Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Addinia Tiffany
"Dismenore (nyeri haid) merupakan masalah kesehatan reproduksi yang paling sering dialami perempuan dewasa muda. Nyeri yang tajam, kram, dan terus menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari perempuan. Konsumsi kopi diketahui menjadi salah satu faktor risiko dismenore primer. Tingginya prevalensi dismenore primer dan kebiasaan minum kopi pada perempuan dewasa muda menjadi dasar penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan dismenore primer pada perempuan dewasa muda. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan teknik consecutive sampling dan jumlah subjek penelitian 400 orang. Hasil uji chi-square menunjukkan p-value sebesar 0,149 (> 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan minum kopi dengan dismenore primer pada perempuan dewasa muda. Dengan diketahui tingginya prevalensi dismenore primer pada perempuan dewasa muda, penting bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan edukasi tentang dismenore primer serta faktor risiko yang memengaruhinya kepada perempuan, khususnya usia dewasa muda agar tidak lagi mengalami nyeri haid.

Dysmenorrhea (menstrual pain) is the most common reproductive health problem experienced by young adult women. Sharp, crampy, and continuous pain can interfere with women's daily activities. Coffee consumption is known to be one of the risk factors for primary dysmenorrhea. The high prevalence of primary dysmenorrhea and coffee-drinking habits in young adult women is the basis of this study. This study aims to determine the relationship between coffee-drinking habits and primary dysmenorrhea in young adult women. The study method used is a cross-sectional design with a consecutive sampling technique, and the number of research subjects is 400 women. The chi-square test showed a p-value of 0.149 (> 0.05), which means there is no significant relationship between coffee-drinking habits and primary dysmenorrhea in young adult women. Given the high prevalence of primary dysmenorrhea in young adult women, health services need to provide education about primary dysmenorrhea and the risk factors that influence it in women, especially young adults, so that they no longer experience menstrual pain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Pebriani
"Air memiliki peranan yang penting bagi tubuh, namun seringkali menjadi hal yang dilupakan sehingga tanpa disadari banyak remaja yang mengalami dehidrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum air putih dan faktor lainnya dengan asupan air total pada siswa/i di SMP Negeri 1 Depok tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan melibatkan 195 responden kelas 8 di SMP Negeri 1 Depok yang didapat dengan total sampling.
Variabel independen yang diambil adalah karakteristik responden (jenis kelamin dan uang jajan), status gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan kebiasaan minum (berdasarkan waktu minum dan membawa bekal minuman ketika bepergian, kebiasaan minum air putih, berdasarkan jenis minuman yang tidak dianjurkan dan dianjurkan). Asupan air diperoleh dengan wawancara food recall 2x24 jam, variabel status gizi diperoleh dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, sementara variabel lainnya diperoleh dengan pengisian kuesioner. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Sebanyak 53,3 % responden dengan asupan air total kurang dari 2000 ml/hari.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kebiasaan minum air putih merupakan satu-satunya variabel yang memiliki hubungan dengan asupan air total. Siswa/i diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan minum yang baik, selain itu, kepada pihak sekolah agar memberi dukungan maupun menyelenggarakan kegiatan bersifat edukatif dan aplikatif untuk meningkatkan asupan air sehingga dampak kekurangan air bagi tubuh dapat diminimalisir.

Water has an important role for the body, but it is often ignored by adolescents. As a result, they become dehydrated unconsciously. The purpose of this study is to find out the relationship between drinking water habits and other factors on the total water intake in Junior High School 1 Depok students in 2014. The study was conducted on April 2014. It used cross-sectional design which was involving 195 respondents of eighth grade students in Junior High School 1 Depok. All respondents were obtained by a total sampling.
The independent variables were the characteristics of respondents (gender and pocket money), nutritional status, physical activity, knowledge of nutrition, and drinking habits (based on drinking time and bringing drinks in traveling; drinking water; and the kind of beverages that are recommended or not recommended). The data about the total water intake for each respondent was obtained by food recall interview within 2x24 hours, and the nutritional status data was obtained by measuring weight and height. Moreover, the other variables were obtained by means of questionnaires. Bivariate analysis used chi-square test. From 195 respondents, 53.3% of them have a total water intake less than 2000 ml/day.
Statistical tests show that only drinking water habits variable has relationship with a total water intake. The students are expected to improve the knowledge about the important of water for their body, so they will have good drinking habits. Also, the school should give supports and facilitate educated and applicable activities to increase the intake of water. As a result, the bad impacts of lack of water for the body can be minimized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katondio Bayumitra Wedya
"Kecukupan terhadap asupan air total masih sulit ditemui pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap asupan air total pada siswa SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan desain studi potong lintang. Jumlah sampel 134 orang. Data yang dikumpulkan berupa gambaran kebiasaan minum, karakteristik diet (asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, konsumsi makanan sumber karbohidrat, konsumsi lauk hewani, konsumsi sayur dan buah), jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi (IMT/U), dan pengetahuan tentang air bagi tubuh. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan Food Frequencies Questionnaire (FFQ) secara mandiri oleh siswa, wawancara food recall 3x24 hours, serta pengukuran antropometri. Diketahui bahwa prevalensi siswa yang memiliki asupan air total cukup dari kebutuhan harian hanya 44,8% dan terdapat hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kebiasaan minum dan asupan lemak dengan asupan air total, dan kebiasaan minum merupakan faktor dominan terhadap asupan air total pada penelitian kali ini.

The adequacy of the total water intake is still difficult to find in adolescents. This study aims to determine the dominant factor of total water intake at SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan Year 2015. The study was conducted with cross-sectional study design. The total sample are 134 students. The collected data were description of drinking habits, dietary characteristics (carbohydrate intake, fat intake, protein intake, consumption of carbohydrate food source, the consumption of animal side dish, fruit and vegetable consumption), gender, physical activity, nutritional status (BMI-for-Age), and knowledge of water for the body. Data collection is collected by filling out the questionnaire and Food Frequencies Questionnaire (FFQ) independently by students, interviews of food recall 3x24 hours, and anthropometric measurements. The prevalence of students who have adequate total water intake of the daily requirements just 44.8% and there was a significant relationship (p <0.05) between drinking habits and fat intake with total water intake, and drinking habits is the dominant factor of the total water intake in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Budhijuwono
"Latar Belakang : Hiperurisemia pada pilot dapat meningkatkan risiko terjadinya inkapasitasi baik akibat penyakit sendi, batu, maupun jantung. Hiperurisemia dapat disebabkan berbagai faktor seperti jenis makanan, jumlah volume cairan yang dikonsumsi, kebiasaan aktivitas fisik, dan paparan dari lingkungan penerbangan. Data menunjukkan bahwa pada populasi pekerja rata-rata memiliki kebiasaan konsumsi cairan sebanyak 1882 ml/hari. Angka ini masih di bawah nilai kebutuhan cairan harian yang direkomendasikan yaitu sekitar 2000 ml/hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan minum, tipe penerbangan, kebiasaan makan buah dan sayur, serta aktivitas fisik dengan hiperurisemia pada pilot sipil di Indonesia.
Metode : Penelitian menggunakan metode potong lintang dari pengisian kuesioner dan rekam medis pilot sipil di Balai Kesehatan Penerbangan, Jakarta yang melakukan pemeriksaan 6-10 Juni 2022. Data yang dikumpulkan dari kuesioner meliputi: usia, ras, jenis kelamin, lisensi, berat badan, tinggi badan, tipe penerbangan, kebiasaan makan buah dan sayur, dan aktivitas fisik. Data kebiasaan minum secara khusus dikumpulkan menggunakan kuesioner 7 days fluid record. Dari rekam medis data yang didapat berupa kadar asam urat. Hiperurisemia adalah konsentrasi urat plasma lebih dari 6,8 mg/dl. Pengolahan data menggunakan aplikasi IBM® SPSS® Statistics Version 22.
Hasil : Dari 141 pilot yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan setuju untuk ikut dalam penelitian, sebanyak 23 tidak merespon ketika dihubungi dan sebanyak 33 orang masuk dalam kriteria drop out sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 85 pilot. Karakteristik pilot yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 56,5% berusia diatas 30 tahun, 63,5% memiliki kategori indeks massa tubuh obesitas, dan 49,4% memiliki tipe penerbangan short haul. Sebanyak 54,1% memiliki kadar asam urat tinggi (hiperurisemia) dan 45,9% memiliki kadar asam urat normal. Data menunjukkan bahwa kebiasaan minum pilot sipil di Indonesia rata-rata berada di angka 2246,10 ml per hari dengan rata-rata jumlah konsumsi air putihnya berada di angka 1910,49 ml per hari. Sebanyak 98,8% responden memiliki kebiasaan makan buah dan sayur yang kurang dari yang direkomendasikan. Sebanyak 71,8% responden memiliki aktivitas fisik inaktif. Dari hasil analisa statistik tidak ditemukan adanya faktor risiko yang diteliti yang berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperurisemia.
Kesimpulan : Karakteristik pilot yang ditemukan sebagian besar berusia di atas 30 tahun, memiliki indeks massa tubuh obesitas, dan memiliki tipe penerbangan short haul. Prevalensi hiperurisemia pada pilot sipil ditemukan sebesar 54,1%. Sebanyak 54,1% pilot sipil di Indonesia sudah memiliki kebiasaan minum yang baik sesuai rekomendasi (≥ 2000 ml per hari). Pilot sipil di Indonesia belum memiliki kebiasaan makan buah dan sayur yang baik sesuai rekomendasi. Pilot sipil di Indonesia masih banyak yang memiliki aktivitas fisik kategori inaktif daripada yang aktif. Kecenderungan hiperurisemia ditemukan pada sampel yang kebiasaan minumnya kurang dari yang direkomendasikan (59%), memiliki tipe penerbangan long haul (81,8%), memiliki kebiasaan makan buah dan sayurnya kurang dari yang direkomendasikan (54,8%), dan yang memiliki aktivitas fisik aktif (71,4%).

Background : Hyperuricemia in pilots can increase the risk of incapacity due to joint, stone, and heart disease. Hyperuricemia can be caused by various factors such as the type of food, the amount of fluid volume consumed, physical activity habits, and exposure from the flight environment. Data shows that the working population has an average of 1882 ml/ day of fluid consumption. This figure is still below the recommended daily fluid requirement value of about 2000 ml / day. The purpose of this study was to determine the relationship between drinking habits, flight types, fruit and vegetable eating habits, as well as physical activity with hyperuricemia in civilian pilots in Indonesia.
Methods : The study used the cross-section method from filling out questionnaires and medical records of civilian pilots at the Aviation Health Center, Jakarta, which conducted an examination from June 6-10, 2022. The data collected from the questionnaire included: age, race, gender, license, weight, height, flight type, fruit and vegetable eating habits, and physical activity. Drinking habits data were specifically collected using a 7 days fluid record questionnaire. From the medical record, the data obtained is in the form of uric acid levels. Hyperuricemia is a plasma urate concentration of more than 6,8 mg/dl. Data processing using IBM® SPSS® Statistics Version 22 applications.
Results : From the 141 pilots who conducted medical examinations and agreed to participate in the study, 23 did not respond when contacted and 33 people were included in the drop out criteria, bringing the number of study samples to 85 pilots. The characteristics of the pilots obtained in this study were 56.5% over the age of 30 years, 63.5% had an obese body mass index category, and 49.4% had a short haul flight type. About 54.1% had high uric acid levels (hyperuricemia) and 45.9% had normal uric acid levels. Data shows that the drinking habits of civilian pilots in Indonesia are on average at 2,246.10 ml per day with the average amount of water consumption at 1,910.49 ml per day. About 98.8% of respondents have the habit of eating fruits and vegetables that are less than recommended. It was also found that 71.8% of respondents had inactive physical activity. From the results of statistical analysis, it was not found that there were risk factors studied were associated with an increased risk of hyperuricemia.
Conclusion : The characteristics of the pilots found were mostly over 30 years old, had an obese body mass index, and had a short haul flight type. The prevalence of hyperuricemia in civilian pilots was found to be 54.1%. As many as 54.1% of civilian pilots in Indonesia already have good drinking habits according to recommendations (≥ 2000 ml per day). Civilian pilots in Indonesia do not yet have the habit of eating good fruits and vegetables as recommended. Civil Pilots in Indonesia still have more inactive category physical activity than active ones. A tendency to hyperuricemia was found in samples whose drinking habits were less than recommended (59%), having a long haul flight type (81.8%). have the habit of eating fruits and vegetables less than recommended (54.8%), and those with active physical activity (71.4%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Donyta Putra
"Karya akhir ini berfokus kepada budaya minum yang merupakan suatu bentuk culture dan subculture di dalam masyarakat. Budaya minum ini kemudian berimplikasi kepada berbagai permasalahan terkait dengan penggunaan minuman berlakohol. Permasalahan penggunaan alkohol ini termasuk kepada kecanduan akan alkohol, kerusakan fungsi kognitif, perilaku agresif yang kemudian memicu berbagai bentuk tindak kejahatan. Karya akhir ini kemudian juga menjelaskan bagaimana peran budaya dalam mengatur bagaimana konsumsi minuman beralkohol dan bagaimana perilaku anggotanya ketika mabuk. Penggunaan minuman berlakohol pada beberapa masyarakat, merupakan suatu praktek budaya. Penggunaan minuman beralkohol atau minuman keras, pada beberapa masyarakat, merupakan suatu bentuk praktek budaya. Minuman beralkohol dianggap sebagai suatu sarana dan dijadikan simbol, sebuah bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan berbagai aspek dalam kehidupan sosial (Holder, 1998). Tulisan ini kemudian dikemas dengan menggunakan konsep Cultural Criminology.

The work of this final focus on drinking culture is a form of culture and subculture in the society. Drinking culture then implicates to various problems related to the use of drink with alcohol. The use of alcohol these problems including to be alcohol addiction, damage cognitive function, aggresive behaviour triggering various forms criminal acts. The work of this final then also explain how the role of culture in regulate how the consumption of alcoholic beverages and how the behaviour of its members when drunk. The use of alcoholic beverages or liquor, in some societies, is a cultural practices. Alcohol beverages regarded as facilities and used as symbol, a language used in the express various aspect in the life of social (Holder, 1998). This paper and packed with using the concept of cultural criminology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library