) after vitamin D3 administration, significant differences were found between the two groups for the levels of fasting glucose (82 vs. 79 mg / dL; p = 0.049), fasting insulin (23.19 vs. 10.54; p < 0.001); higher insulin receptors was found in IR-PCOS compared to non-IR-PCOS (18.80 vs. 14.78 ng / mL; p = 0.020), the vitamin D receptors in non-IR-PCOS decreased significantly (63.29%); (3) vitamin 25(OH)D levels before vitamin D3 administration were not significantly different in the two groups (13.84 vs. 10.97 ng/mL; p = 0.327), while after vitamin D3 administration the levels increased significantly (8.38 ng/mL (63.4%) [SD 4.06] in IR-PCOS vs. 12.31 ng/mL (10.29%) in non-IR-PCOS, p < 0.001); (4) AMH levels decreased in the both groups after vitamin D3 admin-istration but the ratio of the decrease was not significantly different (10.29 vs. 14.61%; p = 0.492); (5) follicular diameter between the two groups increased in the first month (14.3% vs. 50%), the second month (33.3% vs. 66.7%), and the third month (50% vs. 66.7% ) after vitamin D3 administration, but the significant difference (< 0.05) was demonstrated only in the first month, which was greater in non-IR-PCOS than that in the IR-PCOS. It is concluded that vitamin D3 decreases AMH levels in both IR-PCOS and non-IR-PCOS. It increases folliculogenesis in both PCOS groups; in the first month, the changes in follic-ular diameter are greater in non-IR-PCOS. Before vitamin D3 administration, there is no difference in the levels of insulin receptors and vitamin D receptors between the two groups, whereas after vitamin D3 administration there is a decrease in the levels of vitamin D re-ceptors in non-IR-PCOS. Keywords: AMH, IR-PCOS, non-IR-PCOS, PBMC, vitamin D receptor, insulin receptor, vitamin D25(OH)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyandini Wulandari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Insulin receptor substrate-1 IRS-1 merupakan protein adaptor yang berada di sitoplasma dan memiliki peran penting dalam insulin signaling pathway. Adanya perubahan informasi genetik berupa polimorfisme pada gen IRS-1 diduga kuat berkontribusi terhadap kejadian resistensi insulin akibat terganggunya kaskade insulin signaling di sejumlah jaringan. Gangguan kaskade insulin signaling di pembuluh darah, terutama yang melibatkan PI3K menyebabkan penurunan sintesis NO yang selanjutnya akan berdampak terhadap kejadian disfungsi endotel. Polimorfisme gen IRS-1 berupa varian Gly972Arg menjadi predisposisi genetik terhadap kejadian disfungsi endotel dan penyakit kardiovaskuler.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara polimorfisme gen IRS-1 berupa varian Gly972Arg dengan kejadian disfungsi endotel yang dinilai dengan flow mediated dilation FMD .Metode: Suatu studi potong lintang dengan subjek penelitian adalah karyawan RSJPDHK yang telah menjalani penelitian IRS-1 di Divisi Litbang RSJPDHK. Didapatkan besar subjek penelitian adalah 81 orang. Data primer adalah hasil pemeriksaan FMD, sedangkan data sekunder diambil dari rekam medis. Genotyping IRS-1 rs1801278 diperiksa menggunakan alat Real Time PCR Applied Biosystem tipe ABI 7500 menggunakan metode Taq Man Assay dan pemeriksaan FMD dengan alat Aloka Prosound yang dilakukan di Divisi Vaskuler RSJPDHK.Hasil: Terdapat 81 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Subjek dibagi dalam 3 kelompok, yakni grup wildtype/CC 14 orang , heterozigot/CT 52 orang , dan homozigot mutan/TT 15 orang . Terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme gen IRS-1 berupa varian Gly972Arg dengan disfungsi endotel p= 0,019 . Setelah dilakukan penyesuaian terhadap merokok, hipertensi, diabetes melitus dan sindroma metabolik terdapat kecenderungan meningkatnya risiko disfungsi endotel berdasarkan pola polimorfisme OR 12,8; IK 95 1,5-106; p 0,018 pada grup CT dan OR 18; IK 95 1,8-183,3; p 0,015 pada grup TT .Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme gen IRS-1 berupa varian Gly972Arg dengan disfungsi endotel yang dinilai menggunakan FMD. Kata kunci: Insulin receptor substrate-1, polimorfisme gen, varian Gly972Arg, disfungsi endotel, flow mediated dilation

ABSTRACT<>br>
Background Insulin receptor substrate 1 functions as one of the key downstream signaling molecules in the insulin receptor signaling pathways. Insulin has multiple physiological effects on the vascular tissues including regulation of the expression of endothelial nitric oxide synthase eNOS . This regulatory effect of insulin on endothelial function is mediated via the activation of the signaling pathway involving the insulin receptor insulin receptor substrate 1 IRS 1 phosphoinositide 3 kinase PI3K . Thus genetic changes in IRS 1 may potentially contribute toward the development of insulin resistance. Gly972Arg IRS 1 variant may contribute to the genetic predisposition to develop endothelial dysfunction and cardiovascular disease. However, little is known about the interaction between Gly972Arg IRS 1 variant and endothelial dysfunction in vivo.Objective To investigate the genetic polymorphism and its relationship with endothelial dysfunction measured by flow mediated dilation FMD .Methods 81 subjects were genotyped for the Gly972Arg IRS 1 polymorphism using Taq Man method. FMD was performed using Aloka Prosound at the Vascular clinic.Results 81 subjects were clustered into three groups CC 17,3 , CT 64,2 and TT 18,5 . There was a significant relationship between Gly972Arg IRS 1 variant and endothelial dysfunction measured by FMD p 0,019 . After adjustment of smoking status, hypertension, diabetes mellitus and metabolic syndrome, there was an increased risk between Gly972Arg IRS 1 variant with endothelial dysfunction OR 12,8 95 CI 1,5 to 106 p 0,018 in CT group and OR 18 95 CI 1,8 to 183,3 p 0,015 in TT group .Conclusion Gly972Arg IRS 1 variant may be a significant genetic determinant for endothelial dysfunction measured by FMD."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library