Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Edhi Kharitas
Abstrak :
Setelah revolusi kebudayaan berakhir, di RRC muncul aliran puisi baru yang disebut menglongshi. Gu Cheng adalah salah satu pelopor aliran ini. Pendekatan stilistis-sastra digunakan untuk menganalisis lima belas puisi yang ditulis Gu Cheng pada tahun 1968 sampai 1980.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13026
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina
Abstrak :
Xiao Hong adalah salah satu penulis wanita Cina yang terkenal akan novel dan cerita pendeknya pada 1930-an. Sebagai penulis ia berperan bersar dalam membangun kembali semangat bangsa Cina melalui karya sastra. Dalam menulis karyanya Xiao Hong lebih banyak menyampaikan kritik kelemahan moral manusia sebagai tema utama dalam karyanya. Salah satu karyanya yang berjudul `Tangan` (手Shǒu) yang terbit pada tahun 1936 menceritakan perjuangan seorang gadis yang mendapat diskriminasi dari teman-teman dan gurunya di sekolah karena memiliki tangan yang hitam. Dalam cerita pendek手, Xiao Hong memberikan gambaran mengenai tokoh Wang Yaming yang berasal dari keluarga miskin berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Tangan hitamnya yang disebabkan oleh pekerjaan mewarnai pakaian memberikan gambaran status sosial yang menjadi penyebab utama semua permasalahan yang dihadapinya di sekolah. Penelitian ini akan menganalisis makna tangan yang kerap muncul dalam cerita pendek手dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis ingin melihat bahwa tangan dan warna memiliki makna yang dapat merujuk pada status sosial dalam masyarakat Cina. Hasil analisis dalam penelitian ini akan memberikan makna serta gambaran tentang pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Xiao Hong is one of chinese female writer known for her novels and stories in the 1930s. As a writer she played a major role in rebuilding the spirit of chinese nation .Through her literary works. In writting her works, Xiao Hong delivered more about criticism of human moral weakness as main theme. One of her novels entitled " Hand" ( 手Shou ) was published in 1936 tells about the struggle of the girl who get discrimination from his friend and teacher at school because she has dark hand. In her shortstory 手,, Xiao Hong gives description of Wang Yaming who is always obedient, enterprising and patient in facing obstacles to be able to complete her education. This research will analyze the meaning of 手 that often appear in short stories by using descriptive analytical methods. From this research, the writer wants to see that ' hand and colors ' have meaning that can refer to the social status of chinese society.The result of the analysis in this study will provide meaning and an overview of the message to be conveyed by the author.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mariza
Abstrak :
Cina modern merupakan negara yang menarik untuk dipelajari, seperti halnya Cina masa lampau. Unsur-unsur kebudaya_an, politik, sosial, ekonomi dan hal-hal lain kait mengait di dalam penggalian pengetahuan mengenai Cina. Cina modern sen_diri membentuk dirinya melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang. Perubahan dari sistem monarki yang telah berlangsung ribuan tahun menjadi sistem republik memerlukan proses yang panjang dan memakan waktu yang sangat lama. Di dalam perja_lanan sejarah itu juga terdapat konflik menghadapi feodalisme dan imperialisme serta ajaran-ajaran klasik Cina, di antara_nya adalah Konfusianisme. Menjelang tahun-tahun awal terbentuknya republik negara itu, masih banyak kekacauan yang terdapat dalam bidang budaya dan politik serta sosial, dan, ekonomi. Di antara kekacauan tersebut dapat kita sebutkan Perang Candu (1840-1842) yang diakibatkan oleh perdagangan gelap candu oleh Inggris, kemu_dian terjadi pemberontakan Taiping atau sering disebut Revo_lusi Taiping (1850-1864) yang diakibatkan oleh melemahnya faktor ekonomi yang berdasarkan pertanian sehingga terjadi kekurangan sandang-pangan dalam masyarakat dan, hal itu memudahkan timbulnya pemberontakan terhadap pemerintahan dinasti Qing yang sedang berkuasa saat itu. Pengaruh invasi asing pun sudah sampai di Beijing (1856-1860) yang menyebabkan terjadi_nya Perang Candu II pada tahun 1860. Memburuknya keadaan di dalam negeri juga mempengaruhi hu-bungan luar negeri Cina. Terjadinya perang Cina-Jepang (1894-1895) karena memperebutkan wilayah Korea, dan akibat perang i_ni membuat keadaan negara secara politis semakin rapuh, hal i_tu ditambah dengan gerakan pembaruan seratus hari yang dilakukan Kang Youwei. Selain itu juga timbul gerakan petani bawah tanah yang disebut Pemberontakan Boxer (1900)7, setelah perang Boxer selesai, pecah pula perang Rusia-Jepang (1904-1905), memasalahkan wilayah Manchuria. Peristiwa beruntun yang terjadi di Cina menyebabkan lemahnya kedudukan Cina secara sosial-eko_nomi dan politik, dan hal itu juga disebabkan oleh banyaknya perjanjian tidak seimbang antara Cina dan negara-negara asing yang membuat Cina semakin tidak berdaya. Selain itu, peristi_wa Revolusi 1911, merupakan tonggak pertama pendirian negara Republik setalah perjalanan pan jang sejarah di atas. Perjalanan sejarah Cina juga tidak lepas dari kesusaste_raan dan seni. Sastra dan seni merupakan salah satu peranan penting dalam kebudayaan Cina selama 4000 tahun dan juga dalam perjuangan revolusinner membangun Cina masa kini. Harus kita akui perjalanan politik Cina sendiri tidak pernah lepas dari peranan sastra dan seni, sejak zaman lampau hingga kini menyaksikan pemutaran film mengenai perang Rusia-Jepang. Ceri_ta dalam film itu mengisahkan beberapa orang Cina yang bertin_dak sebagai mata-mata pasukan Tsar, orang-orang Cina itu ter_tangkap kemudian ditembak mati oleh Jepang; peristiwa itu di_saksikan pula oleh orang-prang Cina lainnya yang berada mange_lilingi si tertuduh mata-mata. Mungkin cerita itu tidak benar, namun Lu Xun yang merupakan orang Cina satu-satunya yang me_nonton film tersebut tidak ikut bersorak dan bertepuk tangan seperti penonton lain. Baginya sorakan itu terasa begitu som_bong. Peristiwa itu begitu menggores bathinnya dan menyebabkan dia tidak tenang (Wang Shiging, 1984: 60-61). Dari peristiwa itu lahirlah karya Catatan Harian Seorang Gila (Kuangren Riji), diterbitkan pada bulari April 1918, di dalam majalah Pemuda Baru (Xin Qingnian), isinya menyerang etis feodal Cina lama dan ini merupakan karya pertama dalam fiksi modern Cina_(Ting, 1959: 107). Karya fiksi Lu Xun yang pertama lahir, setelah itu dilanjutkan pula dengan Obat (Yap), dalam karya berikutnya dia semakin terlihat dalam permasalahan sosial di Cina. Setelah tahun 1927, yaitu antara tahun 1928-1930 pemiki_ran Lu Xun terasa mengalami perubahan dari teori revolusi Darwin yang telah pernah dipelajarinya sampai ke taori Marxisme--Leninisme yang dia baca dari buku-buku terjemahan bahasa Je_pang. Dalam periode ini dia tertarik mempelajari karya-karya sastra Uni Soviet yang mulai beranjak jauh ke arah Komunisme. Adapun karya-karya sastranya menjelang akhir hayatnya an_tara tahun 1930-1536, mencerminkan keterlibatanya dalam pemi_kiran Marxisme-Leninisme dan Lu Xun mernganggap pemikiran ter_sebut bisa menjadi jalan keluar bagi pemecahan persoalan sosi_al di Cina. Demikian sedikit gambaran mengenai Lu Xun, seorang pemi_kir yang idealis, kritis, dan selalu berusaha menuliskan kea_daan yang terjadi di dalam masyarakat Cina melalui bahasa se_hari-hari, sederhana, lugas namurn padat makna dalam karyanya
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Skripsi ini sebagai bahan dasar telah dipakai teks dalam kitab...... Li Ji Zheng Yi dari kumpulan ..... Shi San Jing Zhu Shu, edisi..
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenty Saraswaty
Abstrak :
Pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaoqi berlangsung dalam berbagai bidang. Masalah yang ada ternyata berhubungan satu dengan lainnya dan akhirnya berkembang menjadi satu isu pokok, yaitu masalah politik. Perbedaan diantara mereka tidak hanya terjadi dan diketahui oleh kalangan elit Partai Komunis Cina saja, tetapi juga diketahui oleh masyarakat umum. Pada saat terjadinya Revolusi Kebudayaan 1967 - 1969 kontradiksi diantara mereka meluas menjadi satu pertentangan nasional. Dalam skripsi ini, hal utama akan dibahas adalah mengenai kontradiksi diantara keduanya di dalam masalah sastra dan seni. Mao Zedong dan Liu Shaoqi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup jauh dalam sastra dan seni, tetapi mereka tidak terlalu merisaukan masalah tersebut. Baru setelah ada perbedaan pendapat politik, ekonomi, sosial dan ideologi, mereka kemudian menggunakan sastra dan seni untuk mengkritik lawan mereka. Dari tindakan saling mengkritik dan akhirnya menjadi suatu gejala saling menjatuhkan tersebut, kita dapat melihat fungsi sastra dan seni tersebut. Sastra dan seni bukan lagi hanya sebagai suatu hal untuk hiburan, tetapi telah berubah menjadi senjata yang digunakan dalam gerakan perjuangan politik. Dan Mao Zedong dan Liu Shaoqi memakainya untuk saling menjatuhkan dan mempertahankan diri.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sulistini
Abstrak :
Skripsi ini terdiri dari uraian singkat mengenai riwayat hidup Qu Yuan dan terjemahan sajak Lisao sebanyak sepuluh bait. Skripsi ini dimulai dengan bab satu, yaitu pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan bab dua mengenai latar belakang sejarah. Pada bab tiga, terdapat uraian singkat mengenai riwayat hidup Qu Yuan dan perayaan hasil kematiannya. Bab empat merupakan isi dari sajak Lisao. Dalam sajak ini akan dipilih sebanyak sepuluh bait sajak yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Akhir dari skripsi ini ditutup dengan kesimpulan pada bab lima. Mengenai ejaan Bahasa Cina, digunakan ejaan Pinyin, suatu sistem ejaan yang menggunakan transkripsi latin untuk menuliskan nama diri, nama tempat, judul sajak dan berbagai istilah lainnya dalam Bahasa Cina. Di Negara Republik Rakyat Cina sistem Pinyin ini sekarang dipakai sebagai standar dalam penulisan aksara Cina. Nama-nama negara tertentu, seperti : Ch'i, Ch'u, Ch'in, Chao dan Tsin jika diterapkan menurut ejaan Pinyin menjadi Qi, Chu, Qin, Zhao dan Jin. Demikian juga untuk nama-nama orang yang semula memakai sistem Wade Giles, seperti : Ch'u Yuan, Sung Yu, Pai Chi, Chin Hsiang, Cheng Hsiu dan Tse Ian jika diterapkan menurut sistem Pinyin menjadi Qu Yuan, Song Yu, Bai Qi, Jin Xiang, Zheng Xiu dan Zi Zan. Nama-nama istilah, seperti : Chankuo Shihtai dan Paichia Chengming jika menggunakan ejaan pinyin menjadi Zhanguo Shidai, Baijia Zhengming dan masih banyak nama-na_ma lainnya yang menggunakan sistem ini. Namun adakalanya sistem ejaan Pinyin ini tidak dipergunakan, seperti pada catatan kaki, kepustakaan dan kutipan-kutipan, dengan pertimbangan bahwa akan dicantumkan sesuai dengan yang diterapkan oleh pengarangnya. Hal ini bisa dilihat pada nama-nama : Liu Wu-chi, Chien Po-tsan dan Tung Chi-ming. Sedangkan huruf-huruf Cina (Hanzi) saya akan tuliskan pada bab empat, yaitu pada bagian terjemahan sajak, juga pada bagian kepustakaan, bagian Glosari dan Indeks.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Maksud saja menulis karangan yang singkat ini, ialah sebagai penunjuk bibliografi dari karangan-karangan tentang Lu Sin, seorang tokoh revolusioner terkemuka kesusastraan Tionghoa modern yang terutama pada permulaan abad kedua puluh telah menunjuk jalan kepada kesusastraan Tionghoa moern pada khsusnya dan kepada kebudayaan persatuan Yiongkok pada umuimnya...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1957
S12940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilysagita Tjahjadi
Abstrak :
Penulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana, diharapkan pula dapat memberi penerangan yang lebih jelas lagi mengenai sejarah Cina kepada pembaca. Penulis pada saat mengadakan penelitian terhadap masalah tersebut diatas, menggunakan metode penelitian pustaka. Penulis merasa, meskipun penggunaan metode penelitian semacam ini kurang begitu memuaskan, karena data yang penulis peroleh dari bahan bacaan yang dikarang oleh pengarang yang berbeda kadang-kadang tidak sama, hingga agak menyulitkan penulis dalam memilih buku-buku yang terpercaya, tetapi metode inilah yang terpaksa penulis pilih. Hasil penelitian dari sumber bacaan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mekar Puspa Widiastuti
Abstrak :
Zhang Xianliang adalah satu dari banyak sastrawan Cina yangterkenal di mancanegara dan banyak karyanya yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, salah satunya adalah cerpen `Kisah Lelaki Tua dan Seekor Anjing' (Xinglaohan he Gou de Gushi) oleh Beatrice Spade. Hal ini menunjukkan bahwa cerpen tersebut diakui dan diminati oleh pembaca di mancanegara, setidaknya oleh para pembaca yang berbahasa Inggris dan berbahasa Indonesia (edisi berbahasa Indonesia diterjemahkan oleh Iwan Fridolin). Cerpen `Kisah Lelaki Tua dan Seekor Anjing' menarik karena menampilkan tokoh bukan berwujud manusia yaitu seekor anjing. Di dalam cerpen ini tokoh `anjing' (gou) tersebut tidak dikisahkan memiliki kemampuan khusus yang ajaib dan bisa membuatnya terkenal. Namun demikian, tokoh `anjing' tersebut memiliki peran yang berarti dalam cerpen. Salah satu perannya yang jelas tampak adalah tokoh tersebut turut menentukan jalan cerita atau alur cerpen, yaitu kematian tokoh `anjing' mengakibatkan kematian tokoh utamanya yaitu Xing Tua (Xinglaohan). Ciri inilah yang membedakannya dari cerpen-cerpen lain dalam buku `Kisah Lelaki Tua dan Seekor Anjing: Kumpulan Cerita Pendek Cina Kontemporer' yang menampilkan tokoh-tokoh berwujud manusia saja. Berangkat dari ciri itu saya berasumsi bahwa tentunya tokoh `anjing' dalam cerpen ini memiliki peran khusus yang tidak bisa digantikan oleh tokoh berwujud lain seperti manusia. Dengan demikian, permasalahan yang hendak saya angkat dalam skripsi ini adalah: peran khusus apa saja yang dimiliki tokoh `anjing' dalam cerpen `Kisah Lelaki Tua dan Seekor Anjing'.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Antonia Dewi Wilutomo
Abstrak :
Pertanian ulat sutera yang seharusnya dapat memberi kemakmuran bagi masyarakat petani, pemilik sekaligus penggarapnya, ternyata. justru memiskinkan dan mematikan mereka. Ibarat bidup di sekitar daerah rata air, tetapi mati kahausan. Begitulah yang dialami oleh keluarga Toncbao tua dan masyarakat petani ulat sutera di desanya. Situsi kemiskinan yang secara perlahan mematikan produksi pertanian masyarakat pedasaan ini coba dihidupkan kembali oleh Mao Dun lewai karya cerita pendeknya Ulat Sutera Musim Semi. Penguasaan produksi pertanian beserta alat-alat produksinya oleh bangsa asing diungkap lewat penggambaran proses mekanisasi dan teknologisasi produksi pertanian sehingga meneggusur alat-alat tradisional yang digunakan masyarakat desa. Pengaruh asing sudah begitu kuat sehingga untuk telur ulat suteranya pun mereka harus mambelinya yang berkualitas luar negeri. Akibatnya, pembelian daun murbei terpaksa harus dilakukan karena hasil kebunnya sendri tidak lagi mencukupi. Untuk menutupi kebutuhan ini mereka harus berhutang ke sana kemari dengan harapan keuntungan hasil jualnya nanti Cukup untuk menutupi hutang-hutang mereka. Harapan tinggal harapan, begitulah kira-kira yang terjadi. Hutang, sudah semakin menumpuk tetapi hasil produksi mereka tidak laku di pasaran. Akibatnya, kemiskinan makin menguasai para petani. Kemakmuran masa lampau tinggalah menjadi sebuah nostalgia tanpa mampu direngkuhnya lagi.Kesadaran tradisional mereka te1ah terjerat tanpa mampu melepaskan diri dari sebuah mata rantai sistem kekuasaan ekonomi politik Baru sejak runtuhnya dinasti Qing dan masuknya bangsa barat ke Cina. Demikianlah makna yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya ini. Adapun metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif-analitis dengan mengacu pada bahan-bahan kepustakaan yang ada. Melalui analisis judul karya, tokoh dan penokohan serta pola-pola pengulangan gaya bahasa yang digunakan pengarang, penulis mencoba menemukan makna dan pesan yang ingin disampaikan Mao Dun dalam karyanya ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>