Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nashita Indira Susanto
"Makalah ini mengkaji kinerja industri live music serta pro & kontra dari konser virtual selama pandemi Covid-19. Pendapatan industri live music di seluruh dunia turun secara signifikan dari AU$40,5 (2019) menjadi A$10,38 (2020). Dengan semua industri merasakan dampak pandemi Covid-19, hal itu juga sangat memengaruhi para musisi dan artis yang terhambat untuk tampil secara live dikarenakan adanya peraturan social distancing dan lockdown. Di awal Covid-19, konser virtual mulai bermunculan dan menjadi semakin populer. Terdapat banyak musisi dan artis yang berhasil beradaptasi dengan situasi ini dan telah mendapatkan lonjakan pendapatan dari mulai dari 50% hingga 100% ataupun lebih. Namun, banyak penonton yang sering merasa kecewaa karena tidak bisa menyaksikan 'hal yang nyata' seperti dalam konser live tatap muka. Perkembangan konser virtual di industri live music selama pandemi Covid-19 telah mengubah cara bisnis beroperasi. Namun, para pelaku industri telah berencana untuk kembali melakukan pertunjukan tatap muka ketika situasi kembali normal.

This paper assesses the live music industry performance and the pros & cons of virtual concerts during the Covid-19 pandemic. The live music industry revenue worldwide plummeted from A$40.5 (2019) to A$10.38 (2020). As all industries were feeling the effects of the Covid-19 pandemic, it had indeed affected musicians and artists who were hampered from performing live due to social distancing and lockdown regulations. In the beginning of the Covid-19, virtual concerts emerged and grew in popularity. A lot of artists who adapted to this situation had reportedly been receiving a spike in income from 50% up to 100% and more. However, many of the audience were frequently followed by disappointment of their inability to witness the ‘real thing’ as in physical live concerts. The development of virtual concerts in the live music industry during the Covid-19 pandemic has changed how the business operates. Nevertheless, industry players have planned to go back to doing face-to-face gigs when things go back to normal."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Arindya Laksmidewi Marghaputra
"Pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk menjaga jarak menjadi tantangan bagi industri hiburan musik. Konser tur antar negara, temu penggemar dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh brand industri musik untuk membentuk pengalaman audiens terpaksa harus ditiadakan. Dalam menghadapi kondisi ini, para pemasar industri hiburan musik memanfaatkan teknologi dan membuat konser virtual sebagai bentuk strategi experiential marketing. Tulisan ini akan menganalisis apakah konser virtual telah memenuhi pilar keberhasilan strategi experiential marketing dibandingkan dengan konser offline. Terdapat sebelas pilar keberhasilan experiential marketing yakni remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable dan believable. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus komparatif dengan membandingkan satu variabel pada dua sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Dalam pengaplikasiannya, konser virtual maupun konser offline memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Teknologi augmented reality dan grafis 3D dalam konser virtual menciptakan pengalaman unik melalui efek panggung seolah-olah visual tersebut nyata, sehingga tercipta pengalaman mendalam yang dimana secara psikologis audiens merasa menjadi bagian dari lingkungan virtual tersebut sehingga timbul perasaan nyata ‘berada disana’. Namun, teknologi tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat melalui interaksi tatap muka. Teknologi justru menciptakan cara interaksi baru dan pengalaman unik yang berbeda dari interaksi langsung.

Covid-19 pandemic forces us to practice physical distancing. This condition leads to a new challenge, especially for the music entertainment industry. Many activities that build the audience's experience such as world tour concerts and fan meetings had to be eliminated. In facing this challenge, music industry marketers take advantage of technology and create virtual concerts as a form of experiential marketing strategy. This study aims to analyze whether virtual concerts have met the pillars of successful experiential marketing strategy compared to offline concerts. There are eleven pillars of experiential marketing such as remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable, and believable. The research method used is a comparative case study, comparing one variable in two different samples or at different times. Study results revealed that both virtual concerts and offline concerts have their respective advantages and disadvantages. Augmented reality technology and 3D graphics used in virtual concerts create a unique experience through stage effects as if the visuals are real, this visualization creating an immersive experience where the audience psychologically become one with the virtual environment and a sense of "being there" arises. However, technology cannot replace the experiences gained through face-to-face interactions. Instead, technology creates a new way of interacting and a unique audience experience. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Alip Adhi Wicaksono
"Penelitian ini merupakan kajian semiotika yang secara filosofis meneliti mengenai fenomena produksi tanda yang terjadi dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini dibahas mengenai bagaimana produksi tanda dan ruang virtual terbentuk pada konser virtual di masa pandemi yang menjadi pilihan adaptasi untuk menikmati hiburan konser musik di masa pandemi. Dalam penelitian ini juga dijabarkan mengenai fenomena hiperrealitas yang terbentuk akibat produksi tanda yang tercipta dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Umberto Eco dan data yang didapatkan dalam penelitian ini melalui studi pustaka dan pencarian data secara daring di internet mengenai dokumentasi konser virtual selama tahun 2020-2022. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode semiotika visual dan analisis filosofis untuk membedah fenomena produksi tanda dalam konser virtual di masa pandemi Covid-19. Akhir dari penelitian ini memberikan sebuah gambaran mengenai proses pembentukan tanda dan penandaan dalam konser virtual yang memperlihatkan konser virtual memiliki potensi untuk memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan terhadap hiburan terutama terhadap kegemaran menghadiri konser musik.

This research is a semiotic study that philosophically examines the phenomenon of sign production that occurs in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. This study discusses how the production of virtual signs and spaces is formed at virtual concerts during a pandemic which is an adaptation option for enjoying music concert entertainment during a pandemic. This study also describes the phenomenon of hyperreality that is formed due to the production of signs created in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. This study uses Umberto Eco's semiotic approach and the data obtained in this study through library research and online data searches on the internet regarding virtual concert documentation during the years 2020-2022. The author uses visual semiotics and philosophical analysis methods to dissect the phenomenon of sign production in virtual concerts during the Covid-19 pandemic. Eventually, this study provides an overview of the process of forming signs and markings in virtual concerts which can show virtual concerts have the potential to provide fulfillment of entertainment needs, especially for the hobby of attending music concerts."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Melfiani
"Sebagai respon dari adanya pandemi COVID-19, pertunjukan musik virtual bertajuk #TogetheratHome di Instagram Live muncul dan menjadi pelopor konser virtual pada masa ini. Jika pada konser biasanya interaksi antara musisi dan audiensnya terbatas dan didominasi oleh interaksi satu arah, yakni dari musisi ke audiens, karena timpangnya jumlah audiens yang membludak dengan atensi dari musisi yang terbatas, konser virtual melalui layanan siaran langsung memungkinkan para musisi dan audiens untuk bertukar informasi secara lebih intens dengan perantara media sosial. Penelitian ini mengkaji alur perilaku informasi dalam pelaksanaan pertunjukan musik di Instagram Live pada rangkaian konser virtual #TogetheratHome. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis alur perilaku informasi dalam rangkaian konser virtual #TogetheratHome serta menganalisis interaktivitas antarpenggunanya. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten kualitatif dengan pendekatan deduktif. Data yang dianalisis di dalam penelitian ini bersumber dari video Instagram Live yang menyiarkan para musisi dunia yang tampil dan berinteraksi dengan audiens dalam rangkaian konser virtual #TogetheratHome. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku informasi di dalam konser virtual ini mengalami sejumlah modifikasi dari perilaku informasi yang terdapat pada konser nonvirtual pada umumnya. Terdapat bentuk-bentuk interaksi baru di dalam konser ini dengan adanya perantara media sosial melalui fitur-fiturnya, yang dapat berkembang menjadi budaya baru dalam melaksanakan konser di masa depan.

As response to the emergence of COVID-19 pandemic, virtual concert series titled #TogetheratHome on Instagram Live appeared to be the pioneer of virtual concerts in this era. If at concert generally interaction between the musicians and audience is limited and dominated by one-way interaction from the musicians to the audience, since there is a gap between the abundance of audience and limited attention from the musicians, virtual concerts through live streaming service enable musicians and audience to exchange information in a more intense way via social media. This research is dealing with a new pattern of information behavior in delivering musical performance on Instagram Live in context of #TogetheratHome virtual concert series. This research aims to analyze the dynamics of information behavior in the virtual concert series and also to analyze the interactivity among the users. This research uses qualitative content analysis method with deductive approach. Data analyzed in this research are taken from Instagram Live videos broadcasting international musicians performing in front of and interacting with the audience on the virtual concert series. The results show that information behavior in this virtual concert has spurred some modifications in comparison with information behavior in nonvirtual concerts. There are some new forms of interaction in this concert with a role of social media through its features, which may develop as a new culture to hold a concert in the future."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library