Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B.V. Rahayuningtyas
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi
"Pengeluaran kesehatan katastropik (> 40% disposible income) di Indonesia selama beberapa tahun terakhir masih membebani masyarakat. Lebih dari 70% pengeluaran kesehatan katastropik dibayar tunai oleh rumah tangga (out of pocket). Di sisi lain, berdasarkan data World Bank tahun 2007, jumlah penduduk Indonesia yang berpenghasilan kurang dari USD 2,00 per hari mencapai 49% penduduk. Pengeluaran kesehatan katastropik mengakibatkan banyak keluarga menghabiskan tabungan atau menjual aset yang akhirnya memiskinkan rumah tangga. Proses pemiskinan tidak terjadi apabila rumah tangga memiliki asuransi kesehatan, seperti pegawai negeri. Asuransi kesehatan dapat melindungi penurunan keuangan pesertanya apabila ia terkena penyakit berbiaya tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat proteksi yang diterima RT PNS dan variasi tingkat proteksi asuransi kesehatan di kalangan berbagai kelompok pegawai. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan data sekunder yaitu data klaim Askes. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data klaim pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta PT Askes di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta pada tahun 2011. Data klaim tersebut dianalisa dengan metode regresi logistik ganda untuk menguji hipotesa tentang tingkat proteksi Askes PNS. Untuk menilai golongan mana yang lebih dilindungi, analisa Indeks Kakwani digunakan untuk menggambarkan pemerataan protektabilitas asuransi kesehatan yang diterima pegawai negeri. Dari 147.040 rumah tangga yang dianalisis, sebanyak 56.598 rumah tangga (38,49%) memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan total klaim rawat inap sebesar Rp.158,3 milyar, lebih besar dibandingkan total klaim rawat jalan sebesar Rp.134,9 milyar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa asuransi kesehatan PNS memiliki asosiasi dengan perlindungan kesehatan dan ekonomi pegawai negeri di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Analisis menunjukkan bahwa asuransi kesehatan dapat memproteksi rumah tangga dari pengeluaran kesehatan katastropik (pemiskinan). Hal ini dilihat dari tingkat proteksi asuransi kesehatan terhadap pengeluaran rumah tangga yang mencapai 52 tahun gaji pegawai negeri. Rumah tangga usia tua mendapat proteksi lebih tinggi (OR = 1,67) dibandingkan dengan rumah tangga usia muda.
Penelitian ini merekomendasikan agar program jaminan pelayanan kesehatan diperluas atau dikembangkan kepada seluruh penduduk, untuk melindungi penduduk dari kemiskinan karena sakit.

For the majority of Indonesian households, health care is considered as severe financial burden. More than 70% of households? health expenditures are paid from out-of-pocket. In 2007, the World Bank showed that the proportion of Indonesians households spent less than 2.00 a day remained 49% of the households. Health expenditure forced households to consume their savings or to sell their assets which forced them into poverty. On the contrary, households with health insurance (mostly civil servants) were supposed to be financially protected from high health care costs.
This study aims to determine the extent of financial protection received by civil servants among different ranks. This evaluation study used 2011 Askes claim data in Central Java and Yogyakarta. From 147.040 households, 56.598 (38.49%) used hospital care with total inpatient claim of IDR 158.3 billion, slightly higher than the total outpatient claim of IDR 134.9 billion. Data analysis used logistic regression to test the hypothesis. Kakwani index was used to assess the distribution of protectability across various ranks of civil servants.
This result found that Askes was associated highly protected civil servants in Central Java and Yogyakarta from bankcrupcy. The study shows that Askes protects households from catastrophic health expenditure. The level of financial protection provided by Askes reached 52 years salaries of civil servants?. Pensioners received higher protection (Odds-ratio = 1.67) compared to active employees/civil servants.
This study recommends expanding health insurance to all Indonesian population.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D1399
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asianti Yasmuarsih
"Biaya kasus katastropik adalah biaya yang telah disetujui dan dibayarkan oleh Bapel/Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta ke PPK/rumah sakit dan memenuhi kreteria katastropik untuk pelayanan kesehatan keluarga miskin dengan jumlah yang sesuai dengan BAP. Pasien dengan bencana di Jakarta terus meningkat dari tahun 2007 sampai 2009 dan diikuti oleh kenaikan biaya kasus bencana untuk tahun tahun 2007 sebesar Rp.54.033.537.300, - menjadi Rp. 67.631.575.230, - pada tahun 2008 dan Rp. 112. 409. 277. 100, - pada tahun 2009. Penyakit Paru adalah urutan kedua penyakit yang paling bencana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang determinan biaya kasus bencana penyakit paru pada kasus pasien rawat inap miskin di Jakarta. Penelitian ini merupakan cross sectional. Data klaim biaya kasus bencana penyakit paru untuk perawatan pasien rawat inap di 40 rumah sakit di Jakarta tahun 2009 itu diperoleh, dan dilengkapi dengan sebuah penelitian kualitatif dalam 2 rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, lama tinggal, jumlah tempat tidur, kepemilikan (pemerintah / swasta) berhubungan dengan biaya kasus bencana (p <0,005). Biaya tertinggi kasus bencana ditemukan dalam kelompok umur 5-14 tahun sebesar Rp. 21.172.562, - dengan biaya terendah pada lama tinggal dalam kisaran 1-14 hari, sebesar Rp. 10.695.618, -. Biaya tertinggi ditemukan pada pasien di rumah sakit kelas D dengan biaya rata-rata sebesar Rp 37.488.990,-.
Disarankan untuk memperbaiki sistem informasi terkomputerisasi dalam menentukan biaya kasus bencana dan meningkatkan pemantauan verifikasi serta pengawasan manajemen klaim sesuai dengan pedoman.

The cost of catastrophic cases is the cost that meet the criteria of catastrophic for health services of the poor according to the standard, and have been approved and paid by insurer/payer (PHO). Patients with catastrophic in Jakarta continues to increase from year 2007 till 2009 and followed by increase the costs of catastrophic cases for the years of 2007 amounted to Rp.54.033.537.300, - to Rp. 67,631,575,230, - in 2008 and Rp. 112 409 277 100, - in the year 2009. Lung disease is the second most catastrophic disease.
The objective of this study is to obtain information on the determinant of the cost of catastrophic cases of pulmonary disease amoung poor inpatients cases in Jakarta. This study is a cross sectional. Data on claims of costs catastrophic cases of pulmonary disease for inpatients care in 40 hospitals in Jakarta in 2009 was obtained and completed with a qualitative study in 2 hospitals.
The result showed that age, length of stay, number of beds, ownership (public/private) are associated with the cost of catastrophic cases (p < 0,005). The highest costs of catastrophic cases found in age groups 5-14 years amounted to Rp. 21,172,562, - with length of stay in the range of 1-14 days, amounted to Rp. 10,695,618, -. The highest cost was found amoungst the patient in class D hospital with average cost at Rp 37.488.990,-.
It is recommended to improve the computerized information system in determining the cost of catastrophic cases improve the verification and supervision monitoring of the claim management according to the guidelines.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Wulan
"ABSTRAK
Penyakit TB menempatkan beban luar biasa bagi penderita, keluarga, masyarakat,
dan anggaran pemerintah. Selain kehilangan produktivitas kerja efek paling
mendalam adalah penurunan tingkat kesejahteraan bahkan pemiskinan. Tujuan
penelitian ini menganalisis beban ekonomi yang ditanggung pasien dan anggota
rumah tangga akibat penyakit Tuberculosis. Merupakan penelitian eksploratif
deskriptif secara retrospektif dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah
pasien TB Paru BTA + dengan metode pengambilan sample probability
proportional to size sebanyak 71 pasien.
Estimasi total beban ekonomi akibat sakit TB di Kota Bengkulu adalah Rp
7.259.600,- atau sebesar 28.48% dari rata-rata pendapatan rumah tangga.
Komponen biaya yang paling dominan adalah biaya tidak langsung yaitu sebesar
Rp 5.134..400,- atau 20.14% rata-rata pendapatan rumah tangga di ikuti biaya
langsung sebesar Rp 2.125.200,- (8.34%) rata-rata pendapatan rumah tangga.
Pasien dengan penghasilan rendah, umur lebih dari 43 tahun, tidak memiliki
jaminan kesehatan, memiliki jumlah anggota rumah tangga lebih dari 4,
melakukan coping strategy dan pernah menjalani rawat inap akan menangalami
katastropik dibandingkan dengan kelompok lainnya, pada akhirnya
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan pemiskinan rumah tangga. Diperlukan
kajian kebijakan kesehatan yang dapat melindungi rumah tangga dari semua aspek
biaya karena sakit, khususnya TB dalam mengurangi pengeluaran kesehatan
dalam biaya non medis maupun indirect cost.

ABSTRACT
Tuberculosis puts a tremendous burden for patients, families, communities and
government budgets. In addition to the work productivity loss, the most profound
effect is the decrease in the level of well-being even impoverishment. The purpose
of this study is analyze the economic burden by patient and households as a result
of Tuberculosis. It is an explanatory retrospective descriptive study with cross
sectional design. Total respondents were 71, they were pulmonary TB patients
with smear positive. Sampling technique used probability proportional to size.
Estimated total economic burden of illness due to Tuberculosis int the Bengkulu
city is Rp 7.259.600, which is 28.48% of the average household income. The most
dominant component costs are indirect costs amounting to RP 5.134.400,-while
the direct cost is Rp 2.125.200,-. Patients with low income, age over 43 years, do
not have health insurance, have a household size of more than 4, do coping
strategy and have ever hospitalized will experience catastrophic compared to other
groups, which then affecting the level of household welfare and poverty. It is a
need to produce a health policy with the that can protect households
expencesndue to do TB illness, especially expenses on non medical costs and
indirect costs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvina Diah
"ABSTRAK
Fenomena Out-of-Pocket Kesehatan, Kejadian Katastropik, danPemiskinan pada Rumah Tangga di Indonesia tahun 2014-2016.Pembimbing : Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesMasih adanya out-of-pocket pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional JKN mengindikasikan bahwa JKN belum optimal dalam memberikan perlindungan finansialkepada pesertanya. Selanjutnya, pada negara low-middle income penting untuk melihatkejadian katastropik dan pemiskinan dalam rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalahuntuk melihat keterkaitan antara kepemilikan JKN dalam rumah tangga dengan out-ofpocketkesehatan dan kejadian katastropik dalam rumah tangga serta menggambarkanpemiskinan yang terjadi akibat out-of-pocket kesehatan di dalam rumah tangga padatahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun2014 sampai dengan tahun 2016 yang dianalisis dengan pendekatan ekonometri. Untukout-of-pocket kesehatan dalam rumah tangga diestimasi dengan Ordinary Least Square OLS , untuk kejadian katastropik dalam rumah tangga diestimasi dengan menggunakanmodel logit, dan untuk gambaran pemiskinan dalam rumah tangga dianalisis denganmelihat pengeluaran rumah tangga sebelum dan sesudah memperhitungkan out-ofpocketkesehatan. Penelitian ini menunjukkan, adanya proporsi kepemilikan JKN dalamrumah tangga pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dapat memberikanperlindungan finansial berupa penurunan out-of-pocket kesehatan dan mencegahterjadinya pengeluaran katastropik dalam rumah tangga serta menjadi pengaruh tidaklangsung dalam menurunkan pemiskinan dalam rumah tangga. Ke depannya, perlufokus pada perluasan kepesertaan JKN dan peningkatan kegiatan promotif dan preventifdalam ranga mencapai Universal Health Coverage.Kata Kunci: Out-of-Pocket, Kejadian Katastropik, Pemiskinan, Jaminan KesehatanNasional, Universal Health Coverage.

ABSTRACT
Out of Pocket Healthcare Phenomenon, Incidence Catasthropicand Impoverishment in Indonesia s Household 2014 2016Counsellor Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesOut of pocket OOP healthcare in National Health Insurance NHI participationindicates that NHI was not yet optimal to provide financial protection. Furthermore, It simportant for low middle income countries to look at catastrophic incidence inhousehold. The aim of this study was to examine the relationship between NHIownership on household with OOP healthcare and catastrophic incidence, and alsodescribe the impoverishment because of OOP healthcare in household from 2014 to2016. This study use Susenas data 2014 to 2016 and analyzed by econometric approach.For OOP healthcare in household estimated by Ordinary Least Square OLS , forcatastrophic incidence in household estimated using logit model, and to describeimpoverishment in household analyzed by looking at household expenditure before andafter taking into acoount OOP healthcare. The proportion of JKN ownership inhousehold from 2014 to 2016 can provide financial protection in the form of decreasedOOP healthcare and prevent catastrophic incidence in household, and become indirecteffect reducing impoverishment in household. In the future, we need to focus expandingNHI participation and increasing promotive and preventive programme in order toachieve Universal Health Coverage.Keywords Out of Pocket, Catastrophic Incidence, Impoverishment, National HealthInsurance, Universal Health Coverage"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heniwati
"Selain tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, pembiayaan penyakit katastropik (gagal ginjal, kardiovaskular, kanker, thalassemia dan hemophilia) yang menyerap biaya sangat tinggi harus menjadi perhatian serius. Penelitian bertujuan untuk menganalisis biaya penyakit katastropik berdasarkan karakteristik peserta. Jenis penelitian kuantitatif analitik menggunakan data klaim di BPJS Kesehatan berupa data peserta dan biaya tahun 2014 berjumlah 309.301 klaim.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna rata-rata biaya penyakit katastropik menurut length of stay, kelas perawatan dan kelas rumah sakit. Upaya promotif, preventif serta manajemen penyakit penderita perlu ditingkatkan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan dalam menjamin keberlangsungan program jaminan kesehatan nasional.

In addition to morbidity and mortality are high, financing catastrophic diseases (kidney failure, cardiovascular disease, cancer, thalassemia and hemophilia) that absorb very high cost should be a serious concern. The study aims to analyze the cost of catastrophic diseases based on the characteristics of participants. Quantitative research analytical uses claims data in the form of data BPJS participants and costs in 2014 amounted to 309 301 claims.
The analysis showed significant difference in the average cost of catastrophic illness according to length of stay, classes and class hospital care. Promotive, preventive and disease management of patients need to be improved to achieve cost effectiveness and efficiency of health care in ensuring the sustainability of national health insurance program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Maulana Sopian,author
"ABSTRACT
Tuberkulosis merupakan salah satu dari banyak penyakit dengan biaya kesehatan yang mahal baik untuk pasien maupun keluarga pasien. Tuberkulosis menyebabkan peningkatan biaya kesehatan, kehilangan pendapatan, dan kehilangan produktifitas bagi pasien untuk bekerja. Penelitian ini menggunakan analisis potong lintang untuk mengetahui perbandingan biaya kesehatan katastropik pasien TB tanpa resistensi obat dengan pasien TB dengan resistensi obat di Jakarta Timur. Dari 159 subjek, diperoleh 97 61 subjek TB tanpa resistensi obat dan 62 39 subjek TB dengan resistensi obat. Dari uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna.

ABSTRACT
Tuberculosis is one of many diseases with a costly health care either for patients or families in general. Tuberculosis causes an increase in health care costs, loss of income, and productivity losses for patients to work. This study used an cross sectional analysis to compare catastrophic health expenditures in TB patients without drug resistance and in TB patients with drug resistance in East Jakarta. From a total of 159 subjects, obtained 97 subjects 61 suspected TB without drug resistance and 62 subjects 39 suspected TB with drug resistance. In Mann Whitney test, there was a significantly different."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Kusumaningrum
"Penelitian ini membahas tentang peran Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik penduduk lanjut usia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data sekunder Susenas Kor Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya peran Jaminan Kesehatan Nasional terhadap penurunan risiko pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik, diketahuinya proporsi kejadian pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik pada penduduk lansia di Provinsi DI Yogyakarta. Unit analisis penelitian ini adalah individu lansia dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 806 orang. Analisis multivariat pada data dilakukan dengan pendekatan model regresi binary choice model dengan model Logit.
Hasil penelitian didapatkan bahwa proporsi kejadian pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik sebesar 4,34% di antara penduduk lansia di Provinsi DI Yogyakarta. Faktor-faktor yang secara statistik berhubungan signifikan dengan pengeluaran biaya kesehatan tunai katastropik meliputi pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pemanfaatan JKN, dan utilisasi rawat inap. Hasil penelitian ini juga mendapatkan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional berperan menurunkan risiko kejadian pengeluaran kejadian katastropik sebesar 0,2 kali lebih rendah bagi penduduk lansia yang memanfaatkannya pada layanan kesehatan.

This study discusses the role of the National Health Insurance against catastrophic out of pocket health expenditures among the elderly in The Special Region of Yogyakarta using 2018 Core Susenas secondary data. The study intends to examine the proportion of catastrophic out of pocket health expenditure, analyze the factors related to catastrophic out of pocket health expenditure in the elderly population, as well as assess the role of the national health insurance in the special region of Yogyakarta. The unit of analysis of this study were elderly individuals who met the inclusion and exclusion criteria, with a total sample of 806 people. Multivariate analysis of the data was carried out using the binary choice model regression approach with the Logit model.
The results showed that the proportion of catastrophic out of pocket health expenditure was 4.34% among the elderly population in The Special Region of Yogyakarta, a proportion that is still considered managable. Catastrophic out of pocket health expenditures indicated a statistically significant correlation with education, number of household members, JKN utilization, health complaints, and utilization of inpatient care. Moreover, National Health Insurance played a role in reducing the risk of catastrophic events resulting in 0.2 times lower occurance for elderly residents who use them in health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Aprilia Kurniawati
"Guncangan kesehatan berupa gangguan penyakit kronis memiliki pengaruh tidak hanya kepada penderitanya namun juga anggota rumah tangga lainnya termasuk kemungkinan keterlibatan anak untuk bekerja. Mayoritas penyakit kronis menimbulkan morbiditas, mortalitas serta biaya kesehatan yang tinggi (penyakit katastropik). Penelitian ini bertujuan untuk menganalis hubungan penyakit kronis anggota rumah tangga terhadap jam kerja anak di Indonesia dengan menggunakan data IFLS-5 2014. Dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS), hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah anggota rumah tangga yang menderita penyakit kronis serta biaya kesehatan katastropik rumah tangga dengan jam kerja anak. Selain itu, tidak ada hubungan adanya finansial katastropik dan jaminan kesehatan dalam rumah tangga terhadap jam kerja anak. Variabel bebas kontrol yaitu umur anak, jenis kelamin anak, partisipasi sekolah anak, lapangan pekerjaan kepala rumah tangga, tempat tinggal dan jumlah anggota rumah tangga mampu menjelaskan hubungannya dengan jam kerja anak.

Health shocks in the from of chronic disease disorders have an effect not only on the sufferer but also on other household members including the possibility of children's involvement in work. The majority of chronic diseases cause morbidity, mortality and high health costs (catastrophic disease). This study aims to analyze the relationship between chronic disease of household members and working hours of children in Indonesia using IFLS-5 2014 data. By using the Ordinary Least Square (OLS) estimation method, the results of this study can be concluded that there is no relationship between the number of household members who suffer from chronic diseases and catastrophic health expenditure for households with working hours of children. The independent control variables consist of the age of the child, the sex of the child, the child's school participation, the employment of the head of the household, the place of residence and the number of household members were able to explain the relationship with the working hours of children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library