Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maksimus Regus
"ABSTRAK
Pembangunan merupakan mekanisme yang melibatkan banyak pihak dengan titik tolak acuan dan orientasi yang khas. Hubungan tripolar antara negara, korporasi dan komunitas lokal merupakan salah satu penjelasan dari praktek pembangunan baik pada skala global, nasional maupun lokal. Tiga kekuatan ini bergerak dalam dinamika untuk
menunjukkan kompleksitas persoalan pembangunan. Pengelolaan sumber daya alam dapat mencerminkan dinamika hubungan tripolar
ini. Negara, korporasi maupun komunitas lokal memiliki posisi kepentingan yang berbeda terhadap pengelolaan sumber daya alam. Negara berurusan dengan regulasi, korporasi berkaitan dengan investasi/modal dengan orientasi pada profit. Sedangkan
komunitas lokal berhubungan dengan aspek kedaulatan atas sumber daya dan implikasi positif yang dapat diterima dari mekanisme hubungan ini. Namun, ada ketimpangan hubungan antara ketiga kekuatan ini terutama adanya dominasi korporasi baik terhadap komunitas lokal maupun negara. Seringkali pada akhirnya negara dan korporasi akan membentuk kekuatan tunggal dan mendominasi
komunitas lokal.Industri tambang di Manggarai, NTT menjadi salah satu alat analisis untuk melihat dinamika hubungan tripolar ini. Ada pertanyaan penting muncul di sini entahkan hubungan tripolar ini mencukupi untuk menjelaskan konsep pembangunan lokal.
Ternyata, proses resistensi lokal dan kehadiran stakeholder utama yaitu Institusi Gereja Katolik memberikan karakter khas pola dan dinamika hubungan tripolar ini. Resistensi membutuhkan stakeholder utama.

ABSTRACT
This writing discusses local resistance of mining communities in Manggarai, Flores. Local resistance is an urgent aspect for understanding the role of state (government) and corporate investment in local context. What attention mining community is building social resistance as an answer for state-corporate domination. In Manggarai, Catholic Church take an important part in local resistance. Church become a main subject for starting local resistance with mining community."
2009
T 26170
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aqil Irham
"Wacana pemberdayaan komunitas lokal dan civil society tampaknya
sedang aktual di kalangan ilmuan, akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Hal itu terjadi karena dalam waktu yang cukup lama, negara dan birokrasi
sangat dominan melakukan intervensi dalam seluruh kehidupan masyarakat.
Diantaranya adalah di sektor ekonomi dan politik. Praktek monopoli dan oligopoli
terjadi di semua tingkatan usaha dan komponen komunitas. Industrialisasi di desa-
desa adalah satu contoh kasus yang menghilangkan potensi geografis dan institusi
lokal.
Penelitian ini melihat bagaimana hubungan industri (PT Way Kandis) dan
Komunitas lokal (di sekitar pabrik) di Lampung. PT Way Kandis adalah
perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan karet rakyat. Diawali
dengan cara mengungkap apa adanya hubungan-hubungan sosio-ekonomis, sosio-
politik dan sosio-ekologis industri daan komunitas lokal. Posisi industri dan posisi
komunitas lokal dipelajari secara mendalam di Iapangan sehingga diketahui
keseimbangan atau ketimpangan hubungan antar keduanya.
Teori yang dipakai adalah teori kooperatif dan teori konflik dalam
menganalisis hubungan industrial maupun hubungan dengan komunitas pabrik.
Teori ini digunakan setelah diketahui dan dianalisis posisi industri dan posisi
komunitas lokal. Bagaimana kedua posisi tersebut saling berhubungan menjadi
persoalan teoritik yang akan diteliti di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif yang dimulai
dengan langkah pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam dan
diskusi kelompok. Pengumpulan data diperolah dengan cara menyebar kuisioner,
memilih informan kunci (dengan kriteria tertentu) untuk mendapatkan data dan
informasi yang valid, dan juga dilakukan diskusi bersama dengan buruh dan
komunitas lokal sebagai data tambahan. Data kuantitatif digunakan untuk
melengkapi yaitu dengan cara survey dengan menggunakan daftar pertanyaan dan
data kependudukan terhadap 100 orang komunitas. Pengolahan dan analisa data
dilakukan sejak peneliti berada di lapangan sampai pada proses penulisan.
Hubungan ekonomi industri dan komunitas lokal ditemukan masalah. PT
Way Kandis merupakan industri padat modaldan teknologi yang sedikit menyerap tenaga kerja. Sementara itu sebagian kecil tenaga kerja lokal hanya ditampung
sebagai buruh harian tetap dan lepas. Upah kerja mereka relatif rendah dan
menempati perumahan yang tak terawat dan kumuh. Tenaga kerja borongan,
jumlahnya Iebih banyak yang didatangkan dari luar komunitas.
Hubungan sosial industri daan komunitas Iokal telah menciptakan
Fragmentasi di komunitas. Terdapat dua kelompok yaitu Penduduk lama (pekerja
pabrik dan eks.pekerja pabrik) dan pendatang. Keduanya berbeda pandangan dan
sikap dalam merespon keberadaan ?pabrik?. Dalam waktu yang cukup lama telah
terjadi konflik yang bersifat laten antar komunitas itu sendiri dan antara komunitas
pendatang dengan fihak pabrik.
Hubungan politik industri dan komunitas lokal berkaitan dengan
keterlibatan komunitas dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupan warga komunitas secara luas serta aspirasi mereka tentang perlu
tidaknya pabrik karet tersebut. Hasil lapangan diketahui bahwa komunitas tidak
pemah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Padahal komunitas sering
kali melakukan protes secara tertulis untuk meninjau kembali keberadaan pabrik.
Sebagian besar mereka menghendaki pabrik dipindahkan ke Iokasi Kawasan
Industri Lampung (KAIL) di Tanjungbintang-Lampung Selatan atau ditutup dan
diganti dengan sektor usaha yang ramah lingkungan dan padat kaarya."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Belakangan ini kaum nelayan di Indonesia sering terlibat dalam konflik sosial yang berkaitan dengan pemanfataan sumberdaya alam (Konflik sumberdaya).Diperkirakan konflik sumberdaya di kalangan kaum nelayan akan semakin sering terjadi di masa yang akandatang, karena potensi sumberdaya perikanan tangkap di Indonesia cenderung berkurang atau semakin langka
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library