Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astari Dwina Pramesti Basuki
Abstrak :
ABSTRAK
Melalui pendekatan fungsi dan estetika antara manusia dengan arsitektur, desain mengalami proses perkembangannya di bidang pengetahuan arsitektur terhadap ruang interior. Penelitian berbasis desain pun menjadi peluang sebagai media yang dapat mempelajari pendekatan tersebut. Sistem yang dapat bekerja pada suatu interioritas pun menjadi kunci utama penelitian ini. Bagaimana interioritas dapat menjawab penelitian mengenai metode baru dalam mendesain yang bergerak pada fungsi dan estetika ruang interior? Penelitian ini diawali dengan mempelajari seputar fungsi seni kolase terhadap sistemnya dalam merepresentasikan suatu ruang arsitektur interior. Kolase dalam kaidahnya memiliki ruang-ruang tersembunyi dibalik lapisan objek yang menjadi fokus utama teknik representasi ruang tersebut. Teka-teki mengenai keberadaan ruang tersembunyi ini kemudian dapat menghasilkan seribu satu kemungkinan cerita yang tersampaikan melalui pengalaman manusia dalam fungsi. Dengan penelusuran lebih lanjut, kelak seribu satu kemungkinan cerita tersebut menjadi suatu sistem yang perlu ditelusuri dengan mempertahankan unsur fungsi dan estetika terhadap interioritas. Image seribu satu kemungkinan cerita yang terkandung dan bercengkerama dalam interioritas sebuah ruang dapat menjadi sistem yang disebut sebagai mesin. Mesin tersebut adalah sistem yang dapat bekerja di antara persepsi manusia dan pengalamannya akan ruang secara berkelanjutan. Ruang sebuah pasar di daerah Santa pun dimanfaatkan sebagai tapak pengembangan mesin tersebut, dengan alasan peluang image tapak yang dimiliki serta ruang yang berpotensi dapat mewadahi seribu satu cerita. Dialog antara sistem seribu satu cerita mengenai fungsi dan estetika ini dapat disebut sebagai Living Machine yang kelak dapat menjawab keberadaan dialog tersebut sebagai suatu interioritas.
ABSTRACT
Through the function and aesthetic approach of the relationship between man and architecture, design has been through the development in the cognition of architecture towards interior. Design based study became the opportunity as the new media that can answer the study approach. The system that is able for working throughout the interiority is the keyword of the study. How can interiority answer the new method of design study about function and aesthetic of an interior space? The study begins by learning the main function of a collage art and its role in representing an interior architecture space. Collage art in its own rule has got some unfound space between its layers as the main focus of the space representation technique. Puzzles of the existence of the unfound space then collect a thousand and one probability of stories that were represented through the human responds by each of their experience as the function of the interior space. Thus by the further research, a thousand and one stories themselves could create their own system that should be followed with the function and aesthetic of the interiority. The image that is brought by one thousand and one probability of stories that contained and theatrically involved each other inside the interiority is called as machine. The machine is a system that works between human perception and its following experience of space sustainably. The existence of a traditional market in Santa is chosen to be the site for further development of the machine. The image that is brought by one thousand and one probability of stories that contained and theatrically involved each other inside the interiority is called as machine. The machine is a system that works between human perception and its following experience of space sustainably. The existence of a traditional market in Santa is chosen to be the site for further development of the machine By reason of ?image? opportunities and space that potentially can contain the combination of one thousand and one stories. The dialogue between each system of one thousand and one stories about function and aesthetic is identified as ?Living Machine? that later can respond to the dialogue?s existence as an interiority.
2016
S62787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Atmodiwirjo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
PGB 0578
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Septian
Abstrak :
Pesatnya perkembangan manusia dan ruang membawanya ke dalam ruang publik untuk berinteraksi diantara subjek dan objek di lingkungan yang mendorong manusia untuk menghadapi tantangan global dalam menjaga keberlangsungan Bumi. Pada kondisi lingkungan yang sudah terbangun saat ini, kekacauan muncul seiring perkembangan manusia yang menghasilkan sampah dari objek kegiatan keseharian dan penyempitan lahan kosong memberikan peluang untuk membangun ruang arsitektur interior dengan pengalaman yang lebih intim terhadap lingkungan. Penelusuran spasial imaginary landscape melalui studi tentang land dan scape pada seni vegetasi Bonsai mengkreasikan kembali personalisasi alam dalam mengolah hamparan permukaan Bumi. Gundukan limbah yang diinjeksi ke dalam gudang tua batu bata untuk menghidupkan kembali sebagai ground baru melalui narasi material ruang hidup bagi vegetasi Bonsai seluruh dunia untuk memproyeksikan pengalaman spasial manusia. Interelasi antara ground, vegetasi, dan manusia menanamkan pesan kesadaran interioritas yang selalu tumbuh dalam sikap manusia di ruang interior landscape. ......The rapid development of human and space involved into public space to interact between subjects and objects in environment that encourages human to face global challenges to maintain sustainability of the Earth. In this build environment condition, chaos appears along with human development that produce waste from object of daily activities and constriction of land use gives an opportunity to construct interior architecture space with more intimate experience towards environmental. Spatial exploration of imaginary landscape through the studies about land and scape on the art of Bonsai vegetation to recreate nature personalization compose surface of the Earth. Mound of waste injected into old brick stone warehouse to revive as new ground through narrative material of living space for worldwide Bonsai vegetation to project spatial experiences of human. Interrelation between ground, vegetation, and human cultivates awareness message of interiority that keep growing within human attitude in interior landscape space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantika Nurmadhany
Abstrak :
Rumah merupakan suatu entitas dengan karakter yang dapat membuat manusia nyaman dan merasa aman. Ketika narasi dalam film horor menggunakan rumah sebagai latar utama, keberadaannya memberikan efek yang lebih menegangkan karena rumah merupakan media yang sangat dekat dengan manusia dan memiliki ingatan tersendiri. Film horor memiliki elemen unik yang berbeda dengan genre film lainnya karena pendekatan emosional yang membuat penontonnya merasakan ketegangan, ketakutan, dan suasana tegang yang diatur oleh visual dan audio capture. Film yang merupakan media penyampaian informasi dan penyalur pesan dan emosi memiliki kemampuan untuk memanipulasi ruang sehingga narasi yang disampaikan lebih terkontrol dan pesan yang terkandung lebih mudah diterima. Dari kemampuan ini, film dan arsitektur terkait dalam beberapa konsep. Penulisan ini dilakukan dengan membandingkan 3 film horor Indonesia dengan rumah sebagai setting utamanya. Perbandingan dilakukan dengan membahas pola pada setiap elemen film horor sehingga dapat dianalisis hubungan antara elemen spasial rumah dengan interioritas apa yang terdapat dalam film tersebut. ......The house is an entity with character that can make humans comfortable and feel safe. When the narration in a horror film uses a house as the main setting, its existence gives a more tense effect because the house is a medium that is very close to humans and has its own memories. Horror films have unique elements that are different from other film genres because of the emotional approach that makes the audience feel tension, fear, and a tense atmosphere that is governed by visual and audio capture. Film, which is a medium for conveying information and channeling messages and emotions, has the ability to manipulate space so that the narrative conveyed is more controlled and the message contained is easier to accept. Of these capabilities, film and architecture are related in several concepts. This writing is done by comparing 3 Indonesian horror films with the house as the main setting. The comparison is done by discussing the pattern in each element of the horror film so that it can be analyzed the relationship between the spatial elements of the house and what interiority is contained in the film.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Ardiningrum
Abstrak :
Konteks masa depan dengan berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi turut mempengaruhi berkurangnya interioritas dalam pembentukkan ruang arsitektur. Crafting memiliki potensi untuk memberikan jiwa ke dalam arsitektur dengan kedalaman yang dimilikinya. Tugas akhir ini membahas tentang metode crafting seperti apa yang dapat menghasilkan desain yang tetap memiliki interioritas walaupun berada dalam konteks masa depan yang serba modern dan cepat. Apakah konfigurasi dalam crafting musik dan lukis dapat menghasilkan kualitas ruang yang memiliki kedalaman dalam mempertahankan interioritas suatu ruang. Berdasarkan studi crafting yang dilakukan dalam tugas akhir ini, didapatkan bahwa kedalaman dalam crafting didapatkan melalui proses pembuatannya dan proses menemukan teknik yang tepat untuk menghasilkan crafting yang baik. Narasi menjadi alat untuk menciptakan alur dalam crafting sehingga crafting tersebut memiliki kedalaman yang dapat menghisap siapapun yang mengalaminya. Metode baru ini mampu menghasilkan ruang relaksasi yang memiliki kedalaman tanpa kehilangan interioritasnya. ......Technologies development in the future context also gives effects in interiority decreasing of the formation of architectural space. Crafting has potencies to give a soul into architectural space with its depth. This final project discusses how the crafting method could produce a design that still has its interiority in the future context that so modern and fast. Wether configuration in music and painting crafting could produce a space that has a depth inside and still keep its interiority. According to some crafting studies on this final project, found that the depth in crafting method is produced in the making process and inside the process of finding the best method to produce the best craft. Narrative becomes the tools to create a crafting plot so it has a depth that could sucks people into it. This new method could produce a relaxation space that has a depth and still keep its interiority.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharhanie Septi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Kegiatan ekonomi informal yang dilakukan di dalam maupun di lingkungan unit rumah telah banyak dilakukan oleh masyarakat Jakarta. Fenomena ini yang disebut sebagai HBE (Home-Based Enterprise) dimana unit rumah melakukan kegiatan domestik maupun kegiatan ekonomi. Tentunya dalam hunian dengan luasan terbatas, kegiatan domestik dan ekonomi saling bercampur dan mempengaruhi interioritas penghuninya. Dengan menggunakan Kampung Cikini, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, sebagai studi kasus, saya mendeskripsikan usaha penghuni untuk menyediakan ruang domestik dan ekonomi yang mampu mengakomodasi kondisi interioritasnya. Untuk itu, saya melakukan pemetaan jumlah dan lokasi HBE yang tersebar di Kampung Cikini dan memilih 5 (lima) di antaranya sebagai kasus pembahasan berdasarkan komoditas yang diperdagangkan. Dalam pembahasan, saya mengidentifikasi HBE berdasarkan pembagian komoditas yang dijual, proses adaptasi ruang kegiatan ekonomi dan domestic secara bersamaan dan mengidentifikasi kaitan adaptasi ruang tersebut dengan kondisi interioritas. Hasil deskripsi ini tidak hanya memperkaya wacana mengenai adaptasi ruang dalam hunian dengan luas terbatas, namun juga dapat member pemahaman akan pentingnya penyediaan ruang untuk kegiatan ekonomi bagi hunian masyarakat berpenghasilan rendah dan strategi spasial yang dapat digunakan agar dapat sinergis dengan kegiatan domestik.
ABSTRACT
Informal economic activities are done by the people in Jakarta either inside or outside the house units. This phenomenon is called as HBE (Home-Based Enterprise) where households do the domestic and economic activities in a house. In residential which has limited area, domestic and economic activity mix and influence the inhabitants? interiority. By using Kampong Cikini in Central Jakarta, as a case study, I attempt to describe the occupant?s enterprise to provide domestic and economic space which can accommodate their house?s interior and interiority. Thus, I am mapping the number and location of HBE in Kampung Cikini and choose 5 (five) of them as a case study based on its commodity. I identified HBE based on commodities, the process of adaptation of economic activities and domestic space and identified the relationship between the space?s adaptation an the interiority condition. I hope that the results of this writing will not only enrich the knowledge on the adaptation of residential in limited space, but also will tell about the importance of the provision of space for economic activity for the low-income communities particularly in urban slums and spatial strategies that can be used in order to synergize with domestic activities.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Alaydrus
Abstrak :
ABSTRAK
Manusia merupakan titik penting dalam sebuah pengalaman ruang. Dua aspek penting dalam ruang publik adalah perasaan nyaman dan tidak nyaman. Kenyamanan maupun ketidaknyamanan di ruang publik tidak terlepas dari tindak kriminalitas. Melalui pendekatan tersebut, saya melakukan studi dan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi serangkaian proses dengan menelusuri proses autopoiesis jejak secara holistic, saat manusia mengalami ketidaknyamanan pada ruang eksistensialnya. Sehingga, batas tertentu dari sebuah jejak akan menjadi identitas dari segmen tertentu dalam cerita masa lampaunya. Ketika segmen demi segmen terbaca, rangkaian cerita akan dapat seutuhnya teridentifikasi menjadi satu keutuhan cerita. Ketika jejak tersebut dapat hadir dan menjadi sebuah batas, maka disitulah muncul interioritas.
ABSTRACT
Humans are the most important thing in a space experience. Two important aspects of public space are the feelings of comfort and discomfort. That comfort or discomfort kind of feeling in the public space, are obviously inseparable from the acts of crime. Through such approaches, I undertake this studies and research that aims to identify the sequence of trails autopoietic processes, holistically, when human come up against their discomfort, and in their existential space. So, that specific and particular boundary from the trail will come up as identity. Identity of the past. When the segments are legible as segment-by-segment, the processes will be holistically identified as a whole story. When the presence of a trail becomes a boundary, therein the trail will appear as the interiority.
2016
S63234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Pramodya Wardani
Abstrak :
Tulisan ini merupakan studi yang mengungkap keterkaitan event temporer dengan pergeseran variabel interioritas. Event temporer yang dibahas dalam studi ini adalah gig musik yang diadakan secara berkala pada setting interior, Yesterday Backyard Kafe Bar. Variabel interioritas dalam ruang interior meliputi boundary, performance, intimacy, betweenness, dan atmosphere. Hal ini diakibatkan oleh adanya komponen yang terdapat dalam event temporer meliputi aspek visual tata cahaya, aksi performer, dekorasi , dan auditori genre, tempo, dinamika yang menjadi stimulan bagi variabel interioritas dalam ruang. Shifting variabel interioritas terjadi karena adanya pergeseran kondisi ruang interior yang berbeda dari kondisi awalnya. Masing- masing komponen yang terkandung dalam event temporer dapat membuat satu atau lebih variabel interioritas mengalami shifting. Hasil studi ini menunjukan bahwa event temporer dapat memengaruhi terjadinya shifting variabel interioritas dalam ruang interior. ......This study examines the interrelation between temporary event with the shifting of interiority variables. The temporary event discussed in this study is music gig held periodically at interior setting, Yesterday Backyard Cafe Bar. Interiority variables in interior space consist of boundary, performance, intimacy, betweenness, and atmosphere. The presence of components contained in temporary event are the visual aspect, including lighting, performer action, decoration, and auditori aspect, including genre, tempo, dynamics which become stimulant for interiority variables in space. Shifting variables interiority occurs because of the interior space conditions are changing from the initial conditions. Each component contained in a temporary event can maje various shifting of interiority variables. The results of this study show that temporary event can influence the occurrence of shifting interiority variables in interior space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Hasna Ersaid
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang representasi ruang dari sebuah film animasi yang merupakan hasil respons dari bagaimana aktivitas atau narasinya berlangsung. Dalam film animasi, ruang yang dipresentasikan merupakan ruang fiksi yang dapat membuat penontonnya melihat penggambaran abstrak yang sama. Walaupun berada di satu bidang layar yang datar dengan karakternya, penggambaran ruang dalam animasi tetap bisa membuat penontonnya merasakan kualitas dari ruang tersebut. Representasi visual yang dilihat dari film animasi mengkemas kualitas spasial interior dari media gambar dan memberikan kesan huni (immersion) dari layar, yang disebut interioritas.

Interioritas menjadi hasil presepsi seorang individu terhadap bagaimana penonton melihat ruang animasi tersebut dan dari kualitas ruang yang dihadirkan dalam film yang kemudian dapat diuraikan melalui mise-en-scéne. Fenomena ini menghasilkan pertanyaan mengenai bagaimana pembentukan kualitas representasi ruang dalam film animasi menghasilkan interioritas melalui mise-en-scéne. Pada skripsi ini, analisis elemen-elemen dari mise-en-scéne pada film animasi dilakukan untuk mengetahui bagaiamana representasi animasi dapat tersusun. Analisis tersebut menghasilkan cara untuk narasi dalam film animasi dituturkan dengan interaksi keseluruhan elemen yang berada di dalam layar, sehingga dapat menarasikan kualitas ruang pada film animasi.
ABSTRACT
This thesis discusses the representation of space which is the result of the activities or narrative that takes place in an animated film. In animated films, the space presented is a fictional space that can make the viewers see the same abstract idea. However, the depiction of space in animation can still make the audience feel the quality of the space. The visual representation displayed from animated films packs the spatial quality of the interior of the image media and provides a sense of occupancy from the screen, called interiority.

The interiority, then, is the result of individual perceptions of the audience seeing the animation space and from the quality of the space presented in the film which can then be described through mise-en-scéne. This phenomenon produces a question about how to make the quality of the representation of space in animated films that produce interiority through mise-en-scéne. In this thesis, the analysis of the elements of mise-en-scéne in the animated film is done to find out how the representation of animation can be arranged. This analysis produces a way for animated films to be told with the interaction of all the elements on the screen, so that they can narrate the quality of space in animated films.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Syifa Khairunissa
Abstrak :
Kegiatan makan bersama yang dilakukan berulang secara turun temurun akan menjadi sebuah tradisi. Tradisi memiliki nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi makan dalam Adat Sunda yaitu ngariung memiliki performa kegiatan makan. Makanan menjadi medium dalam food performance pada ngariung. Dalam kegiatan makan terbentuk hubungan interaksi antar-individu karena adanya pengaruh dari pembentuk kegiatan makan tersebut. Food performance ngariung yang membentuk ruang yang mewadahi tampilnya karakter masing-masing pelaku sehingga food performance merupakan sebuah pendekatan dalam melihat bagaimana ruang yang terbentuk. Proses terbentuknya ruang saat terjadinya kegiatan makan menjadi sebuah interioritas. Interioritas tersebut menciptakan sebuah karakter spasial dalam tatanan Adat Sunda yang mempengaruhi ruang makan. ...... Eating tradition that people do repeatedly in collective from generation to generation will become a tradition. Ngariung is one of eating tradition of Sundanese that has an performance. Food become a medium in food performance of ngariung. Eating tradition establish an interaction relationship between individual because of their forming food activities. Space that formed from food performance become a space that accommodate a perform which can release a character of the user. Food performance as an approach to see how the space establish. The forming process of space as an interiority that formed. Interiority create a spatial character in order of Sundanese tradition that affects the eating space of ngariung.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>