Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Serly Kusumadewi
"Tesis ini membahas transfer bahasa yang muncul dalam bahasa antara pemelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing BIBA. Transfer bahasa yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh bahasa pertama pemelajar terhadap bahasa antara. Penelitian ini memakai teori bahasa antara yang dikemukakan oleh Selinker 1972 untuk mencoba menjelaskan karakteristik bahasa antara pemelajar BIBA dari Korea pada tingkat kemahiran tertentu. Transfer bahasa yang dikaji terbatas pada fitur-fitur morfologis dan sintaktis pada transfer lematik yang berkaitan dengan pemrosesan kata. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan statistik deskriptif untuk menunjang temuan kualitatif. Penelitian ini menggunakan tulisan dari 35 pemelajar BIBA Korea dewasa pada tingkat kemahiran madya akhir. Hasil penelitian menemukan bahwa pemelajar BIBA Korea cenderung tidak memakai afiks prefiks me- yang bersifat inflektif, prefiks ber-, preposisi di dan ke, dan penanda ketakrifan kata bahasa Indonesia. Sementara itu, preposisi dengan muncul pada korpus namun dengan pemakaian yang tidak tepat. Ketersediaan bentuk dalam bahasa pertama yang berpadanan dengan bentuk dalam bahasa target justru menghambat proses penguasaan bahasa target. Sebaliknya, bentuk yang tidak tersedia dalam bahasa pertama tapi tersedia dalam bahasa pertama tidak selalu memicu efek kebaruan yang dapat memfasilitasi proses pemelajaran.

This thesis discusses language transfer appearing in the Interlanguage of Indonesian as Foreign Language IFL learners. This study uses Selinker's 1972 Interlanguage theories to limit the scope of research in explaining Korean IFL learner's interlanguage of particular skill level. The scope of language transfer investigated in this research is limited to learner's L1 influence towards learner's interlanguage characteristics. It is limited to morphological and syntactic features in lemmatic transfer category which is associated with word processing. This study is a qualitative study with descriptive statistics to support qualitative findings. The main corpus data used in this study is writing composition of 35 adult IFL Korean learners on high intermediate level. The study found that Korean IFL learners tend not to use verbal prefixes such as ber and inflective me, the prepositions di, ke, and Indonesian definite marker such as suffix nya. Meanwhile, the preposition dengan found in the corpus is deviant cases. It is found that the availability of equivalent forms in the first language was found precisely hindered the process of mastering the target language. Conversely, forms that are not available in the first language but available in the target language do not necessarily trigger novel effects that may facilitate the learning process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evilia Faida
"Kesilapan yang timbul bila orang-orang yang sedang berada dalam taraf belajar mencoba menggunakan bahasa yang sedang dipelajari merupakan hal yang wajar dalam proses belajar bahasa asing. Karena mereka sedang berada dalam taraf menuju kesempurnaan penguasaan bahasa asing. Diketahui adanya beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kesilapan-kesilapan tersebut. Penelitian yang berupa studi kasus dan yang difokuskan pada faktor penyebab timbulnya kesilapan dilakukan di lingkungan Program Studi Jerman FSUI. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tiga teks tertulis yang dibuat oleh tiga mahasiswa tingkat tiga Program Studi Jerman FSUI tahun ajaran 1986/1957. Hasilnya menunjukkan bahwa kesilapan yang tampak dalam teks-teks tersebut sebagian besar disebabkan karena pengaruh bahasa Indonesia. Banyak kesilapan yang tidak hanya disebabkan karena pengaruh bahasa Indonesia, tetapi juga karena faktor-faktor lainnya. Kesilapan memang masih muncul bila mahasiswa mencoba menggunakan bahasa Jerman yang sedang dipelajari itu, tetapi kesilapan-kesilapan tersebut diharapkan dapat diperkecil melalui penggunaan bahasa Jerman yang lebih sering lagi. Karena, seseorang bisa berbahasa suatu bahasa karena ia biasa menggunakan bahasa tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anugerah Yoga Pratomo
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis sintaktis yang dilakukan pada bahasa Belanda Ratu Máxima Zorreguieta Cerruti yang terlahir sebagai warga negara Argentina dengan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi sintaktis basantara ragam lisan yang dituturkan oleh Ratu Máxima dari sudut pandang psikolinguistik. Dalam penelitian diidentifikasi konstruksi klausa yang dituturkan oleh Ratu Máxima dalam tiga video wawancara dengan menggunakan Teori Keterprosesan yang
diajukan oleh Manfred Pienemann (1998) lalu menempatkannya ke dalam Skala Implikasional sehingga kemampuan berbahasa Belanda Ratu Máxima dapat diprediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam konstruksi dalam Teori Keterprosesan, hanya Konstruksi V-akhir yang masih menunjukkan angka kurang dari 70%. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Belanda yang digunakan oleh Ratu Máxima masih bersifat basantara. Selain itu, Ratu Máxima sudah menggunakan bahasa Belanda dalam konstruksi kompleks (Pisah, Inv, V-akhir) dan tidak lagi berpatokan hanya pada konstruksi simpleks (Satu Kata, Kanonis, Adv).

ABSTRACT
The research is syntax analysis on the speech act of Queen Máxima Zorreguieta Cerruti who was born as an Argentinian and speak Spanish as her first language. The problem which is brought in this research is how the syntactical construction of the Dutch language of Queen Máxima from psycholinguistics perspective. This research identifies the construction of clauses of Queen Máxima as appeared in three interview videos using the Processability Theory which is proposed by Manfred Pienemann (1998), and then place it into Implicational
Scale to estimate the level of Dutch ability of Queen Máxima. The result shows that from six constructions in the Processability Theory, only the V-end Construction which shows the percentage less than 70%. It shows that the Dutch level of Queen Máxima is still in the process of interlanguage. Other than that, she has started to use not only simple constructions (One Word, Canonic, Adv), but also more complex constructions (Separable, Inv, V-end)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rowley, MA: Newbury House, 1980
401.93 RES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Riyanto
"This article focuses on the psycholinguistic study of the syntactic aspects of Dutch-Indonesian interlanguage. The study is based on the interlanguage syntax observed in an oral test given to thirty Indonesian learners of Dutchas a second language, whose purpose is to test the processability theory of Pienemann (2005a, b, c, 2007). The results of the study provide evidence for the validity of Pienemann?s theory. Learners who have acquired sentences with the highest level of processing will also already have acquired sentences with a lower level of processing. The results from learners with a high level of Dutch proficiency verify the processability theory with more certainty than the results of learners with a lower proficiency. Learners tend to rely on meaning if they are not confident of their grammatical proficiency. Interlanguage is the result of the immediate need to encode in the mind concepts and ideas into the form of linguistic items, within a fraction of a millisecond, whilst the supporting means are limited, and whilst learners already have acquired a first language and possibly another language as well."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library