Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Huda
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
332.6 NUR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Cindy Yullenda
"Laporan Magang ini bertujuan untuk membahas dan menganalisis praktik audit pada akun terkait portofolio investasi syariah Reksa Dana SBF, salah satu Reksa Dana syariah dibawah manajer investasi PT M dan Bank Kustodian J yang diaudit oleh KAP RTS. Analisis prosedur audit portofolio Reksa Dana didasarkan pada pelaksanaan prosedur aktual kemudian dilakukan analisis kesesuaian prosedur tersebut dengan teori dan standar audit terkait.
Hasil analisis prosedur audit atas portofolio investasi menunjukkan terdapat defisiensi pelaksanaan audit. Pada tahap pertama pelaksanaan audit, Penulis menemukan defisiensi secara substansial prosedural. Sedangkan pada pelaksanaan audit selanjutnya, Penulis menemukan defisiensi prosedural pada uji substantif atas akun terkait portofolio investasi Reksa Dana SBF.

The ultimate purpose of this internship report is to analyze practical audit of sharia investment portfolio of SBF Fund which owned by Investment Manager PT M and Custodian Bank J, audited by KAP RTS. The analysis is started by explaining KAP RTS real practical audit for sharia portfolio investment and compare to the related theory and audit standard.
This analysis result to the several deficiencies finding. In the first audit phase, We found substancial procedural deficiency. Whereas in the further audit procedure, We found several procedural deficiencies related to substantive test regarding sharia investment portfolio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Firdiansyah
"Seiring dengan perkernbangan pasar modal Indonesia, industri reksadana terus rnenunjukkan perkernbangan. Khususnya pada reksadana syariah perturnbuhan yang cukup signifikan dapat dilihat dari jumlah reksadana dan total NAB. Reksadana syariah sendfri dipandang sebagai alternatif instrumen investasi yang tidak hanya bersih dari riba tetapi juga dari unsur yang tidak halallainnya. Oleh karena itu, dengan besarnya jumlah umat muslim di Indonesia, potensi pasar untuk perkembangan reksadana syariah masih cukup besar.
Hanya saja sebagai sebuah produk investasi, reksadana syarah. tidak mungkinberkembang apabila hanya mengandalkan unsur keagamaan. Tanpa ditopang kinerja, yang baik, reksadana syariah akan kesulitan memperoleh investor baru. Di samping itu, bukan tidak mungkin reksadana syariah akan ditinggalkan investornya apabila tidak mampu menawarkan tingkat pengernbalian yang menarik. Dengan kata lain, walaupun secara religius kelayakan reksadana syariah sudah terjamin, kelayakan dalarn hal tingkat pengembalian yang memadai dan risiko yang dialami harus dipertimbangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai reksadana syariah khususnya kelayakannya dari segi tingkat pengembalian dan risiko yang terkandung dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, serta di antara reksadana syariah itu sendiri Penelitian ini mengevaluasi kinerja em pat reksadana syariah yakni PNM Syariah; Danareksa Syariah Berimbang; Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah. Keempatnya rnerupakan reksadana camp.uran dan digunakan seharga sampel penelitian.mengingat sebagian reksadana tersebut sudah cukup lama hadir di Indonesia. Periode penelitian adalah selarna 15 (lima belas) bulan yakni antara bulan April 2004 hingga Juli 2005, dan menggunakan parameter indeks Sharpe, Treynor dan Jensen.
Hasil analisis dengan perhitungan return 1 harian menunjukkan kinerja reksadana yang buruk menurut seluruh indeks. lndeks Sharpe hanya menunjukkan nilai positif untuk PNM Syariah (0,02763). Sementara, indeks Treynor dan Jensen tidak menunjukkan nilai positif untuk keempat reksadana. Dibandingkan dengan pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik hanya PNM Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; Menurut indeks Jensen, tidak ada reksadana syariah berkinerja lebih baik dari pasar. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, bahasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,02763, -2,23484, -15,41893, -1,80812, -0,072666; indeks Treynor menghasilkan -0,00196, -0,01597, -0,06100, -0,07856, -0,00607; dan menurut indeks Jensen adalah -0,03075, -0,00790, -0,01174, -0,01201, 0,0000.
Berdasarkan perhitungan rolling return 3 bulanan, reksadana umumnya berkinerja baik menurut seluruh indeks. Nilai negatif hanya diperoleh PNM Syariah (-0,51967) menurut ihdeks Treynor dan Danareksa Syariah Berimbang (-0,00003) menurut indeks Jensen. Dibandingkan dengan kinerja pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik adalah Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; dan PNM Syariah, Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Jensen. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Batasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,.12723,. 0,85395, 2,85723, 1,39426,. 0,89655;. Indeks Treynor menghasilkan -0,51967, 0,04511, 0,29091, 0,81526, 0,04514; dan menurut indeks Jensen adalah 0,08285,-0,0003,0,01448,0,01523,0,0000."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Bagja Azhari
"Online Sharia Investment in Indonesia is driven by market demand. Sharia investment may take the form of Sharia shares, Sukuk, and property sale transactions. The fatwa of the National Sharia Council and Financial Authority Services Regulation Number 77/2016 are the legal basis for technology-based Sharia Investment in Indonesia. Investment according to Islamic law which is called syirkah, an investment that is unclean if it contains usury, gharar and maysir/gambling, liquor, and others. Dana Syariah is Financial technology in peer to peer
(P2P) Lending financing that applies Sharia principles in its implementation. Sharia Funds are present as Sharia-based Online Investments which are engaged in investment in the form of property buying and selling transactions, namely houses using murabahah contracts and Sharia funds as third parties among investors and business owners. The writer uses the Normative-Empirical research method in which the writer uses written sources such as books and journals, in addition, the writer also participates in investing in the Sharia Fund. The results of this study related to the activities of Fintech Syariah service peer to peer lending on Islamic Funds were in accordance with Fatwa of National Sharia Board Number 117/DSNMUI/II/2018 concerning Information Technology Based Financing Services Based on Sharia Principles, but Dana Syariah state that transactions use contracts determined by paying the principal and margin/profit.

Investasi Syariah Online di Indonesia didorong oleh adanya permintaan pasar. Investasi Syariah dapat berbentuk saham Syariah, Sukuk, dan Transaksi Jual-Beli property. Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Peraturan OJK nomor 77 tahun 2016 menjadi dasar hukum bagi Investasi Syariah berbasis teknologi di Indonesia. Investasi menurut hukum Islam yang mana disebut syirkah, investasi yang haram jika mengandung riba,gharar dan maysir/judi, minuman keras, dan lain-lain. Dana Syariah merupakan Financial technology pada pembiayaan peer to peer (P2P) Lending yang menerapkan prinsip Syariah dalam pelaksanaannya. Dana Syariah hadir sebagai Investasi Online berbasis Syariah yang bergerak di bidang investasi berupa transaksi jual-beli property yaitu rumah dengan menggunakan akad murabahah dan Dana Syariah selaku pihak ketiga diantara investor dan pemilik bisnis. Penulis menggunakan metode penelitian Normatif-Empiris yang mana penulis menggunakan sumber-sumber tertulis seperti buku dan jurnal, selain itu, penulis juga ikut serta melakukan investasi di Dana Syariah. Hasil penelitian ini terkait kegiatan layanan fintech Syariah peer to peer lending
pada Dana Syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah, namun Dana Syariah menyebutkan bahwa transaksi menggunakan akad yang ditentukan dengan membayar pokok pembiayaan dan margin/keuntungan.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Muhammad Iqbal Raharjo
"Integrasi faktor non-finansial ESG dalam investasi kini menjadi tren dominan dan berkembang cukup pesat di dunia pasar modal mengingat objektif finansial kini tidak lagi dijadikan sebagai satu-satunya objektif dalam berinvestasi. Investor yang ingin berkontribusi terhadap tujuan positif dengan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang signifikan dapat berinvestasi di perusahaan dengan praktik ESG yang memadai. Praktik ESG ini sejatinya tidak hanya terkonsentrasi pada perusahaan umum atau non-syariah saja, tetapi juga pada perusahaan syariah yang sejatinya memiliki karakteristik yang terafiliasi secara alamiah dengan kriteria ESG berdasarkan objektif maqashid syariah. Meskipun demikian, terdapat banyak perdebatan dan kritik oleh kalangan akademisi maupun praktisi keuangan yang mendasari kecondongan investasi syariah yang membawa karakter “penyaring negatif” dibandingkan “penyaring positif” terhadap perusahaan yang pada akhirnya dikategorikan sebagai sharia-compliant. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh status syariah terhadap performa lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) perusahaan di negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada periode 2018–2022. Pengujian dilakukan terhadap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Malaysia, Qatar, Saudi Arabia, Turki, dan Uni Emirat Arab yang mencakup keseluruhan sektor yang dirumuskan oleh Global Industry Classification Standard (GICS). Hasil penelitian pada regresi sampel penuh menunjukkan bahwa performa ESG perusahaan non-syariah justru lebih baik dari perusahaan syariah di negara OKI. Lebih lanjut, kriteria syariah secara parsial menunjukkan bahwa rasio utang berpengaruh negatif signifikan terhadap performa ESG perusahaan, sedangkan rasio piutang terhadap total aset maupun rasio kas terhadap total aset berpengaruh positif signifikan terhadap performa ESG perusahaan. Temuan ini konsisten dengan hasil regresi subsampel berdasarkan penggolongan sektor keuangan dan non-keuangan maupun penggolongan ukuran perusahaan menurut kapitalisasi pasarnya sebagai pengujian robust. Penelitian ini diharapkan menjadi “room for improvement” bagi perusahaan syariah yang dapat menekankan posisi kriteria ESG sebagai suatu proposisi nilai unik yang mampu untuk merefleksikan kebutuhan investasi syariah modern pada era kontemporer.

The integration of non-financial ESG factors in investment has now become a dominant trend and is growing quite rapidly in the capital market world, considering that financial objectives are no longer made as the only objective in investing. Investors who want to contribute to positive goals by providing significant social and environmental impacts can invest in companies with adequate ESG practices. These ESG practices are not only concentrated on general or non-sharia companies but also on sharia companies which inherently have characteristics affiliated with ESG criteria based on the objectives of maqasid sharia. However, there are many debates and criticisms by academics and financial practitioners underlying the tendency of sharia investments that carry a "negative screening" character compared to a "positive screening" for companies that are ultimately categorized as sharia-compliant. This research is intended to analyze the influence of the sharia-compliant status on the environmental, social, and governance (ESG) performance of companies in countries that are members of the Organization of Islamic Cooperation (OIC) in the period of 2018–2022. The research was conducted on public companies listed on the Indonesia, Malaysia, Qatar, Saudi Arabia, Turkey, and the United Arab Emirates Stock Exchanges, covering the entire sector that has been formulated by the Global Industry Classification Standard (GICS). The results of the full sample regression research show that the ESG performance of non-sharia companies is actually better than sharia companies in OIC countries. Furthermore, the sharia criteria partially show that the debt ratio has a significant negative effect on the company's ESG performance, while the accounts receivable ratio to total assets and the cash ratio to total assets have a significant positive effect on the company's ESG performance. This finding is consistent with the results of subsample regression based on the classification of financial and non-financial sectors, as well as the classification of company size according to its market capitalization as robustness testing. This research is expected to be a "room for improvement" for sharia companies that can emphasize the position of ESG criteria as a unique value proposition, reflecting the needs of modern sharia investment in the contemporary era. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Risjad Hanif Alchudri
"Penelitian yang ada menemukan hasil beragam mengenai perbandingan volatilitas antara investasi konvensional, syariah, dan ESG. Beberapa menemukan bahwa investasi syariah dan ESG memiliki risiko lebih rendah dibandingkan investasi konvensional. Sementara penelitian lainnya menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketiganya. Penemuan terdahulu menjabarkan berbagai faktor sebagai penyebab volatilitas. Pengumuman seperti pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral adalah salah satu faktor yang memengaruhi volatilitas di pasar. Dalam penelitian ini, akan diteliti apakah pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia berpengaruh secara sama atau berbeda terhadap volatilitas IHSG, ISSI, dan Sri Kehati. Model EGARCH akan digunakan dalam regresi penelitian ini. Selain periode secara keseluruhan, penelitian ini juga akan meneliti periode covid dan pra covid. Hasil yang didapatkan menemukan hasil beragam mengenai efek pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia terhadap volatilitas ketiga indeks. Penelitian ini juga menemukan bahwa efek pengumuman kebijakan suku bunga Bank Indonesia selama masa covid relatif lebih signifikan.

Existing research finds mixed results regarding volatility comparisons between conventional, sharia and ESG investments. Some find that Islamic and ESG investments have lower risks than conventional investments. Meanwhile, other studies have found that there is no difference between the three. Previous findings describe various factors as causes of volatility. Announcements such as central bank interest rate policy announcements are one of the factors that influence market volatility. In this research, we will examine whether the announcement of Bank Indonesia's interest rate policy has the same or different effect on the volatility of the JCI, ISSI and Sri Kehati. The EGARCH model will be used in the regression of this research. Apart from the period as a whole, this research will also examine the covid and pre-covid periods. The results obtained found mixed results regarding the effect of Bank Indonesia's interest rate policy announcements on the volatility of the three indices. This research also found that the effect of Bank Indonesia's interest rate policy announcement during the Covid period was relatively more significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noripah Kamso
"A guide to Islamic investment opportunities from the CEO of the world's leading Islamic finance bank Offering an insider's perspective on a rapidly growing sector of the financial industry, Investing in Islamic Funds details the basic principles of Islamic investing for Muslims and non-Muslims alike."
Singapore : Wiley , 2013
174.4 KAM i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library