Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indro Wiyono
Abstrak :
Tesis ini menguraikan tentang pelaksanaan penegakan hukum terhadap pedagang asongan yang berjualan di depan gerbang tol Kebun Jeruk oleh Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Bitung. Permasalahan dalam tesis ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan penegakan hukum terhadap pedagang asongan, serta bentuk atau jenis penegakan hukum yang dilakukan. Adapun untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang ditujukan terhadap berbagai aktifitas yang dilakukan baik oleh anggota Induk Patroli Jalan Raya(PJR) Tol Bitung, maupun para pedagang asongan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Bitung dalam pelaksanaan penegakan hukum terhadap para pedagang asongan yang berjualan di depan gerbang tol Kebun Jeruk lebih mengutamakan penegakan hukum yang bersifat persuasif, dalam rangka peace maintenance. Mengutamakan terpeliharanya keamanan, ketertiban, dan rasa keadilan masyarakat daripada penegakan hukum yang bersifat represif, yaitu penindakan yang berdasarkan pada peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran akan terulang kembali terjadinya kerusuhan yang dilakukan oleh para pedagang asongan terhadap para petugas sewaktu diadakan razia. Di samping itu, adanya keterbatasan jumlah anggota, sarana yang dimiliki, serta kemampuan penyidikan terhadap pelanggaran atau kejahatan yang relatif masih rendah, mengakibatkan anggota Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Bitung tidak melaksanakan penegakan hukum secara represif. Bentuk atau jenis penegakan hukum yang dilaksanakan selama ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan para pedagang asongan itu. Penegakan hukum yang dilakukan selama ini belum efektif, hal ini terlihat dengan masih berlangsungnya kegiatan para pedagang asongan di sekitar gerbang tol tersebut. Oleh karena itu, untuk meniadakan atau mengurangi keberadaan pedagang asongan, selain melakukan pencegahan terhadap kemacetan yang terjadi di sekitar gerbang tol, juga harus dilakukan penegakan hukum dengan bentuk atau jenis yang lain, serta meningkatkan kemampuan penyidikan anggota melalui pendidikan atau latihan secara terus menerus dan berkelanjutan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah
Abstrak :
Luas Pemakaian dialek Jakarta, secara geografis, melebihi daerah administratif Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Walaupun hubungan kebahasaan antarpenduduk di daerah ini berlangsung lancar, namun sebenarnya dialek itu secara garis besar terbagi ke dalam dua subdialek geografis, yaitu subdialek Dalam Kota atau Tengahan dan subdialek Pinggiran (Muhadjir, 1984: 1 - 6). Secara singkat dapat dijelaskan di sini bahwa yang memisahkan kedua jenis subdialek tersebut antara lainadalah perbedaan ciri fonologisnya, yaitu sebagian besar vokal akhir yang dalam bahasa Indonesia diucapkan _a_ dalam subdialek Dalam Kota Diucapkan ? seperti pa_da kata man?. 'mana', ap? 'apa', dan dalam subdialek Pinggiran vokal yang sama itu diucapkan ah atau d? seperti mana, apa, kaga? 'tidak'. (Kahler, 196: 8). Namun, ada sebagian kampung yang terdapat di daerah Kebon Jeruk ini memiliki ciri fonetis yang berbeda, baik dengan subdialek Dalam Kota maupun subdialek Pinggiran seperti tersebut di atas. Misalnya, vokal a akhir dalam bahasa Indonesia itu, diucapkan dengan ?? seperti du?, _dua' , kaga? 'tidak', raw? 'rawa'. Karena itulah, maka daerah Kebon Jeruk ini menarik untuk diteliti dari segi penampilan lafalnya. Di lain pihak, seperti sudah dijelaskan pada 1.1.1, daerah ini berbatasan langsung dengan daerah Tangerang yang merupakan daerah penutur dialek Jakarta Pinggiran, dan juga berbatasan dengan Slipi, yang menggunakan dialek Jakarta Tengahan serta dari segi geografis dikatakan sebagai daerah suburban. 'Selain itu, di daerah ini juga telah terjadi pembangunan secara besar-besaran, seperti dengan berdirinya perumahan-perumahan mewah, misalnya perumahan Tomang City Garden, Green Ville, Taman Ratu, Putri Indah dan perumahan Taman Kebon Jeruk. Juga dengan dibangunnya jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Merak yang akhirnya memisahkan kecamatan ini menjadi dua bagian. Dalam situasi yang demikian, akan memungkinkan adanya anggapan bahwa dialek yang digunakan oleh para penduduk setempat akan cepat berbaur dengan dialek pendatang, bahkan mungkin akan hilang keasliannya sama sekali. Dan, karena letak geografisnya itu, juga menimbulkan pertanyaan, subdialek Jakarta apakah yang dipakai disini
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library