Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raisa Julia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH awal medium CT terhadap kerapatan sel Cyanobacteria genus Synechococcus HS-7 dan HS-9 yang diinkubasi pada suhu 35 C telah dilakukan. Penelitian dilakukan selama 22 hari dari hari ke-0 t0 hingga hari ke-21 t21 . Penghitungan kerapatan sel dilakukan setiap hari t0 mdash;t21 , sedangkan pengukuran kandungan klorofil dilakukan selama 10 hari pada t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, dan t21. Terdapat 5 variasi perlakuan pH yang digunakan, yaitu pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, dan pH 9. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian diuji menggunakan analisis statistika Spearman dan Friedman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH awal medium CT berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9. Synechococcus HS-7 dan HS-9 dapat tumbuh baik pada pH 7. Berdasarkan uji analisis statistik, terdapat korelasi antara kerapatan sel dengan kandungan klorofil Synechococcus HS-7 dan HS-9, serta nilai pH awal medium CT yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kerapatan sel Synechococcus HS-7 dan HS-9.
ABSTRACT
Research that aims to know the effect of initial pH variation of CT medium to the cell density of Cyanobacteria genus Synechococcus HS 7 and HS 9 were grown at temperature 35 C had been performed. The study was done for 22 days from day 0 t0 to day 21 t21 . Cell density calculations were performed everyday t0 mdash t21 while the measurement of chlorophyll content was performed for 10 days at t0, t1, t2, t3, t4, t7, t10, t14, t17, and t21. There were 5 variations of pH that used in this research pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, and pH 9 . Each treatment carried out in 3 replications. Observations were done qualitatively based on the cell density while quantitatively based on statistical analysis using Spearman and Friedman tests. The results showed that the initial pH variation of CT medium affected the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9. Synechococcus HS 7 and HS 9 grew well at pH 7. Based on statistical analysis there were correlation between the cell density and chlorophyll content, and the initial pH variation of the CT medium did not affect the growth of Synechococcus HS 7 and HS 9.
2017
S68383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi Medium Jus Daging Daun Lidah Buaya (JDDLB) terhadap kerapatan sel dan kadar protein mikroalga Chlorella di Ruang Kultur Alga Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI selama 7 hari. Penelitian bersifat eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu konsentrasi Medium JDDLB 15%, MJDDLB 25%, dan MJDDLB 35%. Penghitungan rerata kerapatan sel menunjukkan bahwa seluruh perlakuan mengalami peningkatan kerapatan sel dan mencapai puncak pada waktu yang tidak sama, berkisar pada hari ke-4 dan ke-6. Uji Kruskal-Wallis terhadap data rerata kerapatan sel menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh konsentrasi medium terhadap kerapatan sel Chlorella. Penghitungan kadar protein menunjukkan bahwa seluruh perlakuan mengalami peningkatan kadar protein. Peningkatan tertinggi terjadi pada hari ke-4 pengukuran. Uji Kruskal-Wallis terhadap data rerata kadar protein menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh konsentrasi medium terhadap kadar protein Chlorella.
Universitas Indonesia, 2009
S31555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggari Kirana Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Stanieria strain HS-31B dan HS-48. Stanieria strain HS-31B diisolasi dari sumber air panas Maribaya dan strain HS-48 diisolasi dari sumber air panas Ciater. Stanieria strain HS-31B dan HS-48 diinkubasi pada suhu 20 C, 35 C, dan 50 C dengan pH awal 6 dan intensitas cahaya 2500 mdash;3000 lux dalam medium BBM Bold Basal Medium . Parameter pertumbuhan yang digunakan, yaitu kerapatan sel dan kandungan klorofil. Kerapatan sel yang dihitung terdiri atas sel vegetatif dan baeocyte. Metode penghitungan kerapatan sel menggunakan kamar hitung Improved Neubauer, sedangkan pengukuran kandungan klorofil menggunakan spektrofotometer UV Vis Nanodrop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baeocyte strain HS-31B dan HS-48 tumbuh baik pada suhu 20 C dengan kerapatan sel sebesar 4,09 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 5,11 x 105 sel/mL strain HS-48 . Sel vegetatif tumbuh baik pada suhu 50 C dengan rerata kerapatan sel 0,55 x 105 sel/mL strain HS-31B dan 1,74 x 105 sel/mL strain HS-48 . Uji korelasi antara total rerata kerapatan sel vegetatif dan baeocyte dengan kandungan klorofil Stanieria strain HS-31B dan HS-48 menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kerapatan sel dan kandungan klorofil.
ABSTRACT
The study aimed to find out the effect growth temperature of Stanieria strain HS 31B and HS 48. Stanieria strains HS 31B isolated from Maribaya hot springs and HS 48 isolated from Ciater hot springs. Stanieria strains of HS 31B and HS 48 were incubated at 20 C, 35 C and 50 C with initial pH 6 and light intensity 2500 mdash 3000 lux in BBM Bold Basal Medium . Growth parameters that used were cell density and chlorophyll content. The calculated cell density consists of vegetative cells and baeocyte. Method of calculating cell density using Improved Neubauer counting chamber and the measurement of chlorophyll content using UV Vis Nanodrop spectrophotometer. The results showed that baeocyte strains of HS 31B and HS 48 grew well at 20 C with cell density of 4.09 x 105 cells mL HS 31B strain and 5.11 x 105 cells mL HS 48 strain . Vegetative cells grew at a temperature of 50 C with a cell density of 0.55 x 105 cells mL HS 31B strain and 1.74 x 105 cells mL HS 48 strain . The result of correlation between total cell density vegetative and baeocyte with chlorophyll content of Stanieria strain HS 31B and HS 48 showed that there was no correlation between cell density and chlorophyll content.
2017
S67615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Adi Santoso
Abstrak :
Penelitian mengenai produksi biomassa Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor tubular tanpa aerasi dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square telah dilakukan. Synechococcus HS-9 merupakan cyanobacteria berbentuk coccoid yang diisolasi dari sumber air panas Rawa Danau, Banten. Gelombang bunyi diketahui merupakan salah satu faktor fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Gelombang bunyi dapat dibedakan berdasarkan bentuk gelombangnya; dua di antaranya yaitu gelombang bunyi sine dan gelombang bunyi square. Penelitian bertujuan untuk mengukur dan membandingkan kerapatan sel, laju pertumbuhan, dan kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor yang dipaparkan gelombang bunyi sine dan square. Penelitian dilakukan dengan membiakkan Synechococcus HS-9 dalam fotobioreaktor tubular tanpa pemaparan gelombang bunyi sebagai kontrol (PBr-K), serta fotobioreaktor tubular yang dipaparkan gelombang bunyi sine pada frekuensi 279,9 Hz (PBr-A) dan gelombang bunyi square pada frekuensi 279,9 Hz (PBr-B) sebagai perlakuan uji. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa pemaparan gelombang bunyi sine dan square tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap rerata kerapatan sel dan densitas optik Synechococcus HS-9 (α=0,05). Meskipun demikian, terdapat perbedaan laju pertumbuhan dan kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 yang dipaparkan gelombang bunyi sine dan square. Laju pertumbuhan Synechococcus HS-9 pada PBr-A, PBr-B, dan PBr-K berturut-turut adalah; 0,224 atau setara dengan 22,4% per hari, 0,205 atau setara dengan 20,5% per hari, dan 0,171 atau setara dengan 17,1% per hari. Kadar total lipid biomassa Synechococcus HS-9 pada PBr-A, PBr-B, dan PBr-K berturut-turut adalah; 50,6%, 62,3%, dan 47,3%.
Research about biomass production of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor without aeration with exposure of sine and square sound wave has been done. Synechococcus HS-9 is a coccoid cyanobacteria that was isolated from Rawa Danau hot spring, Banten. It has been known that sound wave is one physical factor that could affect microalgae growth. Sound waves could be differentiated based on its forms; two of them are sine wave and square wave. The research was done in order to measure and compare the cell density, growth rate, and lipid content of Synechococcus HS-9 biomass grown in photobioreactor exposed with sine and square sound wave. The research comprised of cultivation of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor without any sound exposure (PBr-K) as control, and cultivation of Synechococcus HS-9 in tubular photobioreactor exposed with sine wave at the frequency of 279,9 Hz (PBr-A) and square wave at the frequency of 279,9 Hz (PBr-B). The result of Kruskal-Wallis test showed that sine and square sound wave exposure didn’t give significant differences to the mean of cell density and optical density of Synechococcus HS-9 (α=0,05). Nonetheless, there are difference in growth rate and lipid content of Synechococcus HS-9 that was exposed to sine and square sound wave. Growth rate of Synechococcus HS-9 in PBr-A, PBr-B, and PBr-K respectively are 0.224 or equivalent to 22,4% per day, 0.205 or equivalent to 20,5% per day, and 0.171 or equivalent to 17,1%  per day. Lipid content of Synechococcus HS-9 in PBr-A, PBr-B, and PBr-K respectively are 50.7%, 62.3%, and 47.3%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Dwi Anggriary
Abstrak :
Penelitian tentang perbandingan kerapatan sel dan kandungan klorofil Synechococcus sp. RDB001 yang ditumbuhkan pada suhu 30±5 °C dan 50±5 °C telah dilakukan. Synechococcus sp. yang digunakan merupakan isolat dari sampel air hot spring di daerah Rawa Danau-Banten dengan suhu air 50 ºC yang ditumbuhkan dalam medium MA (pH 6). Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan rerata kerapatan sel dan kandungan klorofil Synechococcus sp. RDB001 yang ditumbuhkan pada suhu 30±5°C dan 50±5°C dalam lemari inkubasi. Hasil penelitian memiliki manfaat untuk pemahaman tentang batasbatas toleransi fisiologi dan adaptasi Synechococcus sp. RDB001 secara ex situ. Pembiakan Synechococcus sp. RDB001 dilakukan dalam lemari inkubasi dengan suhu 30±5 °C dan 50±5 °C selama 16 hari, dari hari ke-0 (t0) sampai hari ke-16 (t16). Masing-masing perlakuan dilakukan dalam 16 kali ulangan. Analisis statistika menggunakan non parametrik uji Mann Whitney (α=0,05) dan uji Spearman (α=0,01). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (α=0,05) pada kerapatan sel Synechococcus sp. RDB001 yang ditumbuhkan pada suhu 30±5 °C dan 50±5 °C, serta tidak ada korelasi (α=0,01) antara kerapatan sel dan kandungan klorofil Synechococcus sp. RDB001 yang ditumbuhkan pada suhu 30±5°C dan 50±5°C. ......Research on the comparison of cell density and chlorophyll content of Synechococcus sp. RDB001 grown at a temperature of 30±5 °C and 50±5 °C was performed. Synechococcus sp. used a sample of isolates from the hot spring water in the Rawa Danau, Banten, the water temperature of 50 ºC which was grown in MA medium (pH 6). The research aims to determine the ratio of the mean cell density and chlorophyll content of Synechococcus sp. RDB001 grown at a temperature of 30±5°C and 50±5°C in an incubation cabinet. The research has benefits for the understanding of the limits of physiological tolerance and adaptation of Synechococcus sp. RDB001 in ex situ. Breeding Synechococcus sp. RDB001 performed in an incubation cabinet with a temperature of 30±5°C and 50±5°C for 16 days, from day-0 (t0) until day-16 (t16). Each treatment carried out in 16 replications. Non-parametric statistical analysis using the Mann Whitney test (α=0,05) and Spearman's test (α=0,01). The results showed there were significant differences (α=0,05) on the cell density of Synechococcus sp. RDB001 grown at a temperature of 30±5°C and 50±5°C, and no correlation (α=0,01) between cell density and chlorophyll content of Synechococcus sp. RDB001 grown at a temperature of 30±5°C and 50±5°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42202
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai variasi inokulum sel Scenedesmus isolat Subang yang ditumbuhkan dalam 800 ml Medium Ekstrak Tauge (MET) 4% untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kerapatan sel dan kadar protein biomassa selama 5 hari. Pengambilan data berlangsung pada bulan Oktober 2008 dan dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI. Penelitian bersifat eksperimental dengan 3 macam perlakuan, yaitu inokulum 0,35 x 106 sel/ml; 0,75 x 106 sel/ml; dan 1,25 x 106 sel/ml dengan 3 ulangan untuk masingmasing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan inokulum tidak memengaruhi kerapatan sel dan kadar protein biomassa Scenedesmus. Rerata kerapatan sel tertinggi pada saat peak dicapai oleh perlakuan III (inokulum 1,25 x 106 sel/ml), pada hari kelima pengamatan. Rerata kerapatan sel terendah dicapai oleh perlakuan I (inokulum 0,35 x 106 sel/ml) pada hari ketiga pengamatan. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak ada pengaruh variasi inokulum terhadap kerapatan sel dan kadar protein biomassa Scenedesmus yang ditumbuhkan dalam 800 ml MET 4%.
Universitas Indonesia, 2009
S31547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Kristina Eka Yanti
Abstrak :
Penelitian mengenai produksi biomassa dan lipid Stanieria HS-48 pada medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam sistem fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) telah dilakukan. Ekstrak tauge merupakan salah satu bahan alami yang dapat ditambahkan dalam medium NPK untuk menumbuhkan mikroalga, salah satunya Stanieria. Stanieria HS-48 adalah salah satu strain yang diisolasi dari sumber air panas Ciater di Jawa Barat. Stanieria HS-48 ditumbuhkan dalam medium Bold Basal’s Medium (BBM) sebagai kontrol dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge sebagai perlakuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan total lipid dari biomassa Stanieria HS-48 pada medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge dalam medium NPK terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Hal tersebut dapat ditinjau dari pola penaikan dan penurunan rerata kerapatan sel dan laju pertumbuhan (r) pada fase log yang menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu kisaran ±0,5. Sementara itu, hasil kadar total lipid menunjukkan terdapat perbedaan kandungan total lipid biomassa Stanieria HS-48 dalam medium BBM dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Kadar lipid tertinggi terdapat pada Stanieria HS-48 dalam medium NPK 350 ppm dengan penambahan 3% ekstrak tauge, yaitu sejumlah 69,6%.
The study about biomass and lipid production of Stanieria HS-48 on NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract in an airlift photobioreactor (APBR) has been done. Bean sprout extract is a natural substance that can be added to the NPK medium for microalgae growth which is Stanieria. Stanieria with strain code HS-48 was isolated from Ciater hot springs in West Java. Stanieria HS-48 was grown on Bold Basal’s Medium (BBM) as control and NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% as a treatment media. The aim of this study to determine the effect of the BBM and the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK 350 ppm medium in biomass production of Stanieria HS-48. Other than that, this study aimed to determine differences of total lipid from Stanieria HS-48 biomass on BBM and NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3%. The results showed that there was no significant effect on the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK medium to the growth of Stanieria HS-48 biomass.  This phenomenon can be seen from the pattern of increased and decreased the average cell density and growth rate in the log phase which shown relatively similar with range ±0.5. Nevertheless, the results of total lipid from Stanieria HS-48 on NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% has a significant effect. The highest total lipid was produced in Stanieria HS-48 on NPK medium with an addition of 3% bean sprout extract with a percentage of 69.6%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Rubiantin Mesha Nauli
Abstrak :
Penelitian mengenai produksi biomassa Chlorella DPK-01 dalam fotobioreaktor tubular dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square telah dilakukan. Pemaparan gelombang bunyi dalam sistem fotobioreaktor merupakan salah satu cara meningkatkan produksi biomassa mikroalga. Chlorella DPK-01 merupakan mikroalga indigenous Indonesia dari Depok, Jawa Barat. Fotobioreaktor yang digunakan untuk menumbuhkan Chlorella DPK-01 dibedakan atas tiga kelompok perlakuan. Tiga kelompok tersebut, yaitu tidak dipaparkan gelombang bunyi apapun sebagai kontrol (PBR-Kontrol), dipaparkan gelombang bunyi sine dengan frekuensi 279,9 Hz (PBR-A), dan dipaparkan gelombang bunyi square dengan frekuensi 279,9 Hz (PBR-B). Penelitian dilakukan untuk mengukur dan membandingkan kerapatan sel, nilai absorbansi biomassa, dan kadar lipid Chlorella DPK-01 yang dibiakkan dalam sistem fotobioreaktor dengan pemaparan gelombang bunyi sine dan square. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata jumlah sel dan rerata absorbansi biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol, PBR-A, dan PBR-B (α=0,05). Meskipun demikian, laju pertumbuhan Chlorella DPK-01 dalam tiap kelompok sistem PBR memiliki nilai yang berbeda, yaitu 0,188 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol, 0,271 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-A, dan 0,253 per hari untuk Chlorella DPK-01 dalam PBR-B. Selain hal tersebut, terdapat perbedaan kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam tiap sistem PBR. Hasil pengukuran kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-Kontrol adalah 48,32%. Kadar lipid dari biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-A adalah 47,21%. Sementara itu, kadar lipid tertinggi dicapai oleh biomassa Chlorella DPK-01 dalam PBR-B, yaitu sebesar 53,82%.
The study about production of Chlorella DPK-01 biomass in tubular photobioreactors with the exposure of sine and square sound wave has been done. Exposure of the sound wave to microalgae in photobioreactor system has known as a way to increase microalgae biomass production. Chlorella DPK-01 is Indonesia’s indigenous microalgae from Depok, West Java. Photobioreactors that were used to grow Chlorella DPK-01 were distinguished into three treatment groups, which are not exposed to any sound wave as control (PBR-Kontrol), exposed to 279.9 Hz sine sound wave (PBR-A), and exposed to 279.9 Hz square sound wave (PBR-B). The study was conducted to measure and compare cell density, biomass absorbance values, and total lipid percentage of Chlorella DPK-01 biomass in tubular photobioreactors with the exposure of sine and square sound wave. The result of Kruskal-Wallis Test showed that there were no significant differences in the number of cells and average absorbance value of Chlorella DPK-01 biomass which were not exposed to sound waves, were exposed to sine sound waves, and were exposed to square sound waves (α =0.05). Meanwhile, the growth rate of Chlorella DPK-01 in each group of PBR systems has different values, which are 0.188 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-Kontrol, 0.271 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-A, and 0.255 per day for Chlorella DPK-01 in PBR-B. Beside, there are differences in the lipid percentage of Chlorella DPK-01 biomass in PBR systems. The lipid percentage of Chlorella DPK-01 in PBR-Kontrol was 48.32%, the lipid percentage of Chlorella DPK-01 in PBR-A was 47.21%. Meanwhile, the highest lipid content was achieved by Chlorella DPK-01 in PBR-B, which was 53.82%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library