Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okta Rizkananda Firdaus
"Penelitian ini membahas mengenai pengalaman kedukaan akibat bunuh diri dan kaitannya dengan keberfungsian sosial. Bunuh diri menjadi salah satu penyumbang angka kematian terbesar di tingkat global. Selain merenggut kesempatan hidup seseorang, bunuh diri juga meninggalkan luka mendalam dan efek jangka panjang bagi mereka yang mengalami kehilangan, seperti mengganggu keberfungsian sosial. Bunuh diri menimbulkan berbagai respon tidak hanya dari internal individu yang berduka, tetapi juga respon dari lingkungan sosial. Dengan demikian, kajian literatur dengan metode telaah kasus bertujuan untuk menganalisis keberfungsian sosial dalam pengalaman kedukaan dan strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kedukaan akibat bunuh diri, khususnya strategi dengan model proses ganda untuk menghadapi kedukaan dan pembentukan makna. Kajian literatur ini menggunakan tujuh artikel penelitian terdahulu yang dijadikan referensi utama. Hasil analisis dalam kajian ini menunjukkan bahwa proses kedukaan dan emosi membawa dampak bagi keberfungsian sosial individu. Proses kedukaan yang dialami juga disertai dengan ekspresi emosi yang beragam dari hasil penilaian kognitif akan peristiwa kehilangan akibat bunuh diri. Dari sisi strategi dengan model proses ganda untuk menghadapi kedukaan ditemukan bahwa individu yang berduka melibatkan orientasi kehilangan dan berbagai bentuk pemulihan. Sedangkan dengan strategi pembentukan makna menekankan pada penggambaran ulang keyakinan, nilai, dan tujuan setelah kehilangan bunuh diri dialami yang digunakan untuk menopang keberlanjutan hidup. Pelaksanaan strategi selain ditunjukkan untuk menghadapi kedukaan juga untuk mengembalikan keberfungsian sosial individu. Kajian literatur mengenai pengalaman kedukaan dan strategi menghadapi kedukaan akibat bunuh diri ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dan informasi tambahan terkait penyediaan layanan kesehatan jiwa untuk mendukung keberfungsian sosial, khususnya pada individu yang mengalami kedukaan akibat bunuh diri.

This research discusses the experience of grief due to suicide and its relationship with social functioning. Suicide is one of the largest contributors to the death rate at the global level. In addition to taking away a person's chance at life, suicide also leaves deep wounds and long-term effects for those who experience loss, such as disrupting social functioning. Suicide elicits a variety of responses not only from the internal grieving individual, but also from the social environment. Thus, the literature review with the case study method aims to analyze the experience of grief and strategies that can be carried out to deal with grief due to suicide, especially strategies with a dual-process model of coping with bereavement and the meaning making. This literature review uses seven previous research articles that are used as the main reference. The results of the analysis in this study show that the grief process and emotions have an impact on individual social functioning. The grief process experienced is also accompanied by diverse emotional expressions from the results of cognitive appraisal of the suicide loss event. In terms of strategies with the dual process model of coping with bereavement, it was found that grieving individuals involved loss orientation and various forms of restoration. While strategies with meaning making emphasize the redrawing of beliefs, values, and goals after suicide loss is experienced which is used to sustain life. The implementation of the strategy is not only shown to deal with grief but also to restore the individual's social functioning. This literature review on the experience of grief and strategies for dealing with grief due to suicide is expected to be useful as a reference and additional information related to the provision of mental health services to support social functioning, especially in individuals who experience grief due to suicide."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Christine
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara perceived social support dan impact of event dengan posttraumatic growth pada orang yang mengalami kedukaan akibat meninggalnya orang terdekat secara tiba-tiba. Sebanyak 151 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan berada dalam rentang usia 18-48 tahun dan sebagian besar dari mereka merupakan dewasa muda. Variabel penelitian diukur dengan Posttraumatic Growth Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Impact of Event Scale-Revised. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perceived social support dengan posttraumatic growth; sementara tidak ada hubungan antara impact of event dengan posttraumatic growth. Selain itu, terdapat hubungan yang cukup beragam antara dimensi-dimensi perceived social support dan impact of event dengan posttraumatic growth.

ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between perceived social support and the impact of event with posttraumatic growth in people who bereaved after the sudden unexpected death of a loved one. A total of 151 people participated in this study. Participants ages ranged from 18-48 years with the majority of young adults. Variables in this study were measured by the Posttraumatic Growth Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and Impact of Event Scale-Revised. In summary, this study shows a significant correlation between perceived social support and posttraumatic growth; meanwhile, there is none for the impact of event. Other than that, there are several different relationships between each dimension of perceived social support and impact of event in their relationship with posttraumatic growth."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiana Noviani
"Penelitian ini bertujuan melihat gambaran konsep kematian dan reaski kedukaan pada remaja yang kehilangan orang tua akibat gempa di Yogyakarta pada tahun 2006. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan melibatkan tiga orang remaja siswa/i SMPN 2 Pundong, Bantul, Yogyakarta. Teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi, ditambah pengisian kuesioner "Ceritaku tentang gempa" dan diskusi kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian dipahami secara matang. Mereka memahami kematian secara emosional, religius, kultural, dan konseptual (7 komponen konsep kematian, yaitu irreversibility, universality, inevitability, non-functional/cessation, causality, personal mortality, dan unpredictability). Namun, reaksi kedukaan yang dimiliki ketiga subjek berbeda satu sama lain. Mereka juga belum menyelesaikan proses kedukaannya. Perbedaan dan belum terselesaikannya proses kedukaan yang dialami oleh mereka mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengaruh karakteristik individu, pengalaman yang berkaitan dengan kematian itu sendiri, keluarga, kebudayaan dan agama, lingkungan, atau pengalaman yang berkaitan dengan kematian itu sendiri.

This aim of this study is to describe the concept of death and grief reactions on adolescence who lost their parent in Yogyakarta 2006?s earthquake. This study is conducted by using qualitative method approach and entangling 3 students on SMPN 2 Pundong, Bantul, Yogyakarta. Methods on this study are interview and observation, added by open-ended questionnaire about ?My stories of earthquake? and group discussion. The result of this study shows that death is conceived by 3 students in a mature explanation. They conceived death as emotional, religious, cultural, and conceptual (7 components of death concept, such as, irreversibility, universality, inevitability, non-functional/cessation, causality, personal mortality, and unpredictability). But, their grief reactions are different. They also have not achieved the final stage of grieving. Many factors are possible to influence the result, such as individual characteristics, the experienced of death, family, culture and religion, or the experiences of the death.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 SUL k
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fionna Callista
"Rasa bersalah dalam kedukaan merupakan salah satu respon emosional ketika individu merasa telah gagal memenuhi standar dan harapannya dalam hubungannya dengan almarhum dan/atau kematian. Rasa bersalah yang dirasakan secara intens dan berkepanjangan ini beresiko menghambat keberfungsian dan kesejahteraan individu dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kemungkinan individu mengalami masalah kesehatan mental, hingga resiko untuk bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT), berjumlah empat sesi, untuk menurunkan rasa bersalah yang dialami individu. Partisipan penelitian berjumlah tiga, yang memenuhi kriteria, yaitu berusia 18-30 tahun, mengalami kehilangan (meninggal dunia) orang terdekat, mengalami rasa bersalah selama masa kedukaan yang dijalani, dan belum pernah mendapatkan penanganan psikologis terkait kedukaan sebelumnya. Desain penelitian adalah one group before-after (pretest-posttest) untuk mengevaluasi pengaruh intervensi dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi. Data kuantitatif didapatkan menggunakan alat ukur Bereavement Guilt Scale (BGS), Acceptance and Action Questionnaire-II (AAQ-2), Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ), dan Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ), sedangkan data kualitatif didapatkan lewat hasil wawancara dan observasi selama intervensi. Hasil kuantitatif menunjukkan adanya penurunan skor rasa bersalah dan meningkatnya fleksibilitas psikologis partisipan. Secara kualitatif, intervensi terbukti dapat membantu partisipan dalam proses pemaafan dirinya terhadap perilaku yang dilakukan selama almarhum masih hidup, mengurangi kecenderungannya untuk menyalahkan diri, keluar dari pemikiran bahwa ia merupakan penanggung jawab atas kematian almarhum, dan menerima bahwa tindakan yang dilakukannya merupakan usaha terbaik yang telah diusahakannya saat almarhum masih hidup. Dapat disimpulkan bahwa ACT dengan total 4 sesi terbukti mengatasi rasa bersalah pada partisipan penelitian.

Guilt in grieving is an emotional response when individuals feel they have failed to meet their standards and expectations concerning the deceased and/or death. Intense and prolonged feeling of guilt has the risk of hampering the functioning and well-being of individuals in everyday life, increasing the likelihood of individuals experiencing mental health problems, to the risk of suicide. The study aims to evaluate the effectiveness of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) intervention, totaling four sessions, to reduce feelings of guilt experienced by individuals. Three participants were aged 18-30 years, experienced the loss (passed away) of a loved one, has experienced guilt during their grieving period, and had never received any psychological treatment. The research design was a one group before-after (pretest-posttest) design to evaluate the effect of the intervention by comparing the results of measurements before and after the intervention. Quantitative data obtained using the Bereavement Guilt Scale (BGS), Acceptance and Action Questionnaire-II (AAQ-2), Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ), and Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ), while qualitative data obtained through interviews and observations during the intervention. Quantitative results show a decrease in the score of guilt and an increase in the psychological flexibility of the participants. Qualitatively, the intervention was proven to be able to help participants in the process of forgiving themselves for the behavior they committed during the life of the deceased, reducing the tendency to blame themselves, getting out of thinking that they are responsible for the death, and accepting that the decisions made were the best they could take. It is shown that ACT of 4 sessions is proven to overcome guilt in research participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Salsabila Anindita
"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa keinginan manusia untuk mencapai idealisme dalam parenthood diakari oleh sisi shadow dalam psyche manusia, sehingga dapat menjadi obsesi yang destruktif ketika menyebabkan tindakan irasional. Analisis novel Pet Sematary karya Stephen King ini dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan psikoanalisis Carl Jung mengenai kepribadian shadow manusia dan teori kedukaan Elizabeth Kübler-Ross. Penelitian ini berusaha menjelaskan tokoh Louis Creed yang mengalami hambatan untuk pulih dari kedukaannya dan gagal mewujudkan idealisme peran ayah yang diharapkannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shadow dapat menjadi motivator positif bagi manusia untuk mengembangkan diri dalam menjalani fatherhood yang baik, tetapi dapat berdampak negatif jika mendominasi secara berlebihan. Kedukaan atas kematian menjadi titik balik besar yang menentukan terjadinya dominasi negativitas shadow pada manusia. Penelitian ini menemukan bahwa munculnya shadow dalam proses kedukaan karakter tidak hanya menghambat proses karakter untuk menerima kematian, tetapi juga menggagalkan harapannya akan idealisme. Kegagalan atas dua aspek tersebut terjadi karena dominasi shadow menyebabkan manusia tergerak untuk melakukan segala cara, termasuk cara-cara negatif, demi memenuhi obsesinya atas idealisme peran ayah (fatherhood) bagi keluarganya.

This research aims to show that the human desire to achieve idealism in parenthood is rooted in the shadow side of the human psyche so it can become a destructive obsession when it causes irrational actions. The analysis of the novel Pet Sematary by Stephen King was carried out qualitatively using Carl Jung's psychoanalytic approach regarding human shadow personalities and Elizabeth Kübler-Ross's theory of grief. This research attempts to explain the character of Louis Creed who experiences obstacles in recovering from his grief and fails to realize the idealism of his expected father's role. The results of this research show that shadow can be a positive motivator for humans to develop themselves in carrying out good fatherhood, but can have a negative impact if they dominate excessively. Grief over death is a major turning point that determines the dominance of shadow negativity in humans. This research found that the appearance of shadow in the character's grief process not only hinders the character's process of accepting death but also thwarts his hopes for idealism. Failure in these two aspects occurs because the dominance of the shadow causes humans to be moved to do everything they can, including negative methods, to fulfill their obsession with the idea of fatherhood for their family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Fajarezza
"Menghadapi grief akibat kehilangan orang tua pada masa emerging adulthood atau masa ketidakstabilan merupakan pengalaman yang menantang. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi resiliensi dan dukungan sosial terhadap grief pada emerging adulthood yang mengalami kematian orang tua. Sebanyak 123 partisipan dengan rentang usia 18 - 25 tahun terlibat dalam penelitian ini. Grief diukur menggunakan Texas Revised Inventory of Grief - Present, resiliensi diukur menggunakan Connor Davidson Resilience Scale 10, dan dukungan sosial diukur menggunakanMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Berdasarkan analisis regresi berganda, ditemukan bahwa resiliensi dan dukungan sosial secara bersamaan berkontribusi terhadap grief secara signifikan (R2 = .107, p < 0.05).

Dealing with grief due to the loss of a parent during emerging adulthood or a period of instability is a challenging experience. This study aims to determine the contribution of resilience and social support to grief in emerging adults who experience parental death. A total of 123 participants with an age range of 18-25 years were involved in this study. Grief was measured using the Texas Revised Inventory of Grief - Present, resilience was measured using the Connor Davidson Resilience Scale 10, and social support was measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Based on multiple regression analysis, it was found that resilience and social support significantly and simultaneously contributed to grief (R2 = .107, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library