Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bipi Prihanggodo
Abstrak :
Agen adalah seorang yang mendapat kuasa dari orang lain untuk melakukan pekerjaan tertententu dan atas nama orang tersebut. Sebagai upah dari prestasi yang telah dilakukan maka seorang agen akan menerima komisi atas pelaksanaan prestasinya. Seorang agen bertanggung jawab pada prinsipal atau pihak yang diwakilinya atas segala perbuatan atau tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikuasakan kepadanya. Agen asuransi lepas seperti juga agen pada umumnya mendapatkan upah dan bertanggung jawab atas perbuatan dan prestasi yang telah dilaksanakannya. Tetapi agen asuransi lepas memiliki kedudukan yang unik jika dilihat dari bagaimana dia bekerja dalam hubungannya dengan tertanggung dan penanggung dan ketentuan yang berlaku. Hal ini membuat penulis melakukan penelitian untuk melihat perlindungan hukum bagi tertanggung yang menggunakan jasa agen asuransi lepas. Pokok permasalahan yang diteliti oleh penulis adalah mengenai bagaimana terjadinya dan berakhirnya hubungan hukum agen asuransi lepas dengan pihak tertanggung yang diwakilinya, apa perbedaan agen asuransi lepas dengan agen asuransi kontrak, apa akibat hukum dari keterlambatan pembayaran premi asuransi dan perbedaan jaminan polis yang terjadi karena kesalahan agen asuransi lepas dan melihat faktor-faktor yang menyebabkan posisi tertanggung lemah dan perlindungan hukum apa yang dapat diberikan kepada tertanggung yang memakai jasa asuransi lepas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu penelitian dalam pengertian meneliti kaidah-kaidah atau norma-norma, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok permasalahan , pendekatan konsep dan analisis data dilakukan secara kualitatif. Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa agen asuransi lepas merupakan suatu bentuk keagenan yang unik karena berperan sebagai kuasa dari tertanggung. Kuasa tersebut dapat diberikan baik secara tegas, secara diam-diam maupun dengan pengesahan. Kuasa yang diberikan ini akan berakhir jika jangka waktu pertanggungan telah berakhir, kuasa yang diberikan dicabut oleh tertanggung, salah satu pihak meninggal, prinsipal jatuh pailit, penyakit gila yang diderita oleh agen asuransi lepas atau tertanggung serta halangan dari keagenan. Kesalahan agen asuransi lepas dalam bentuk keterlambatan pembayaran premi asuransi dapat membawa akibat hukum bagi tertanggung dimana penanggung tidak akan membayar tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung, dari hal tersebut terlihat betapa iemah kedudukan tertanggung yang menggunakan jasa agen asuransi lepas, sehingga harus mendapat perlindungan hukum dengan baik dan tepat. Faktor-faktor yang menyebabkan posisi tertanggung yang menggunakan jasa agen asuransi lepas lemah adalah karena kurangnya atau terbatasnya pengetahuan asuransi dari agen asuransi lepas, kurangnya pemahaman tertanggung mengenai status agen asuransi yang dipakainya, dan adanya penanggung yang melakukan kerjasama keagenan dengan agen asuransi lepas, serta lemahnya pengawasan dari Pemerintah.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria B. Widiastuti
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Al Muhajjir
Abstrak :
Penelitian ini menguaikan proses pembentukan brand awareness menggunakan formulasi Integrated Marketing Communication, beserta persyaratan ideal pemanfaatan saluran-saluran komunikasi, pada perusahaan jasa asuransi yang brand awareness nya rendah dan mempunyai masalah kredibelitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus pada dua perusahaan jasa asuransi di Jakarta. Hasil penelitian menguraikan proses pembentukan brand awareness dimulai dari sasaran brand awareness yangdituju, hingga penyusunan IMC yang mendukung faktor penunjang brand awareness. Selain itu ditemukan persyaratan ideal penerapan IMC pada kegiatan komunikasi pemasaran jasa asuransi. ......This study describes the process of creating brand awareness by using the formulation of Integrated Marketing Communications, along with the requirements of the ideal utilization of communication channels of life insurance company that the commodity currently still has rather low brand awareness and have credibility problems. This study uses a qualitative case study on two insurance companies in Jakarta. The results of the study outlines the process of brand awareness creation, starting from the intended target brand awareness to the formulation of Integrated Marketing Communications strategy, which became a major contributory factor creating brand awareness. Hence, on this study there is also the ideal requirement of the application of Integrated Marketing Communications on life insurance communication activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Evia Lutfi
Abstrak :
Sejalan dengan semakin globalnya dunia usaha, maka persaingan bisnis akan semakin ketat dan sulit. Pengelolaan usaha dilakukan untuk mengatasi perubahan - perubahan yang terjadi. Sumber daya manusia yang mempunyai kualitas dan memenuhi kompetensi, merupakan salah satu keungguran bersaing perusahaan. Pendekatan terhadap penggunaan kompetensi dalam pengelolaan sumber daya manusia diyakini dapat efektif dilaksanakan dalam kaitan dengan program rekrutmen dan seleksi, perencanaan pengembangan dan pelatihan, penentuan karir serta penilaian kinerja ka yawan hingga pada sistem pendapatan. Untuk itu, diperlukan identifikasi kebutuhan kompetensi jabatan pada suatu organisasi sebagai langkah awal dalam melakukan penataan dan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih baik. Dengan mempertimbangkan bahwa kompetensi teknis (hard competency) telah dipersyaratkan dalam salah satu ketetapan, perusahaan sementara kompetensi non teknis belum teridentifikasi, maka penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi (soft competency) jabatan pada kelompok bidang kerja di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dengan menggunakan model kompetensi yang telah dikembang oleh Spencer & Spencer, Jr. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan responden yang diambil berdasarkan purpusif sampling berjumlah 90 orang terdiri dari pejabat, staff dan karyawan kantor pusat dan kantor cabang. Hasil penelitian menunjukkan, 10 jenis kompetensi yang merupakan generik kompetensi; yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam perusahaan, yaitu : Achievement Orientation, Self Confidence dan Self Control (kelompok Core Competency); Analytical Thinking, Conceptual Thinking dan Technical Expertise (kelompok Personal Effectiveness); Team Work, Customer Service Orientation, Concern For Order dan Information Seeking (kelompok Working Through With Others Competency). Untuk model kompetensi (Iihat lampiran 2) yang dihasilkan memperlihatkan masing - masing bidang kerja (teknik, pemasaran, keuangan 1 akuntansi dan pendukung operasi) mempunyai jenis kompetensi pada tingkat kepentingan dan tingkatan skala tertentu di tiap jenis kompetensi. Hal ini berarti pada masing - masing bidang kerja mensyaratkan jenis dan tingkat kompetensi yang berbeda sesuai bidang kerjanya.
In line with the development of business globalization throughout the world, it would certainly make it more difficult and demanding for business to compete against one another. The management of business it self must be able to adapt, to overcome all the changes that can occur at any given time. Human Resources could be is one of the best strategies to have for a company to compete in search of winning the competition. The practical approach of using the competency in managing the Human Resource is believed to be more effective in terms of program recruitment, selection, planned training & development, career plan, employee assessment and the salary/earning system. In view of all of these circumstances, it is absolutely necessary to identify each competency's requirement for a certain occupation's position in an organization as the first step to better manage and organize the Human Resource. In consideration that technical competency (hard competency) is required in a company's rules and regulation, whilst the non technical competency (soft competency) has not yet been determined, a research 1 a study should be implemented with the objectivity to identify the need of occupational competency on certain working group at PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), by way of using competency model designed by Spencer & Spencer , Jr. the research method that was used was called Descriptive Method, using purposive sampling of 90 respondences from low to higher ranking employees at the head office and from the branch offices. The research study indicated that 10 different kinds of competencies were classified as generic competencies which were necessary to have by each individual within a company, these were Achievement Orientation, Self Confidence and Self Control (Core Competency Group); Analytical Thinking, Conceptual Thinking and Technical Expertise (Personal Competency Group); Team Work, Customer Service Orientation, Concern For Order and Information Seeking (Working Through With Others Competency). For the competency model (please see 2"d attachment) which have been identified by their individual field such as; technical, marketing, finance/accounting and operational supports, they have their own type of competency at a certain level of needs and at a certain level of scale. This revelation means that each of this field of work requires different type and level of competency in accordance to their specific field of work.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library