Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Taufik Zulfikar
"Ischemic heart disease adalah salah satu penyebab kematian pada jemaah haji Indonesia. Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015, kematian akibat ischemic heart disease sebanyak 20,76% dari total kematian akibat Cardiovascular Diseases. Tujuan penelitian untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji Indonesia Tahun 2015M/1436H meliputi faktor usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia dan riwayat diabetes mellitus. Penelitian dilakukan di Pusat Kesehatan Haji pada Bulan April - Juni 2016.
Desain studi yang digunakan adalah Case Control menggunakan data sekunder jemaah haji Indonesia (Siskohatkes) dengan jumlah sampel 250 orang terdiri dari kasus (50 orang) dan kontrol (200 orang), dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan menampilkan nilai OR dan 95% CI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia lanjut (≥60 tahun) memiliki risiko 2,471 kali (95% CI:1,256-4,861), riwayat hipertensi memiliki risiko 1,924 kali (95% CI: 1,018-3,635), riwayat dislipidemia memiliki risiko 5,054 kali (95% CI:2,169-11,775) dan riwayat diabetes mellitus memiliki risiko 3,782 kali (95% CI:1,693-8,450) untuk mengalami kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji di Arab Saudi. Pada jemaah usia lanjut (≥ 60 tahun) dan memiliki riwayat ischemic heart disease untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan rajin memeriksakan kesehatan agar dapat menurunkan faktor risiko kematian.

Ischemic heart disease is one of causes of mortality on Indonesia pilgrims. Based on the results of surveillance done by the central government pilgrim health 2015 M, a death resulting from ischemic heart disease as many as 20,76% of the total death from cardiovascular diseases. Research objectives to assess factors that deals with death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims of 2015 M / 1436 H, covering factors age, sex, the acts of hypertension, the acts of dislipidemia and the acts of diabetes mellitus. The research was done at the center for health hajj in April - June 2016.
Design study used is case control use secondary data Indonesia pilgrims (Siskohatkes) with the sample of the 250 people consisting of a case (50 people) and control (200 people), analyzed use thest chi-square and display value OR and 95% CI.
The research results show that age (≥60 years) risk having 2,471 times (95% CI:1,256-4,861), the acts of hypertension risk having 1,924 times (95% CI: 1,018-3,635), the acts of dislipidemia risk having 5,054 times (95% CI:2,169-11,775) and the acts of diabetes mellitus risk having 3,782 times (95% CI:1,693-8,450) to undergo death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims in Saudi Arabia. In the Indonesia pilgrims age (≥60 years) and having the acts of ischemic heart disease to keep healthy lifestyle and diligent health check to lower risk factors death.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlianti
"Dalam proses pemberangkatan jemaah haji Indonesia, Departemen Agama menjalin keijasama dengan PT. Garuda Indonesia guna membantu kelancaran pemberangkatan para jemaah haji tersebut. Atas dasar itulah maka dibuat peijanjian keijasama antara Departemen Agama RI dengan PT. Garuda Indonesia tentang angkutan jemaah haji Indonesia Tahun 2007. Dalam pembahasan tesis ini penulis mencoba mengangkat tiga pokok permasalahan, yang pertama apakah peijanjian keijasama tersebut telah sesuai dengan kaidah hukum perikatan yang berlaku, yang kedua bagaimana tanggung jawab pihak pengangkut apabila ada barang jemaah haji yang tidak turut terangkut dari bandara keberangkatan menuju ke bandara Arab Saudi, dan yang terakhir faktor kendala apa saja yang dihadapi masing-masing pihak dalam pelaksanaan peijanjian tersebut.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian normatif terhadap hukum positif tertulis yaitu Buku Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta ditinjau pula dari peraturan pelaksanaan yang lain di bidang hukum peijanjian. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari sumber data primer antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Keputusan Presiden, dan sumber data sekunder yang terdiri atas buku-buku, artikel ilmiah seperti media cetak. Penelitian ini juga menggunakan wawancara sebagai data pendukung yaitu melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak Departemen Agama RI. Keseluruhan data ini kemudian diolah secara kualitatif disajikan secara deskriptif analitis yaitu tertulis, lisan atau perilaku nyata.
Berdasarkan penelitian penulis, peijanjian keijasama ini dibuat berdasarkan kesepakatan dan telah melahirkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak serta dilandasi dengan itikad baik. Pembuatan dan penandatanganan perjanjian inipun dilakukan oleh orang/badan y ang secara sah cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Begitu juga dengan hal tertentu dan suatu sebab yang halal dibuatnya peijanjian ini telah memenuhi syarat sah peijanjian yaitu mengenai pengangkutan jemaah haji Indonesia untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Akan tetapi dalam peijanjian keijasama ini tidak diatur secara tegas mengenai bentuk tanggung jawab PT. Garuda Indonesia mengenai tertinggalnya barang bawaan jemaah di bandara keberangkatan di Indonesia. Kemudian faktor kendala yang dapat menghambat kelancaran pengangkutan j emaah haji ini disebabkan oleh dua hal, yaitu sibuknya Bandara King Abdul Asiz yang kerap teijadi masalah dalam pemeriksááñ barang bawaan jemaah haji dan biasanya disebabkan karena para jemaah yang tidak taat pada peraturan yang sudah ada. Kemudian yang kedua dikarenakan kendala teknis yang terkadang dihadapi oleh pihak maskapai penerbangan.
Untuk itu diharapkan kepada para jemaah haji itu sendiri agar mempunyai kesadaran y ang tinggi untuk agar taat mengikuti aturan-aturan yang sudah ada. Begitu juga dengan para petugas penyelenggara agar bersikap tegas dan teliti dalam menjalanan tugasnya. Untuk mengurangi kemungkinan teijadinya kendala teknis dalam pemberangkatan jemaah haji, ada baiknya dilakukan pemeriksaan rutin terhadap maskapai penerbangan yang akan digunakan untuk menjamin kesiapan maskapai itu sendiri.

Within the departure process of the Indonesian Hajj, the Department of Religious Affairs having cooperation with PT. Garuda Indonesia in order to assist the smooth of such referred dispatch of the Indonesian Hajj. In the ground of that has been entered into an agreement between Department of Religious of the Republic of Indonesia with PT. Garuda Indonesia regarding transportation for the Indonesian Hajj year 2007. Within explanation o f this thesis, the writer tries to raise three principle problems, the first is wether concerned agreement has been in accordance with the prevailing association legal rule, the second is responsibility of the transporter party if there are baggage belong to the Hajj which are left to be carried out from the departure port to the Saudi Arabia port, and the latest is what kind of obstancle factors being faced by each party under performance of such referred agreement.
This research is conducted by using normative research method toward the written positive law which is the Third Book of Civil Code and also observed from another implementation regulation under the field of agreement law. The date being used shall be secondary data which consists of primary data sources such as Civil Code, Presidential Decree, and secondary data sources c onsist of books and scientific articles from printed media. This research also makes use use of interview as the supporting data, performed by conducting direct interview (question and answer) to the party of Department of Religious of the Republic of Indonesia. All of these data then processed by qualitative method and being presented in analytic descriptive which are in written, verbal and actual behavior.
According to the writer's research, this cooperation agreement was entered into based on the agreement reached and has delivered rights and obligations as well for each party and to be based on good faith. Such referred making and signing of agreement also baing performed by person/body that are validly capable to perform legal action. And also the same with certain matter as well as a legal cause of being entered into this agreement has fulfilled valid requirements for an agreement which was regarding transportation for the Indonesian Hajj to perform pilgrimage to Mecca. But under this cooperation agreement is not explicitly arranged the form of responsibility of PT. Garuda Indonesia toward baggage belong to the Hajj which are left to be carried out to the Saudi Arabia Port. Further, the obstacle factors may hinder the smooth of this transportation for Indonesian Hajj may caused by two matters, which are the busy of the King Abdul Aziz Port which often becomes the problem in checking for baggage belong to the Hajj and usually because the relevant Hajj violates the prevailing rules. And the second is caused by technical handicaps which are sometimes faced by the flight company. In the ground of that, shall be expected to the Hajj to have high consciousness to obey the prevailing regulation. And to the organizer officer to be act firmly and carefully in performing their duties.
In order to reduce the possibility of occurring any technical obstacles in dispatching the hajj, shall be better to be carried out for routine checking toward the flight company will be used in order to guarantee the readiness of such flight company.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T37183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggiasih Sakanti
"Usia keberangkatan jemaah haji yang makin tua menempatkan mayoritas jemaah haji Indonesia dalam kelompok risiko tinggi kesehatan sebelum keberangkatan haji. Salah satu kondisi kesehatan yang memicu penyakit infeksi adalah malnutrisi (status gizi kurang atau gizi lebih). Malnutrisi dapat menurunkan imunitas dan mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti pneumonia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian penumonia di Arab Saudi. Desain penelitian kohort retrospektif dengan populasi jemaah haji Indonesia tahun 2023. Sumber data berasal dari Siskohatkes Shar’i Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan. Analisis multivariat menggunakan cox regression. Dari 173.599 jemaah haji proporsi pneumonia di Arab Saudi adalah 2,1%. Setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan memperhitungkan variabel interaksi status gizi dan usia serta status gizi dan merokok, risiko jemaah haji dengan status gizi kurang, berusia > 60 tahun dan perokok adalah 6,89 kali (95% CI 4,91 – 8,86) untuk mengalami kejadian pneumonia di Arab Saudi dibandingkan jemaah haji dengan status gizi normal, berusia < 60 tahun dan bukan perokok. Risiko jemaah haji dengan status gizi lebih, berusia > 60 tahun dan perokok adalah 3,94 kali (95% CI 3,03-4,85) untuk mengalami kejadian pneumonia di Arab Saudi dibandingkan jemaah haji dengan status gizi normal, berusia < 60 tahun dan bukan perokok.

Due to their advanced age at the time of departure, most Indonesian pilgrims are at high risk for health problems before to the hajj. Malnutrition (under- or over-nourishment) is one of the health disorders that can lead to infectious disease. The body's defenses against infectious diseases like pneumonia might be weakened by malnutrition. Aims to ascertain the correlation between pneumonia incidence and nutritional status. Methods of this study is retrospective cohort with Indonesian hajj pilgrims’ population in 2023. The Ministry of Health's Siskohatkes Shar'i Hajj Health Center is the source of the data. Cox regression is used in analysis. Pneumonia affects 2.1% of the 173,599 pilgrims in Saudi Arabia. The risk of pneumonia incidence in Saudi Arabia is 6.89 times (95% CI 4.91 – 8.86) higher for undernourished pilgrims aged > 60 and smokers than for pilgrims with normal nutritional status, aged < 60, and non-smokers, after adjusting for sex and considering the interaction variables of nutritional status and age as well as nutritional status and smoking. Compared to pilgrims with normal nutritional status, under 60 years of age, and no smoking, the incidence of pneumonia in Saudi Arabia was 3.94 times (95% CI 3.03-4.85) higher for overweight, smokers, and older pilgrims."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zaenab
"Setiap tahun jemaah haji indonesia pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh jemaah haji Indonesia yang berangkat ke tanah suci. Provinsi Banten merupakan provinsi dengan jumlah jemaah terbanyak ke empat di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kejadian hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji reguler Provinsi Banten tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 9.510 orang. Prevalensi jemaah haji Provinsi Banten tahun 2018 yang menderita hipertensi adalah 24,8%. Jemaah kelompok umur >80 tahun berisiko 20 kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada jemaah haji kelompok umur <40 tahun (p= 0,00 OR 20 dan 95% CI 11,58-34,56), jemaah haji perempuan berisiko 1,10 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (p= 0,00 OR 1,10 dan 95% CI 1,00-1,21), jemaah pada kelompok pensiunan berisiko 26,38 kali lebih besar untuk terkena hipertensi dari pada jemaah pada kelompok pelajar/mahasiswa (p= 0,00, OR= 26,38 dan 95% CI 11,3-61,4), jemaah kelompok pekerjaan pegawai swasta berisiko 13,5 kali lebih besar untuk terkena hipertensi dari pada jemaah pada kelompok pekerjaan pelajaar/ mahasiswa (p= 0,000, OR 13,5 dan 95% CI 5,99-30,57), jemaah dengan tingkat pendidikan rendah 1,164 kali lebih besar menderita hipertensi (p= 0,014, OR 1,164 dan 95% CI 1,03-1,32), jemaah dengan tingkat pendidikan sedang 0,88 lebih rendah untuk terkena hipertensi dari pada orang dengan pendidikan tinggi (p=0,026, OR 0,88 dan 95% CI 0,79-0,98), jemaah yang merokok berisiko 0,69 kali lebih rendah untuk terkena hipertensi (p=0,00, OR 0,69 dan 95% CI  0,60-0,78), jemaah haji yang obesitas berisiko 1,43 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (p=0,00, OR 1,43, 95% CI 1,30-1,57) dan jemaah haji yang menderita diabetes berisiko 1,98 kali lebih besar untuk terkena hipertensi (P=0,00, OR 1,98 dan 95% CI 1,68-2,33). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadi hipertensi terdiri atas umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status merokok, IMT dan status diabetes. Bagi calon jemaah yang sudah memiliki karakteristik yang berhubungan dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pola hidup sehat guna meminimalisir peluang untuk terkena hipertensi. 

Every year Indonesian pilgrims go to Saudi Arabia. Hypertension is the most common disease suffered by Indonesian pilgrims who go to the holy land. Banten Province is the fourth largest number of pilgrims in Indonesia. The purpose of this study is to describe the incidence of hypertension and the factors associated with the incidence of hypertension in Banten Province regular Hajj pilgrims in 2018. This study used a cross sectional design samples of 9,510 people. The prevalence of Banten Province pilgrims in 2018 who suffer from hypertension is 24.8%. pilgrims at age >80 years old 20 times more likely to suffer from hypertension than pilgrims age <40 years old (p= 0.00 OR 20 and 95% CI 11.58-34.56), female pilgrims had risk 1.10 times greater of being affected hypertension (p= 0.00 OR 1.10 and 95% CI 1.00-1.21), retirees pilgrims were 26.38 times more likely to develop hypertension than students (p= 0 , 00, OR= 26.38 and 95% CI 11.3-61.4), private employees pilgrims has risk 13.5 times greater to develop hypertension than students (p= 0,000, OR 13.5 and 95% CI 5.99-30.57), pilgrims with a low education level 1.164 times more likely to suffer from hypertension (p= 0.014, OR 1.164 and 95% CI 1.03-1.32 ), pilgrims with medium education level had 0.88  lower risk to develop hypertension than pilgrims with higher education level (p = 0.026, OR 0.88 and 95% CI 0.79-0.98), the pilgrims who smoked had 0.69 times lower risk to develop hypertension (p = 0.00, OR 0.69 and 95% CI 0.60-0.78), obese pilgrims were 1.43 times more likely to develop hypertension (p= 0.00, OR 1.43 , 95% CI 1.30-1.57) and pilgrims who suffered from diabetes had 1.98 times greater risk to develop hypertension (P= 0.00, OR 1.98 and 95% CI 1.68-2.33). Factors that associated with hypertension include age, sex, type of work, level of education, smoking status, BMI and diabetes status. For pilgrims who already have characteristics related to hypertension, it is recommended to make a healthy lifestyle in order to minimize the chance for getting hypertension. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Rahman Hakim
"Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Di Indonesia hipertensi dengan komplikasi 5,3 merupakan penyebab kematian nomor 5 lima pada semua umur, prevalensi hipertensi pada jemaah haji risti di Kabupaten Cirebon Pada tahun 2016 sebesar 31,6 . Berdasarkan data Riskesdas 2013 prevalensi obesitas sentral di Kabupaten Cirebon sebesar 15,2 . Dalam penelitian ini menggunakan Standar hipertensi menurut AHA/ACC tahun 2017, sedangkan obesitas sentral menggunakan ukuran lingkar pinggang menurut WHO tahun 2006. Obesitas sentral sangat berhubungan dengan resistensi insulin, intoleransi glukosa, hipertensi, dan dislipidemia.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017. Desain penelitian menggunakan crossectional dengan menggunakan data Siskohatkes Kabupaten Cirebon tahun 2017, analisis multivariat dengan menggunakan cox regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi pada jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 sebesar 68,64 , sedangkan proporsi obesitas sentral sebesar 57,50. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2017 yang mengalami obesitas sentral berisiko 1,736 kali PR:1,736;95 CI:1,560 ndash; 1,932 untuk terjadi hipertensi bila dibandingkan dengan jemaah haji tanpa obesitas sentral setelah dikontrol oleh variabel umur. Rekomendasi untuk jemaah haji agar dapat berolahraga secara teratur untuk menjaga lingkar pinggang tetap normal, mengatur asupan gizi yang seimbang, berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hajj is a physical worship, so that pilgrims of hajj are required able to physically and spiritually in order to perform the series of hajj that is good. In Indonesia, hypertension with complication 5.3 is the cause of death number 5 five at all ages, prevalence of hypertension in prospective high risk pilgrims in Cirebon district In 2016 that is 31.6 . Based on data The basic health research in 2013, prevalence of central obesity in Cirebon district amounted to 15.2 . In this study using the standard hypertension from AHA ACC in 2017, while abdominal obesity using standard waist circumference measurement from WHO in 2006. Abdominal obesity is strongly associated with insulin resistance, glucose intolerance, hypertension, and dyslipidemia.
This study aims to determine the relationship of abdominal obesity with the incidence of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District 2017. The research design is cross sectional using Siskohatkes data of Cirebon district in 2017, multivariate analysis using cox regression.
The results showed that the proportion of hypertension in pilgrims of hajj in Cirebon District in 2017 amounted to 68.64 , the proportion of abdominal obesity amounted to 57.50. The results of multivariate analysis showed that Hajj pilgrims in 2017 with abdominal obesity at risk 1,736 PR 1,736 95 CI 1,560 1,932 for hypertension when compared with pilgrims without abdominal obesity after controlled by age variables. The Recommendation for pilgrims of hajj in order to exercise regularly to maintain waist circumference, regulate balanced nutrition, live clean and healthy.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Mubarak
"ABSTRAK
Latar Belakang. Ibadah haji merupakan ibadah fisik yang dilakukan oleh jemaah haji terdiri dari aktivitas berjalan minimal sejauh 12 kilometer untuk melakukan kegiatan rukun haji dan kegiatan diluar rukun haji. Ibadah haji memerlukan kapasitas fungsional dan keseimbangan yang baik sebagai syarat istitaah kesehatan untuk mencegah terjadinya kelelahan. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efek latihan berjalan terhadap kapasitas fungsional dan fungsi keseimbangan pada calon jemaah haji usia dewasa sehat.

Metode. Sebanyak 38 calon jemaah haji dewasa sehat dilakukan uji jalan 6 menit menggunakan rumus Nury prediksi VO2 maks dan uji timed up and go (TUG). Dilakukan randomisasi dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan latihan berjalan minimal 6000 langkah per hari selama 30 menit dengan intensitas sedang sebanyak 3-5 kali seminggu dalam 8 minggu. Kelompok kontrol hanya diminta mencatat jumlah langkah per hari tanpa peresepan latihan. Pada akhir penelitian dilakukan kembali uji jalan 6 menit rumus Nury dan uji TUG, serta dilakukan analisis data.

Hasil. Kedua kelompok mengalami peningkatan prediksi VO2 maks namun tidak mengalami peningkatan nilai TUG pada akhir penelitian. Peningkatan prediksi VO2 maks pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,007).

Kesimpulan. Latihan berjalan dapat meningkatkan kapasitas fungsional pada calon jemaah haji usia dewasa sehat, namun tidak memberikan efek peningkatan fungsi keseimbangan.

Kata kunci. Fungsi keseimbangan, jemaah haji, kapasitas fungsional.


ABSTRACT
Background. Hajj pilgrim is physical worship performed by pilgrims consist of walking at least 12 kilometer to complete the hajj principle and related activity. Hajj pilgrim needs good functional capacity and balance as a prerequisite of health to prevent fatigue. The aim of this study is to evaluate the effectivity of walking exercise on functional capacity and balance function for healthy adult pilgrim candidates.

Method. 6 minutes walk test (6MWT) and Timed Up and Go (TUG) test was done on 38 healthy adult hajj pilgrim candidate. VO2max was predicted using Nury Formula. The candidate was randomized into intervention and control group. Intervention group was given walking exercise, minimum of 6000 steps each day for 30 minutes, moderate intensity, 3-5 times a week for 8 weeks. The control group was not prescribed exercise, only asked to record the amount of steps taken each day. At the end of the study, 6MWT and TUG was reevaluated.  

Results. At the end of the study, both groups show improvement  on predicted VO2max but no improvement  on TUG time. Predicted VO2max improvement are higher on intervention group compared to control (p=0.007).

Conclusion. Walking exercise might increase functional capacity on healthy adult hajj pilgrim candidate, but has no effect on balance.

Keywords. Balance function, functional capacity, hajj pilgrim candidates.

"
Lengkap +
2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masruroh
"Ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut untuk mampu secara jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Hasil pemeriksaan kesehatan pada calon Jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2022 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan diagnosa penyakit tertinggi. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang ditandai dengan kadar LDL yang tinggi, HDL yang rendah dan/atau trigliserida yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dislipidemia dengan kejadian hipertensi derajat 1. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan tahap kedua pada calon Jemaah haji yang diunggah pada Siskohatkes. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi derajat 1 sebesar 24,28%, sedangkan prevalensi dislipidemia sebesar 43,9%. Calon Jemaah haji sebagian besar berusia kurang dari 60 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pendidikan tinggi dan bekerja, tidak merokok dan tidak minum alkohol, mengalami obesitas sentral dan tidak menderita DM. Hasil penelitian diperoleh bahwa calon Jemaah haji yang mengalami dislipidemia berisiko 1,5 kali (95%CI: 1,2-1,8) lebih tinggi untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan dengan calon Jemaah haji yang tidak mengalami dislipidemia setelah dikontrol obesitas sentral. Penelitian ini menyarankan kepada Jemaah haji untuk membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, melakukan senam aerobik, tidak merokok, dan menerapkan pola makan rendah karbohidrat untuk mencegah dislipidemia serta rutin cek kesehatan untuk deteksi dini PTM. Diharapkan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dapat memperbaharui Siskohatkes dan mewajibkan pemeriksaan kesehatan tahap pertama. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan melakukan sosialisasi terkait petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan kepada petugas pengelola haji di Puskesmas.

Hajj is a physical worship, so pilgrims are required to be able physically and spiritually so that they can carry out the whole series of pilgrimage properly. The results of medical examinations for prospective haj pilgrims in Cirebon district in 2022 show that hypertension is the highest disease diagnosis. Dyslipidemia is a risk factor for hypertension which is characterized by high levels of LDL, low HDL and/or high triglycerides. The purpose of this study was to determine the assocaition between dyslipidemia and the incidence of grade 1 hypertension. The research design used was Cross Sectional, using secondary data from the results of the second stage of health examinations on prospective hajj pilgrims uploaded on Siskohatkes. Data analysis used the Chi-Square and Cox Regression tests. The results showed that the prevalence of grade 1 hypertension was 24.28%, while the prevalence of dyslipidemia was 43.9%. Prospective pilgrims are mostly aged less than 60 years, female, have higher education and work, do not smoke and do not drink alcohol, have central obesity and do not suffer from DM. The results of the study showed that pilgrims who had dyslipidemia had a risk of 1.5 times (95% CI: 1.2-1.8) to suffer from grade 1 hypertension compared to pilgrims who did not dyslipidemia after controlling for central obesity. This study advises pilgrims to limit their consumption of foods high in saturated fat and trans fat, do aerobic exercise, not smoke, and adopt a low-carbohydrate diet to prevent dyslipidemia and routine health checks for early detection of NCDs. It is hoped that the Hajj Health Center, Ministry of Health can renew Siskohatkes and mandatory first stage of health examination. The Cirebon District Health Office can inform technical guidelines for health examination to haj management staff at the Puskesmas."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Herawati
"Haji adalah ibadah yang membutuhkan jasmani sehat juga bugar. Permenkes tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Nomor 15 Tahun 2016 membawa konsekuensi mengedepankan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan bagi jemaah haji agar dapat menunaikan ibadahnya secara mandiri sesuai syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023. Desain studi penelitian menggunakan kohort restrospektif, dengan total sampling sebanyak 4.779 sampel serta menggunakan data sekunder dari Siskohatkes. Instrumen pengukuran kebugaran menggunakan metode Rockport Walking Test dan Six Minutes Walking Test. Analisis data menggunakan uji chi-square (bivariat) dan uji cox regression (multivariat). Penelitian ini menyimpulkan bahwa proporsi kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023 adalah 42,7% tidak bugar. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang signifikan bermakna secara statistik dan berisiko terhadap ketidakbugaran (p-value <0,05 dan nilai RR >1) antara lain umur ≥60 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan rendah dan tidak bekerja, anemia, hipertensi, DM, PJK, gagal ginjal kronis, PPOK/COPD dan IMT rendah. Dari hasil analisis multivariat diketahui hubungan yang paling kuat dengan kebugaran jasmani antara lain umur (≥60 tahun), pendidikan (rendah), anemia, hipertensi, Diabetes Melitus (DM), dan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Disarankan kepada institusi pemerintah untuk mengadakan program pembinaan kebugaran jasmani terhadap jemaah haji yang dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum keberangkatan serta bagi jemaah haji disarankan untuk menerapkan program GERMAS, CERDIK serta upaya pengendalian penyakit komorbid melalui program PATUH.

Hajj is a worship that needs a healthy body as well as fitness. Permenkes about Istithaah Health Jemaah Haji Number 15 Year 2016 brings the consequences of advancing examination and health construction for the jemaah Hajj to be able to perform their worship independently according to the Islamic shariah. The study aims to identify the factors associated with physical fitness in Hajj congregations in DKI Jakarta Province in 2023. The study was designed using a restrospective cohort, with a total sampling of 4,779 samples and using secondary data from Siskohatkes. Fitness measurement instruments using the Rockport Walking Test and Six Minutes Walking test methods. Data analysis using chi-square (bivariate) and cox regression tests (multivariate). This study concluded that the proportion of physical fitness in the Hajj congregation in DKI Jakarta Province in 2023 is 42.7% unfit. From the results of the bivariate analysis it is known that significant variables are statistically significant and are at risk of malnutrition (p-value <0,05 and RR >1) among others age ≥60 years, female sex, low education and not working, anemia, hypertension, DM, PJK, chronic kidney failure and COPD/COPD, and low IMT. From the multivariate analysis the strongest relationship with physical fitness is known among other age (≥ 60 years), education (low), anaemia, high blood pressure, Diabetes mellitus (DM), and Coronary Heart Disease (PJK). It is recommended to government institutions to conduct physical fitness training programmes against Hajj congregations that are carried out at least 6 (six) months before departure as well as for Hajj gatherings it is suggested to implement GERMAS, CERDIK programmes and efforts to control comorbid diseases through PATUH programmes."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaedi
"Hipertensi merupakan faktor risiko nomor satu dari kematian di seluruh dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%, sedangkan di Kabupaten Bogor sebesar 23,3%. Jemaah haji sebelum pemberangkatan ibadah haji, terlebih dahulu melaksanakan pemeriksaan kesehatan di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota.
Hasil rekapitulasi laporan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di Kabupaten Bogor tahun 2012 bahwa kasus hipertensi pada jemaah haji sebanyak 695 orang (21,4%) dari seluruh penyakit sistem sirkulasi dan pembuluh darah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi kasus hipertensi pada jemaah haji di Kabupaten Bogor, mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, gula darah, dan kolesterol dengan kejadian Hipertensi pada jemaah haji usia 40 tahun keatas, serta memberi masukan bagi pengelola kesehatan haji di Kabupaten Bogor. Analisis data menggunakan Cox Regression. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian bersumber dari data sekunder yaitu hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji di tingkat puskesmas. Variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, indeks massa tubuh, gula darah, dan kolesterol. Penelitian dilaksanakan pada April-Mei 2013 dengan sampel sebanyak 1.155 orang.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara umur, pendidikan, dan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi pada jemaah haji usia 40 tahun keatas di Kabupaten Bogor tahun 2012. Pencegahan dan pengendalian hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan mencegah komplikasinya pada jemaah haji Kabupaten Bogor.

Hypertension is a risk factor for a number of deaths across the world. Based on the results of Health Research (Riskesdas) in 2007 known that the prevalence of hypertension in Indonesia reached 31.7%, while in Bogor regency of 23.3%. Pilgrims before departure pilgrimage, first carry out medical examinations at the health centers and district / city. Recapitulation health inspection reports prospective pilgrims in Bogor regency in 2012 that cases of hypertension on the pilgrims as many as 695 (21.4%) of the entire circulatory system diseases and blood vessels.
The purpose of this study to determine the distribution of cases of hypertension on pilgrims in Bogor Regency, knowing the relationship between age, gender, education, occupation, body mass index, blood sugar, and cholesterol to the incidence of hypertension in the pilgrim age 40 or older, as well as provide input Hajj for health managers in Bogor regency. Data analysis using Cox Regression. Hypertension is a condition where the blood pressure above 140 mmHg and systolic or diastolic pressure greater than 90 mmHg.
Design used in this study is cross-sectional. Research derived from secondary data is the result of health examination at the health center level pilgrims. The variables studied were age, gender, education, occupation, body mass index, blood sugar, and cholesterol. The experiment was conducted in April-May 2013 with a sample of 1,155 people.
The results showed no relationship between age, education, and body mass index with incidence of hypertension among pilgrims age 40 or older in Bogor regency in 2012. Prevention and control of hypertension is necessary to reduce the prevalence and prevent complications in Bogor regency pilgrims.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ihsan Azizi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Penurunan tekanan pada kabin pesawat dapat mencetuskan gejala hipoksia pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Saat ini belum ada laporan mengenai profil gejala hipoksia saat penerbangan dan gambaran penilaian kelaikan terbang berdasarkan kemungkinan kejadian hipoksia saat penerbangan pada jemaah haji dengan PPOK. Tujuan: Mengetahui profil pasien PPOK yang mengalami gejala hipoksia saat penerbangan dan penilaian kelaikan terbang tanpa menggunakan oksigen berdasarkan fungsi faal paru, saturasi oksigen dan aktifitas berjalan lebih dari 50 meter pada jemaah haji dengan PPOK. Metode: Studi kohort prospektif yang dilakukan pada jemaah haji Embarkasi Jakarta dengan PPOK saat pelaksanaan ibadah haji tahun 2011. Hasil: Pada studi ini didapatkan 36 subyek jemaah haji dengan PPOK. Pada penilaian pra-keberangkatan didapatkan 33 subyek yang dinilai laik terbang tanpa menggunakan oksigen. Saat penerbangan didapatkan tiga subyek mengalami gejala hipoksia. Dua orang berasal dari kelompok yang dinilai laik terbang tanpa menggunakan oksigen dan satu orang dari kelompok yang dinilai laik terbang dengan menggunakan oksigen. Karakterisitik subyek yang mengalami gejala hipoksia didapatkan pada perokok aktif (10,5%), tidak terdiagnosis PPOK sebelumnya (8,8%), PPOK derajat sedang (9,5%), usia lebih dari 60 tahun (5,3%) dan adanya komorbiditas (4,2%). Kesimpulan: Sebagian besar penderita PPOK dapat melakukan penerbangan tanpa menggunakan oksigen.

ABSTRACT
Background: The decreased pressure in aircraft cabins may cause hypoxia symptoms in patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Currently, there is no publication known to have reported the profile in-flight hypoxia symptoms and pre-flight medical screening to predict the need for oxygen supplementation in COPD pilgrims. Objective: To obtain profile of in-flight hypoxia and pre-flight assessment for fitness to fly without oxygen supplementation based on pulmonary function test, oxygen saturation, and the ability to walk more than 50 meters among pilgrims with COPD. Methods: This is a cohort-prospective study which was conducted during pilgrimage season during hajj year of 2011. Results: Thirty three COPD patients were identified and subsequently recruited to this study. Pre-flight medical assesment concluded that 33 subject were fit to fly without supplemental oxygen. Nevertheless, three subject developed in-flight hypoxia symptoms i.e. two of them were fit to fly without supplemental oxygen, while another subject was recommended to have supplemental oxygen. Characteristics of subjects with in-flight hypoxia were as follows: (10.5%) current smokers, (8.8%) not known to have COPD prior to health examination, (9.5%) moderate COPD category, (5,3%) above 60 years of age, and (4,2%) with comorbidity. Conclusion: Most pilgrims with COPD were fit to fly without oxygen supplementation."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>