Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Archifihan Millenadya Handoko
Abstrak :
Pandemi global Covid-19 mengharuskan karyawan untuk bekerja dari rumah. Hal ini membuat karyawan menjadi terpapar technostress. Hal tersebut dikarenakan mereka harus selalu terhubung dan menerima informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK) setiap saat. Tidak jarang, karyawan terpapar TIK dengan berlebihan sehingga menyebabkan job burnout akibat kelelahan fisik dan emosional dan juga penarikan diri dari pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah technostress dapat memprediksi tingkat job burnout yang dialami oleh karyawan, khususnya pada saat pandemi ini. Analisis data menggunakan regresi berganda dilakukan pada 257 karyawan yang menggunakan TIK dalam pekerjaannya setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dimensi technostress, yaitu technostress creator dan technostress inhibitor dapat memprediksi job burnout pada karyawan. Technostress creators secara positif signifikan dalam memprediksi job burnout karyawan ( B = 0,32, SE = 0,24, p <0,01), sedangkan technostress inhibitor juga ditemukan secara negatif signifikan dalam memprediksi job burnout karyawan (B = -0,34, SE = 0,07, p <0,01). Besarnya effect size pada penelitian ini adalah sebesar 15%, artinya 15% varians job burnout dapat dijelaskan oleh technostress creators dan technostress inhibitor secara bersamaan. Penelitian ini berkontribusi pada penelitian technostress dengan menunjukkan peran technostress dalam memprediksi munculnya job burnout pada karyawan. Implikasi praktis dalam penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan organisasi agar dapat melakukan pencegahan terbentuknya technostress agar tidak lebih lanjut menimbulkan job burnout pada karyawan. ......The global Covid-19 pandemic requires employees to work from home which makes them exposed to technostress. It is because they must always be connected and receive information through information and communication technology (ICT) at all times. It is then not uncommon for employees to be exposed to excessive ICT, causing job burnout due to physical and emotional exhaustion and disengagement from work. This study aims to understand whether technostress can predict the level of job burnout experienced by employees, especially during this pandemic. Data analysis using multiple regression was carried out on 257 employees who use ICT in their work every day. The results showed that that two dimensions of technostress, namely technostress creators and technostress inhibitors, can predict job burnout. Technostress creator was positively significant in predicting job burnout in employees (ß = 0.23, SE = 0.24, p = <0.01). Technostress inhibitors was negatively significant in predicting job burnout in employees (ß = -0.33, SE = 0.07, p= <0.01). The effect size in this study was 15%, meaning that 15% of job burnout variance can be explained by Technostress creators and Technostress inhibitors simultaneously. This study contributes to technostress research by showing the role of technostress in predicting job burnout in employees. Practical implications in this study can also be used as an organizational consideration to prevent the establishment of technostress from causing job burnout in employees further.
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Psikologi, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uliyatun Nikmah
Abstrak :
ABSTRAK Meningkatnya interaksi langsung antara karyawan dan konsumen dalam pekerjaan merupakan salah satu fenomena dari semakin berkembangnya sektor layanan, salah satunya dapat ditemukan pada profesi perawat rumah sakit dalam upaya memberikan layanan kesehatan, yang membutuhkan penampilan emosi tertentu. Emosi dalam pekerjaan dapat berhubungan dengan burnout dan outcome pekerjaan yaitu salah satunya komitmen karyawan yang menjadi aset penting bagi suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari emotional labor terhadap komitmen organisasi dengan job burnout sebagai mediasi menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Data penelitian diperoleh dari 330 perawat rumah sakit di Kota Depok melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotional labor memiliki pengaruh positif terhadap job burnout, dimana job burnout berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi, sedangkan emotional labor ditemukan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap komitmen organisasi, namun dimediasi oleh job burnout.
ABSTRACT The increasing interaction between employees and consumer at work is one of the phenomenon in the development of service sector, that can be found in hospital nurses occupation in delivering health services which needs certain emotional expression. Emotions at work can be related to job burnout and other work outcome such as employees? organizational commitment that has become an important aspect of an organization. This study aims to analyze the effect of emotional labor toward organizational commitment and job burnout as mediator using Structural Equation Modeling (SEM) method. Research data were collected from 330 hospital nurses in Depok City using questionnaire. The study result showed that emotional labor has a positive effect toward job burnout, in which job burnout has a negative effect toward organizational commitment, meanwhile emotional labor has no direct effect toward organizational commitment, but was found mediated by job burnout.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Purnama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi job burnout dalam pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention yang terjadi pada guru sekolah swasta. Emotional labor terdiri dari tiga dimensi, yaitu surface acting, deep acting dan emotional consonance begitu juga job burnout terdiri dari 3 dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization dan personal accomplishment. Responden dalam penelitian ini berjumlah 296 guru swasta. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional labor berpengaruh positif terhada job burnout sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap job burnout. Emotional labor tidak signifikan berpengaruh terhadap turnover intention sementara supervisor support berpengaruh negatif terhadap turnover intention dan job burnout berpengaruh terhadap turnover intention. Job Burnout juga terbukti memediasi pengaruh antara emotional labor dan supervisor support terhadap turnover intention. Dukungan atasan perlu ditingkatkan agar dapat mengurangi terjadinya job burnout dan turnover intention. ......This study aims to analyze the role of mediating job burnout in the influence of emotional labor and supervisor support on turnover intention that occurs in private school teachers. Emotional labor consists of three dimensions, they are surface acting, deep acting and emotional consonance as well as burnout jobs consists of three dimensions, they are emotional exhaustion, depersonalization and personal accomplishment. Respondents in this study were 296 private teachers. Data is processed by structural equation modeling (SEM). Research finds that emotional labor has a positive effect on job burnout while supervisor support has a negative effect on job burnout. Emotional labor has no significant effect on turnover intention while supervisor support has a negative effect on turnover intention and job burnout has an effect on turnover intention. Job burnout also has a role by positively mediating emotional labor and supervisor support to turnover intention. Supervisor support needs to be improved in order to reduce the occurrence of job burnout and turnover intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anjani
Abstrak :
Laporan Magang ini dimaksudkan untuk menganalisis emotional labor yang dihadapi karyawan lini depan dan dampaknya di PT Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Cabang Bekasi. Fokus Laporan Magang ini antara lain untuk memberikan laporan aktivitas magang selama tiga bulan, dan juga untuk mengeksplor pandangan pekerja lini depan terhadap emosi pekerja; untuk membahas pengaruh emosi pekerja terhadap kelelahan kerja, tingkat kepuasan kerja, dan niat untuk meninggalkan pekerjaan; untuk menjelaskan praktik organisasi dalam menunjang pekerja lini depan mereka dalam mengelola stres dan emosi pekerja. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara dengan beberapa asisten pelayanan uang tunai, asisten pelayanan nasabah dan penyelia Sumber Daya Cabang. Dan juga observasi langsung dari penulis selama magang di Unit Sumber Daya Manusia PT Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Cabang Bekasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tingkat emosi pekerja lini depan cukup tinggi karena melakukan surface acting. Mereka juga mengalami kelelahan kerja, kurangnya kepuasan kerja, dan pernah berpikir untuk meninggalkan pekerjaan. Kurangnya praktik organisasi terutama dalam hal mengelola stres dan emosi bagi pekerja lini depan.
This internship report is intended to explore the emotional labor of frontline employees and its consequences in PT Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Cabang Bekasi. The focus of this report is to report the internship activities during three months internship program, as well as to explore the perspective of frontline employees towards emotional labor; to examine the implication of emotional labor on job burnout, job satisfaction, and turnover intentions; to examine the organizational practices support their frontline employees. The author uses qualitative research method by conducting interviews with several tellers, customer service officers, and Human Capital Manager. In addition, direct observation was conducted during internship in PT Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Cabang Bekasi. This study found that there is high emotional labor of frontline employees due to perform surface acting. They also experience job burnout, job satisfaction, and they ever thought to leave their current job. However, there is lack of organizational support particularly in managing stress and emotional for frontline employees.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghania Nurizzati
Abstrak :
Penelitian ini secara garis besar dilakukan untuk mengetahui pengaruh commuting mental effort terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B (Jalur Bogor – Jakarta Kota). Dengan menggunakan pendekatan structural equation modelling (SEM), beberapa temuan dihasilkan dari data yang telah terkumpul dari 387 responden yang dipilih dari total 435 responden setelah melakukan penyaringan untuk memastikan kualitas data. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa emotional exhaustion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job burnout dan job burnout memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance pada karyawan penglaju Commuter Line B. Selain itu, commuting mental effort ditemukan berpengaruh signifikan secara negatif terhadap job performance. Sementara itu, commuting mental effort tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap emotional exhaustion, emotional exhaustion tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job performance, dan adanya positive commuting cognitive appraisal yang dimiliki karyawan tidak dapat memediasi pengaruh antara commuting mental effort dan emotional exhaustion. ......This study was mainly conducted to determine the effect of commuting mental effort on job performance on commuter Line B (Bogor - Jakarta Kota Line) employees. Utilizing the structural equation modeling (SEM) approach, several findings were derived from the data collected from 387 respondents, selected from a total of 435 respondents after screening to ensure data quality. The findings in this study indicate that emotional exhaustion has a significant influence on job burnout and job burnout has a significant influence on the emergence of job performance in commuter line B employees. In addition, mental commuting was found to have a significant negative effect on job performance. Meanwhile, commuting mental effort has no significant effect on emotional exhaustion, emotional exhaustion has no significant effect on job performance, and the existence of positive commuting cognitive appraisal owned by employees cannot mediate the relationship between commuting mental effort and emotional exhaustion.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library