Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Ike Iswary Lawanda
"Tulisan ini adalah mengenai jinja sebagai pusat shaen. Shaen, sebuah pedoman yang merupakan keyakinan pimpinan, staf, dan buruh sebuah perusahaan untuk setia dalam pekerjaan bagi kekuatan dan kebesaran perusahaan tersebut. Melalui matsuri (upacara) posisi leluhur pendiri dan pelindung perusahaan dihidupkan kembali dalam simbol-simbol bagi seluruh anggota, pimpinan dan buruh perusahaan; upacara selalu diulang dari waktu ke waktu pada waktu pendirian perusahaan. Tulisan ini juga ingin menunjukkan bahwa pusat dari shaen adalah jinja yang berfungsi mengingatkan adanya shaen yang menjadi pedoman bagi perusahaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Rini Meirawati
"Penelitian ini bertujuan membahas tentang proses pembentukan agama Shinto yang dianggap sebagai agama asli bangsa Jepang dan menemukan ciri-ciri khas yang dimilikinya serta peran yang dimainkannya sebagai salah satu sistim keyakinan orang Jepang untuk memahami manusia Jepang. Metode penelitian yang dipakai ialah metode kepustakaan, terutama memusatkan perhatian pada buku yang berjudul Kokka Shinto (Shinto Negara) yang merupakan hasil karya Murakami Shigeyoshi setelah Perang Dunia ke II, yaitu tahun 1971. Dari hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahwa agama Shinto yang terbentuk di dalam masyarakat Jepang dewasa ini, pada dasarnya berasal dari Jinja Shinto yang dikategorikan sebagai agama di dalam masyarakat primitif Jepang. Dimulai pada jaman Yayoi dengan timbulnya petani yang mengerjakan sawahnya secara menetap di dataran yang relatif agak tinggi dan di lereng pegunungan maka terbentuklah kelompok masyarakat. Kelompok ini mulai menyelenggarakan ritus-ritus dengan tujuan untuk mengharapkan panen yang merlimpah. Selain itu mereka sudah mulai mengenal sistim organisasi karena adanya pembagian kerja untuk menyelenggarakan ritus-ritus tersebut dan penyelenggaraan ritus-ritus dikerjakan secara bersama-sama didalam kelompok. Akibatnya terwujudlah suatu kelompok masyarakat dengan keistimewaan tertentu, yakni menjadi satunya kelompok agama dan masyarakat. Dengan adanya faktor ini maka Jinja Shinto digolongkan sebagai suatu agama bangsa. Jinja Shinto juga mempunyai ciri khas tertentu dimana agama ini menyesuaikan tingkatan tahap asal mulanya sejarah atau dapat dikatakan bahwa Jinja Shinto selalu rnengikuti perkembangan sejarah, dalam arti tidak pernah berubah secara esensial sifat-sifatnya yakni menyelenggarakan ritus-ritus kaluarga dan daerah. Selain itu Jinja Shinto manpu memegang teguh ciri khas agama bangsa. Agama ini tidak menyebar ke luar masyarakat Jepang karena ditunjang oleh beberapa faktor, antara lain letak geografi Jepang di daerah yang dibatasi oleh laut juga ditunjang oleh keadaan di dalam masyarakat Jepang sendiri yang mempunyai kesatuan bangsa dan bahasa. Hal ini dapat dilihat hahwa kenyataannya masyarakat Jepang hingga saat ini tetap mempertahankan tradisi yakni, menyelenggarakan matsuri-matsuri dengan berbagai tujuan di dalam kehidupan mereka."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11201
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ike Iswary Lawanda
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library