Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junaidi Budi Prihanto
"Studi observasionad dengan desain cross-sectional senng menimbulkan masalah akibat potensial confounding, yaitu suatu kondisi yang menyiratkan texjadinya ketidaktepatan perbandingan antara kelompok terpajan dan kontrol serta potensial menghasilkan bias pada estimasi cfek Estimasi efek yang paling ideal adalah membandingkan outcome pada satu subyck saat mendapat pajanan dan saat tidak mendapat pajanan pada saat bersamaan, hal ini tidak mungkin terjadi karena outcome dari satu peristiwa hanya ada satu, dan disebut sebagai counte1j`actuaI]5-ameworlc Regresi sebagai analisis multivariat yang paling umum dipakai hanya melakukan aeiusnnent pada variabel confounder dalam menghasilkan estimasi, sehingga parameter yang dihasilkan bukan berdasaxkan atas perbandingan antar subyek meiainkan nilai kelompok. Hal ini yang membuat hasil Estimasi analisis regresi masih memiliki bias akibat seleksi subyek pada kelompok Propensity score marching adalah analisis yang menggunal-can pemadanan berdasarkan nilai propensity dari kelompok tcrpajan dan kontrol, sehingga masing-masing subjek pada kelompok terpajan akan memiliki padanan dengan karakteristik yang sama pada kelompok kontrol. Pemadanan mengakibatkan asumsi excharzgeability dalam cozmterfactual fiamework terpenuhi, sehingga dapat mereduksi bias seleksi.
Penelitian ini bertujuan mcmbandingkan hasil analisis regresi logistik dengan analisis propensity score matching (PSM) dalam melihat pengaruh tingkat aktivitas olahraga terhadap kebugaran jasmani berdasarkan data Sport Development Indeks (SDI) 2006. Pcrbandingan dilakukan dengan memodelkan variabel berdasarkan regrcsi logistik. Model akhir yang didapat pada regrcsi logistik akan dianalisis kembali menggunakan analisis propensity score matching (PSM). Desain penclitian yang digunakan adalah cross-sectional 66113811 menggunakan data sekunder dari sutvei SDI 2006. Model yang digunakan dalam penelitian ini arhlah model faktor resiko yang berusaha untuk menilai pajanan tingkat aktivitas olahraga terhadap status kebugaran dengan faktor yang menjadi potensial confounder adalah variabel ruang terbuka olahraga, sumber daya manusia olahraga, usia, gender, Indeks Massa Tubuh, pekeljaan, propinsi dan sosial ekonomi kabupaten.
Dari hasil penelitian di dapat dua perbandingan yaitu perbandingan nqgrcsi logistik dengan PSM tanpa interaksi dan dengan intexaksi. Pada kedua jcnis perbandingan, PSM berhasil memadankan 100% responden. OR dari PSM tanpa interaksi 1,28 sedangkan OR daxi regresi logistik l,3. Perbedaan yang tidak begitu besar ini dimungkinkan karena variasi dari variabel oovariat dari kelompok texpajan dan kontrol tidak terlalu besar sehingga a¢#u.s'nnen1 pada regresi logistik mampu menjaga keséimbangan variasi antara kedua kelompok. Pada pcrbandingan PSM dengau interaksi, dilakukan stratifikasi pada data berdasarkan variabel yang berintemksi pada regresi Iogistik. Analisis PSM kemudian dilakukan untuk masing-masing strata Hanya ada satu OR yang berhasil didapai pada analisis PSM dari tiap strata, tiga OR lain tidak dapat dihitung karena nilai nol pada mean of marched control setelah proses pemadanan. S6C8I`3 statistik terdapat hubungan antara tingkat aktititas olahraga dan kebugaran jasmani meskipun dengan ni [ai efek yang kecil.

Observational study with cross-sectional design often generate problem of potential sffect of confounding, which is a condition that implies improper comparison between 'reated and control group and also yield potentially biased effect estimation. The most ideal effect estimation is, by comparing outcome from one subyek given exposure and not given exposure at the same time, this matter is not possible because outcome &'om one event only happen one, this is call counterfactual framework. Regression as a commonly multivariat analysis only do adjustment for confounder variable in generating estimation, so the parameter yielded not based on comparison betwen subyek but based on group parameter. This make regression analysis still has bias from subjek selection for control group. Propensity Score matching is analysis use matching metode based on propensity score from exposed and control group, so each subjek from exposed group will have match with equivalent characteristic at control group. Matching cause exchangeability asumption in counterfactual framework firllfiled, so that can reduce selection bias.
This research aim to compare result from logistic regression analysis with propensity score matching (PSM) analysis in seeing the influence of sport activity level to physical fitness based on data of Sport Development Index (SDI) 2006. Comparison conducted with modeling variable using logistic regression. The final model from logistic regression will be re-analysed using PSM analysis. Research design is cross-sectional and using secondary data from SDI 2006 sim/ey. Model used in this research is risk factor model to assess exposure from sport activity level to physical fitness status with potential confoundef are sport facility, sport human resources, age, gender, body mass Index, work, districk social-economic statins and province variable.
The result from this research is earning two comparison, which is comparison betwen logistic regression by PSM without interaction and with interaction. At both types of comparison, PSM succeed to match 100% responder. OR from PSM without interaction 1,28 while OR iiom regresi logistics l,3. The OR difference is not so big because eovariat variation variable from exposed and control group is not too big so that adjustment of logistic regression able to balance variation among both group. The PSM comparison with interaction, conducted by stratification of data using variable which have interaction at logistic regression Alter that PSM Analyse is conduct to each strata. There is only one OR successfully got from PSM analysis of each strata, three other OR can’t be compute because zero value at mean of matched control after matching process. Statistically there are relation between sport activity level and the physical fitness though with small effect value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andaru Hutama Samsuria
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Dalam bidang kerja, masih banyak program latihan kebugaran jasmani yang dilaksanakan sesuai program latihan kebugaran jasmani pada bidang olah raga, yang intensitas dan lama waktu latihan tidak sesuai dengan kebutuhan bidang kerja. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan penerapan program latihan yang didasari ilmu faal kerja.
Penelitian ini dilakukan dengan metoda pre dan post eksperimen. Tujuan penelitian adalah untuk melihat tingkat kebugaran jasmani sebelum dan setelah perlakuan dan hubungan antara faktor-faktor resiko dengan peningkatan kebugaran jasmani. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50 orang tenaga kerja wanita.
Kebugaran jasmani terdiri dari variabel waktu daya tahan, kekuatan otot dan denyut nadi yang dinilai sebelum dan sesudah latihan selama 6 minggu (16 sesi). Selain itu dilakukan penelitian keluhan otot dan hasil produksi sampel sebelum dan sesudah latihan.
Penelitian menunjukkan:
- Perbedaan bermakna pada peningkatan waktu daya tahan, kekuatan otot dan denyut nadi sebelum dan sesudah latihan (p < 0,001).
- Terdapat korelasi positif lemah antara umur dan waktu daya tahan setelah latihan.
- Terdapat korelasi positif sedang antara Hb dan kekuatan otot sebelum latihan.
- Terdapat korelasi negatif lemah antara gizi dengan nadi latihan sebelum mengikuti program latihan.
- Terdapat hilangnya keluhan otot leher dan tangan setelah latihan dan terdapat penurunan keluhan otot lainnya (bahu, pinggang dan punggung).
- Peningkatan hasil produksi setelah latihan 6 minggu (p < 0,001 ).
- Terdapat korelasi positif sedang antara kadar Hb dengan hasil produksi sebelum latihan (p <0,05 ) dan antara kadar Hb dengan hasil produksi setelah latihan (p < 0,05).

Scope and method : At the moment we found many physical fitness sport programs were adopted for workers in which the intensity and duration of programs did not suit worker's fitness. Worker's fitness programs should be based on work physiological aspects. This study aimed to improve physical fitness of workers through participating in a physical training consist of a set of physiological activities. Several risks factors i.e., age, Hb, were being identified the relations to work body resistance, muscles power and pulse rate. Design of study was a pre-post quasi experimental test and the sample size was fifty women workers. Duration of training was six weeks containing 16 sessions. Muscular complaints and worker's productivity were also being assessed before and after training.
Results and conclusions :
- There were significant differences between work body resistance, muscles power, pulse rate before and after training. (p<0,001).
- There was a positive correlation between age ,and work body resistance after training.
- There was a moderate positive correlation between Hb ,and muscles power before training.
- There was a negative correlation between nutrition and pulse rate before training.
- There was decreases in muscular neck pain and other muscular complaints.
- There was an increase of productivity after training.
- There were strong positive correlation between lib and productivity before and after training. (p<0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Ummu Rahmatillah
"Kebugaran jasmani dan prestasi akadami dapat dipengaruhi oleh status gizi. Status gizi anak usia sekolah saat ini masih memprihatinkan baik di dunia maupun di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani dan prestasi akademik. Penelitian ini dilakukan pada anak usia sekolah di Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglan. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 137 siswa sekolah dasar yang berada di kelas 4,5 dan 6. Responden diambil secara acak sederhana.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas anak memiliki status gizi normal 78,8 dengan sebagian besar anak memiliki status kebugaran yang tidak bugar yaitu 86,9 dan didaptkan juga anak yang memiliki prestasi kurang sebesar 46. Penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan anatara status gizi dengan kebugaran jasmani p value = 0,787, a = 0,05 namun ada hubungan yang signikan antara status gizi dengan prestasi akademik anak p value =0,031, a = 0,05. Oleh karena itu, pihak sekolah dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang pada siswa.

Physical fitness and academic achievement can be affected by the child 39 s nutritional status. The nutritional status of children today is still very concerning both the world and Indonesia. This study aims to determine the relationship of nutritional status with physical fitness and academic achievement. This study was conducted on school age children in Banjar, Pandeglang. The number of respondents in this study were 137 elementary school students who were in grades 4,5 and 6. Respondents were taken at random simple.
The results of this study indicate that the majority of children have normal nutritional status 78.8 with most children having unhealthy fitness status of 86.9 and also children who have less achievement of 46. The study showed that there was no significant correlation between nutritional status and physical fitness p value 0,787, a 0,05 but there was a significant correlation between nutritional status and children 39s academic achievement p value 0,031, a 0,05. Therefore, the school needs to provide health education for students about balanced nutrition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Sintya Ervina
"Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu dari sepuluh faktor risiko utama kematian. Orang yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan mereka yang melakukan aktivitas fisik secara rutin. Dewasa ini, terjadi fenomena penurunan kegiatan aktivitas fisik di Indonesia. Ternyata hal serupa terjadi di kalangan pegawai Kementerian Kesehatan dilihat dari adanya penurunan pegawai yang melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani. Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani masih dilakukan secara manual baik pengukurannya maupun sistem basis datanya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stopwatch dan penentuan jarak diukur secara manual. Sistem basis data yang digunakan adalah sistem tunggal, hal ini menyebabkan pengolahan data lebih sulit dilakukan. Mempelajari kondisi demikian maka penelitian ini akan mengusulkan suatu model aplikasi berbasis mobile. Penelitian ini bertujuan membangun sistem informasi pengukuran kebugaran jasmani yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengukuran kebugaran dan menumbuhkan minat pegawai terhadap pengukuran kebugaran jasmani. Metode pengembangan sistem yang digunakan pada sistem informasi pengukuran kebugaran jasmani ini menggunakan pendekatan model prototyping. Uji coba aplikasi menggunakan Blackbox Testing dan penerimaan teknologi sistem menggunakan uji coba Technology Acceptance Model (TAM). Sistem yang dikembangkan berdasarkan tahapan-tahapan penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan yaitu mengoptimalkan proses pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani yang selama ini berjalan secara manual.

Lack of physical activity is one of the top ten risk factors for death. People who are not physically active have a greater risk than those who do physical activity regularly. Nowadays, there is a phenomenon of decreasing physical activity in Indonesia. It turns out that a similar thing happened among employees of the Ministry of Health as seen from a decrease in employees who carried out physical fitness measurements. The measurement of physical fitness is still done manually, both in the measurement and in the database system. Measurements are made using a stopwatch and the distance is measured manually. The database system used is a single system, this makes data processing more difficult. Studying such conditions, this research will propose a mobile-based application model. This study aims to build a physical fitness measurement information system that can increase awareness of the importance of measuring fitness and foster employee interest in measuring physical fitness. The system development method used in this physical fitness measurement information system uses a prototyping model approach. Testing applications using Blackbox Testing and acceptance of system technology using the Technology Acceptance Model (TAM) trial. The system developed based on the research stages has been as expected, namely optimizing the process of implementing physical fitness measurements that have been running manually."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Herawati
"Haji adalah ibadah yang membutuhkan jasmani sehat juga bugar. Permenkes tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Nomor 15 Tahun 2016 membawa konsekuensi mengedepankan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan bagi jemaah haji agar dapat menunaikan ibadahnya secara mandiri sesuai syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023. Desain studi penelitian menggunakan kohort restrospektif, dengan total sampling sebanyak 4.779 sampel serta menggunakan data sekunder dari Siskohatkes. Instrumen pengukuran kebugaran menggunakan metode Rockport Walking Test dan Six Minutes Walking Test. Analisis data menggunakan uji chi-square (bivariat) dan uji cox regression (multivariat). Penelitian ini menyimpulkan bahwa proporsi kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023 adalah 42,7% tidak bugar. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang signifikan bermakna secara statistik dan berisiko terhadap ketidakbugaran (p-value <0,05 dan nilai RR >1) antara lain umur ≥60 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan rendah dan tidak bekerja, anemia, hipertensi, DM, PJK, gagal ginjal kronis, PPOK/COPD dan IMT rendah. Dari hasil analisis multivariat diketahui hubungan yang paling kuat dengan kebugaran jasmani antara lain umur (≥60 tahun), pendidikan (rendah), anemia, hipertensi, Diabetes Melitus (DM), dan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Disarankan kepada institusi pemerintah untuk mengadakan program pembinaan kebugaran jasmani terhadap jemaah haji yang dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum keberangkatan serta bagi jemaah haji disarankan untuk menerapkan program GERMAS, CERDIK serta upaya pengendalian penyakit komorbid melalui program PATUH.

Hajj is a worship that needs a healthy body as well as fitness. Permenkes about Istithaah Health Jemaah Haji Number 15 Year 2016 brings the consequences of advancing examination and health construction for the jemaah Hajj to be able to perform their worship independently according to the Islamic shariah. The study aims to identify the factors associated with physical fitness in Hajj congregations in DKI Jakarta Province in 2023. The study was designed using a restrospective cohort, with a total sampling of 4,779 samples and using secondary data from Siskohatkes. Fitness measurement instruments using the Rockport Walking Test and Six Minutes Walking test methods. Data analysis using chi-square (bivariate) and cox regression tests (multivariate). This study concluded that the proportion of physical fitness in the Hajj congregation in DKI Jakarta Province in 2023 is 42.7% unfit. From the results of the bivariate analysis it is known that significant variables are statistically significant and are at risk of malnutrition (p-value <0,05 and RR >1) among others age ≥60 years, female sex, low education and not working, anemia, hypertension, DM, PJK, chronic kidney failure and COPD/COPD, and low IMT. From the multivariate analysis the strongest relationship with physical fitness is known among other age (≥ 60 years), education (low), anaemia, high blood pressure, Diabetes mellitus (DM), and Coronary Heart Disease (PJK). It is recommended to government institutions to conduct physical fitness training programmes against Hajj congregations that are carried out at least 6 (six) months before departure as well as for Hajj gatherings it is suggested to implement GERMAS, CERDIK programmes and efforts to control comorbid diseases through PATUH programmes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis kelamin
(gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandung
dan Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa yang diambil secara purposive
cluster sampling. Pengolahan dan analisis data berupa deskripsi dan inferensial statistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran siswa belum seluruhnya berada dalam kondisi
yang baik. Masih ditemukan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan tingkat kebugaran jasmani
rendah, siswa sekolah menengah pertama sebanyak 36,87 persen, dan siswa sekolah menengah
atas sebanyak 46,11 persen. Siswa putra memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik
dibandingkan dengan kebugaran jasmani siswa putri. Di sekolah dasar semakin tinggi kelas
semakin tinggi tingkat kebugaran jasmaninya, sedangkan pada jenjang sekolah menengah
pertama, kebugaran jasmani siswa putra semakin tinggi kelas, semakin tinggi kebugaran
jasmaninya, sedangkan untuk siswa putri kebugaran jasmaninya sama di semua tingkatan
kelas. Kebugaran jasmani siswa sekolah menengah atas, baik siswa putra maupun siswa putri,
semakin tinggi kelas kebugaran jasmaninya tetap sama. Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa semakin berkurang aktivitas fisik siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tingkat kebugaran siswa di semua jenjang pendidikan belum berada dalam kondisi baik,
dan semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang aktivitas fisik siswa, sehingga
berdampak pada penurunan kebugaran jasmaninya."
JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Amin Sulistiono
"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis kelamin (gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandung
dan Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa yang diambil secara purposive"
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
507 JDSP 2:1 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Puriatarza
"Ibadah haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi yang mampu. Agar dapat melaksanakan wajib dan rukun haji harus sehat fisik dan mental. Daftar tunggu jemaah haji Indoesia semakin lama karena kouta haji Indonesia sekitar 200.000.jemaah haji. Hal ini berdampak meningkatnya jemaah risti setiap tahun. Berdasarkan data Siskohatkes Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan jumlah jamaah risti tahun 2015-2017 62,7% - 67 %., dengan tingkat kebugaran kurang. Sesuai denga Permenkes No. 62 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan diantarakan bahwa untuk dapat melaksanakan ibadah haji dengan tingkat kebugaran minimal cukup. Untuk meningkatakn kebugaran jasmni dilakukan pembinaan kebugaran jasmani pada masa tunggu dan pada masa keberangkatan. Pencatatan dan pelaporan pembinaan kebugaran jasmani masih masih manual. Dan belum dilakukan outomatisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pembinaan kebugaran jasmani yang mampu menggambarkan status kebugaran, latihan fisik yang dianjurkan dan memberikan informasi kapan evaluasi status kebugaran setelah tiga bulan latihan fisik. Peneliti menggunakan SDLC denganpendekatan RAD karena waktu singkat dan cepat serta dengan dikombinasikan dengan pendekataan Kendal untuk mengidentifikasi sistem yang berjalan dan kebutuhan pengembangan sistem. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan telaah dokumen di Dinas Kesehatan Kota Palembang. Masalah pada sistem informasi yang teridentifikasi pada komponen input, proses, output dan basis data. Dengan dikembangkannya aplikasi sistem informasi ini maka data kebugaran jasmani tersimpan kedalam database sehingga bisa melihat riwayat kebugaran dan dapat memudahkan dalam pengolahan data.
Rekomendasi dimasa yang akan datang Pusat Kesehatan Haji perlu membuat Modul pembinaan Kebugaran jasmani yang terpisah dengan pembinaan masa tunggu dan pembinaan pada masa kerangkatan dan aplikasi yang dikembangkan disosialisasikan melalui pertemuan sehingga diketahui oleh pelaksana kesehatan haji di Lapangan.

Once in a lifetime every Muslim is expected to undergo a holy pilgrimage, known as Hajj. Every year an estimated two million Muslim pilgrims gather from all around the world to perform the holy pilgrimage. The waiting list of Indonesian pilgrims is getting longer This has an impact on rising worshipers every year. Based on data, Siskohatkes Health Hajj Center Ministry of Health number of pilgrims risti 2015-2017 62.7% - 67%. With the lower fitness level. In accordance with minister of health regulation No. 62 2016 about Istithaah Health, the pilgrimage to be able to perform level of fitness is enough. Existing information systems can not be used as needed, Recording and reporting of physical fitness is still manual. And has not automation.
This research aims to develop a physical fitness information system that can provides information of the fitness status, physical exercise recommended and provide information when the fitness status evaluation after three months of physical exercise.The researchers used SDLC with the RAD approach because of the short and fast time and combined with the Kendal approach to identify on an existing system and development needs. Collecting data using interviews, observation and review of documents. Data collection using interview method, observation and review document at Health Office of Palembang City.Problems with information systems identified in input, process, output and database components. With the development of this information system application then the physical fitness data stored into the database so that it can see the history of fitness and can facilitate the processing of data.
Recommendations in the future The Haj Health Center needs to create a separate physical fitness Module with the of the waiting period and in the future Departures and applications developed are socialized through meetings by Hajj health practitioners.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library