Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Priyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada aggregate lansia diabetes melitus di Magelang. Penelitian eksperimen semu desain pre and post test group design with control group. Sampel secara aksidental atau convenience sampling, 125 responden (62 lansia kelompok intervensi dan 63 kelompok kontrol). Instrumen penilaian menggunakan skala sensitivitas dan nilai kadar gula darah. Senam kaki dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil penelitian kadar gula darah lebih baik pada lansia sesudah diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).
Abstract
The study aimed to determine the effect of leg exercise on the feet sensitivity and blood sugar levels in elderly with diabetes melitus at Magelang. It applied quasiexperimental design with accidental sampling to 62 elderly in intervention group and 63 elderly in control group. Assessment instruments used the scale sensitivity of blood sugar levels. Leg exercises activities performed 3 times a week for 4 weeks. The results showed better blood sugar levels after a given leg exercises as well as leg sensitivity). A series of leg exercise is recommended to be done by community nurses to the elders.
2012
T30470
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Nadia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan tingkat kepatuhan tipe diabetes 2 untuk memeriksa kadar gula pada peserta JKN di Jakarta Selatan 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52,1% responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dan 47,9% memiliki tingkat kepatuhan yang rendah Variabel yang ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan periksa kadar gula adalah jenis kelamin (Nilai P = 0,055) dan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Nilai P = 0,056). ......This study aims to determine the factors associated with the level of diabetes type compliance 2 to check sugar levels in JKN participants in South Jakarta 2019. This type of research is quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that 52.1% of respondents have a high level of compliance and 47.9% have a low level of compliance Variables found have a significant relationship with compliance check that sugar is gender (P value = 0.055) and patient satisfaction with health care (P value = 0.056).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firohmatin
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja obesitas cenderung memiliki aktivitas fisik rendah sehingga lebih beresiko mengalami penyakit degeneratif, salah satunya adalah Diabetes Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pada remaja obesitas di Depok tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampelnya adalah remaja yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 56 responden, dengan consecutive sampling, menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini menunjukan remaja obesitas yang memiliki aktivitas fisik rendah memiliki kadar gula darah tinggi (17,2%) dengan hasil (p=0,04; α= 0,05) artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan promotif dan preventif untuk pencegahan peningkatan kadar gula darah pada remaja dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
ABSTRACT
Adolescents are obese tend to have low levels of physical activity which risk of degenerative diseases, one of which Diabetes Mellitus. The aim of this study was investigate the relationship between physical activity with fasting blood sugar levels in obese adolescents in Depok 2016. This study used a cross-sectional design, the sample are teenagers who have the nutritional status of obesity with 56 respondents, by consecutive sampling, using statistical tests Kolmogorov- Smirnov. This study shown that obese adolescents with low levels of physical activity have high blood sugar levels (17.2%) with the result (p= 0.04; α= 0.05) means that there was a relationship between physical activity with fasting blood sugar levels. This study is expected to be the basis for promotion and preventive activities to prevent an increase in blood sugar levels in adolescents by conducting regular physical activity.
2016
S63997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian Nurdiono
Abstrak :
Pekerja yang berisiko terkena pajanan polutan udara di jalan raya adalah polisi lalu lintas. Hal ini dikarenakan hampir sepanjang waktu kerjanya polisi lalu lintas berada di jalan raya. Semakin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan di daerah DKI Jakarta menyebabkan meningkatnya tingkat polusi udara di jalan raya salah satunya adalah partikulat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian kadar gula darah polisi yang bertugas di jalan raya dengan kadar gula darah pada polisi yang tidak bertugas di jalan raya DKI Jakarta tahun 2012 . Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan kadar gula darah dengan usia, riwayat merokok, riwayat minum kopi, IMT, dan usia. ......Workers at risk of exposure to air pollutants on the highway is a traffic cop. This is because most of the time it works the traffic police were on the highway. The increasing number of vehicle users in Jakarta area led to increased levels of air pollution on the highway one of which is particulate. This research study aims to determine the blood sugar level police on duty on the highway with glukose levels that are not on police duty in Jakarta highway in 2012. The design is an observational study conducted by cross-sectional approach. The collection of data obtained from observations and interviews. From the survey results revealed that there was no association of blood sugar levels with age, smoking history, history of coffee drinking, BMI, and age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Desiana Nurhayati
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang: Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang sering terjadi pada neonatus terutama bayi kurang bulan dan bayi kecil masa kehamilan. Sebagaian besar neonatus kompensasi hipoglikemia fisiologis dengan memproduksi benda keton. Tujuan: Membantu menambahkan data dalam membuat pedoman pemeriksaan glukosa darah pada bayi late preterm dan bayi cukup bulan kecil masa kehamilan. Metode Penelitian: Penelitian cross sectional untuk melihat gambaran kadar gula darah diawal kelahiran pada bayi late preterm dan cukup bulan kecil masa kehamilan dan hubungannya dengan keton darah sebagai respons adaptasi metabolik. Penilaian respons kadar keton darah terhadap perubahan kadar gula darah dengan melakukan uji korelasi pada masing-masing tahap penilaian. Hasil: Sebanyak 53 subyek memenuhi kriteria penelitian. Rerata kadar gula darah pada usia 0-4 jam 69,83±22,19 mg/dL, >4-24 jam 63,02±16,80 mg/dL, >24-48 jam 62,94±14,80 mg/dL ) keseluruhan secara statistik tidak berbeda bermakna (p= 0,117). Median kadar keton darah pada usia 0-4 jam 0,60 (0,10-1,40) mmol/L, >4-24 jam 0,60 (0,30-1,3) mmol/L, >24-48 jam 0,60 (0,10-1,40) mmol/L keseluruhan secara statistik tidak berbeda bermakna (p = 0,326). Hubungan antara perubahan kadar gula darah dengan perubahan kadar keton darah menunjukkan bahwa setiap perubahan satu unit kadar gula darah mengakibatkan perubahan kadar keton darah sebesar 0,0012 secara statistik tidak bermakna (p = 0,192). Simpulan: Pola perubahan glukosa darah bayi late preterm dan bayi cukup bulan kecil masa kehamilan tidak selalu mengalami hipoglikemia, produksi badan keton pada bayi late preterm dan bayi cukup bulan kecil masa kehamilan memadai.
ABSTRACT
Introduction: Hypoglycaemia is the most common manifestation of failure of metabolic adaptation in the newborn period, especially in premature infants and small for gestational age. Most of the physiological neonatal hypoglycaemia compensate physiologist hypoglycaemia by producing ketone body. Objective: Provide data to establish guidelines blood glucose tests in late preterm infants and term infants small for gestational age. Methods: A cross sectional research to see pattern of blood glucose concentration at the newborn and its relationship with blood ketones as a response to metabolic adaptation. Evaluation of blood ketone concentration to the change of blood glucose is done by correlation test at each evaluation stage. Results: A total of 53 subjects fulfil the study criteria. The mean blood glucose level at the age of 0-4 hours was 69,83 ± 22,19 mg/dL, > 4-24 hours was 63,02 ± 16,80 mg/dL, > 24-48 hours was 62,94 ± 14,80 mg/dL overall was not statistically significant (p = 0.117). Median levels of blood ketones at the age of 0-4 hours was 0.60 (0.10 to 1.40) mmol/L, > 4-24 hours was 0.60 (0.30 to 1.30) mmol/L , > 24-48 hours was 0.60 (0.10 to 1.40) mmol/L overall was not statistically significant (p = 0.833). The relationship between changes in blood glucose levels by changing levels of blood ketones indicate that any change in one unit of blood glucose levels lead to changes in levels of blood ketones at 0.0012 was not statistically significant (p = 0.192) . Conclusion: The change of blood glucose in late preterm infants and term infants small for gestational age not always having hypoglycemia. Production of ketone body at late preterm infants and term infants small for gestational age is not sufficient., Introduction: Hypoglycaemia is the most common manifestation of failure of metabolic adaptation in the newborn period, especially in premature infants and small for gestational age. Most of the physiological neonatal hypoglycaemia compensate physiologist hypoglycaemia by producing ketone body. Objective: Provide data to establish guidelines blood glucose tests in late preterm infants and term infants small for gestational age. Methods: A cross sectional research to see pattern of blood glucose concentration at the newborn and its relationship with blood ketones as a response to metabolic adaptation. Evaluation of blood ketone concentration to the change of blood glucose is done by correlation test at each evaluation stage. Results: A total of 53 subjects fulfil the study criteria. The mean blood glucose level at the age of 0-4 hours was 69,83 ± 22,19 mg/dL, > 4-24 hours was 63,02 ± 16,80 mg/dL, > 24-48 hours was 62,94 ± 14,80 mg/dL overall was not statistically significant (p = 0.117). Median levels of blood ketones at the age of 0-4 hours was 0.60 (0.10 to 1.40) mmol/L, > 4-24 hours was 0.60 (0.30 to 1.30) mmol/L , > 24-48 hours was 0.60 (0.10 to 1.40) mmol/L overall was not statistically significant (p = 0.833). The relationship between changes in blood glucose levels by changing levels of blood ketones indicate that any change in one unit of blood glucose levels lead to changes in levels of blood ketones at 0.0012 was not statistically significant (p = 0.192) . Conclusion: The change of blood glucose in late preterm infants and term infants small for gestational age not always having hypoglycemia. Production of ketone body at late preterm infants and term infants small for gestational age is not sufficient.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wariyah
Abstrak :
Latar Belakang. Oleh karena tingginya angka kecacatan dan kematian pada penderita stroke hemoragik, beberapa peneliti mendapatkan adanya hiperglikemia pada perdarahan intraserebral menyebabkan kerusakan otak yang luas kerusakan otak. Untuk mencegah kerusakan tersebut, sangat penting untuk mengetahui dan mengantisipasi peningkatan kadar gula darah sewaktu pada perdarahan intraserebral fase akut. Metod e. Penelitian ini merupakan analitik observasional secara potong lintang pada 50 penderita stroke hemoragik dengan riwayat hipertensi yang dirawat di rurnah sakit Cipto Mangunkusumo dipilih secara consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi yaitu onset stroke kurang dari 72 jam, riwayat diabetes melitus, usia 45 - 65 tahun. Kriteria eksklusi yaitu stroke iskemik dan berulang. Dilakukan diagnosis dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan Cf Scan, volume perdarahan dihitung dengan menggunakan rumus elipsoid 4/3 X n X Y2 p X Y2 1 X Y2 t. Defisit neurologis diukur dengan menggunakan skala NIHSS. Pemeriksaan gula darah sewaktu, HbA1c diukur setelah dihitung volume perdarahan, kemudian dianalisis dengan uji statistik korelasi regresi, analisis multi regresi (p < 0,05). Hasil. Usia rata-rata penderita perdarahan intraserebral hemoragik adalah 55,5 ± 6,2 tahun. Peningkatari tekanan darah sistolik (rerata 190,0 ± 21,0 mmHg) berhubungan bermakna dengan peningkatan kadar gula darah sewaktu (p = 0,032, p < 0,05). Rerata kadar gula darah sewaktu 155 ± 56,7 mg/dl. Besamya volume perdarahan (rerata 32,0 ± 31,4 cm3) berhubungan berrnakna dengan peningkatan kadar gula darah sewaktu (p = 0,032, p < 0,05). Peningkatan HbA1c berhubungan bermakna dengan volume perdarahan (p = 0,000, p < 0,05). Kesimpulan. M~ tinggi tekanan darah sistolik akan makin besar volume perdarahan intraserebral. Makin besar volume perdarahan intraserebral akan makin tinggi kadar gula darah. Adanya riwayat diabetes melitus akan menambah besarnya volume perdarahan. ......Background Regarding of the hight disability and mortality rates on hemorrhage stroke patients, many authors found that hyperglicemia in intracerebral hemorrhage leading to severe brain damage. To prevent such effect, the anticipation of increasing random blood glucose consentration in acute phase intracerebral hemorrhage is crucial. Method This is a cross sectional analytic observational study on 50 consecutive sampling of stroke hemorrhage patients with history of hypertension at Cipto Mangunkusumo Hospital, with onset of stroke before 72 hours, history of diabetes mellitus, age range of 45 - 65 years as primary inclusion criteria. Patients with multiple stroke were excluded. Diagnostic on admission were screened by clinical examinations, clinical neurologic computed tomographic scans (CT Scans). Volume of intracerebral hemorrhage was then estimated using the formula for an ellipsoid 4/3 x 1t x ~ p x ~ 1 x ~ t. Neurological deficit was measured by NIHSS (National Institutes of Health Stroke Scale). Blood glucose level, HbA1c were measured after estimated the hemorrhage volume at the time of admission. Data were taken statistical method with univariate logistic regression analysis values of p < 0,05. Results The mean age of acute stroke hemorrhage patients is 55,5 ± 6,2 years old. Elevation of systolic blood pressure (mean 190,0 ± 21,0 mmHg) was significantly correlated with the height of blood glucose level (p = 0,020, p < 0,05). Mean blood glucose level155 ± 56,7 mg/dl. Elevation of intracerebral hemorrhage volume was significantly correlated with the height of blood glucose level (p = 0,032, p < 0,05). Elevation of the HbA1c was significantly correlated with the height volume of intracranial hemorrhage (p = 0,000, p < 0,05). Conclusion The higher the systolic blood pressure larger the intracerebral hemorrhage volume. Elevation of systolic blood pressure will raising the volume of intracerebral hemorrhage. The larger the intracerebral hemorrhage the higher the blood glucose consentration. History of diabetes mellitus will increase the hemorrhage volume.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2003
T58384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Akmalia
Abstrak :
ABSTRAK
Kadar gula total merupakan salah satu parameter internal untuk kualitas buah. Pada penelitian ini diperkenalkan sistem pengukuran kadar gula total tanpa merusak buah menggunakan hyperspectral imaging dalam rentang panjang gelombang V-NIR 400-1000 nm . Komponen utama pada sistem hyperspectral imaging adalah lampu halogen dan kamera hiperspektral. Hyperspectral imaging bekerja dengan memanfaatkan data reflektansi dari permukaan buah pisang dan menggunakan Partial Least Square Regression PLSR dan Support Vector Machine SVM untuk analisis spektral dan spasial yang menghasilkan model yang dapat memprediksi nilai kadar gula total dan klasifikasi tingkat kematangan pada buah pisang. Nilai kadar gula total pada buah pisang sebagai data pembanding diuji menggunakan refraktometer. Pada penelitian ini digunakan 15 pisang raja dan 15 pisang ambon yang terdiri dari 5 pisang mentah, 5 pisang matang dan 5 pisang terlalu matang. Dari PLSR dan SVM model didapatkan nilai RMSE 0,4091 , koefisien korelasi R2 sebesar 0,997 dan kesalahan klasifikasi 0 untuk pisang raja dan didapatkan nilai RMSE 0,4802 , koefisien korelasi R2 sebesar 0,996 dan kesalahan klasifikasi 0 untuk pisang ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem hyperspectral imaging dapat digunakan sebagai instrumen untuk pengukuran kadar gula total pada buah pisang.
ABSTRACT
Sugar content is one of the internal parameters for fruit quality. In this study, a non destruction measurement system for sugar content is introduced using hyperspectral imaging in the V NIR spectral range 400 1000 nm . The main components of the hyperspectral imaging system are halogen lamps and hyperspectral cameras. Hyperspectral imaging works by utilizing reflectance data from banana surfaces and using Partial Least Square Regression PLSR and Support Vector Machine SVM for spectral and spatial analysis that create a model that can predict total sugar content and banana maturity stage classification. The value of sugar content in banana was tested using refractometer as comparison data. In this study used 15 raja bananas and 15 ambon bananas consisting of 5 raw bananas, 5 ripe bananas and 5 overripe bananas. PLSR and SVM model provided RMSE of 0,4091 , correlation coefficient R2 of 0,997 and classification error of 0 for raja bananas and provided RMSE of 0,4802 , correlation coefficient R2 of 0,996 and classification error of 0 for ambon bananas. The results showed that the hyperspectral imaging system can be used as an instrument for measuring total sugar content in bananas.
2017
S67036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Dzaky Rahmadika
Abstrak :
Latar Belakang: Terbatasnya ketersediaan obat antidiabetes menjadi masalah dalam pengobatan diabetes di Indonesia. Indonesia yang memiliki berbagai tanaman yang berpotensi sebagai antidiabetes dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah Malus domestica yang berpotensi sebagai antidiabetes. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) terhadap penurunan kadar gula darah dan perubahan histopatologi hati tikus Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih Sprague Dawley yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (tidak hiperglikemik), kelompok kontrol positif dengan Metformin, kelompok kontrol negatif dengan akuades, dan tiga kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun Malus domestica pada dosis 200mg. /kgBB, 400mg/kgBB, dan 600mg/kgBB. Mencit disuntik aloksan dengan dosis 120mg/kgBB secara intraperitoneal. Kemudian tikus diperiksa gula darahnya setelah 4 hari sejak penyuntikan. Tikus dikategorikan hiperglikemik jika kadar gula darahnya mencapai >200 mg/dL dan diberi perlakuan dalam waktu 16 hari. Kadar gula darah tikus diperiksa pada hari ke 4, 8, 12, dan 16. Setelah 16 hari, tikus dibedah dan diambil hati untuk pemeriksaan histologis menggunakan pewarnaan hematoksilin dan eosin (HE). Data kadar gula darah yang diperoleh akan diuji dengan one way ANOVA. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ekstrak daun apel (Malus domestica) yang dapat menurunkan kadar gula darah dan mempengaruhi histopatologi hati tikus hiperglikemik. Dosis yang menunjukkan penurunan kadar gula darah paling baik adalah 200 mg/KgBB. Semua dosis ekstrak (200, 400, dan 600 mg/KgBB) menunjukkan perbaikan struktur histopatologi hati, sedangkan dosis 400 mg/KgBB dan 600 mg/KgBB menunjukkan efek protektif terhadap komplikasi kerusakan hati. Kesimpulan: Ekstrak daun apel (Malus domestica) dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah dan mempengaruhi struktur histologi hati tikus hiperglikemik. ......Background: The limited availability of antidiabetic drugs is a problem in the treatment of diabetes in Indonesia. Indonesia which has various plants that have the potential as antidiabetic can be used to overcome this problem, one of which is Malus domestica which has the potential as antidiabetic. Objective: To determine the effect of apple leaf extract (Malus domestica) on reducing blood sugar levels and histopathological changes in the liver of Sprague Dawley rats induced by alloxan. Methods: This study used 24 white Sprague Dawley rats which were divided into 6 groups, namely a normal group (not hyperglycemic), a positive control group with Metformin, a negative control group with distilled water, and three treatment groups given Malus domestica leaf extract at a dose of 200 mg. /kgBW, 400mg/kgBW, and 600mg/kgBW. Mice were injected with alloxan at a dose of 120mg/kgBW intraperitoneally. Then the mice were checked for blood sugar after 4 days since the injection. Mice were categorized as hyperglycemic if their blood sugar levels reached >200 mg/dL and were given treatment within 16 days. Blood sugar levels of rats were examined on days 4, 8, 12, and 16. After 16 days, rats were dissected and livers were taken for histological examination using hematoxylin and eosin (HE) staining. The blood sugar level data obtained will be tested with one way ANOVA. Results: The results of this study showed the effect of apple leaf extract (Malus domestica) which can reduce blood sugar levels and affect the histopathology of hyperglycemic rat liver. The dose that shows the best reduction in blood sugar levels is 200 mg/KgBW. All extract doses (200, 400, and 600 mg/KgBW) showed improvement in the histopathological structure of the liver, while doses of 400 mg/KgBW and 600 mg/KgBW showed a protective effect against complications of liver damage. Conclusion: Apple leaf extract (Malus domestica) can cause a decrease in blood sugar levels and affect the histological structure of the liver of hyperglycemic rats.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Susanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pada kehamilan terjadi perubahan metabolisme karbohidrat yang bertujuan menunjang pertumbuhan janin. Dari penelitian dinyatakan adanya diabetes gestasional akan meningkatkan angka penyulit bagi ibu maupun janin. untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pengenalan dan diagnosis dini kasus diabetes gestasional.

Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui tentang nilai normal TTGO, HbA1 dan fruktosamin pada wanita hamil trimester II dan III serta perubahannya.

Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan TTGO dengan beban glukosa 75 g, pemeriksaan kadar gula darah dilakukan secara otomatis dengan alat Autoanalyzer Technican I yang berdasarkan prinsip reduksi; pemeriksaan HbA1 dengan kit produksi Human yang

berdasarkan metode ion exchange chromatography dan pemeriksaan fruktosamin dengan kit dari Boehringer Mannheim dengan prinsip reduksi NBT.

Sebagai subyek penelitian diperoleh 53 wanita hamil normal yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik obstetri Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM, yang memenuhi kriteria penelitian. Pemeriksaan pertama kali dilakukan pada kehamilan trimester II dan kedua kali pada trimester III. Sebagai kelompok kontrol, diperoleh 25 wanita tidak hamil yang memenuhi kriteria penelitian.

Hasil pemeriksaan kelompok wanita hamil trimester II untuk TTGO ialah: kadar gula darah puasa = 46,0-85,2 (65,7) mg/dL; kadar gula darah 1 jam setelah pemberian glukosa 75 g - 112,0-135,4 (123,7) mg/dL; kadar gula darah 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 94,2-113,5 (103,9) mg/dL. HbA1 = 3,7-5,2 (4,4)`7.. Fruktosamin = 182,9-224,7 (218,8) umol/L.

Hasil pemeriksaan kelompok wanita hamil trimester III untuk TTGO ialah: kadar gula darah puasa = 46,0-81,4 (63,8) mg/dL; kadar gula darah 1 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 126,4-148,3 (137,4) mg/dL; kadar gula darah 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 103,9-133,1 (118,5) mg/dL. HbA1 = 4,8-6,7 (5,8) %. Frukosamin = 163,4-243,2 (203,3) umol/L.

Kadar gula darah puasa lebih rendah pada kehamilan trimester II dan III dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ditemukan perbedaan tidak bermakna antara kadar gula darah puasa hamil trimester II dan III. Terjadi penurunan toleransi glukosa selama kehamilan yang lebih nyata pada kehamilan trimester III dibandingkan trimester II. HbA dan fruktosamin lebih rendah pada kehamilan trimester II dan III dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Ditemukan korelasi yang buruk antara nilai HbA1 maupun fruktosamin dengan kadar gula darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah pemberian glukosa pada saat yang sama. Juga ditemukan korelasi yang buruk antara nilai HbA1 dan fruktosamin balk pada kehamilan trimester II maupun trimester III.

1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>