Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingrat Padmosari
"Kejadian Komplikasi Obstetri merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya yang tinggi dan merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian ibu. Secara holistik, kejadian komplikasi obstetri dapat disebabkan oleh faktor medis (kualitas program dan layanan kesehatan ibu) dan faktor-faktor lain yang ada dalam konteks kewilayahan (kebijakan desentralisasi, pertumbuhan ekonomi, faktor lingkungan). Oleh karena itu, diperlukan studi/analisa lebih lanjut untuk mengetahui determinan yang berpengaruh terhadap kejadian komplikasi obstetri baik dari aspek individu maupun aspek kontekstual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari faktor komposisional (level individu) serta determinan kontekstual (level kabupaten/kota) terhadap kejadian komplikasi obstetri di 20 Kabupaten. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan analisis multilevel untuk mengestimasi efek kontekstual, sehingga dapat ditentukan prioritas intervensi program terhadap kejadian komplikasi obstetri. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder Riskesdas 2013, Studi Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu di 100 Fasilitas Kesehatan tahun 2012 dan data BPS Tinjauan Regional berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota tahun 2010-2013, dengan melibatkan 2066 orang Wanita Usia Subur berusia 15-49 tahun) yang memiliki riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Kejadian Komplikasi Obstetri di 20 Kabupaten adalah 30,1%. Tampak adanya perbedaan peranan di level individu dan level kabupaten/kota. Pada level individu, variabel yang berperan cukup besar terhadap kejadian komplikasi obstetri di 20 Kabupaten adalah kunjungan ANC (aOR: 3,17, 95% CI 1,29-7,76). Pada level Kabupaten, variabel yang berperan adalah kualitas pelayanan antenatal di rumah sakit (IOR: 0,291-1,287), kualitas pelayanan pascasalin di rumah sakit (IOR: 0,610-2,776), dan pertumbuhan ekonomi (IOR: 0,759-3,916). Namun determinan kejadian komplikasi obstetri masih didominasi oleh peran faktor risiko di level individu.
Intervensi program kesehatan ibu dilakukan dengan memfokuskan pada perubahan perilaku sehat di tingkat individu, namun sejalan dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu di tingkat Kabupaten sehingga secara otomatis menarik minat dan kesadaran masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan dalam mencari pelayanan KIA yang bermutu.

Obstetric complications is a public health problem, because of its high prevalence and one of the main factors that caused maternal mortality. Holistically, obstetric complications caused by medical factors (quality programs and maternal health services) and other factors that exist within the territorial context (decentralization policy, economic growth, environmental factors). Therefore, a further analysis was needed to find the determinants that affects obstetric complications from the aspect of individual and contextual level.
The aims of this study was to search the role of compositional factors (individual level) as well as contextual determinants (districts level) in determine obstetric complications in 20 districts. This study used a cross-sectional design with multilevel analysis approach to estimate the effects of contextual factors, so it can determined intervention programa of obstetric complications. The study was conducted by using secondary data of Riskesdas 2013, the Quality of Maternal Health Care Assessment in 100 health facilities in 2012, and Regional Review based on Districts GDP in 2010-2013, involving 2066 Woman at Reproductive Age (15-49) who already have their history on pregnancy, childbirth and post-partum.
The results showed that the prevalence of Obstetric Complications in 20 districts is 30.1%. There was a different role from the individual level and the districts level that influence an obstetric complications. At the individual level, the variable that contribute greatly to the prevalence of obstetric complications in 20 districts is antenatal care (aOR: 3,17, 95% CI 1,29-7,76). At the district level, the variable that played role was the quality of antenatal care in hospitals (IOR: 0,291-1,287), the quality of postnatal care in hospitals (IOR: 0,610-2,776), and economic growth (IOR: 0,759-3,916). However, determinants of obstetric complications were still dominated by the role of individual level risk factors.
Intervention on maternal health programmes must be carried out by focusing on healthy behavior changes at the individual level, but in line with the improvement of the quality of maternal health services at the district level so that automatically can attract the interest and awareness of the community to obtain the better quality of maternal health services in health facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Qurani Sam
"Lebih dari 500.000 ibu yang meninggal tiap tahunnya disebabkan karena komplikasi pada kehamilan. Meskipun pada kenyataannya komplikasi obstetric menjadi kejadian yang tidak dapat diramalkan dan menyebabkan sekitar lebih dari 90% kematian ibu pada saat atau sekitar persallinan. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengganggap semua kehamilan berisiko. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menurunkan angka kejadian maternal mortality di Indonesia yakni dengan mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepatuhan kunjungan dan kelengkapan antenatal care (ANC) dengan kejadian komplikasi obstetri sehingga selanjutnya dapat dilakukan perencanaan penanggulangan secara lebih efektif dalam hal menurunkan kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan design penelitian potong lintang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu berumur 15-49 tahun yang memiliki anak 5 tahun terakhir yang memenuhi kriteria inklusi dengan mengambil total sampling. Hasil permodelan akhir analisis multivariat cox regresi dimana diperoleh adanya hubungan kepatuhan dan kelengkapan ANC yang signifikan secara statistik terhadap komplikasi obstetric dengan nilai PR sebesar 1,33 (95%CI 1,22-1,46) dengan nilai p 0,0001. Maka dapat disimpulkan, ada hubungan kepatuhan kunjungan dan kelengkapan ANC terhadap komplikasi obstetric di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel umur, paritas, riwayat komplikasi, dan pendidikan.

More than 500,000 mothers died each year due to complications in pregnancy. Even though obstetric complications become unpredictable events and caused more than 90% of maternal deaths at or around delivery. Therefore, the approach taken is to assume all pregnancies are risky. One of the strategies that can be used to prevent and reduce the incidence of maternal mortality in Indonesia is to find out whether there is a relationship between compliance and completeness antenatal care (ANC) with the incidence of obstetric complications so that further management planning can be done more effectively in terms of lowering maternal mortality in Indonesia. This study used secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017 with a cross-sectional design. The sample in this study were mothers aged 15-49 years who had children in the last 5 years who were eligible with the inclusion criteria by taking total sampling. The results of the final modeling of multivariate cox regression analysis showed that there was a relationship between ANC compliance and completeness with obstetric complications with a PR value of 1.33 (95% CI 1.28-1.46) with a p-value of 0.0001. So it can be concluded, there is a relationship between compliance and completeness of ANC to obstetric complications in Indonesia after being controlled by age, parity, history of complications, and education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Danang Prasetyo
"Latar Belakang: Sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan kelainan endokrin dan metabolisme dengan prevalensi tinggi. Salah satu akibat dari SOPK merupakan infertilitas. Fertilisasi In Vitro (FIV) merupakan salah satu alternatif dari masalah tersebut. Akan tetapi, belum terdapat penelitian yang mendeskripsikan hubungan SOPK dengan komplikasi obstetri pada pasien yang menjalani FIV dibandingkan dengan pasien lainnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komplikasi obstetri pada wanita yang menjalani program FIV dengan SOPK Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2013-2019. Subjek penelitian merupakan seluruh wanita berusia diatas 18 tahun yang menjalani program FIV tanpa kelainan ginekologis lain selain SOPK. Luaran dalam penelitian ini adalah komplikasi obsteri berupa abortus dan IUFD. Analisa dilakukan dengan menggunakan cox-regresi untuk mendapatkan nilai Risk Ratio (RR) setelah dilakukan control terhadap confounding Hasil: Penelitian ini mengikutsertakan 355 wanita, dimana 72 diantaranya memiliki SOPK (20,3%). Komplikasi obstetri yang didapatkan pada subjek dengan SOPK adalah preterm (2,78%), IUFD (17,24%), abortus (9,72%), dan kehamilan ektopik (1,39%). Tidak dijumpai hubungan antara SOPK dengan IUFD pada wanita yang menjalani program FIV (RR: 1.07, 95%CI: 0.52-2.20, p-value: 0.864). Didapatkan adanya hubungan antara interaksi antara SOPK dengan pembelahan nisbah < 6 terhadap terjadinya abortus pada wanita yang menjalani program FIV. (RR: 7.32, 95%CI: 2.10-25.45, P-value: 0.002). Simpulan: SOPK tidak memengaruhi terjadinya IUFD dan abortus pada wanita yang menjalani program FIV.

Introduction: Polycystic ovary syndrome (PCOS) is an endocrine and metabolic disorder with a high prevalence. One result of PCOS is infertility. In Vitro Fertilization (FIV) is one of the alternatives to the problem. However, there are no study describing the differences in obstetric complications of PCOS patients undergoing FIV compared to other patients. Aim: This study aims to determine the relationship of obstruction complications in women undergoing FIV programs with PCOS.
Methods: This was a retrospective cohort study conducted at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo since 2013-2019. The study subjects were all women aged over 18 years who underwent FIV programs without other gynecological abnormalities besides PCOS. The outcomes in this study were obstetric complications in the form of abortion and IUFD. Analysis is done by using cox-regression to get the value of Risk Ratio (RR) after controlling for confounding Results: This study included 355 women, of whom 72 had PCOS (20.3%). Complications found in subjects with PCOS were preterm preterm were found in (2.78%), IUFD (17.24%), abortion (9.72%) and ectopic pregnancy (1.39%). No association was found between PCOS and IUFD in women undergoing FIV programs (RR: 1.07, 95% CI: 0.52-2.20, p-value: 0.864). Interaction between PCOS and ratio <6 had higher probability of having abortion in women
undergoing FIV program obtained. (RR: 7.32, 95% CI: 2.10-25.45, P-value: 0.002). Conclusion: PCOS does not affect the occurrence of IUFD and abortion in women undergoing FIV programs.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library