Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Darmayanto
"Berbagai upaya dilakukaq untuk memelihara kelangsungan hidup anak agar dapat dihasilkan generasi berkualitas guna menunjang Pembangunan Nasional. Baqyak faktor mempengaruhi kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, salah satu faktor terpenting adalah carak reproduksi ibu. TIngkat kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat baik secara makro maupun secara mikro. Pada penelitian ini telah diteliti hubungan corak reproduksi ibu terhadap morbiditas dan mortalistas balita. Penelitian ini merupakan studi deskriptif terhadap balita yang datang berobat ke poliklinik umum bagian ilmu kesehatan anak FK UI/RSCM dan seluruh balita yang dilahirkan dalam kurun reproduksi ibu, 0-4 tahun sebelum penelitian."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasep Budi Abadi
"ABSTRAK
Angka kematian bayi di Kabupaten Bekasi masih
tinggi, pada tahun 1980 Kabupaten Bekasi merupakan
Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang paling tinggi
angka kematian bayinya, dengan tingkat kematian bayi
149 perseribu kelahiran hidup.
Agar target penurunan angka kematian bayi tercapai
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik yang
memungkinkan timbulnya resiko kematian bayi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik
apa pada ibu dan anak yang memberi resiko kematian bayi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kasus kelola dengan kasus adalah ibu yang mengalami
kematian bayi pada periode waktu satu tahun sebelum
Januari 1987, yang tercatat pada hasil sampel survey
BKBN Kabupaten Bekasi bulan Januari 1987, dan kontrolnya adalah ibu yang bayinya tidak meninggal pada periode waktu yang sama, disain kasus kelola yang
digunakan adalah kasus kelola dengan memakai 1 kasus
dan 1 kontrol, dalam penentuan kasus dan kontrol tempat
tinggal dan kelahiran aterm dipakai sebagai faktor yang disamakan .
Dari 4 karakteristik yang diteliti yaitu Jarak
kelahiran, umur ibu waktu melahirkan, paritas dan
status survival anak "x-1", ternyata hanya ditemukan
perbedaan yang bermakna terhadap resiko mengalami
kematian bayi pada karakteristik jarak kelahiran
sedangkan karakteristik yang lainnya hanya menunjukkan
perbedaan resiko pada perhitungan odds rationya saja
tetapi secara statistik perbedaan ini tidak bermakna.
Peneliti melakukan pula analisis dengan penentuan
faktor keterpaparan yang berbeda dengan yang
dihipotesakan, ternyata odds rationya secara statistik
bermakna pada karakteristik Umur ibu waktu melahirkan,
paritas ibu, dan status survival anak "x-1".
Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan jumlah kasus yang lebih besar, agar analisis yang lebih mendalam dapat dilakukan. Peneliti
menyarankan juga agar karakteristik lain dipelajari selain karakteristik Ibu dan Anak.

"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Rahayu
"Pendahuluan : Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sudah mengalami penurunan dalam lima belas tahun terakhir, namun belum mencapai target Rencana Kerja Pemerintah 2019. Salah satu upaya penurunan AKB adalah pemeriksaan antenatal lengkap, namun keterbatasan sumber daya menyebabkan terjadinya kesenjangan cakupan pemeriksaan antenatal di daerah rural dan urban. Tujuan : Mempelajari pengaruh pemeriksaan antenatal dengan kematian bayi pada daerah rural di Indonesia. Metode : Penelitian menggunakan desain studi cross sectional pada bayi lahir hidup yang dilahirkan oleh wanita usia produktif pada tahun 2007-2012 yang bertempat tinggal di daerah rural. Peneliti menggunakan pemodelan multivariat dengan regresi logistik ganda untuk menentukan pengaruh pemeriksaan antenatal dengan kematian bayi pada daerah rural di Indonesia. Hasil : Pemeriksaan antenatal memberikan proteksi pada kejadian kematian bayi. Ada beda pengaruh pada ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal dan tidak melakukan antenatal terhadap kematian bayi. Ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal berisiko 2,15 kali untuk mengalami kematian bayi. Tidak ada interaksi dan variabel confounder dalam model tersebut. Simpulan & Saran : Pemeriksaan antenatal lengkap pada ibu hamil merupakan upaya penting dalam menurunkan kematian bayi di Indonesia. Dibutuhkan pemaksimalan peran kader dan bidan desa serta pengintegrasian program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

Background : Infant mortality rate in Indonesia has decreased in the last fifteen years, but the target of the 2019 Government Work Plan has not accomplished yet. One of the efforts to reduce infant mortality rate is antenatal care, but because some limitations, there are disparity of antenatal care coverage between rural and urban area. Objective : To determine the effect of antenatal care on infant mortality in rural areas in Indonesia. Method : The study used cross sectional design and multivariable analysis with logistic regression is used to analyze most recently born infant in five years from women of childbearing age whose live in rural areas. Result : Antenatal care reduce risk on infant mortality. Mothers who did not have adequate antenatal care had the tendency to have infant mortality 2,15 times higher compared to mothers who utilize adequate antenatal care. There are no interaction and confounding found in this model. Conclusion : Adequate antenatal care on pregnant women gives important role in reducing infant mortality in Indonesia. Special efforts such as maximization on community health workers and midwives, and health program integration are needed so that every pregnant women receive adequate antenatal care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryoto Kusnoputranto
"Pemanfaatan sungai Ciliwung sebagai Daerah aliran Sungai untuk berbagai keperluan bagi penduduk Jakarta memiliki arti yang sangat penting. Gerakan Ciliwung Bersih merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air sungai Ciliwung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Gerakan Ciliwung Bersih terutama pengaruhnya terhadap kualitas air dan Angka Kematian Bayi. Secara khusus diharapkan diperoleh informasi kualitas bakteriologis air bersih yang digunakan penduduk, mengetahui Angka Kematian Bayi, serta diketahuinya hubungan antara kualitas bakteriologis air bersih dan air sungai Ciliwung dengan Angka Kematian Bayi. Pada akhirnya akan memperoleh gambaran karakteristik demografi dan sosial budaya penduduk, penyediaan dan pemanfaatan MCK, serta sarana pembuangan limbah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir di Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional dengan mengadakan wawancara kepada responden terpilih menggunakan kuesioner, sedangkan pemeriksaan sampel air dilakukan dengan mengambil sampel air baik dari sumur pompa tangan penduduk, hidran umum yang terdapat di MCK dan pengambilan sampel air sungai Ciliwung, kemudian hasil pemeriksaan bakteriologis sampel air dinyatakan dengan Index Most Probable Number (MPN) atau perkiraan terdekat jumlah kuman golongan Cali yang paling mungkin. Pengumpulan data tentang Angka Kematian Bayi dilakukan dengan memperoleh data dari Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Pengujian sampel air menunjukkan bahwa kualitas bakteriologi air yang berasal dari hidran di MCK seluruhnya negatif, 70% dari sumur pompa tangan negatif sedangkan yang dari air sungai Ciliwung masih terdapat Coll namun angkanya menunjukkan penurunan jika dibandingkan angka 4 tahun sebelumnya. Terdapat kecenderungan penurunan Angka Kematian Bayi sebesar 44,44 per 1000 kelahiran hidup (1985-1989) dan 1,67 per 1000 kelahiran hidup dalam periode 1989-1993."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Suryani
"ABSTRAK
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB). Saat ini AKB nasional adalah 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi diantaranya program Desa Siaga. Penelitian ini adalah penelitian analitik non eksperiment dengan rancangan Cross sectional. Penelitian ini menganalisis hubungan tingkatan Desa Siaga dengan Angka kematian bayi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di kabupaten Blitar dengan total sampel berjumlah 248 desa dan dianalisis dengan uji T-Independent. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kematian bayi antar Tingkatan Desa Siaga. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkatan Desa Siaga dengan Angka Kematian Bayi. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya Angka Kematian bayi (AKB).

ABSTRACT
One indicator of healthy level is the Infant Mortality Ratio (IMR). Currently, the national IMR was 34 deaths per 1,000 live births (SDKI 2007). There are many government efforts to reduce infant mortality, one of them is ?Desa Siaga? program. To determine the correlation of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio, We conducted research by analyzing the level of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio In Blitar, East Java in 2010. The population of this study are all villages in Blitar district total sample are 248 villages and analyzed by the Independent T-Test. This research is an analytic non experiment with cross sectional design. The results showed that there was no significant difference in average infant mortality among level of ?Desa Siaga.? Thus concluded that there was no relationship between levels of ?desa siaga? with Infant Mortality. This is caused by many factors that cause high or low Infant Mortality Ratio (IMR)."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riezky Yulviani Armanita
"Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target RPJMN 2015 – 2019 yang menargetkan AKB tahun 2019 sebesar 24/1000 kelahiran hidup, dan target Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan AKB tahun 2030 sebesar 12/1000 kelahiran hidup. AKB tersebut menunjukkan peningkatan derajat kesehatan anak di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat mengancam kelangsungan hidup anak di Indonesia. Selain itu, menurut Bank Dunia, pengalokasian anggaran bidang kesehatan belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk pengaruh realisasi pengeluaran kesehatan pemerintah daerah terhadap angka kematian bayi di Indonesia.
Penelitian ini juga melibatkan beberapa variabel yaitu pengeluaran kesehatan, jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan, pendidikan wanita, pemberian vaksin tetanus toksoid serta jumlah penduduk perdesaan. Hasil penelitian diketahui pendidikan wanita dan persalinan ditolong tenaga kesehatan merupakan faktor yang signifikan terhadap kematian bayi. Penelitian ini menyarankan agar alokasi anggaran kesehatan pemerintah berfokus pada program kesehatan untuk mencapai tujuan SDGs. Selain itu, peningkatan sarana prasarana kesehatan di perdesaan.

Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012, IMR (Infant Mortality Rate) in Indonesia was 32 deaths per 1000 live births. This number was still far from the 2015 - 2019 RPJMN goals that mention IMR dropped to 24/1000 live births by 2019, and the Sustainable Development Goals (SDGs) targeted the IMR reduced to 12/1000 live births by 2030. The IMR shows that improving children's health status in Indonesia is not as expected, and can threat the survival of children in Indonesia. In addition, according to the World Bank, the allocation of health budget has not been maximized. This research was conducted to influence the realization of health expenditure of local government to infant mortality rate in Indonesia.
The study also involved several variables namely health expenditure, number of deliveries assisted by health personnel, female education, tetanus toxoid vaccine and the number of rural population. The results of the research that female education and childbirth assisted by health personnel are significant factors to degrade infant mortality rate. This study suggests that government health budget allocations are focusing on health programs to achieve the objectives of the SDGs. In addition, improvement of health infrastructure in rural areas needs to be develop.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Mutahar
"Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator dalam menerangkan derajat kesehatan suatu negara, AKB menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Sampai tahun 2002 Angka Kematian Bayi di Indonesia menduduki urutan keempat diantara negara-negara ASEAN. Dua pertiga kematian neonatal berada pada periode neonatal dini dan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini yaitu berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data SDKI angka BBLR di Indonesia saat ini belum ada kecendrungan penurunan yang berarti yaitu sebesar 7,3% pada tahun |986-1991, 7,l% pada tahun 1989-1994 dan kembali meningkat menjadi 7,7% pada tahun 1992-1997.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir terhadap survival neonatal dini Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI tahun 2002-2003 yang dirancang dengan desain potong lintang (cross sectional). Walaupun demikian, data ini dapat diperlakukan sebagai kohort retrospektif dan mcmpunyai informasi waktu (rime) dan kejadian (event) sehingga dapat dianalisis dengan analisis survival. Analisis data mencakup analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Kaplan Meir dan Log Rank dan analisis multivariat dengan menggunakan Regresi Cox.
Hasil penelitian diperoleh; Probabilitas survival neonatal dini pada kelompok seluruh bayi sebesar 98,94%, pada kelompok bayi BBLN (berat lahir 2 2500) sebesar 99,59% dan pada kelompok bayi BBLR (< 2500 gram) adalah 96,87%. Pada kelompok seluruh bayi terdapat perbedaan probabilitas survival ’menurut variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, paritas dan jarak kelahiran, berat badan lahir, jenis kelamin bayi, tenaga penolong persalinan (least dan mos/ qualyied) dan kunjungan ANC. Sedangkan pada kclompok bayi BBLR terdapat perbedaan probabilitas survivival menurut komplikasi persalinan, komplikasi kehamilan, brat badan lahir, jcnis kelamin bayi dan tingkat sosial ekonomi. Prevalensi BBLR yaitu berat lahir dibawah 2500 gram adalah 6 %. Incidence rate kematian neonatal dini 1,5 per 1000 bayi-hari. Diketahui masa kritis bagi survival neonatal dini yaitu pada hari ke-0 sampui hari ke-3 Pada seluruh bayi, bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 7 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan lahir Z 2500 gram setelah dikontrol dengan variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan dan kunjungan ANC- Bayi yang persalinannya di tolong tenaga kesehatan (most qualified), bayi dengan berat badan lahir < 2100 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 9 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan Iahir 2100-2499 gram setelah dikontrol dengan variable komplikasi persalinan dan tingkat sosial ekonomi. Tetapi hal ini harus diinterpretasikan hati-hati, nakes most qualyied merupakan penolong persalinan terakhir yang dipilih ibu.
Sebanyak 80% persalinan yang ditolong oleh makes mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, sehingga dapat diasumsikan ibu yang ditolong oleh nakes tersebut merupakan rujukan dari nakes (leasr qualyied) dan non nakes. Pada bayi yang persalinannya ditolong oleh non nakes BBLRS tidak dapat dibulctikan ditemul-can peningkatan risiko kematian neonatal dini dibandingkan BBLR setelah dikontrol dengan kamplikasi persalinan dan tingkat sosek.
Incident-e rate dan hazard ratio yang dihitung pada studi ini merupakan angka yang underestimated karena; (1) bayi yang tidak ditimbang Iebih banyak yang meninggal daripada bayi yang ditimbang yang kemungkinan besar bayi-bayi ini (yang tidak ditimbang) adalah BBLR diperkuat dengan tidak terdapatnya distribusi residual yang- dapat menguatkan asumsi bahwa bayi-bayi yang tidak ditimbang tersebut adalah bayi pretemu (bayi-bayi kecil); (2) tidal< tercakupnya bayi meninggal yang berasal dari ibu yang mengalami kematian matemal.
Disarankan untuk meningkatkan keterampilan bidan dalam resusitasi bayi baru lahir, perbaikan sistem rujukan neonatal dan meningkatkan cakupan frekuensi lcunjungan antenatal yang sesuai dengan standard minimal. Untuk penelitian Iebih lanjut dapat mengkaji sistem rujukan neonatal yang telah berjalan.

It has been known that the Infant Mortality Rate (IMR) is one of indicator that describes the health status of a country, and as one of key succms of the country development. Until the year 2002, the Indonesia’s IMR is at the fourth order among ASEAN countries. Two third of neonatal death are occurred in the period of early neonatal, and one of the cause is low birth weight (LBW). As IDHS data, the trend of the LBW rate in Indonesia is not been decrease, as in 1986 to 1991 the figure is 73%, 7.1% in 1989 to 1994, and increase in 1992-1997 as high as 7.7%.
The study has a purpose on describing the impact of LBW on early neonatal survival. The study use the secondary data sourced from the IDHS 2002-2003 which have cross sectional as the design. Though the design is cross sectional but the data can be treated as a retrospective cohort data and therefore can be analyzed with the survival analysis. The information on time and event that included in the dataset is an important assumption for the dependent variable on survival analysis. Data will be analyzed in the form of univariate, bivariate that use Kaplan Meir and Log Rank, and multivariate with Cox Regression.
The study found: the probability of early neonatal survival for all groups of babies is 98.94%, for the group of normal birth weight,(NBW) babies ( 5 2,500 gram) is 99.59%, and for the group of LBW babies is 96.87%. The prevalence rate of LBW in Indonesia is six percent. The incidence rate for early neonatal death is 1.5 per 1,000 babies-days. It is known that the critical time on early neonatal survival is from 0 to 3 days old. From all babies, baby with LBW have a risk on early neonatal death 7 times greater than baby with NBW after controlled with variables of pregnancy complication, delivery compiiearion, and ANC visit.
The group of babies which delivery assisted with health provider (most qualified), with birth weight less than 2,100 grams are have risk on early neonatal death 9 times than those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled with variables of delivery complication and socio-economic level. Meanwhile, the group of babies which delivery assisted with non-health providers (most qualified), there is no different risk on early neonatal death between the babies that have birth weight less than 2,110 grams with those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled by variables of delivery complication and socio-economic level.
The incidence rate and hazard ratio that measures in the study are being an underestimate value, because: 1) un-weighed babies are more likely to die compare to those weighed babies, and probably those babies (un-weighed) are LBW babies. Moreover, there are no residual distribution that can be strengthening the assumption that un-weighed babies are preterm babies (small babies); 2) babies who die from mother who also die are not coverage.
It is suggested to increase the skill of the midwife in term of neonatal resuscitation, particularly on health cost, improving the neonatal reference system and increasing the antenatal visit coverage. It is proposed for advance study to review the risk factors on early neonatal death for LBW babies who live in the urban area whether they are a peri-urban residence, and also reviewing the in progress neonatal reference.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T33785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Yustika
"Penanganan kematian bayi merupakan salah satu target sasaran pemerintah dalam pembangunan kesehatan jangka panjang. Sebagai indikator derajat kesehatan masyarakat, kematian bayi dipengaruhi salah satunya oleh faktor layanan kesehatan. Dalam penelitian ini faktor layanan kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan dan layanan kesehatan sendiri yaitu layanan kesehatan yang diberikan pada ibu dan bayi sebagai bagian dari program KIA (kesehatan ibu dan anak) yaitu pelayanan antenatal, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan penanganan komplikasi neonatus.
Hasil analisis data profil kesehatan Kota Serang tahun 2009 ? 2013 dengan menggunakan model regresi data panel menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan negatif antara faktor layanan kesehatan dengan kematian bayi. Hal ini berarti bahwa peningkatan jumlah tenaga kesehatan akan berpengaruh dalam menurunkan kasus kematian bayi. Demikian juga halnya dengan peningkatan cakupan pelayanan antenatal, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan penanganan komplikasi neonatus akan berpengaruh terhadap penurunan kasus kematian bayi.

Handling infant mortality is one of the government's target in long-term health development. As an indicator to public health, one of the factors that affect infant mortality is health service. In this study health service factors consist of health personnel as a health care provider and health care itself namely the health care provided to the mother and baby as part of the KIA program (mother and child health program) i.e antenatal care, assisted delivery of health personnel, and management of complications of neonatus.
The results of the analysis from Serang City health profile data in 2009-2013, using panel data regression model, shows that there is a negative significant correlation between the health service factors with infant mortality. This means that an increasing number of health workers will have an effect in reducing infant deaths. Likewise, an increasing number in coverage of antenatal care, births assisted health personnel, treatment of neonatal complications will affect to the decline in infant death case.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henda Gandamanah
"ABSTRAK
Angka Kematian Bayi yang tinggi di Kabupaten Bandung mendorong Save the Children melalui Program SELARAS (Sederhana Berdampak Luar Biasa) menjalankan aktivitas Pemasaran Sosial di Kecamatan Kertasari. Program SELARAS melibatkan masyarakat lokal dalam berbagai kegiatan kampanye untuk menambah pengetahuan dan melakukan perubahan prilaku masyarakat yang dapat mengurangi resiko kematian bayi. Berbagai bentuk kegiatan pemasaran sosial seperti sosialisasi melalui konseling hingga kampanye mobilisasi massa telah dilakukan melalui media komunikasi.
Tesis ini membahas sejauh mana Pemasaran Sosial dapat mempengaruhi prilaku masyarakat, mengetahui tantangan dan dukungan ketika menjalankan aktivitas pemasaran sosial dan upaya lebih lanjut yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan program. Setelah satu tahun menjalankan aktivitas pemasaran sosial, terdapat beberapa hasil yang telah dicapai, seperti angka persalinan di tenaga kesehatan meningkat dan menciptakan kemitraan bidan dan paraji.

ABSTRACT
Save the Children through SELARAS Program Simple with Tremendous Impact create the social marketing activities in Kertasari Sub District to response the high number of infant mortality rate SELARAS involving local communities in various campaigns to increase knowledge and change people s behavior that can reduce the risk of infant mortality Various social marketing activities such as counseling to community mobilization has been done through various media communication.
This Thesis discusses how social marketing can affect people behavior knowing the challenges and support and further attempts to do to achieve the program objectives After one year running the social marketing activity there are some results that have been achieved such as increasing the number of deliveries in health facility and creating partnerships between midwife and traditional birth attendance.
"
2015
T45485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>