Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Sukri
Abstrak :
ABSTRAK Sumber pembiayaan kesehatan di Indonesia masih mengandalkan pada pembayaran out of pocket dan menunjukkan kecenderungan meningkat. Out of pocket (1995) sebesar 54,0%; 72,8% (1998) dan 76,3% (2000). Sedangkan pembiayaan pemerintah menurun dari 46,0% (1995) menjadi 23,4% (2000). Latar belakang: penurunan BOR sebesar 3,6%, yaitu 71,3% (2007), 67,7% (2008), penurunan jumlah pasien rawat inap kelas III 2008-2009: 14%, serta jumlah tempat tidur kelas III yang disediakan: 68%. Jenis penelitian: penelitian operasional. Populasi target: seluruh pasien rawat inap kelas III (2009) yaitu pasien JAMKESMAS, JAMKESDA, SKTM, out of pocket. Analisa data: menganalisis data sekunder, selanjutnya mendeskripsikannya. Hasil penelitian: pemanfaatan pelayanan rawat inap kelas III sebanyak 41,4 % (pasien Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM). Sedangkan sisanya dari pasien OOP. Rata-rata LOS: Jamkesmas 8 hari, Jamkesda 5 hari, SKTM 7 hari, OOP 8 hari. Ratarata biaya rawat inap/pasien: Jamkesmas Rp. 2.611.619; Jamkesda Rp. 2.647.460; SKTM Rp 3.423.515.; dan OOP Rp. 1.173.423. Trend penyakit terbanyak: Jamkesmas, Jamkesda: Dengue Haemoragic Fever; SKTM: Cerebro Vascular Disease; OOP: Gastroenteritis. Pola pembiayaan berbeda antara pasien Jamkesmas, Jamkesda, SKTM, dan OOP pada penyakit yang sama. Saran: biaya pelayanan khususnya pelayanan Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM memperoleh keefektifan dan keefisiensian, melakukan kajian ulang terhadap penetapan tarif pelayanan dan lama hari rawat pasien Jamkesmas, Jamkesda, SKTM, meningkatkan kinerja tim verifikator, melakukan kajian lebih mendalam terkait utilisasi pelayanan kesehatan pada ruang lingkup yang lebih besar.
ABSTRACT Sources of health financing in Indonesia is still relying on out-of-pocket payments and shows an increasing trend. Out of Pocket (1995) amounted to 54.0%, 72.8% (1998) and 76.3% (2000). Meanwhile, government funding decreased from 46.0% (1995) to 23.4% (2000). Background: BOR decreased by 3.6%, ie 71.3% (2007), 67.7% (2008), decreasing the number of class III patients hospitalized from 2008 to 2009: 14%, and the number of beds provided by the class III : 68%. Type of research: operational research. Target population: all inpatients class III (2009), ie patients Jamkesnas, JAMKESDA, SKTM, out of pocket. Analysis of data: secondary data analysis, then describe it. Result: The inpatient service use were 41.4% grade III (patient Jamkesnas, Jamkesda, and SKTM). While the rest of the patients OOP. Average LOS: Jamkesnas eight days, five days Jamkesda, SKTM seven days, eight days OOP. Average inpatient costs / patient: JAMKESMAS USD. 2,611,619; Jamkesda USD. 2.64746 million; SKTM USD 3,423,515.; And OOP USD. 1173423. The trend of most diseases: Jamkesnas, Jamkesda: Dengue Fever Haemoragic; SKTM: Cerebro Vascular Disease; OOP: gastroenteritis. Financing patterns differ between patients Jamkesnas, Jamkesda, SKTM, and OOP in the same disease. Suggestion: the cost of services, especially services Jamkesnas, Jamkesda, and SKTM obtain the effectiveness and efficiency, undertook a review of tariff setting and service of patient length of stay Jamkesnas, Jamkesda, SKTM, improve team performance verifying it, doing more in-depth studies related to utilization of health services in the space a larger scope.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyan Lestari Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi pasien rawat inap pengguna Jamkesmas terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan dari ke lima aspek penilaian (tangibles ,responsiveness, reliability, assurance, emphaty), elemen mana yang gap nya paling besar. Penelitian dengan desain Cross Sectional ini, memiliki sampel 100 orang yang diambil secara Systematic Random Sampling dari populasi sebanyak 482 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSCM tidak memuaskan. Aspek yang memiliki gap paling besar adalah aspek tangible yang diikuti oleh aspek responsiveness dan aspek emphaty. Untuk itu perlu mendapat perhatian untuk dilakukan tindakan perbaikan. Aspek yang memiliki gap positif adalah aspek reliability dan assurance.
This research aim to study perception of patient takes care of lodging consumer Jamkesmas to quality of service of Hospital Dr Cipto Mangunkusumo ( RSCM) and from to five appraisal aspects ( tangibles , responsiveness, reliability, assurance, emphaty), which element its the biggest gap. Research with this Cross Sectional design, has sample 100 mans who taken in Systematic Random Sampling from population 482 patients. Result of research indicates that quality of service given by dissatisfactory RSCM. Aspect having biggest gap is aspect tangible followed by aspect responsiveness and aspect emphaty. For the purpose requires attention to be conducted action repair. Aspect having positive gap is aspect reliability and assurance.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27642
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlailah
Abstrak :
Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Kec. Baturaja Barat, yakni rata-rata hanya 5,68 % perbulan terlihat kontras dengan masih tingginya AKB 47,68 per 1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup yang rendah yakni 65,21 tahun, sebagai indikator kesehatan masyarakat miskin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Kecamatan Baturaja Barat. Penelitian dengan desain Cross Sectional ini, memiliki sampel 98 orang yang diambil secara Systematic Random Sampling dari populasi sebanyak 2479 orang kepala keluarga peserta Jamkesmas di Kecamatan Baturaja Barat. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan Model Logit, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik sikap dokter/bidan/perawat, semakin cepat peserta Jamkesmas dilayani, semakin cukup jumlah obat yang diterima peserta Jamkesmas, semakin sebentar waktu tunggu untuk diperiksa dan semakin dekat dalam mencapai sarana pelayanan kesehatan, maka semakin besar peluang peserta Jamkesmas memanfaatkan pelayanan kesehatan, dimana variabel jumlah obat yang diterima dan sikap dokter/bidan/perawat dalam memberikan pengobatan merupakan dua faktor yang paling dominan. Sedangkan tingkat pengetahuan peserta Jamkesmas tidak signifikan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya oleh peserta Jamkesmas. Agar pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di masa yang akan datang lebih baik, maka Pemerintah daerah hendaknya melakukan evaluasi kembali kriteria miskin peserta Jamkesmas (targeting the poor), pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang mampu menjangkau masyarakat di desa terutama masyarakat daerah terpencil, dan Pemberian Punishment dan Reward kepada petugas kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan untuk peserta Jamkesmas. ......Utilization of health services by the participants Jamkesmas in West Baturaja Subdistrict is still low, which averaged only 5.68% per month seen in contrast to the still high AKB 47.68 per 1000 live births and life expectancy of 65.21 years old Low, as an indicator of poor health. The purpose of this study is to analyze the factors associated with utilization of health services by the participants Jamkesmas in the West Baturaja Subdistrict. With Cross Sectional Research design, a sample of 98 people taken in Systematic Random Sampling from a population of 2479 people participating Jamkesmas households in West Baturaja Subdistrict. The results of multivariate analysis using the Logit model, shows that the higher the education level, the better the attitude of the doctor / midwife / nurse, the faster participants Jamkesmas served, the more sufficient amount of drug received Jamkesmas participants, the more minute waiting period for review and closer in reach health service facilities, the more likely participants Jamkesmas use of health services, where the variable amount of drug received and the attitude of doctors / midwives / nurses in giving medication are the two most dominant factors. While the knowledge level of participants Jamkesmas not significantly affect the utilization of health services in public health centers and on the tissue by the Jamkesmas's participants. In order for the utilization of health services by Jamkesmas's participants in the future better, then the local government should re-evaluate poor criteria of Jamkesmas's participants (targeting the poor), development of village health post are able to reach people in rural communities, and provision of Punishment and Reward for health workers and health service facilities that provide health services to Jamkesmas's participants.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28769
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
For years heart disease prevelance have increased. results of basic health research (Known as riset kesehatan dasar riskesdas ) 2007. showed that heart disease is the second majoe cause of death after stroke in mortality cases in Indonesia....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dyana Santika Sari
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai sistem informasi Jamkesmas mulai dari pencatatan hingga pelaporan di Puskesmas Seroja Kota Bekasi. Analisis menggunakan prosedur penilaian cepat dalam pengumpulan data primer, serta pendekatan sistem dan metode prototype. Hasil analisis memberikan informasi akurat tentang data kepesertaan, pelayanan, dan pendanaan berdasarkan indikator program Jamkesmas yang berlaku melalui sistem basis data. Hal ini dikarenakan data rutin yang berperan sebagai tolak ukur keakurasian data belum terkelola dengan baik. Pendokumentasian data harian hanya sebatas pencatatan diatas kertas saja sehingga data belum bisa diintegrasikan satu sama lain. Akibatnya data Jamkesmas yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. ......This thesis describe about Information System of Health Insurance for the Poor (Jamkesmas), start from data collecting until produce a report at Seroja Health Centre Bekasi City. The Analysis using Rapid Asessment Procedure in main data collecting, also system approaching and Prototyping Method. Result of analysis gives accurate information about participant data, service, and financing based on indicator Jamkesmas program applied through data base system. This thing is because of routine data standing as accuration yardstick of data has not been managed carefully. Documentation of daily data only limited to recordkeeping to just paper so that data has not can be integrated one another. As a result the Jamkesmas data has not been exploited in an optimal perform.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Trihartini
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis implementasi administrasi klaim Jamkesmas di rumah sakit vertikal tahun 2012. Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah banyaknya permasalahan di rumah sakit daerah akibat keterlambatan klaim seperti cash flow rumah sakit, pembayaran insentif yang terlambat, dan pembelian obat terhambat. Di rumah sakit vertikal, efek dari keterlambatan pengajuan klaim Jamkesmas belum diketahui, karena belum pernah ada laporan tertulis mengenai implementasi administrasi klaim Jamkesmas sementara data dari Rekapnas menunjukkan adanya keterlambatan klaim di rumah sakit vertikal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dari informan terpilih. Hasil penelitian menunjukkan dari berdasarkan kepada teori implementasi kebijakan Edward III faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan birokrasi, serta kendala yang menyebabkan keterlambatan klaim. Kesimpulannya,implementasi administrasi klaim Jamkesmas di rumah sakit vertikal telah berjalan baik meskipun ada kendala,yaituhambatan faktor komunikasi, sumber daya, dan komitmen. Kedua, belum ada pengawasan langsung terhadap jalannya proses administrasi klaim Jamkesmas di RS vertikal baik oleh Kemenkes ataupun rumah sakit. Saran peneliti bagi Kemenkes adalah membentuk tim casemix di setiap rumah sakit, dan menyusun format pengawasan sistem klaim. ......This thesis aims to undertake an analysis of the implementation of the administrative claims Jamkesmas at hospital owned by Ministry of Health (MoH) in 2012. Background problem in this research is the large number of problems in the hospital area due to the delay in the claim such as cash flow, the incentive payment is late, and the purchase of drugs inhibited. At the hospital, the vertical effects of the delay in filing claim Jamkesmas unknown, because there has never been a written report regarding the implementation of the administrative claims data from temporary Jamkesmas national data claims showed a delay in hospital owned by MoH claims. This study used a qualitative approach by doing in-depth interviews of the selected informant. The results showed of policy implementation based on the theory of Edward III communication factors, resources, disposition and bureaucracy, as well as the obstacles that cause delays in claims. In conclusion, the implementation of administration claims Jamkesmas vertical hospital was going well despite the constraints, obstacles to communication factors, resources, and commitment. Second, there has been no direct supervision over the course of the administrative proceedings at hospital owned by MoH Jamkesmas claims either by Ministry of Health or the hospital itself. Advice for Ministry of Healthare forming teams of casemix at every hospital, and composing format of supervision claims.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Arif Setianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BLUD Wangaya kepada pasien peserta Jamkesmas. Penelitian ini menerapkan metode SERVQUAL, yang merupakan alat ukur kepuasan pelanggan melalui analisis gap, yang dikembangkan oleh Parasuraman, dkk. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 95 pasien yang diambil secara random sampling dari populasi sebanyak 308 pasien. Hasil penelitian didapatkan bahwa semua dimensi SERVQUAL memiliki kualitas yang tidak memuaskan. Hal ini terlihat dari semua gap yang bernilai negatif pada dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Dari semua nilai negatif tersebut dimensi reliability memiliki gap dengan nilai negatif tertinggi atau kualitas yang paling tidak memuaskan.
This study focus on BLUD Wangaya?s service quality given to Jamkesmas patients. This study uses SERVQUAL method to measure service quality by gap analysis. SERVQUAL method was developed by Parasuraman,et.al. There are 95 respondents chosen from 308 population by random sampling method. The conclusion of this study shows that the five dimensions in SERVQUAL analysis have unnacceptable quality. This is shown from negative score of each five dimensions which consist of tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Reliability dimension was the worst among SERVQUAL five dimensions, which have highest negative gap score.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meila Kushendiati
Abstrak :
Pada tahun 2008, atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan, peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas dilakukan perubahan mekanisme pada program Asuransi Kesehatan Orang Miskin (Askeskin) dan diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon telah melaksanakan mekanisme monitoring dan evaluasi pada program Jamkesmas di Puskesmas, walaupun terbatas pada pembuatan laporan bulanan program. Kadang kala Dinas Kesehatan Kabupaten terlambat memberikan laporan karena harus menginput dan merekap seluruh laporan Puskesmas yang sering kali terlambat diberikan. Untuk mengukur kinerja program Jamkesmas di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tidak menggunakan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan karena indikator tersebut lebih menekankan pada pelaksanaan program Jamkesmas di Rumah Sakit. Sebagai solusi permasalahan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja program Jamkesmas berbasis web di Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Sistem ini dapat menghasilkan informasi kinerja program Jamkesmas di Puskesmas berdasarkan indikator kunjungan dan pemeriksaan KIA yang ada pada Standar Pelayanan Minimum (SPM). Untuk mengoptimalisasikan penggunaan sistem monitoring dan evaluasi kinerja program Jamkesmas berbasis web di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan dapat melakukan sosialisasi manfaat dan tata cara penggunaan sistem kepada seluruh Puskesmas, serta melaksanakan pelatihan bagi petugas pencatatan dan pelaporan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan mengenai teknik pengolahan data. Selain itu, diperlukan pula dukungan dana untuk pemeliharaan sistem tersebut. ......In 2008, upon consideration of health care cost control, quality improvement, transparency and accountability changes made in mechanism of Asuransi Kesehatan Orang Miskin (Askeskin), and changed its name to Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Cirebon District Health Department has carried out monitoring and evaluation mechanism in Jamkesmas program at Central Public Health, although it is limited in making monthly reports of the program. Sometimes, the Health Department late on providing the report because they have to input and merge all health centers reports that is often given too late. To measure the performance of Jamkesmas program at Central Public Health, Cirebon District Health Department is not using the indicators that have been established by the Ministry of Health because the indicators are more emphasis on Jamkesmas program implementation at Hospital. As the solution to existing problems in Cirebon District Health Department, we developed a web-based monitoring and evaluation performance system of Jamkesmas program in Central Public Health at Cirebon District Health Department. This system can yield information of Jamkesmas program performance based on indicators of visits and examination of child and mothers on Standar Pelayanan Minimum (SPM). To optimize the use of Web Based Monitoring and Evaluation Performance System of Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) in Central Public Health, Cirebon District Health Department is expected to disseminate the benefits and using procedures of the system to all Central Public Health, as well as implementing training programs for recording and reporting officers in the Central Public Health and the Health Department about data processing techniques. Additionally, funding support is also necessary for the maintenance of the system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Theresia Rhabina Noviandari
Abstrak :
Jamkesmas merupakan program pemerintah untuk menjamin kebutuhan kesehatan masyarakat miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Jamkesmas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Populasi penelitian ini adalah masyarakat wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kecamatan Jambi Selatan. Responden penelitian ini adalah 100 orang yang dipilih secara acak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 54% responden memanfaatkan Jamkesmas. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan Jamkesmas diperlukan adanya dukungan keluarga dan petugas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, mempermudah aksesibilitas, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program Jamkesmas melalui sosialisasi yang efektif. ......Jamkesmas is a government program for poor people to keeping their health needed. The purpose of this research is to find some factors related to utilization of Jamkesmas. This study is a quantitative research which uses cross sectional design. The population was community in public health service of Paal Merah I area. 100 respondents were selected by random sampling. The results show 54% respondents used Jamkesmas. In order to increase utilization of Jamkesmas, people need supports from their family and health servants to using health service, easier accessibility, and more information about Jamkesmas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>