Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ramadhan
"Latar Belakang: Kebersihan gigi dan mulut pada santri di pondok pesantren masih tergolong rendah. Teknik perubahan perilaku mengacu pada strategi khusus yang digunakan dalam intervensi untuk mendorong perubahan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran intervensi pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan gigi dengan menggunakan pendekatan teori model Capability, Opportunity, and Motivation for changing Behavior (COM-B) pada santri di pondok pesantren.
Metode: Sebanyak 88 santri dan santriwati pada pondok pesantren dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan intervensi pendidikan kesehatan gigi biasa dan Kelompok 2 mendapatkan intervensi pendekatan kesehatan gigi dengan pendekatan model COM-B. Komponen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pengetahuan terkait perawatan kebersihan gigi dan mulut dievaluasi menggunakan kuisioner sebelum dan sesudah intervensi. Status kebersihan gigi dan mulut dievaluasi menggunakan Indeks OHI-S dan GI sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil: Terdapat perubahan signifikan perilaku dan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut santri pada seluruh kelompok intervensi. Komponen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi menunjukkan hasil yang signifikan dan lebih efektif pada kelompok intervensi dengan model COM-B. Status kebersihan mulut dengan indeks OHI-S dan GI menunjukkan hasil yang signifikan pada intervensi dengan model COM-B.
Kesimpulan: Intervensi pendidikan kesehatan gigi dengan model COM-B dapat secara efektif meningkatkan kebersihan gigi dan mulut santri. Asesmen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi pada santri terbukti dapat meningkatkan skor pengetahuan dan perilaku kebersihan gigi dan mulut dan meningkatkan skor OHIS dan GI sebelum dan sesudah intervensi pendidikan kesehatan gigi.

Background: Oral hygiene of students in Islamic boarding schools is still relatively low. Behavior change techniques refer to specific strategies used in interventions to promote behavior change. This study aims to investigate the role of dental and oral health education interventions on dental hygiene using the Capability, Opportunity, and Motivation for Behavior Change (COM-B) model theory approach among students in Islamic boarding schools.
Method: A total of 88 students in the boarding school were divided into two groups. Group 1 received standard dental health education interventions, and Group 2 received dental health interventions using the COM-B model approach. The components of capability, opportunity, and motivation related to maintaining dental and oral health, as well as knowledge related to dental and oral hygiene care, were evaluated using questionnaires before and after the intervention. Dental and oral hygiene status was assessed using the OHI-S and GI indexes before and after the intervention.
Results: There were significant changes in behavior and knowledge of dental and oral hygiene among students in all intervention groups. The components of capability, opportunity, and motivation showed significant and more effective results in the intervention group using the COM-B model. The oral hygiene status assessed by the OHI-S and GI indexes showed significant results in the intervention with the COM-B model.
Conclusion: Dental health education interventions using the COM-B model can effectively improve the dental and oral hygiene of students. Assessing the capability, opportunity, and motivation of students has proven to increase scores in knowledge and behavior regarding dental and oral hygiene and improve OHI-S and GI scores before and after dental health education interventions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amandita Parameswari
"Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada dengan keterbatasan pendengaran. Untuk meningkatkan kemandirian dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, diperlukan sebuah metode edukasi kesehatan gigi yang efektif. Penelitian bertujuan untuk menguji metode edukasi penayangan video bahasa isyarat dan permainan kartu interaktif terhadap pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu.
Metode: 40 anak disabilitas rungu pada sebuah sekolah khusus tunarungu dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan intervensi edukasi penayangan video bahasa isyarat dan kelompok 2 mendapatkan intervensi edukasi permainan kartu interaktif. Pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu dinilai dengan kuesioner, dan status kebersihan gigi dan mulut dinilai dengan indeks Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.
Hasil: Terdapat hasil signifikan pada peningkatan sikap dan praktik pada kelompok penayangan video, dan hasil signifikan pada peningkatan pengetahuan, sikap, praktik dan penurunan skor OHI-S pada kelompok permainan kartu dalam interval 1 bulan.
Kesimpulan: Kedua jenis intervensi dapat digunakan sebagai metode edukasi pada anak disabilitas rungu. Edukasi interaktif lebih signifikan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik kesehatan gigi dan mulut serta menurunkan skor OHI-S.

Background: Oral health is one thing that needs to be considered in children with hearing impairments. To increase independence in maintaining oral and dental health, an effective dental health education method is needed. The aim of the study was to test education with video and interactive games method on the increase of oral health knowledge, attitudes and practices of children with hearing disabilities.
Method: 40 children with hearing disabilities in a special school were randomly divided into two groups. Group 1 received a one-way educational intervention by showing video with sign language and group 2 received an interactive educational intervention by playing cards game. Oral health knowledge, attitudes practices of children with hearing disabilities were assessed by a Knowledge-Attitude-Practice questionnaire, and oral hygiene status was assessed by the Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) index before and after the intervention was carried out.
Results: There were significant results in increasing attitudes and practices in the video group, and significant results in increasing knowledge, attitudes, practices and decreasing OHI-S scores in the interactive card game group after 1 month interval.
Conclusion: Both type of interventions can be used as educational methods for children with hearing disabilities. Interactive education is more significant in increasing knowledge, attitudes, dental and oral health practices and decreasing OHI-S scores.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalishah Putri Amadea
"Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah umum kesehatan gigi dan mulut yang mempengaruhi anak-anak secara global, tidak terkecuali Indonesia. ECC merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang diasosiasikan dengan kejadian ECC adalah praktik kebersihan gigi dan mulut. Tujuan: Mengetahui hubungan antara praktik kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian Early Childhood Caries (ECC) di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Metode: Cross-sectional pada 447 anak berusia 6–36 bulan, kuesioner tervalidasi, pemeriksaan klinis karies gigi menggunakan indeks dmf-t dan pemeriksaan plak menggunakan Silness-Löe Plaque Index oleh dokter gigi yang telah dikalibrasi. Hasil: Prevalensi ECC pada 447 anak adalah 53,9%. Terdapat korelasi positif antara waktu membersihkan gigi (p=0,001 ; r=0,2), supervisi orang tua dalam membersihkan gigi (p=0,01; r=0,139), dan usia mulai membersihkan gigi (p=0,001 ; r=0,301) terhadap skor dmf-t. Terdapat korelasi negatif antara alat membersihkan gigi (p=0,001 ; r=-0,156) dan bahan membersihkan gigi (p=0,003 ; r=-0,161) terhadap skor dmf-t. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara frekuensi membersihkan gigi (p=0,084) dan durasi membersihkan gigi (p=0,689) terhadap kejadian ECC. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara status sosioekonomi (p=0,113) terhadap kejadian ECC. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara waktu, alat, bahan, supervisi orang tua, dan usia mulai membersihkan gigi dengan kejadian ECC.

Background: Early Childhood Caries (ECC) is a common oral health problem that affects children globally, including Indonesia. ECC is a disease that is influenced by various factors. One of the factors associated with the occurrence of ECC is oral hygiene practices. Objective: The study aimed to determine the relationship between oral hygiene practices and the incidence of Early Childhood Caries (ECC) in Jatinegara, East Jakarta. Method: Cross-sectional in 447 children aged 6–36 months, validated questionnaire, clinical examination of dental caries using the dmf-t index and plaque examination using the Silness-Löe Plaque Index by calibrated dentists. Results: The prevalence of ECC in 447 children was 53.9%. There was a positive correlation between the time of brushing teeth (p=0,001; r=0,2), parental supervision in brushing teeth (p=0,01; r=0,139), and the age of starting to brush teeth (p=0,001; r=0,301) with the dmf-t score. There was a negative correlation between the type of cleaning tool used (p=0,001; r=-0,156) and the material used (p=0,003; r=-0,161) with the dmf-t score. There was no significant difference between the frequency of brushing teeth (p=0,084) and the duration of brushing teeth (p=0,689) on the incidence of ECC. There was no significant difference between socioeconomic status (p=0,113) on the incidence of ECC. Conclusion: There is a significant relationship between time, type of cleaning tool, materials, parental supervision, and age of starting to brush teeth with the occurrence of ECC."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalishah Putri Amadea
"Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah umum kesehatan gigi dan mulut yang mempengaruhi anak-anak secara global, tidak terkecuali Indonesia. ECC merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang diasosiasikan dengan kejadian ECC adalah praktik kebersihan gigi dan mulut. Tujuan: Mengetahui hubungan antara praktik kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian Early Childhood Caries (ECC) di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Metode: Cross-sectional pada 447 anak berusia 6–36 bulan, kuesioner tervalidasi, pemeriksaan klinis karies gigi menggunakan indeks dmf-t dan pemeriksaan plak menggunakan Silness-Löe Plaque Index oleh dokter gigi yang telah dikalibrasi. Hasil: Prevalensi ECC pada 447 anak adalah 53,9%. Terdapat korelasi positif antara waktu membersihkan gigi (p=0,001 ; r=0,2), supervisi orang tua dalam membersihkan gigi (p=0,01; r=0,139), dan usia mulai membersihkan gigi (p=0,001 ; r=0,301) terhadap skor dmf-t. Terdapat korelasi negatif antara alat membersihkan gigi (p=0,001 ; r=-0,156) dan bahan membersihkan gigi (p=0,003 ; r=-0,161) terhadap skor dmf-t. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara frekuensi membersihkan gigi (p=0,084) dan durasi membersihkan gigi (p=0,689) terhadap kejadian ECC. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara status sosioekonomi (p=0,113) terhadap kejadian ECC. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara waktu, alat, bahan, supervisi orang tua, dan usia mulai membersihkan gigi dengan kejadian ECC.

Background: Early Childhood Caries (ECC) is a common oral health problem that affects children globally, including Indonesia. ECC is a disease that is influenced by various factors. One of the factors associated with the occurrence of ECC is oral hygiene practices. Objective: The study aimed to determine the relationship between oral hygiene practices and the incidence of Early Childhood Caries (ECC) in Jatinegara, East Jakarta. Method: Cross-sectional in 447 children aged 6–36 months, validated questionnaire, clinical examination of dental caries using the dmf-t index and plaque examination using the Silness-Löe Plaque Index by calibrated dentists. Results: The prevalence of ECC in 447 children was 53.9%. There was a positive correlation between the time of brushing teeth (p=0,001; r=0,2), parental supervision in brushing teeth (p=0,01; r=0,139), and the age of starting to brush teeth (p=0,001; r=0,301) with the dmf-t score. There was a negative correlation between the type of cleaning tool used (p=0,001; r=-0,156) and the material used (p=0,003; r=-0,161) with the dmf-t score. There was no significant difference between the frequency of brushing teeth (p=0,084) and the duration of brushing teeth (p=0,689) on the incidence of ECC. There was no significant difference between socioeconomic status (p=0,113) on the incidence of ECC. Conclusion: There is a significant relationship between time, type of cleaning tool, materials, parental supervision, and age of starting to brush teeth with the occurrence of ECC."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library