Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangkerego, Meity Junia
Abstrak :
Salah satu permasalahan yang timbul dalam sistem komunikasi bergerak seluler adalah timbulnya lonjakan traiik yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah pengguna jasa seluler_ Hal ini harus cepat ditanggulangi untulc menghindali teljadinya kegagalan pembicaraan karena tidak tersedianya kanal iekuensi dalam proses berhubungan.

Strategi Alokasi Kanal Dinamis (DCA) mempakan altematif pemecahan dalam mengalokasikan kanal frekuensi untuk pembicaraan Dengan mengoptimalkan penggunaan kanal frekuensi bebas di tiap sel, yaitu dengan cara meminjamkan kanal frekuensi bebas tersebut pada sel yang membutuhkannya, maka kegagalan panggilan akan dapat dikurangi.

Skripsi ini akan menganalisa model pengalokasian kanal dinamis yang akan dibandingkan terhadap pengalokasian kanal tetap (FCA) dengan mengamati pengaruh nerubahan intensitas trafik serta jumlah kanal pembicaraan terhadap probabilitas bloking yang terjadi melalui program simulasi yang dibua; dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 3.0.

Hasil akhir yang diperoleh dalam simulasi memperlihatkan bahwa untuk parameter masukan sistem yang bervariasi maka penerapan DCA akan memberikan nilai bloking yang lebih baik dibanding FCA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Hananto
Abstrak :
ABSTRAK
Monitoring alarm merupakan suatu kegiatan yang sangat panting dalam dalam menjaga performance dari suatu jaringan komunikasi. Sedemikian pentingnya monitoring ini, sehingga biasanya kegiatan ini diakukan selama 24 jam secara terus menerus.

Hal itu didasarkan atas kenyataan yang terjadi, dimana telah disadari oleh semua orang bahwa berkomunikasi merupakan sarana yang vital, apalagi di era yang global seperti sekarang ini. Dengan kondisi tersebut, diperlukan berbagai macam tools yang berguna untuk memudahkan engineer guna melakukan proses monitoring.

Dalam tugas akhir ini penulis membuat suatu program yang diberi nama Cellular Network Current Status Tools (CNCST) yang merupakan suatu alat yang dibuat guna membantu proses monitoring. Seandainya alat ini terhubung ke dalam jaringan komunikasi seluler (BTS, BCP, Alarm Server), maka alat ini benar-benar bisa digunakan. Namun dalam tugas akhir ini tidaklah mengkin mengkoneksikan alat ini ke dalam jaringan. Maka dari itu penulis membuat suatu simiilasi (terdapat suatu pengganti alarm server), sehingga alat ini bisa difungsikan dengan baik.

Dengan adanya alat ini, diharapkan engineer (operator) dapat lebih terbantu dalam melakukan pekerjaannya. CNCST digunakan untuk memantau kondisi dari jaringan komunikasi seluler. Seperti diketahui bahwa pada jaringan seluler terdapat banyak BTS yang berfungsi sebagai penghubung subscriber, kemana dia akan melakukan hubungan telekomunikasi. CNCST ini mirip suatu display berbentuk Map (peta) yang menunjukkan titik-titik lokasi BTS yang tersebar di mana-mana. Apabila terdapat alarm pada salah satu BTS, maka titik yang menunjukkan lokasi BTS pada display, akan memberi tanda dengan blinking dan berbunyi. Dan setelah titik tersebut di click, maka dapat diketahui history (kejadian alarm) yang terjadi pada BTS tersebut.

Dari hasil simuhsi-simnlasi yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa tools ini dapat digunakan dengan cukup balk. SeIain bisa digunakan dengan baik, tools ini diharapkan dapat cukup membantu engineer/operator dalam melakukan tugasnya, melakukan monitoring.
2001
S39631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hanna Serevina
Abstrak :
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, media sosial mampu berperan untuk mengisi kesenjangan koordinasi pada situasi yang tidak terduga, terlebih dalam menjembatani pertukaran informasi semenjak alat transportasi memperluas jangkauan geografis. Tulisan ini ingin melihat peran media sosial dalam mendukung lingkungan yang intim, untuk mengisi kesenjangan koordinasi dan membentuk kohesi sosial, serta bagaimana teknologi komunikasi itu akhirnya telah meraih posisi struktural di masyarakat dengan mengulas penelitian “Twitter as a Navigator for Stranded Commuters during the Great East Japan Earthquake”, “Tweet Me Home: Exploring Information Use on Twitter in Crisis Situations”, serta “Microblogging for Crisis Communication: Examination of Twitter Use in Response to a 2009 Violent Crisis in the Seattle-Tacoma, Washington Area”. Individu kini mengandalkan telepon seluler sebagai sarana utama untuk berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain. ......As communication technology develops, social media can fill coordination gaps in unpredictable situations, especially in bridging the exchange of information as transport expands its geographical reach. This paper looks at the role of social media in supporting intimate neighborhoods, filling coordination gaps, and forming social cohesion, and how these communication technologies have gained a structural position in society by reviewing the studies "Twitter as a Navigator for Stranded Commuters during the Great East Japan Earthquake", "Tweet Me Home: Exploring Information Use on Twitter in Crisis Situations", and "Microblogging for Crisis Communication: An Examination of Twitter Use in Response to a 2009 Violent Crisis in the Seattle-Tacoma, Washington Area". Individuals now rely on mobile phones as the primary means to communicate and coordinate with each other.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Barliani Dwianna
Abstrak :
Pada skripsi ini dibuat sebuah rancang bangun simulator pensinyalan komunikasi seluler bagian subscriber pengirim dengan menggunakan mikrokontroller Atmel 89S51 yang dapat digunakan untuk mensimulasikan bit-bit yang ada selama proses panggilan keluar antara mobile station dengan Mobile Switching Center. Bit-bit yang digunakan sudah sesuai dengan bit-bit yang ada pada pensinyalan komunikasi seluler di indonesia karena didapatkan langsung dari salah satu vendor telekomunikasi di indonesia. Alasan penggunaan mikrokontroller Atmel 89S51 dikarenakan prosesor yang memiliki fitur yang dibutuhkan dan mudah ditemui di pasaran ini mendukung penggunaan bahasa assembly. Sehingga jalannya simulasi dapat lebih optimal. Perancangan simulator pensinyalan ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak simulasi 8051 IDE. Sedangkan untuk rancang bangunnya dilakukan dengan menggunakan perangkat keras mikrokontroller Atmel 89S51. Perangkat lunak 8051 IDE digunakan untuk menerjemahkan kode mnemonic program sehingga dapat dikenali oleh mikrokontroller Atmel 89S51. Program pensinyalan dibuat berdasarkan algoritma pensinyalan yang sesuai dengan message flow pensinyalan komunikasi seluler yang umum digunakan di indonesia. Sedangkan perangkat keras mikrokontroller Atmel 89S51 digunakan untuk membuat rangkaian pensinyalan komunikasi seluler yang terdiri dari dua mikrokontroller, satu keypad, dan rangkaian seven segment. Pengujian performa mikrokontroller digunakan untuk melihat kinerja tiaptiap komponen rangkaian mikrokontroller. Analisis yang dilakukan meliputi cara kerja setiap komponen dan unjuk kerja rangkaian mikrokontroller secara keseluruhan. Dari hasil simulasi dan pengujian dapat disimpulkan bahwa masingmasing sub-sistem rangkaian simulator pensinyalan komunikasi seluler bagian subscriber pengirim telah menunjukkan performa yang cukup baik walaupun masih terdapat beberapa kekurangan yang harus disempurnakan. Sehingga secara umum, rangkaian simulator pensinyalan komunikasi seluler yang dibuat sudah cukup merepresentasikan sistem pensinyalan komunikasi seluler bagian subscriber.
This paper realize signalling on mobile cellular communication design on transmitter subscriber division with microcontroller AT89S51 application which can simulate bits through calling process that happens between mobile station and mobile switching center. These bits have been adjusted with bits which are used in mobile cellular communication signalling at one of telecommunication vendor in indonesia. A microcontroller AT89S51 is considered since this processor has capable features, easy to find in general market, and could support assembly as language program. So, the simulation can run optimally. This signalling in simulator are designed through 8051IDE software simulation. On the other hand, the simulator circuit is designed based on microcontroller Atmel 89S51 hardware. The 8051IDE software is use to translate program mnemonic code, to be used by microcontroller AT89S51. Signalling program made in this paper is based on algorithm program which has been adjusted with the message flow of mobile cellular communication in indonesia. While the sub-systems of microcontroller AT89S51 hardware consists of two microcontroller AT89S51 minimum circuit, one keypad circuit, and one seven segment circuit. Test was given to evaluate the sub-system and the simulator main circuit performance. Analysis were made based on each sub system and the whole of main simulator circuit. The experimental results show that the performance of each sub system and the whole main simulator circuit produce good results and accurate enough although developments are still needed. As general, this mobile cellular communication signalling simulator may represent mobile cellular communication signalling system in indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Dwi Utami
Abstrak :
Pensinyalan merupakan bagian terpenting pada komunikasi seluler. Pesinyalan berperan sebagai pengontrol pada fungsi penyambungan saat pertukaran informasi. Bagian ini sangat diperlukan sebagai pengatur dari mulai pembuatan koneksi sampai dengan pengakhiran koneksi. Proses pengiriman pesan yang berupa aliran bit ini, merepresentasikan informasi pendukung yang mendukung pengiriman informasi intinya. Pada skripsi ini dimodelkan sebuah rancangan sistem pensinyalan yang merepresentasikan sistem yang sebenarnya. Pensinyalan terjadi setiap kali MS melakukan koneksi dengan sentral. Pensinyalan yang dibahas pada MS penerima, meliputi kondisi idle dan menerima panggilan. Perancangan ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana sistem pensinyalan bekerja serta mengetahui aliran bit dari dan menuju sentral. Rancangan sistem tersebut mengacu pada sistem yang sudah ada, hanya saja terdapat beberapa penyesuaian. Penyesuaian tersebut dilakukan agar sistem dapat diaplikasikan menggunakan microcontroller. Microcontroller yang digunakan adalah tipe Atmel 89S51, yang memiliki 4 kbyte memori flash yang memungkinkan memori untuk diprogram ulang. Sebelum di aplikasikan ke dalam microcontroller, program tersebut diujikan pada perangkat lunak 8051 IDE. Untuk pengujian sistem, simulator sistem pensinyalan tersebut, dihubungkan ke rangkaian seven segment dan rangkaian LED untuk menunjukkan bagaimana keluarannya menuju sentral. Pengujian dilakukan pada tiap rangkaian dan rangkaian sistem pensinyalan secara keseluruhan. Analisis dilakukan dengan melihat kinerja sistem. Aliran bit menuju sentral dan waktu yang digunakan untuk menjalankan sistem adalah parameter keberhasilan yang diamati. Kesimpulan yang dapat diambil adalah model sistem pensinyalan pada perancangan disini, sudah dapat merepresentasikan sistem yang ada. Namun tentu saja dengan beberapa penyesuaian agar dapat di aplikasikan menggunakan microcontroller.
Signaling is the most important part in cellular communication. On a switching function at information exchange, signaling is needed as a controller from the beginning until the end of connection. This process is a sending process of a message as flow of bits which represented information that support the main information. In this paper, a system design is modeled to represent the real system. Signaling happens every time MS connecting with central. Signaling discussed are the signaling in MS receiver, which occur on idle and receiving calls condition. This design is meant to show how the signaling system works, also how are the flow of bit from and to central. The system design referred to an existing system with a few adjustments. These adjustments are done so that the system can be applicable using a microcontroller. The microcontroller used is Atmel 89S51. It has 4 kbyte flash memory which enable reprogramming of the memory. Before applied in the microcontroller, this program is tested on a 8051 IDE software. For the system testing, signaling system simulator is connected to a seven segment circuit and LED circuit to show how the output to central. The test is done on every circuit and the whole signaling system circuit. An analysis is taken from seeing the system performance. The flow of bit to central and total system time are the parameter to observe. The conclusion is this signaling model system design could represent the real system, but with a few adjustment for microcontroller application.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40541
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library