Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Krisnayudi
"ABSTRAK
Gaya drag memiliki peranan penting dalam aspek aerodinamika dalam kendaraan dan sangat dekat hubungannya dengan karakteristik dan konfigurasi aliran disekitar body atau part mobil. Aliran disekitar body atau part mobil ini biasanya direkayasa menggunakan teknik kontrol aliran. Jet sintetik merupakan salah satu cara mengontrol aliran secara aktif.
Pada penelitian ini akan diuji pengaruh parameter diameter nozzle terhadap terbentuknya jet sintetik pada aktuator bercavity tabung. Selain itu akan dilihat pula pengaruh frekuensi membran terhadap kecepatan, intensitas turbulensi dan bilangan Reynolds dari jet yang dihasilkan. Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahapan eksperimental dan tahapan komputasional. Pada tahapan komputasional akan digunakan software CFD (Computational Fluid Dynamics) FLUENT, dan pada tahap eksperimental akan digunakan function generator untuk menggerakkan membran, modul CTA (constant temperature anemometer) Dantec 91C10 sebagai alat ukurnya dan National Instrument Data Acquisition Board BNC-2110 sebagai data akuisisinya.
Hasil eksperimen menunjukkan adanya pengaruh yang disebabkan oleh diameter nozzle terhadap terbentuk atau tidaknya jet sintetik.
Drag force has an important role in aerodymic aspects in vehicle and has a very close relationship with fluid’s characteristic and configuration around the body or car parts. The flow around the body or part of this car can be engineered by flow control techniques. Synthetic jet is one of the ways to control the flow actively.

ABSTRACT
In this study, the effect of nozzle diameter will be examined against the formation of the synthetic jet on cylinder shaped cavity actuator. Beside that, it will be seen the influence of membrane frequency to velocity, turbulence intensity, and Reynolds number of generated jet. This study will be done in two phases, the first one is experiment phase and the second one is computational phase. On Computation phase, it will be used CFD (Computational Fluid Dynamics) FLUENT software, and on experiment phase, it will be used function generator as membrane driver, CTA (Constant Temperature Anemometer) Dantec 91C10 as a measurement device, and National Instrument Data Acquisition Board BNC-2110 as data acquisition.
The experiment results show nozzle diameter has a influence on presence or absence of synthetic jet.
"
2015
S59425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia Rahmawati
"

TikTok awalnya dirilis sebagai jaringan untuk konten video musik, tetapi kini telah berkembang sebagai tempat untuk konten-konten bermuatan promosi, informasi hingga anjuran opini tertentu. Dengan durasi video yang terbatas, para kreator konten berlomba-lomba membuat konten yang tentu saja harus mengkonsiderasi efisiensi waktu. Oleh karenanya, banyak konten yang tersebar dan didukung oleh mudahnya pengunduhan, pengunggahan, serta pengaksesan konten-konten yang ada di TikTok. Melalui tulisan ini, kemudahan serta kemasifan akses terhadap TikTok akan dielaborasi dengan analisis institusional Noam Chomsky dan Edward S. Herman, yakni Model Propaganda, untuk menunjukkan peluangnya sebagai suatu media propaganda. Model Propaganda menunjukkan keterlibatan media massa dalam manufakturisasi konsen masyarakat. Di era buku Manufacturing Consent, media massa yang dimaksudkan adalah televisi, radio, serta media cetak. Namun sekarang ini, kita mengenal internet sebagai salah satu sarana media massa yang memungkinkan interaksi sosial dan artifisial yang muncul pada jaringan media sosial. Propaganda konvensional kini telah menjadi propaganda komputasional. Dibanding dengan media sosial lain, TikTok memiliki potensi menjanjikan untuk menjadi media propaganda masa kini sebagai propaganda komputasional mendapatkan ruangnya seiring dengan kepopuleran dan fitur-fitur yang mendukung di dalamnya.


TikTok was originally released for music video content’s platform, but currently has grown to become the plate for various promotions, informations and certain opinion’s triggers’ content. By its duration’s limitation, content creators compete to create content(s) with time efficiency’s consideration. Thus, a lot of shortcut content(s) spreaded and supported by the ease of content’s downloading, uploading and accessing on TikTok. This paper will elaborate TikTok’s ease and massiveness with Noam Chomsky and Edwarrd S. Herman’s institutional analysis, the Propaganda Model, to show its opportunities as a propaganda media. The Propaganda Model shows the involvement of mass media in the manufacturing consent. In the Manufacturing Consent’s book era, the mass media were television, radio, and printed media(s). Nowadays, internet is one of leading mass media that also allows social and artificial interaction on social media’s platform. The conventional propaganda now has become the computational propaganda. Compared to other’s social media(s), TikTok has promising potential to become a nowadays propaganda media which accommodates computational propaganda during its popularity and its supportive feature

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ericolas Chandra
"Kurangnya pertanggungjawaban etis pada aksi robot disebabkan oleh ketidakseimbangan antara perkembangan otonomi robot dengan kemampuannya dalam membuat putusan moral. Menanggapi isu ini, skripsi ini berupaya menyediakan justifikasi pada posibilitas Agen Moral Artifisial melalui diskursus filsafat akal budi dan metaetika. Posibilitas ini tersusun atas teori komputasional sebagai pandangan ontologis, naturalisme kognitif sebagai pandangan metaetis dan Moral Turing Test sebagai pandangan epistemologis terhadap akal budi lain. Skripsi ini mengusulkan bahwa posibilitas Agen Moral Artifisial dapat tercapai bukan melalui regulasi tingkah laku, melainkan melalui radikalisasi otonomi.

Lackness of ethical responsibility upon robot’s action was caused by unbalanced developments between robot’s autonomy and its ability to generate moral judgement. Concerning to this issue, this thesis would provide a justification of the posibility of Artificial Moral Agents through the discourse of philosophy of mind and metaethics. This possibility is constituted by computational theory of mind as ontological view, cognitive naturalism as metaethical view and Moral Turing Test as epistemological view of other minds. This thesis suggests that the possibility of Artificial Moral Agents would not occur by behavioral regulation, yet by radicalization of its autonomy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericolas Chandra
"ABSTRAK
Kurangnya pertanggungjawaban etis pada aksi robot disebabkan oleh ketidakseimbangan antara perkembangan otonomi robot dengan kemampuannya dalam membuat putusan moral. Menanggapi isu ini, skripsi ini berupaya menyediakan justifikasi pada posibilitas Agen Moral Artifisial melalui diskursus filsafat akal budi dan metaetika. Posibilitas ini tersusun atas teori komputasional sebagai pandangan ontologis, naturalisme kognitif sebagai pandangan metaetis dan Moral Turing Test sebagai pandangan epistemologis terhadap akal budi lain. Skripsi ini mengusulkan bahwa posibilitas Agen Moral Artifisial dapat tercapai bukan melalui regulasi tingkah laku, melainkan melalui radikalisasi otonomi."
2016
S67944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library