Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barnes, Gregory A.
Lincolnwood: National textbook Co., 1993
R 378.15 BAR i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2010
620.106 20 FUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Bonar
Abstrak :
Perlunya pemahaman terhadap permasalahan penyesuaian dari mahasiswa internasional dinilai sangat penting bagi universitas tuan rumah demi tersedianya dukungan pelayanan dan konseling yang diperlukan dan juga demi persiapan sebelum keberangkatan bagi mahasiswa asing. Meskipun penelitian tentang penyesuaian berkembang pesat, tidak banyak yang mengkaji mahasiswa asing, secara khusus mahasiswa asal Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan stres kehidupan, religiusitas, dan penyesuaian diri mahasiswa Indonesia sebagai mahasiswa asing. Sebanyak 96 responden mengisi angket yang meminta informasi tentang karakteristik demografis, penyesuaian diri, religiusitas, dan Index of Life Stress. Hasil analisis data menunjukkan bahwa stres kehidupan berada pada taraf sedang, sedangkan religiusitas dan penyesuaian diri tergolong tinggi. Selain itu, religiusitas tidak berperan sebagai moderator dalam hubungan stres kehidupan dengan penyesuaian diri. Sumber dana pendidikan merupakan faktor permasalahan kehidupan umum yang berkontribusi signifikan terhadap penyesuaian tersebut. Implikasi dan keterbatasan penelitian dibahas dalam rangka riset lanjutan.
Understanding adaptation problem in international context is necessary as a source from which host universities formulate support services and counseling provision as well as for preparation before departure for international students. Although research on adjustment has burgeoned over the past several decades, relatively little is known about overseas student, particularly among Indonesian students as expatriates in some countries around the world. The present study is intended to examine the relationship of their life stress, religiosity, and adjustment. Data from 96 Indonesian international students were collected using demographic questions, personal adjustment scale, religiosity scale, and Index of Life Stress. Results revealed that the samples experienced moderate life stress, high religiosity, and high personal adjustment. Moreover, it was found that religiosity did not serve as moderator in the relationship between life stress and adjustment. Further, source of education financial support, as a part of general living issues, has unique contribution to their adjustment. Implication and limitations of this study are discussed in term of further research.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mega Radyani
Abstrak :
Mahasiswa Indonesia, khususnya di masa pandemi COVID-19, mengalami berbagai masalah psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan kesepian. Mahasiswa yang berkuliah di luar negeri berisiko lebih tinggi karena disertai tantangan penyesuaian di budaya baru. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kondisi distress psikologis dan kesepian mahasiswa di dalam negeri (DN) dan luar negeri (LN) selama pandemi COVID-19, serta faktor-faktor yang berkaitan. Desain penelitian kuantitatif non-eksperimental, tipe cross-sectional study. Data penelitian berjumlah 997 partisipan dari jenjang S1 hingga S3, terdiri dari 684 mahasiswa DN dan 313 mahasiswa LN, dengan rentang usia 18-40 tahun. Secara umum, seluruh partisipan memiliki rata-rata stres dan kesepian dalam tingkat sedang, serta kecemasan dan depresi dalam tingkat ringan. Rata-rata stres dan kecemasan mahasiswa DN lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa LN. Mahasiswa perempuan dan berstatus lajang menunjukkan tingkat stres paling tinggi. Mahasiswa DN jenjang S1, dan kondisi finansialnya tidak cukup menunjukkan tingkat kecemasan paling tinggi. Tidak ada perbedaan signifikan pada depresi dan kesepian. Penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang dapat menjadi protektif dan risiko terhadap masalah psikologis mahasiswa umum selama pandemi COVID-19. ......Stress, anxiety, depression and loneliness are psychological issues prevalent in Indonesian college students during the pandemic period. A similar occurrence is identified among overseas students, in addition with challenges of adjusting to new culture. This research aims to obtain a comprehensive picture of psychological problems experienced by students during the COVID-19 pandemic, alongside other related factors. The research used a non-experimental quantitative design with cross-sectional study type. 997 undergraduates to postgraduate students participated, where 684 students were from local and 313 students from overseas, age range of 18-40 years old. Overall, participants have reported moderate level of stress and loneliness, and mild level of anxiety and depression. Average stress and anxiety were significantly higher in local students than overseas students. Highest level of stress was examined in single and female students. Higher anxiety level was found in local students who are enrolled as undergraduate student and are in a state of insufficient financial income. There was no significant difference in depression and anxiety between the groups. This study explained factors that could be protective and risk to certain psychological among students during the COVID-19 pandemic.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fajar Anwar
Abstrak :
Partisipasi pendidikan tinggi bergantung pada kecerdasan individu yang didapatkan secara alamiah atau melalui jenjang pendidikan sebelumnya. Kecerdasan individu diukur dalam hal pengetahuan literasi, numerasi, dan sains yang terukur melalui penilaian internasional misalnya PISA. Beberapa penelitian terdahulu dalam level mikro membuktikan bahwa skor PISA memengaruhi partisipasi pendidikan tinggi secara signifikan. Partisipasi pendidikan tinggi dianalisis lebih lanjut pada level makro sehubungan partisipasi pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh kondisi individu, sosial, politik, dan ekonomi. Penggunaan regresi panel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa negara dengan skor PISA yang tinggi tidak mempunyai angka partisipasi pendidikan tinggi yang signifikan. Angka partisipasi pendidiakn tinggi dipengaruhi secara signifikan oleh angka partisipasi pendidikan menengah dan proporsi angka populasi tua. Negara anggota OECD cenderung mempunyai angka partisipasi pendidikan tinggi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi, negara perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan menengah, menganjurkan orang tua untuk mengalokasikan biaya untuk pendidikan tinggi generasi muda, dan mempelajari sistem pendidikan tinggi negara anggota OECD. ...... Tertiary education participation depends among others on individual intelligence, which can be obtained naturally or through previous education level. Individual intelligence can be measured by literacy, numeracy, and science knowledge and skills, which are assessed by an international assessment such as PISA. Previous studies at the micro-level proved that the PISA score significantly affects tertiary education participation. It is further analyzed at the macro-level as educational participation can also be affected by individual, social, political, and economic conditions. Applying panel regressions, this study shows that a country with high PISA scores does not have a significant tertiary education participation rate. However, the tertiary education participation rate of the country is significantly affected by the secondary education participation rate and the share of old populations. Countries that are a member of OECD tend to high tertiary education participation rate. Hence, to increase tertiary education participation, a country should improve the quality and quantity of its secondary education, encourage the elder to allocate financial resources for tertiary education of the younger generation, and study the tertiary education system of the OECD member countries.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Sintya Dewi Maharani Hadikusumo
Abstrak :
Salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) tersebut yakni program pertukaran pelajar bernama program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2021. Tiga perguruan tinggi negeri yang paling banyak mengirimkan mahasiswanya ke negara tujuan pada program IISMA 2021 yakni UGM, UI, dan ITB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB pada program IISMA tahun 2021 dan untuk mengetahui pola pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB ITB pada program IISMA tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam dan menggunakan analisis spasial deskriptif dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa UGM memilih negara Asia dikarenakan adanya persamaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa UI cenderung memilih negara Eropa dikarenakan adanya perbedaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa ITB cenderung memilih negara Asia, Eropa, dan Amerika dikarenakan adanya aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Kesimpulannya bahwa terdapat faktor penarik dan pendorong oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB serta pola pemilihan yang terbentuk yakni mahasiswa UGM cenderung memilih negara Asia, mahasiswa UI cenderung memilih Eropa, dan mahasiswa ITB cenderung memilih Asia, Eropa, dan Amerika. ......One of the Free Learning-Merdeka Campus (MBKM) programs is a student exchange program called the Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) program in 2021. The three state universities that send the most students to destination countries in the 2021 IISMA program are UGM, UI, and ITB. The purpose of this research is to find out what factors influence the choice of country by UGM, UI, and ITB students in the 2021 IISMA program and to find out the pattern of country selection by UGM, UI, and ITB ITB students in the 2021 IISMA program. used is qualitative with in-depth interviews and using descriptive spatial analysis and triangulation of data sources. The results showed that UGM students chose Asian countries due to cultural similarities, different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. UI students tend to choose European countries due to cultural differences, different aspects of tourism, educational factors, environmental factors, and cultural factors. ITB students tend to choose Asian, European, and American countries due to different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. . The conclusion is that there are pull and push factors by UGM, UI, and ITB students as well as the election pattern that is formed, namely UGM students tend to choose Asian countries, UI students tend to choose Europe, and ITB students tend to choose Asia, Europe, and America.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ektada Bilhadi Mohamad
Abstrak :
Dalam makalah ilmiah ini, saya mencoba berefleksi atas pengalaman saya dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk menunjukkan bagaimana program-program yang dilaksanakan dalamnya beserta dengan diskursus mengenai ekspektasi akan partisipan IISMA ini, mengindikasikan bahwa IISMA merupakan proyek untuk mempromosikan budaya Indonesia dan juga mencoba menciptakan citra tersendiri untuk 'orang Indonesia' di mata masyarakat asing. Namun, saya melihat bahwa dalam upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia ini, para koordinator IISMA mengedepankan suatu konsepsi kebudayaan Indonesia yang dibentuk oleh pemikiran Orientalis yang mendorong kami untuk menampilkan kebudayaan Indonesia selayaknya sebuah kebudayaan yang primitif, statis, dan eksotis . Dalam hal ini, saya juga akan menarasikan upaya-upaya saya untuk melawan cara berpikir self-orientalist tersebut, baik itu melalui upaya-upaya untuk mengubah konstruksi self-orientalist itu sendiri, atau dengan menggunakan penggambaran eksotis tersebut untuk memahami identitas saya itu sendiri. ......In this paper, I aim to reflect upon experiences from my participation in the Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) program to show how the various programs and discourse regarding the expectations for the recipients of the awards point to the program being a project of promoting Indonesian culture and in cultivating a specific image of ‘an Indonesian’ in the eyes of our foreign audience. However, I argue that in these efforts of promoting Indonesian culture, the coordinators of the IISMA program push forward a conception of Indonesian culture that is shaped by Orientalist thought which push us to portray our own culture in a manner that reinforces depictions that paint us as a primitive, static, and exotic culture. I will also narrate how throughout my participation in this event, I have attempted to exercise my own agency to resist against these self-orientalist modes of thinking, either in attempts to reshape them or in using them to find my place during my time abroad.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library