Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Toto Purnomo
"ABSTRACT
Program pemberdayaan masyarakat melalui usaha budidaya jamur tiram ini dirancang sebagai upaya untuk memberikan nuansa kesetaraan, kemitraan, dan kebersamaan untuk perbaikan ekonomi masyarakat. Pondok pesantren Annur Fatmah, dengan potensi sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah, dapat menjadi baglan dalam proses perubahan sosial. Pemberdayaan santri di pesantren ini ditujukan supaya santri dapat melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain melalui program pclatihan dan pendampingan dalam usaha budidaya jamur tiram (Pleororus spp). Dengan didampingi oleh Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga, kegiatan ini dilaksanakan kepada para santri pondok pesantren Annur Fatmah di desa Belik, Trawas, Mojokerto melalui pemberian teori dan praktek lapangan tentang budidaya jamur. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil membentuk industri kecil yang mampu memberikan pendapatan bagi santri di pondok pesantren Annur Fatmah di Desa Belik, Mojokerto."
Surabaya: Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Soesilawati
"ABSTRACT
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social, sehingga seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Yayasan Pendidikan Anak Buta Surabaya menaungi asrama dan sekolah Taman Kanak-Kanak, SD, SMP dan SMA. Siswa sekolah tunanetra adalah kelompok masyarakat yang masih memerlukan pendampingan kesehatan dan ekonomi. Biaya hidu[ siswa selama di asrama dan sckolah tunanetra sebagian besar ditopang oleh donator. Hanya sebagian kecil siswa yang berasal dari keluarga ekonomi menengah dan mampu membayar uang sekolah serta biaya hidup, sehingga beban yayasan untuk menyelenggarakan pendidikan dan biaya hidup sehari-hari sangat berat. Untuk itu Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Univelsitas Airlangga merancang kegiatan pendampingan dalam bentuk layanan kesehatan dan pelatihan teknologi tepat guna. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan derajat kesehatan siswa tunanetra dan mempersiapkan siswa tunanetra menjadi insan yang produktif secara ekonomi melalui pendampingan wirausaha jamur tiram. Target khusus dari kegiatan ini adalah menanamkan kebiasaan hidup bersih sehat kepada siswa dan melatih siswa terlibat dalam produksi dan manajemen pemasaran jamur tiram sebagai teknologi tepat guna untuk bekal hidup di kemudian hari. Solusi yang digunakan adalah layanan kesehatan umum melalui rintisan pembentukan Usaha Kesehatan Sekolah bekerjasama dengan dokter dari pusat pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga untuk pelayanan kesehatan mata, kesehatan umum, kesehatan anak dan kesehatan gigi. Peningkatan produktifitas ekonomi dilakukan melalui pelatihan wirausaha jamur tiram, praktik pengolahan jamur tiram dan manajemen pemasaran jamur tiram beserta hasil olahannya. Pada akhir kegiatan, siswa memiliki dasar pengetahuan kebersihan dan kesehaian untuk memelihara kesehatan dan memiliki soft skill wirausaha jamur tiram sebagai bekal hidup."
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rianita Pramitasari
"Abstrak
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas IIB Jakarta mengelola jamur tiram sebagai sumber makanan potensial. Jamur ini dibudidayakan oleh tahanan di penjara. Namun, belum dimanfaatkan secara optimal sebagai peluang bisnis yang efektif. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini ada tiga, yaitu i) untuk memanfaatkan potensi jamur tiram di Lapas Terbuka Kelas IIB Jakarta untuk diolah menjadi nugget sebagai produk makanan dengan nilai jual lebih tinggi; ii) untuk mendorong semangat kewirausahaan tahanan; dan iii) untuk menghasilkan nugget berbasis jamur tiram secara terus menerus untuk meningkatkan produktivitas penjara. Metode yang digunakan dalam program ini adalah pelatihan nugget berbasis napi dan pengolahan jamur tiram menggunakan teknologi kemasan vakum, kewirausahaan dan strategi pemasaran, serta akuntansi keuangan. Setelah itu, pemrosesan nugget, pengemasan, dan praktik akuntansi keuangan sederhana dilakukan. Evaluasi dilakukan setelah dua bulan pelatihan untuk mengevaluasi implementasi kegiatan kewirausahaan nugget di penjara. Program ini dihadiri oleh narapidana dan anggota staf penjara. Melalui program pengabdian masyarakat ini, kami berharap budidaya jamur tiram di penjara dapat dimanfaatkan secara lebih efektif sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Pembinaan berkelanjutan diperlukan untuk menjaga kegiatan produksi, pemasaran, dan catatan keuangan bekerja lebih baik."
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2018
300 JPM 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Hapsari Nawawi
"Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berpotensi sebagai antioksidan dan anti tirosinase sehingga dapat menghambat pembentukan melanin.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan gel yang mengandung ekstrak jamur tiram yang mempunyai aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase, stabil dan aman. Metode yang digunakan adalah 1,1 difenil dipikrilhidrazil (DPPH) untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan dopakrom untuk mengetahui penghambatan terhadap enzim tirosinase. Parameter adanya aktivitas ditunjukkan oleh nilai IC50 dan persentase inhibisi. Uji stabilitas fisik terhadap sediaan gel selama 12 minggu dan uji keamanan kepada sukarelawan menggunakan metode single application closed patch epicutaneous test under occlusion.
Hasil uji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase menunjukkan ekstrak etanol 70% memiliki nilai IC50 yang lebih tinggi (79,0324 g/mL; 1,125 mg/mL) dibandingkan ekstrak air jamur tiram (94,4674 g/mL; 2,350 mg/mL). Ekstrak etanol 70% jamur tiram dibuat sediaan gel dengan 3 macam konsentrasi yaitu 0,2; 0,4 dan 0,8% (b/b). Hasil uji aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase terhadap sediaan gel menunjukkan persentase inhibisi yaitu gel 0,2% (52,63; 22,73%), gel 0,4% (64,9; 29,74%) dan gel 0,8% (70,47; 38,22%). Hasil uji stabilitas fisik selama 12 minggu menunjukkan ketiga konsentrasi gel bersifat stabil dan uji keamanan terhadap gel 0,8% tidak menimbulkan iritasi sehingga aman diaplikasikan ke kulit.

Previous studies reported that oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) was potential as antioxidant and tyrosinase inhibitory effect so be able to inhibit melanin formation.
The aim of the study was to formulate into gel containing Pleurotus ostreatus extract which had the antioxidant and tyrosinase inhibitor activity, stable and safe. The methode used 1,1- diphenyl-dipicrylhydrazil (DPPH) to determine antioxidant activity and dopachrome to determine tyrosinase inhibitory effect. The parameters for identifying the activity were determined by IC50 dan inhibitory percentage. Physical stability test was done for 12 weeks and safety test in human used single application closed patch epicutaneous test under occlusion method.
The results showed that 70% ethanolic extract was higher in IC50 (79,0324 g/mL; 1,125 mg/mL) than water extract (94,4674 g/mL; 2,350 mg/mL). The 70% ethanolic extract was formulated into gel for three kinds concentrations (0,2; 0,4 and 0,8% (w/w). The results for antioxidant and tyrosinase inhibitory activities were gel 0,2% (52,63; 22,73%), gel 0,4% (64,9; 29,74%) dan gel 0,8% (70,47; 38,22%). The physical activity test for 12 weeks showed that three concentrations of gel were stable and safety test for gel 0,8% no irritation was found. It?s be concluded that the gel was safe for skin topical."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30315
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Faisal Mihardja
"[ABSTRAK
Daging sintetik dengan bahan baku gluten terigu, tepung kacang merah, jamur tiram putih, dan rumput laut dengan variasi komposisi massa jamur dan rumput laut telah selesai dilakukan. Daging sintetik terbaik memiliki komposisi 68% gluten; 13,5% tepung kacang merah; 4% ISP; 4,5% kuning telur; 2% jamur; dan 8% rumput laut. Hasil analisis proksimat dengan kadar protein tertinggi dimiliki oleh sampel A[2,8] sebesar 34,4%. Hasil uji TPA (Texture Profile Analysis) daging memiliki daya kohesiv sebesar 0,747g (gaya); kekerasan daging 5578g; dan elastisitas 92g. Sedangkan hasil pengujian organoleptik menunjukkan bahwa responden menilai kemiripan daging sintetik dengan daging hewani mengenai rasa sampel memperoleh nilai 61,8% menyerupai daging hewani; 80,6% untuk wujud; 68,2% untuk kekenyalan; dan aroma sebesar 62,8%. Peningkatkan kualitas daging dapat ditingkatkan dengan kombinasi bahan nabati lainnya.

ABSTRACT
Synthethic Meat with main ingredients of gluten, red bean flour, white oyster mushroom, and seaweed with variation of mushrooom and seaweed composition has been done. The best composition of the meat has 68% of gluten; 13.5% red bean flour; 4% ISP; 4.5% yolk; 2% mushroom; and 8% seaweed. Best proximate analysis with the highest protein content is sampel A[2,8] with value of 34.4%. For Texture Profile Analysisis, cohessiveness of meat is 0.747g (force); hardness 5578g; and elastisity 92g. While the organoleptic test results the meat resemblance has taste 61.8% like meat; 80.6% for form; 68.2% plasticity; and 62.8% for aroma. Improvement of synthethic meat can be made by new variation of other natural ingredients., Synthethic Meat with main ingredients of gluten, red bean flour, white oyster mushroom, and seaweed with variation of mushrooom and seaweed composition has been done. The best composition of the meat has 68% of gluten; 13.5% red bean flour; 4% ISP; 4.5% yolk; 2% mushroom; and 8% seaweed.
Best proximate analysis with the highest protein content is sampel A[2,8] with value of 34.4%. For Texture Profile Analysisis, cohessiveness of meat is 0.747g (force); hardness 5578g; and elastisity 92g. While the organoleptic test results the meat resemblance has taste 61.8% like meat; 80.6% for form; 68.2% plasticity; and 62.8% for aroma. Improvement of synthethic meat can be made by new variation of other natural ingredients.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adli Muhammad Arisyi
"Pembuatan bibit F0 jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan tahap tersulit dalam budidaya jamur karena membutuhkan ketelitian yang tinggi dan prosedur kerja yang aseptis untuk menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme asing. Bibit F0 yang terkontaminasi mencapai 40—50% dari keseluruhan bibit F0 yang diproduksi dan merugikan petani jamur. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir tingkat kontaminasi dengan mengaplikasikan 3 pengulangan sterilisasi menggunakan autoklaf selama 30 menit dengan suhu 121 °C dan tekanan 2 atm. Media yang digunakan adalah PDA sebagai kontrol yang dibandingkan dengan media alternatif tepung biji jewawut (Setaria italica) dengan konsentrasi 15% untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan miselium pada bibit F0 jamur tiram putih. Penelitian dilakukan sebanyak 3 batch dengan sampel replikasi berjumlah 5 untuk setiap perlakuan (dua jenis media dan 3 pengulangan sterilisasi). Penelitian ini dilakukan di Kumbung Jamur Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Hasil yang didapatkan menunjukkan pengulangan sterilisasi tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan kontaminasi. Pengulangan sterilisasi diduga merusak nutrisi pada media sehingga menghambat pertumbuhan miselium. Adapun media tepung biji jewawut menunjukkan pertumbuhan miselium dan ketahanan panas yang lebih baik dibandingkan media PDA.

The production of F0 white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) spawn is the most challenging stage in mushroom cultivation due to the high precision required and the need for aseptic procedures to prevent contamination by foreign microorganisms. Contaminated F0 spawn accounts for 40–50% of the total F0 spawn produced, causing significant losses for mushroom farmers. This study aims to minimize contamination levels by applying three repetitions of sterilization using an autoclave for 30 minutes at 121°C and 2 atm pressure. The media used include PDA as a control, compared with an alternative media made of millet flour (Setaria italica) at a 15% concentration to improve the quality of mycelium growth in F0 white oyster mushroom spawn. The study was conducted in three batches with five sample replications for each treatment (two types of media and three sterilization repetitions). The research was carried out at the Cugenang Mushroom Farm in Cianjur, West Java. The results indicated that repeated sterilization did not significantly reduce contamination levels. It is suspected that repeated sterilization damages the nutrients in the media, thus hindering mycelium growth. Moreover, the millet flour media showed better mycelium growth and heat resistance compared to PDA media."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Nur Ayu Dana Pradipta
"Telah dilakukan penelitian dengan pemberian mutagen ethyl methane sulfonate (EMS) pada jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus O. K. Mill. ) untuk meningkatkan kandungan β-glukan sebagai komponen eksopolisakarida (EPS). Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, BPPT, Serpong selama bulan Juni 2007--Februari 2008. Variasi konsentrasi EMS yang diberikan sebesar 8, 15, 20, 25, dan 30 µl/ml selama 60 menit. Konsentrasi EMS 15 μl/ml menunjukkan rasio kematian sebesar 99,2% yang mengindikasikan terjadinya mutasi. Perlakuan EMS konsentrasi 15 μl/ml dengan variasi inkubasi 0, 20, 40, dan 60 menit pada jamur tiram cokelat wild-type menghasilkan isolat jamur tiram cokelat berturut-turut menurut waktu inkubasinya adalah TCMK1 (Tiram Cokelat Mutagen Kimia 1), TCMK2, TCMK3, dan TCMK4. Hasil rerata penimbangan berat kering miselium pada hari ke-3 menunjukkan produksi miselum isolat TCMK4 meningkat sebesar 492%, TCMK3 sebesar 205%, TCMK2 sebesar 165%, dan TCMK1 sebesar 23% dibandingkan dengan kontrol. Analisis isozim peroksidase (PER), fosfatase asam (ACP), dan dehidrogenase malat (MDH) dari isolat TCMK4 mengekspresikan pita isozim yang berbeda dibandingkan kontrol (tanpa perlakuan EMS). Peningkatan produksi EPS tertinggi (28%) dihasilkan oleh isolat TCMK4, tetapi kandungan crude β-glukan pada EPS menurun 40%. Pemberian mutagen EMS dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi EPS serta β-glukan pada jamur tiram cokelat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Salsabila
"Pemantauan dan pengendalian kondisi lingkungan budidaya jamur tiram merupakan tantangan utama dalam industri jamur. Saat ini, penelitian sudah berhasil melakukan pemantauan dan pengendalian kondisi lingkungan budidaya secara jarak jauh dengan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Pada skripsi ini, diajukan desain alat budidaya jamur skala rumah tangga dengan konsumsi daya maksimum sebesar 253,607 Watt. ESP32 digunakan sebagai mikrokontroler utama dengan tiga buah pendingin peltier sebagai aktuator pengendali suhu dan humidifier sebagai aktuator pengendali kelembaban. Platform Blynk IoT digunakan untuk memonitor suhu, kelembaban udara, kelembaban media tanam, dan intensitas cahaya berdasarkan masing-masing sensor. Pemantauan pertumbuhan jamur juga dapat dilihat melalui Google Drive yang dikirim oleh ESP32-CAM. Pengujian selama 30 hari menunjukkan jamur tiram yang dibudidaya menggunakan alat yang diusulkan dapat dipanen hingga tiga kali, sedangkan budidaya jamur tiram tanpa alat hanya dapat dipanen satu kali. Implementasi penggunaan IoT pada alat budidaya jamur tiram yang diusulkan ini efektif digunakan dalam pemenuhan kebutuhan jamur tiram di skala rumah tangga.

Monitoring and controlling the environmental conditions of oyster mushroom cultivation is a major challenge in the mushroom industry. Currently, research has successfully implemented remote monitoring and control of cultivation environmental conditions using IoT technology. In this thesis, a home-scale mushroom house design is proposed with maximum power consumption of 253.607 Watt. The ESP32 microcontroller is used as the main controller, with three Peltier coolers as temperature control actuators, and a humidifier as a humidity control actuator. The Blynk IoT platform is used to monitor temperature, air humidity, soil moisture, and light intensity based on respective sensors. Monitoring mushroom growth can also be viewed through Google Drive sent by an ESP32-CAM. A 30-days testing period showed that oyster mushrooms cultivated using the proposed device could be harvested up to three times, compared to mushroom cultivation without the device could be only harvested once. The implementation the IoT in the proposed oyster mushroom cultivation device is effectively used in meeting the needs of oyster mushroom on a household scale."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library