Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Fauziah
"Angka komplikasi persalinan di Indonesia sendiri mengalami kenaikan hal ini dapatdilihatdari data SDKI tahun 2002 2003 sampai SDKI 2012 Berdasarkan data SDKI 2002dan SDKI 2007 kejadian komplikasi persalinan di Indonesia naik sebesar 11 Jika dibandingkan dengan kejadian komplikasi persalinan berdasarkan data SDKI tahun 2007 dan SDKI tahun 2012 angka komplikasi persalinan naik sebesar 19 4 Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran faktor faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling Sampel dalam penelitian ini wanita yang pernah kawin usia 15 49 tahun pernah melahirkan dan yang dianalisis adalah kelahiran anak terakhir yang tercakup dalam data SDKI 2012 sebesar 14 023 ibu Hasil determinan yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas komplikasi kehamilan penolong persalinan tempatpersalinan dan pendidikan.

The complication rate of births in Indonesia increased this can be seen from the data in the 2002 2003 to IDHS 2012 Based on IDHS data is IDHS 2002 and 2007 the incidence of complications of childbirth in Indonesia increase 11 When we compared with the incidence of complications of labor based on data IDHS IDHS 2007 and 2012 the number of delivery complications increased by 19 4 This research aims to know description of the factors that influence the delivery complications in this Indonesia This research is a descriptive analytic research with cross sectional design Sample in this research is total sampling The sample in this study ever married women aged 15 49 years had given birth and the birth of the last child is analyzed is included in the data IDHS 2012 of 14 023 mothers Results determinant incidence of complications related to are parity complications of pregnancy birth attendants birth place and education levels."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Lidya Savitri
"AKN di Indonesia belum menunjukan penurunan yang bermakna. Sebesar 80 dari kematian bayi di Indonesia terjadi pada masa neonatal dini. Kejadian komplikasi persalinan belum menunjukkan penurunan yang signifikan di Indonesia dan 40 Ibu dengan anak yang meninggal dalam periode neonatal mengalami komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan komplikasi persalinan maternal dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol dengan faktor sosial ekonomi, faktor ibu, riwayat komplikasi kehamilan, dan faktor pelayanan kesehatan serta memperhitungkan variabel interaksi. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol 1:4 dengan analisis multivariat regresi logistik ganda menggunakan data SDKI 2012. Jumlah sampel dalam penelitian iniadalah 90 kasus dan 360 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan komplikasi persalinan dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol oleh variabel interaksi komplikasi persalinan dengan komplikasi kehamilan yaitu OR sebesar 1,204 95 CI: 0,695-2,084. Diperoleh OR interaksi pada ibu yang mengalami komplikasipersalinan dan komplikasi kehamilan sebesar 11,53 95 CI : 1,295-102,787. Intervensiuntuk menurunkan kematian neonatal dini diantaranya dengan optimalisasi upaya deteksidini kehamilan risiko tinggi, kualitas ANC, pelaporan AMP, penanganan kasus komplikasidan penanganan rujukan serta memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak denganmenekankan pendekatan continuum of care.

NMR in Indonesia has not shown a significant decrease. Early neonatal death contribute 80 of infant death in Indonesia. The incidence of maternal complication of labor has not shown a significant decline in Indonesia and 40 of mother with children die with inneonatal period with complication of labor. Aims of this study to identify the association between maternal complication of labor and early neonatal mortality in Indonesia after controlling the factors of socioeconomic, characteristics of the mother, maternal complication of pregnancy and health services and also considering variable interaction. Design of this study is case control 1 4 with multiple logistic regression to multivariate analysis using secondary SDKI 2012 data. The number of sample in this study are 90 cases and 360 controls.
The results indicates association between maternal complication of labor to early neonatal mortality after controlling the variable interaction of maternal complication of labor and maternal complication of pregnancy, OR 1,204 95 CI 0,695-2,084. The result showed estimate OR for mothers with complications of labor and complication of pregnancy is 11,53 95 CI 1,295 102,787. Intervention to reduce early neonatal death are optimalize early detection of high risk pregnancy, ANC quality, AMP reporting, handling cases complication, handling reverral and providing maternal and child health service by emphasizing the approach of continuum of care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Maimunah
"Angka MMR Indonesia masih dikategorikan tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Disparitas antarwilayah urban dan rural menjadi tantangan Indonesia untuk pemenuhan pelayanan kesehatan ibu yang adekuat dalam mengurangi AKI. Upaya safe motherhood meninjau pemahaman penyebab kematian ibu yang diusung empat pilar penting. Laporan data SDKI 2017 menyatakan bahwa hampir 70 persen kelahiran hidup mengalami satu atau lebih komplikasi saat persalinan sebagai penyebab langsung, serta jumlah wanita multipara yang mengalami komplikasi sebesar 2 kali lipat dari wanita bukan multipara yang mengalami komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi selama persalinan pada wanita multipara yang tinggal di daerah urban dan rural Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi adalah seluruh wanita usia 15-49 tahun Indonesia yang memiliki riwayat kelahiran hidup lebih dari dua kali (multipara) dan masuk dalam kategori tinggal di daerah urban dan rural Indonesia. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel penelitian, sebanyak 4.822 wanita untuk urban dan 5.011 wanita untuk daerah rural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan determinan kejadian komplikasi persalinan pada wanita multipara urban dan rural. Bagi wanita urban, pendidikan rendah, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, persiapan persalinan yang baik, dan tidak ada penggunaan kontrasepsi dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Sedangkan, bagi wanita rural, tidak ada otonomi wanita terkait pelayanan kesehatan ibu, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun/20-35 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, ANC yang didapat tidak memenuhi 5T, persiapan persalinan yang baik, dan lokasi persalinan bukan di fasilitas kesehatan dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Tindakan deteksi dini selama kehamilan dengan risiko tinggi diperlukan disertai dengan perbaikan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu yang lebih baik, khususnya di daerah rural.

Indonesia's MMR is still categorized as high compared to other Southeast Asian countries. Disparities between urban and rural areas pose a challenge for Indonesia in providing adequate maternal health services to reduce the MMR. Safe motherhood efforts review the understanding of the causes of maternal deaths supported by four important pillars. The SDKI 2017 data report states that nearly 70 percent of live births experience one or more complications during childbirth as a direct cause, with the number of multiparous women experiencing complications being twice that of non-multiparous women. This study aims to identify factors associated with the occurrence of complications during childbirth among multiparous women living in urban and rural areas of Indonesia based on SDKI 2017 data. This research uses a cross-sectional design with the population being all women aged 15-49 years in Indonesia who have a history of giving birth more than twice (multiparous) and fall into the category of living in urban and rural areas of Indonesia. All subjects who meet the inclusion and exclusion criteria become the research sample, comprising 4,822 women for urban areas and 5,011 women for rural areas. The results show that there are differences in factors influencing childbirth complications among urban and rural multiparous women. For urban women, low education, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, adequate delivery preparation, and non-use of contraception were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Meanwhile, for rural women, lack of women's autonomy regarding maternal healthcare, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years/20 – 35 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, inadequate ANC meeting the 5Ts, adequate delivery preparation, and non-delivery location at a healthcare facility were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Early detection measures during high-risk pregnancies are needed, along with improving access and enhancing the quality of maternal health services, especially in rural areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tiasari
"Salah satu target Sustainable Development Goals (SDG’s) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dimana penyebab langsung dari kematian ibu adalah komplikasi persalinan yang sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Studi ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu hamil yang berkunjung di PONED Puskesmas Kelapa Gading Tahun 2020-2021 dan memenuhi kriteria penelitian. Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel usia kehamilan dan komplikasi kehamilan di Puskesmas Kelapa Gading dengan nilai p 0,015 (OR=2,189). Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan antenatal yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi persalinan setelah mengontrol usia kehamilan dan komplikasi kehamilan. Ibu dengan kualitas pelayanan antenatal kurang baik berisiko mengalami komplikasi persalinan sebesar 2,189 kali dibandingkan dengan ibu dengan kualitas pelayanan antenatal baik. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah optimalisasi peran suami dan keluarga dalam melakukan deteksi dini komplikasi dapat meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap gejala komplikasi persalinan.

One of the Sustainable Development Goals (SDG's) targets is to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia where the direct cause of maternal death is childbirth complications which can actually be prevented through quality antenatal services. This study aims to assess the relationship between quality of antenatal care and delivery complications after being controlled by covariate variables. This study is an analytic study with a cross sectional design. The sample used was pregnant women who visited the PONED Kelapa Gading Health Center in 2020-2021 and met the research criteria. There is a relationship between the quality of antenatal care and the incidence of childbirth complications after being controlled by variables of gestational age and pregnancy complications at the Kelapa Gading Health Center with a p value of 0.015 (OR = 2.189). It can be concluded that the quality of good antenatal care can prevent complications of childbirth after controlling for gestational age and pregnancy complications. Mothers with poor quality of antenatal care are at risk of experiencing complications of childbirth by 2,189 times compared to mothers with good quality of antenatal care. Recommendations that can be given are optimizing the role of husbands and families in carrying out early detection of complications that can increase maternal awareness of the symptoms of childbirth complications."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatul Hidayah
"ABSTRAK
Ibu dengan riwayat komplikasi persalinan dapat mengalami depresi postpartum yang ditandai dengan cemas, anhedonia, insomnia, merasa lelah, bersalah, dan muncul keinginan untuk menyakiti diri-sendiri atau bayinya. Penelitian ini bertujuan utamanya untuk mengidentifikasi kejadian depresi postpartum pada ibu dengan riwayat komplikasi persalinan. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 107 ibu beriwayat komplikasi persalinan yang dipilih secara consecutive sampling, kemudian dianalisis secara univariat. Instrumen pada penelitian ini ialah Edinburgh Postpartum Depression Scale. Persentase terbanyak kejadian depresi postpartum dialami oleh ibu dengan riwayat komplikasi perdarahan saat persalinan (75%). Kemudian sebanyak 71,4% ibu dengan riwayat komplikasi persalinan muntah mengalami depresi postpartum, dan sebanyak 66,7% untuk masing-masing komplikasi durasi persalinan lama dan anemia. Sedangkan kejadian depresi postpartum pada ibu dengan riwayat komplikasi persalinan sesarea sebanyak 53,3%. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan tenaga kesehatan dapat mengenali tanda dan gejala depresi postpartum sejak dini, sehingga dapat dilakukan penanganan segera agar tidak menjadi masalah yang lebih kompleks.

ABSTRACT
Mothers with a history of birth complications may experience postpartum depression, is characterized by anxiety, anhedonia, insomnia, feeling tired, guilty, and the willingness to harm themselves or their babies. The main aim of this study is to identify the incidence of postpartum depression in women with a history of childbirth complications. The design used was cross sectional with the number of respondents 107 women with history of birth complications were selected by consecutive sampling, then analyzed by univariate. The instrument is Edinburgh Postpartum Depression Scale. Highest percentage incidence of postpartum depression experienced by the mother with history of bleeding complications during childbirth (75%). Then as much as 71,4% of women with a history of vomiting during labor experienced postpartum depression, and as much as 66,7% for each of the complications of prolonged labor and anemia. While the incidence of postpartum depression in women with a history of cesarean delivery complications 53,3%. Accordingly, the expected health providers can recognize the signs and symptoms of postpartum depression early, so that immediate action can be done so as not to become a more complex problem.
"
2016
S65287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Yuliana R.P.
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab langsung kematian ibu. Berat badan lahir rendah (BBLR) terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Kunjungan antenatal menjadi faktor penting terjadinya komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian kunjungan antenatal, komplikasi persalinan, dan BBLR banyak dilakukan dengan beragam metode statistik. Tujuan penelitian menghasilkan evidence based recommendation kepada pemegang program berdasarkan perbandingan hasil analisis tiga alternatif pilihan metode statistik tentang pengaruh kunjungan antenatal terhadap komplikasi persalinan dan BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian sebagian wanita usia subur berusia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir dalam 5 tahun terakhir sebanyak 12.035 responden. Variabel dependen: komplikasi persalinan dan BBLR, variabel independen: kunjungan antenatal. Analisis data menggunakan regresi logistik, cox, dan poisson dengan varians robust. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi komplikasi persalinan (47,40%) dan BBLR (6,56%). Kunjungan antenatal terbukti secara statistik berpengaruh terhadap komplikasi persalinan dan BBLR di Indonesia. Wanita yang melakukan kunjungan antenatal <8 kali berisiko 1,2 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi persalinan dan berisiko 5,48 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan wanita yang melakukan kunjungan ≥8 kali, persebaran dan kualitas sesuai. Berdasarkan perbandingan dari ketiga metode statistik, pada komplikasi persalinan sebagai contoh kasus dengan prevalensi tinggi, regresi cox maupun poisson dengan varians robust merupakan alternatif pilihan metode statistik yang lebih baik dibanding regresi logistik. Ukuran asosiasi PR lebih tepat digunakan daripada OR karena tidak overestimate. Sementara pada BBLR sebagai kasus dengan prevalensi rendah, ukuran asosiasi PR maupun OR dapat digunakan keduanya karena menghasilkan nilai yang hampir sama.

Childbirth complications are a direct cause of maternal death. Low birth weight (LBW) continues to be a global public health problem. The antenatal care visits is an important factor in occurrence of birth complications and LBW. Research on the frequency of antenatal visits, birth complications, and LBW has been carried out using various statistical methods. The purpose of the study is to produce evidence-based recommendations for the program based on a comparison of the results of the analysis of three alternative statistical methods for Indonesia regarding the influence of the of antenatal visits on birth complications and LBW. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The data comes from the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS). The sample of this study included 12,035 respondents of women of childbearing aged 15-49 years who gave birth to their last child in the last 5 years. Dependent variables: birth complications and LBW, independent variables: frequency of antenatal care. Data analysis uses logistic regression, Cox, and Poisson regression with robust variance. The results showed that the prevalence of birth complications (47.40%) and LBW (6.56%). The antenatal care visits had been statistically proven to influence childbirth complications and LBW in Indonesia. Women who had <8 antenatal visits had a 1.2 times greater risk of experiencing birth complications and a 5.48 times greater risk of giving birth to an LBW baby compared to women who had ≥8 visits, appropriate of distribution and quality of antenatal care. Based on a comparison of the three statistical methods, for childbirth complications as an example of cases with high prevalence, Cox or Poisson regression with robust variance is a better alternative choice of statistical method than logistic regression. The PR measure of association is more appropriate to use than OR because it does not overestimate. Meanwhile, for LBW as a case with low prevalence, both PR and OR association measures can be used because they produce almost the same values."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Komplikasi persalinan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu, kejadiannya meningkat dari 46% pada tahun 2012 menjadi 71,1% pada tahun 2017. Penelitian analisis lanjut menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2012-2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang melahirkan dalam dalam periode 2012-2017 yaitu sebanyak 14.996 orang.
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubugan yang signifikan antara status ekonomi, umur, paritas, komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan, penolong persalinan dan tempat persalinan dengan komplikasi persalinan. Hasil analisis regresi logistik ganda didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah riwayat persalinan. Responden yang pernah mengalami komplikasi persalinan berisiko hampir 4 kali (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) mengalami komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh faktor umur, paritas, komplikasi hamil, penolong persalinan, dan tempat persalinan.
Komplikasi kehamilan, dan tempat persalinan berinteraksi dengan riwayat komplikasi persalinan terhadap komplikasi persalinan. Disarankan Kementerian Kesehatan dan BKKBN dapat memberikan pelatihan ANC, INC, dan metode kontrasepsi kepada petugas yang memiliki wewenang untuk memberikan perawatan antenatal, intranatal dan pascanatal. Serta memberikan KIE khususnya pada ibu yang mempunyai riwayat komplikasi persalinan.

Labor complications caused maternal morbidity and mortality, the incidence increased from 46% in 2012 to 71.1% in 2017. Further analysis of the study used the 2017 IDHS data with a cross sectional design, aimed to finding out the factors associated with labor complications at 34 Provinces in Indonesia in 2012-2017. The sample in this study were women of childbearing age (WUS) who gave birth within the period 2012-2017 which were 14,996 people. The results of this study showed significant correlation between economic status, age, parity, pregnancy complications, history of labor complications, birth attendants and place of delivery with labor complications.
The results of multiple logistic regression analysis found that the most dominant factor associated with labor complications was labor history. Respondents who had experienced labor complications had a risk of almost 4 times (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) experiencing labor complications after being controlled by factors such as age, parity, pregnancy complications, birth attendants, and place of delivery.
Complications of pregnancy, and the place of delivery factors interact with a history of labor complications in labor complications. It is recommended that the Indonesia Ministry of Health and BKKBN to provide ANC, INC and contraceptive training for health practitioner who have the authority to provide antenatal, intranatal and postnatal care. As well as providing IEC especially for mothers who have a history of labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Ayu Puspitasari
"Latar Belakang: Plasenta akreta merupakan suatu kondisi dimana seluruh atau sebagian dari plasenta menginvasi atau melekat pada dinding uterus. Seiring dengan meningkatnya jumlah tindakan seksio sesaria, kejadian plasenta akreta juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2017, didapatkan bahwa kejadian plasenta akreta sebesar 1 per 9000 kelahiran. Persalinan seksio sesarea pada plasenta akreta memiliki berbagai komplikasi mulai dari perdarahan, cedera organ, perawatan ICU yang lebih lama, relaparatomi hingga kematian. Penting untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi ini.
Tujuan: Untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya komplikasi pada persalinan seksio sesarea pada berbagai rumah sakit di Jakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan desain case control yang dilaksanakan pada Mei-Agustus 2019. Data diambil dari rekam medis dari pasien yang melakukan persalinan seksio sesarea dengan indikasi plasenta akreta pada tahun 2014-2018 dari 3 rumah sakit umum pusat di Jakarta yaitu RSCM, RSP dan RSF.  Dilakukan pengambilan data berbagai komplikasi pada persalinan seksio sesarea dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya.
Hasil: Didapatkan 133 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari analisis bivariat didapatkan kadar Hb preoperatif kurang dari 10 g/dL serta jenis operasi seksio sesarea yang dilanjutkan dengan reseksi uterus dibandingkan dengan SC yang dilanjutkan dengan histerektomi total secara statistik mempengaruhi terjadinya komplikasi perdarahan (p=0,042; 95%CI=1,02-9,59, OR 3,01) dan (OR 0,20, p=0,005; CI 95%=0,07-0,55). Usia kehamilan saat persalinan kurang dari 36 minggu dan kedalaman plasenta sesuai dengan akreta saat intraoperatif dibandingkan dengan perkreta (p=0,03; 95%CI=0,14-0,94, OR 0,37) dan (p=0,001; 95%CI=1,49-191,5, OR 8,74) secara statistik mempengaruhi terjadinya komplikasi cedera organ. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa plasenta perkreta lebih berisiko terjadinya cedera organ dibandingkan akreta. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti letak plasenta dan luas invasi plasenta.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar Hb preoperatif, jenis operasi, usia kehamilan saat persalinan serta kedalaman plasenta terhadap terjadinya komplikasi pada persalinan seksio sesarea dengan plasenta akreta.

Background: Placenta accreta is a condition in which all or part of the placenta invades or attaches to the uterine wall. As the number of cesarean section increases, the incidence of placenta accreta also increases. A study conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2017 found that the incidence of placenta accreta was 1 per 9000 births. Delivery of cesarean section on placenta accreta has various complications such as bleeding, organ injury, prolonged ICU admission, relaparatomy, and death. It is important to know risk factors that can influence the occurrence of this complication.
Objective: To determine the risk factors that influence the occurrence of complications in cesarean delivery at several hospitals in Jakarta.
Method: This study is a descriptive study, using a case control design in May-August 2019. Data was taken from medical records of patients who delivered cesarean section with an indication of placenta accreta in 2014-2018 from 3 tertiary public hospitals in Jakarta, which are  RSCM, RSP and RSF. Data were collected on complications in cesarean section delivery and risk factors that influenced.
Results: There were 133 subjects who met the inclusion and exclusion criteria. From the bivariate analysis, preoperative Hb levels of less than 10 g/dL and type of cesarean section surgery followed by uterine resection compared with SC followed by total hysterectomy statistically influenced the occurrence of bleeding complications (p = 0.042; 95% CI = 1.02-9.59, OR 3.01) and (OR 0.20, p = 0.005; 95% CI = 0.07-0.55). The gestational age at delivery was less than 36 weeks and the depth of the placenta was in accordance with the intraoperative accreta compared to the percreta (p = 0.03; 95% CI = 0.14-0.94, OR 0.37) and (p = 0.001; 95 % CI = 1.49-191.5, OR 8.74) statistically affects the occurrence of organ injury. These results different from previous studies that the placenta percreta is more at risk of organ injury than accreta. This difference can be influenced by other factors such as the location of the placenta and the size of invasion.
Conclusion: There is a relationship between preoperative hemoglobin levels, type of surgery, gestational age at delivery and placental depth to the complications of cesarean delivery with  placenta accreta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Farianti
"ABSTRAK
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang.Sebagian besar penyebab utama kematian ibu di Indonesia (60-90%) adalah akibat komplikasi persalinan (persalinan lama, diikuti oleh ketuban pecah dini, perdarahan dan demam). Kualitas pelayanan antenatal diduga sebagai faktor risiko kejadian komplikasi persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian komplikasi persalinan di delapan propinsi di Indonesia setelah dikendalikan seluruh confounding. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi/balita di delapan propinsi di Indonesia dengan jumlah sampel 2823 . Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah multistage sampling. Analisis multivariat yang digunakan adalah cox regression.
Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak ada pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian komplikasi persalinan setelah dikendalikan variabel penolong persalinan dan cara/metode persalinan dengan prevalence ratio (PR) sebesar 0,89 (CI 95% : 0,59- 1,34). Perlunya peningkatan kualitas pelayanan antenatal terpadu dan terintegrasi agar dapat mencegah, mendeteksi dini dan menanggulangi kejadian komplikasi persalinan serta diharapkan adanya penelitian selanjutnya yang meneliti spesifik jenis ANC yang dapat menurunkan komplikasi persalinan.

ABSTRACT
Mortality and morbidity on pregnant women and maternity is still big problem in developing countries. Mostly caused of maternal mortality in Indonesia are delivery complication (prolonged labor, water broke, vaginal bleeding, and fever). Quality of antenatal care may be a risk factor of delivery complications.
The purpose of this study to know how much effect quality of antenatal care to delivery complications after adjusted all confounding. This study used the cross sectional design. Respondent of this study are mother who had infant/children under five years at eight provinces in Indonesia and number of respondent were 2823 took with multistage sampling.
The multivariate analysis used cox regression. There was not effect of antenatal care to delivery complications after adjusted delivery helper and methods of delivery with prevalence ratio (PR) sebesar 0,89 (CI 95% : 0,59-1,34). Needed to increasing the comprehensive and integrated quality of antenatal care to prevent, early detection, and to controlled of delivery complication and another similar studies was still needed that examined specific of ANC which can reduced delivery complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Dewi Yusro Maha
"Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan angka kematian ibu kedua tertinggi di Asia Tenggara yang berhubungan secara langsung kejadian komplikasi persalinan. Masa kehamilan ditandai sebagai masa yang paling rentan yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel pada penelitian ini ialah 18.765 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir baik lahir hidup maupun lahir mati selama 5 tahun terakhir. Analisis multivariat menggunakan uji regresi cox untuk mengetahui besaran risiko pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Hasil: Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat 21,1% wanita mengalami 3 dari 6 gejala komplikasi persalinan dan kejadian komplikasi persalinan yang paling banyak terjadi pada ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal (ANC) secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T sebesar, yakni 28,9%. Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T berisiko 1,19 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan, WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan mendapatkan layanan 7T memiliki besaran risiko yang sama untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan dan WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap berisiko 1,43 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan setelah melakukan kontrol terhadap variabel penolong persalinan, riwayat ibu bersalin dan variabel interaksi.
Kesimpulan: Penelitian ini mengimplikasikan ibu yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian komplikasi persalinan.

Introduction: Indonesia is the country with the second highest maternal mortality rate in Southeast Asia which is directly related to the incidence of labor complications. Pregnancy is marked as the most vulnerable period which can increase the risk of labor complications.
Objective: This study aims to determine the relationship between antenatal care with the incidence of labor complications.
Method: This study used a cross-sectional design by analyzing data from Indonesian Health Demographic Survey 2017. The sample in this study was 18,765 women aged 15- 49 who gave birth to the last child, both live and stillbirth during the last 5 years. Multivariate analysis using cox regression test to determine the magnitude of the risk of antenatal care with the incidence of childbirth complications.
Results: From the analysis, there were 21.1% of women experiencing 3 of the 6 symptoms of childbirth complications and the most frequent occurrence of labor complications in mothers who did not have complete antenatal care (ANC) visit and did not get 7T services of 28 9%. Fertile Age Women who make a complete ANC visit and do not get 7T services have a risk of 1.19 times to experience the incidence of labor complications, WUS who do not complete the ANC visit and get 7T services have the same magnitude of risk for experiencing the incidence of labor complications and WUS who did not make a complete ANC visit had a risk of 1.43 times to experience the incidence of labor complications after controlling for the birth attendants, maternal history and interaction variable.
Conclusion: This study implies that mothers who did not complete ANC visits and did not receive 7T services could increase the risk of experiencing labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>