Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atvinda Prilya Afista
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) sering dikaitkan dengan penyakit komorbid yaitu hipertensi dan dislipidemia. Peran apoteker belum terlihat untuk mengendalikan penyakit DM tipe 2, komorbid serta kepatuhan terapi pasien dalam perawatan kesehatan primer Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh konseling apoteker disertai buklet terhadap luaran klinis dan kepatuhan terapi pasien rawat jalan DM Tipe 2. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai September 2018 dengan desain pre-eksperimental dan pengambilan sampel secara konsekutif. Selama penelitian, subjek diberikan kuesioner sosiodemografi, Medication Adherence Questionnaire, melakukan penilaian pill count adherence, serta pengukuran luaran klinis yang dilakukan sebelum dan sesudah 3 kali diberikan intervensi apoteker. Hasil penelitian 51 pasien memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan juga menyelesaikan penelitian. Proporsi pasien yang diuji menggunakan kai kuadrat memberikan hasil, pasien dengan kadar Gula Darah Puasa dan HbA1c yang terkontrol serta kepatuhan terapi yang tinggi signifikan lebih banyak dan berbeda bermakna setelah diberikan intervensi dengan nilai (p = <0,0001; 0,014; <0,0001). Analisis perbedaan rerata luaran klinis menggunakan uji T dependen dan Wilcoxon Sign menunjukkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar GDP (p= <0,0001), HbA1c (p= <0,0001), kolesterol total (p= 0,011), HDL (p= <0,0001), LDL (p= <0,0001) dan kepatuhan terapi (p= <0,0001) sedangkan trigliserida dan tekanan darah tidak berbeda (p >0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi apoteker yaitu konseling dan pemberian buklet dapat memperbaiki kadar glikemik, mencegah atau memperlambat progresivitas penyakit komorbid, dan efektif meningkatkan kepatuhan terapi pasien.
ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus (DM) is often associated with comorbid diseases that is hypertension and dyslipidemia. The role of pharmacists has not been seen to control type 2 DM disease and its comorbidities in Indonesian primary health care. The aim of this study was to evaluate the influence of counseling by pharmacists with the booklet on clinical outcomes and adherence to therapy for outpatients type 2 DM. The study was conducted from January to September 2018 with pre-experimental design and consecutive sampling. During the study, subjects were given a sociodemographic questionnaire, Medication Adherence Questionnaire, do the Pill Adherence Count assessment, measurement clinical outcome before and after 3 times of pharmacy intervention. The study result was 51 patients who entered inclusion-exclusion criteria and had completed the study. The proportion of patients whose tested using chi-squared gave results that patients with controlled Fasting Blood Glucose, HbA1c levels, and high medication adherence was more significant and different after the intervention (p = <0,0001; 0,014; <0,0001). Difference analysis of clinical outcomes using T dependent test and Wilcoxon sign test showed there was a significant difference in FBS (p = <0,0001), HbA1c (p = <0,0001), total cholesterol (p = 0,011), HDL (p = <0,0001), LDL (p = <0,0001) and therapy adherence (p = <0,0001) while triglycerides levels and blood pressure has no difference. This study shows that pharmacist intervention can improve glycemic levels, prevent or decrease progression of comorbid and effective to improve patient compliance.
2018
T52355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Indriani
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan obat yang berisiko terhadap ginjal pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal memungkinkan terjadinya masalah terkait obat. Apoteker berperan dalam mengidentifikasi dan mencegah terjadinya masalah terkait obat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah dan jenis masalah terkait obat pada pasien penyakit ginjal kronik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Penelitian dilakukan secara prospektif selama periode Januari hingga Maret 2012 menggunakan rancangan eksperimental, pre dan post-test. Evaluasi dilakukan terhadap 377 terapi obat dari 40 orang pasien penyakit ginjal kronik. Rekomendasi diberikan kepada dokter, perawat, dan pasien. Jumlah masalah terkait obat adalah 98 masalah (25,99% dari jumlah terapi obat yang diresepkan). Jenis masalah terkait obat adalah efek terapi obat yang tidak optimal 62,24%, kejadian obat yang tidak diinginkan (non alergi) 20,41%, dan kejadian obat yang tidak diinginkan (toksik) 17,35%. Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi apoteker dapat menurunkan masalah terkait obat jenis efek terapi obat yang tidak optimal (62,24% menjadi 0%), jenis kejadian obat yang tidak diinginkan yang non alergi (20,41% menjadi 11.22%), dan jenis kejadian obat yang tidak diinginkan yang menimbulkan efek toksik (17,35% menjadi 10,20%). Faktor perancu secara bermakna mempengaruhi terjadinya masalah terkait obat yaitu penyakit penyerta (r= 0,385; p= 0,014), dan jumlah terapi obat (r= 0,604; p= 0,000).
2012
T31428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Farmasita Budiastuti
Abstrak :
Leukemia merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi pada kasus kanker anak. Pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) anak rentan mengalami masalah terkait obat (MTO) selama menjalani kemoterapi maupun proses terapi penyakit penyerta. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah dan jenis MTO pada pasien LLA anak yang menjalani rawat inap maupun one day care chemotherapy di RSU Kabupaten Tangerang bulan Januari-Maret 2017. Penelitian ini dilakukan dengan pre-post test design pra eksperimental secara prospektif. Penelitian dilakukan terhadap 138 pasien yang sedang menjalani pengobatan, kemudian diidentifikasi MTO berdasarkan sistem klasifikasi Pharmaceutical Care Network Europe versi 6.2, lalu dilakukan intervensi apoteker ke dokter, pasien dan tenaga kesehatan terkait berupa rekomendasi penyelesaian masalah sesuai penyebabnya. Jumlah MTO yang teridentifikasi sebanyak 177 masalah. Berdasarkan jenis MTO teridentifikasi sebanyak 164 jenis masalah. MTO yang terjadi meliputi efektivitas terapi 9,04%, reaksi obat yang tidak dikehendaki 29,1%, biaya pengobatan 0% dan masalah lain 61,02%. Intervensi apoteker berpengaruh terhadap penurunan jumlah MTO secara bermakna dari 177 menjadi 10 MTO (p<0,05). Intervensi apoteker juga berpengaruh terhadap penurunan jenis MTO secara bermakna dari 164 menjadi 10 jenis MTO (p<0,05). Faktor risiko status gizi, jenis LLA, jumlah penyakit penyerta, jumlah item obat dan jenis perawatan tidak berpengaruh bermakna terhadap penurunan jumlah dan jenis MTO (p>0,05).
Leukemia is a non-communicable disease that causes death with the highest number of cases in childhood cancer. Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) are susceptible to drug-related problems (DRPs). The objective of the study was to evaluate the pharmacist intervention in lowering the number and type of DRPs in childhood ALL patients in Tertiary Hospital Tangerang District from January-March 2017. Pre-post test design was prospectively used as a method in this study. The study was conducted on 138 patients, then identified DRPs based on Pharmacy Care Network Europe (PCNE) classification system V6.2, then pharmacist intervention to doctors, patients and health workers gave problem solving recommendations. The number of identified DRPs was 177 problems. Based on identified types of DRP as many as 164 types. The DRPs that occurs include 9.04% the effectiveness of therapy, 29.1% adverese drug reactions and 61.02% other problems. The pharmacist intervention significantly affected the decrease in DRPs from 177 to 10 DRPs (p<0.05). The pharmacist intervention also had an effect on the decrease type of DRPs significantly from 164 to 10 types of MTO (p<0.05). Risk factors for nutritional status, type of ALL comorbidities, number of drug items, and type of care did not significantly affect (p>0.05) to decrease the number and type of DRPs.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Anasthasia Sagita
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner PJK adalah penyakit kardiovaskular utama yang menyebabkan kematian. Masalah terkait obat MTO pada pasien PJK menyebabkan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah MTO pasien PJK rawat inap di Rumah Sakit Umum RSU Kabupaten Tangerang. Penelitian pra-ekperimental dengan pre-post design secara prospektif digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan terhadap 75 orang selama 4 bulan Januari-April 2017 di bangsal rawat inap RSU Kabupaten Tangerang. Kondisi klinis dan MTO didokumentasikan oleh apoteker. Klasifikasi MTO menggunakan Pharmaceutical Care Network Europe PCNE Versi 6.2. MTO yang teridentifikasi dilaporkan dan didiskusikan dengan dokter untuk intervensi. Identifikasi kembali kondisi klinis dan MTO dilakukan sesuai perubahan terapi dan klinis pasien. Karakteristik pasien yang dominan adalah umur 35-59 tahun, jenis kelamin laki-laki, jenis PJK non-SKA, penyakit penyerta le;2, jumlah terapi obat >5, tidak ada riwayat alergi, fungsi ginjal normal dan lama rawat le;5 hari. Masalah terkait obat yang teridentifikasi dan dilakukan intervensi sebanyak 443 masalah, terdiri dari 41.5 masalah efektivitas terapi, 56.4 masalah reaksi obat yang tidak dikehendaki dan 2 masalah biaya pengobatan. Intervensi apoteker bermakna p0,05 terhadap penurunan jumlah MTO. Intervensi apoteker dapat menurunkan jumlah MTO pada pasien PJK rawat inap di RSU Kabupaten Tangerang.
ABSTRACT
Coronary heart disease CHD is a major cardiovascular disease that causes death. Drug related problems DRP in CHD patients lead to an increased risk of morbidity and mortality. The objectives of the study were to evaluate pharmacist interventions against decreased DRPs of CHD inpatients at General Hospital of Tangerang District. Pre experimental studies with pre post design prospectively used as a method in this study. The study was conducted on 75 subjects for 4 month January April 2017 at inpatient ward of General Hospital of Tangerang District. Clinical and DRPs were documented prospectively by a pharmacist. The classification of DRPs used Pharmaceutical Care Network Europe rsquo s PCNE Version 6.2. The identified DRPs were reported and discussed with the physician for the intervention. Re identification of clinical and DRPs were completed following the treatment and clinical. The dominant patient characteristics were 35 59 years old, male gender, non ACS type, comorbidity le 2, the number of drugs 5, no history of allergy, normal renal function and length of stay le 5 days. The number of DRPs which identified and received intervention was 443, consisting of 41.5 as drug effect, 56.4 as adverse drug reaction and 2 as treatment cost. Pharmacist interventions decreased 88 of the number of DRPs p0.05 to decreased the number of DRPs. Pharmacist intervention decrease the number of DRP rsquo s CHD inpatient at General Hospital of Tangerang District.
2017
T49419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library