Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusmini Suprihatin
"Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori Adaptasi Roy dalam perawatan anak dengan peningkatan tekanan intrakranial. Pemantauan yang ketat terhadap kemungkinan terjadinya cedera otak sekunder pada anak disertai dengan pemberian posisi kepala ditinggikan 30 derajat, stimulasi seminimal mungkin, perawatan dalam satu waktu serta pemilihan tindakan yang tidak memberikan rangsangan yang dapat berakibat fatal buat pasien sangat penting dilakukan. Teori Adaptasi Roy sangat sesuai diterapkan pada kasus ini karena pengkajian yang dilakukan sangat detail dan dapat memfasilitasi perawat untuk melakukan monitoring dengan ketat terhadap kemungkinan terjadi komplikasi lebih lanjut walaupun ada faktor lain yang turut berperan seperti berat ringannya penyakit, lokasi tumor dan lamanya tumor menekan bagian lain dari otak itu sendiri.

This final scientific work aimed to apply Roys Adaptation Theory in nursing care for children with raised intracranial pressure. It is important to strict monitoring to possibility of secondary brain damage, lift up the head about 30, give nursing care in one time to minimize stimulating, and effectively select the less stimulating interventions that caused fatality. The Roys Adaptation theory is appropriate to applied in this case because the assessment is carried out very detailed and it facilitates nurses to monitor closely the possibility of further complication although another factors such as severity of the disease, tumor location, and the duration of the tumor pressure to the brain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmini Suprihatin
"Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori Adaptasi Roy dalam perawatan anak dengan peningkatan tekanan intrakranial. Pemantauan yang ketat terhadap kemungkinan terjadinya cedera otak sekunder pada anak disertai dengan pemberian posisi kepala ditinggikan 30 derajat, stimulasi seminimal mungkin, perawatan dalam satu waktu serta pemilihan tindakan yang tidak memberikan rangsangan yang dapat berakibat fatal buat pasien sangat penting dilakukan. Teori Adaptasi Roy sangat sesuai diterapkan pada kasus ini karena pengkajian yang dilakukan sangat detail dan dapat memfasilitasi perawat untuk melakukan monitoring dengan ketat terhadap kemungkinan terjadi komplikasi lebih lanjut walaupun ada faktor lain yang turut berperan seperti berat ringannya penyakit, lokasi tumor dan lamanya tumor menekan bagian lain dari otak itu sendiri.

This final scientific work aimed to apply Roy’s Adaptation Theory in nursing care for children with raised intracranial pressure. It is important to strict monitoring to possibility of secondary brain damage, lift up the head about 30°, give nursing care in one time to minimize stimulating, and effectively select the less stimulating interventions that caused fatality. The Roy’s Adaptation theory is appropriate to applied in this case because the assessment is carried out very detailed and it facilitates nurses to monitor closely the possibility of further complication although another factors such as severity of the disease, tumor location, and the duration of the tumor pressure to the brain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Muallim
"Latar Belakang :Peningkatan TIK adalah keadaan darurat medis yang berpotensi menimbulkan iskemia serebral, herniasi otak dan kematian. Penyebab TIK meningkat diantaranya trauma dengan edema serebral, perdarahan intrakranial dan tumor. Pengawasan TIK diperlukan untuk mencegah kematian pascabedah kraniotomi, salah satunya dengan evaluasi DSSO. Metode pemeriksaan TIK ini bersifat noninvasive dan belum umum dilaporkan terhadap pasien cedera otak traumatik pascabedah kraniotomi.Tujuan :Mengetahui hubungan DSSO terhadap peningkatan tekanan intrakranial pasca bedah kraniotomi pada pasien cedera otak traumatikMetode :Penelitian dengan design cross sectional. Pengambilan sampel secara consecutive terhadap pasien trauma kepala yang telah menjalani bedah kraniotomi. Pemeriksaan DSSO dilakukan untuk menilai diameter selubung saraf optik. pemeriksaan Transcranialdoppler dilakukan untuk mengetahui pulsatilityindex PI sehingga dapat ditentukan nilai tekanan intrakranial dengan rumus GoslingIndex TIK= 11,1x PI -1,43 . Uji independent T dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata DSSO terhadap TIK meningkat. Uji ROC dilakukan untuk mengetahui cut off point, sensitifitas dan spesifisitas DSSO.Hasil :Terdapat 40 subjek trauma kepala yang menjalani bedah kraniotomi. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki 57,5 , perdarahan intraserebral adalah bentuk cedera otak yang terbanyak 57,7 dan subdural hematoma 30 . Rerata DSSO adalah 5,46 SD 0,80 dan TIK 12,60 mmHg SD 4,80 pasien pascabedah kraniotomi. Perbandingan antara Nilai DSSO TIK meningkat 6,06 mm SD 0,66 menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan TIK normal rerata 5,20mm SD 0,72 dimana nilai P menunjukkan perbedaan signifikan P=0,001 . Nilai DSSO>5,40 memiliki sensitifitas 91,7 dan spesifisitas 64,3 dalam menentukan TIK meningkat pascabedah kraniotomi.Kesimpulan :DSSO berperan dalam peningkatan TIK pasca bedah kraniotomi. Kata kunci :DSSO, TIK, kraniotomi

Background The increased of ICP is a medical emergency that potentialy cause cerebral ischemia, brain herniation and death. The cause of increasing ICP including trauma with cerebral edema, intracranial hemorrhage and tumor. Observation of ICP is needed to prevent death after craniotomy surgery. One of the methods to observe ICP is using ONSD. This method is a noninvasive method for evaluate the increased of ICP but has not been commonly reported in patient with traumatic brain injury after craniotomy surgery.Objectives Tofind out the correlation between ONSD and the increased intracranial pressure post craniotomy surgery in patient with traumatic brain injury.Method This research is using cross sectional design method. The sample is selected consecutively towards patient with traumatic brain injury after craniotomy surgery. The ONSD examination is performed to determine the diamater of optic nerve sheath. The transcranial doppler examination is performed to determine the pulsatility index PI that can be used to know the value of ICP with Gosling index ICP 11,1 x PI 1,43 . Independent T test is performed to determine the mean difference of ONSD and the increased of ICP, the ROC test is performed to determine cut off point of ONSD 39 s sensitivity and specificity.Results There were 40 head trauma subjects who have undergone craniotomy. The most common sex were male 57.5 , intracerebral hemorrhage was the most common form of brain injury 57.7 and subdural hematoma 30 . The mean ONSD was 5.46 SD 0.80 and ICP 12.60 mmHg SD 4.80 in postoperative craniotomy patients. Comparison between ONSD and ICP show, there rsquo s increasing ONSD values 6.06 mm SD 0.66 for increasing ICP subject and it has higher values than the normal average ICP with 5.20 mm SD 0.72 . P values showed significant differences P 0.001 of ONSD and ICP. The value of ONSD 5.40 has sensitivity of 91.7 and specificity of 64.3 to determining increased ICP post craniotomy surgery.Conclusion ONSDhas role for the increased of ICP post craniotomy surgery."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahma Sary
"Kejadian jatuh merupakan penyebab paling sering klien dewasa masuk ke rumah sakit dan mengalami trauma brain injury atau cedera kepala. Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mengancam jiwa. Dampak yang dirasakan dari cedera kepala juga beresiko tinggi untuk mengalami peningkatan tekanan intrakranial .Klien dengan cedera kepala beresiko mengalami peningkatan tekanan intrakranial karena akibat dari adanya massa dari edema maupun hematoma. Elevasi kepala 30° diketahui dapat membantu mengurangi dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala sedang dalam perawatan di ruang rawat. Elevasi kepala 30° dilakukan dengan pemberian intervensi asuhan keperawatan lainnya selama tiga hari kepada pasien. Hasil menunjukan terdapat penurunan tanda dan gejala adanya peningkatan tekanan intrakranial.

Falls are the most frequent cause of adult clients entering the hospital and experiencing brain injury or head injury. Head injury is one of the health problems that can be life-threatening. The perceived impact of a head injury is also a high risk for increased intracranial pressure. The risk of experiencing increased intracranial pressure due to the presence of a mass from edema or hematoma. Head elevation of 30° is known to help reduce and prevent an increase in intracranial pressure. This scientific work aims to analyze nursing care in patients with head injuries who are being treated in the ward. Head elevation of 30° is done by providing other nursing care interventions for three days to the patient. The results showed a decrease in signs and symptoms of increased intracranial pressure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library