Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Fatmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal di perkotaan setiap harinya dihadapkan oleh berbagai sumber tekanan yang menyebabkan tingkat stres masyarakat DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau untuk membantu penyembuhan masyarakat kota dari stres. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan dibuktikan kembali dengan metode kuantitatif. Berdasarkan kajian teori, taman kota yang dapat berperan sebagai ruang pemulihan stres terdiri dari tiga aspek, yaitu lokasi dan lingkungan sekitar, elemen-elemen pada taman, serta kondisi taman tersebut. Kemudian setelah menganalisis studi kasus yang dilakukan di Taman Langsat dan Taman Cattleya, dapat disimpulkan bahwa taman kota memiliki peran penting sebagai ruang pemulihan stres. Taman sebagai ruang pemulihan stres adalah taman yang dapat menyeimbangkan antara kuantitas dan juga kualitas dari ketiga komponen taman penyembuhan stres.
ABSTRACT
Urban community lived in a stressful environment which makes the people who suffer from stress is increasing. This writing aim is to describe the importance of urban park to support people recover from the stress. This study conducted through qualitative method and supported by quantitative method. Based on the literature study, urban park as a place in the recovery from stress consist of tree aspect, which is the location and surrounding environment, urban park?s features, and condition of urban park. By analyzing Taman Langsat and Taman Cattleya as the case study, this writing able to proof that urban park has significant importance as a stress restorative space. Urban park that can be classified as a stress restorative space is the one that can balance both of quantity anf quality of tree aspects mentioned before. ;;
2016
S64665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amanda Zumayah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang perkembangankawasan Nieuw Gondangdia yang pada awalnya merupakan tanah partikelir kemudian dikembangkan menjadi hunian eksklusif masyarakat Eropa pada awal abad ke-20. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah awal perkembangan Nieuw Gondangdia sebagai permukiman Eropa serta proses pembangunan dan perkembangannya dalam periode 1910–1942 dan kemudian memaparkan kehidupan sosial masyarakat Eropa yang mendukung terwujudnya Nieuw Gondangdia sebagai hunian eksklusif Eropa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa arsip dan dokumen terjilid yang diakses dari Arsip Nasional Republik Indonesia, buku, artikel jurnal, serta surat kabar sezaman seperti De Ingenieur, Bataviaasch Nieuwsblad, De Locomotief, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie?. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Kota Batavia berhasil mengatasi permasalahan kekurangan permukiman serta mewujudkan suatu kota yang terintegrasi dengan dikembangkannya Nieuw Gondangdia sebagai kawasan permukiman Eropa yang dirancang dengan konsep kota taman yang sehat dan asri. Pada perkembangannya, kawasan ini menjadi wadah bagi masyarakat Eropa generasi baru kelas atas untuk mereproduksi kultur barat yang eksklusif melalui lembaga kesenian, aktivitas hiburan, institusi pendidikan Eropa, serta pembatasan ketat untuk berinteraksi dengan golongan pribumi. Namun, dalam implementasinya hal tersebut tidak dapat diterapkan secara murni karena adanya interaksi dengan pribumi serta adanya kultur indis yang telah mengakar sebagai identitas wilayah koloni Hindia Belanda. ......This research discusses the development of the Nieuw Gondangdia area which was originally a private land and then developed into an exclusive European settlement in the early 20th century. This research aims to analyze the early history of the development of Nieuw Gondangdia as a European settlement as well as the process of its construction and development in the period 1910-1942 and then describe the social life of the European community that supported the realization of Nieuw Gondangdia as an exclusive European residence. The method used in this research is the historical method with the stages of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are archives and bound documents accessed from the National Archives of the Republic of Indonesia, books, journal articles, and contemporaneous newspapers such as De Ingenieur, Bataviaasch Nieuwsblad, De Locomotief, Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. The results showed that the Batavia City Government succeeded in overcoming the problem of settlement shortages and realizing an integrated city by developing Nieuw Gondangdia as a European residential area designed with the concept of a healthy and beautiful garden city. In its development, this area became a place for the new generation of upper-class European society to reproduce an exclusive western culture through art institutions, entertainment activities, European educational institutions, and strict restrictions on interacting with indigenous groups. However, in its implementation, this could not be applied purely because of the interaction with the natives and the existence of an indigenous culture that had taken root as the identity of the Dutch East Indies colony.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Citra Ninta Bangun
Abstrak :
Masyarakat perkotaan memiliki lebih banyak aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran, sehingga membuat mereka lebih cepat stres dan kelelahan. Oleh karena itu, kebutuhan akan sebuah tempat untuk mengurangi kadar stres dan menciptakan perasaan yang bahagia bagi masyarakat kota harus dipenuhi. Taman kota sebagai salah satu ruang kota yang sering digunakan oleh masyarakat kota untuk beraktivitas seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan sebagai tempat yang menyenangkan. Penelitian ini ditulis dengan metode deskriptif melalui pengamatan langsung dan pengumpulan data dari textbook dan journal. Terdapat lima aspek yang menciptakan taman kota yang menyenangkan, yaitu (1)elemen pembentuk taman dan pendukung aktivitas; (2)kualitas positif lingkungan dan aturan pendukung; (3)kondisi sosial, kebudayaan dan sejarah sebuah kota; (4)peran pemerintah dan dinas pertamanan; serta (5)kegiatan rutin penunjang di taman kota. Untuk memahami seperti apa taman kota yang menyenangkan, akan dipahami melalui dua studi kasus yaitu Taman Medan Merdeka, Jakarta dan Central Park, New York. ......Citizen have more activities that tend to drain energy and thoughts, which can make them stressful and tired faster. Therefore, there needs for a place that can reduce stress level and create a happy feeling for the citizen. So far, metropolitan park as one of the place in the city which is often used by citizen could not fill the needs as a happy place. This research is written using a descriptive method through observation and data collection such as textbook and journal. There are five aspects of metropolitan park that contribute to the happiness of the citizen, namely (1)park elements and supporting facilities for the activities; (2)positive quality of the environment and supporting rules; (3)social condition, culture, and history of a city; (4)role of government and landscaping services; (5)as well as routine activity of the citizen in the metropolitan park. To better understand a good metropolitan park which gives happiness to the citizen, two parks in two metropolitans, Taman Medan Merdeka, Jakarta and Central Park, New York will be discussed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Restu Darmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Kecamatan Menteng merupakan salah satu wilayah administrasi yang terdapat di Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Dahulu Kecamatan Menteng merupakan salah satu tempat di Indonesia yang pernah dikembangkan dan memiliki lansekap bercirikan sebagai lsquo;kota taman rsquo;. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, Kecamatan Menteng telah mengalami perubahan karakteristik lingkungan terutama yang berkaitan dengan konsep kota taman. Perubahan karakteristik lingkungan yang dialami oleh Kecamatan Menteng selanjutnya bisa mempengaruhi kepekaan tempat penduduk dan identitas yang dimiliki oleh kecamatan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola karakteristik lingkungan Kecamatan Menteng yang ditinjau dari kepekaan tempat penduduk dan identitas tempat yang terbentuk pada Kecamatan Menteng seiring perubahan karakteristik lingkungan yang terjadi sebagai kota taman. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan kunci dan penyebaran kuesioner kepada pelaku berbagai kegiatan di Kecamatan Menteng. Semua data yang telah terkumpul diketagorikan ke dalam beberapa tema. Proses analisis dilakukan dengan metode triangulasi antara literatur sejarah Kecamatan Menteng, dokumen perencanaan Kecamatan Menteng, penemuan kata kunci dan tema dari hasil wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila ditinjau berdasarkan kepekaan tempat penduduk, secara keseluruhan wilayah Kecamatan Menteng saat ini sudah tidak lagi memiliki karakteristik lingkungan sebagai kota taman. Wilayah Kecamatan Menteng yang masih memiliki sisa-sisa dari karakteristik lingkungan bercirikan kota taman adalah wilayah Kecamatan Menteng bagian selatan. Sementara untuk identitas tempat yang melekat pada wilayah Kecamatan Menteng adalah sebagai tempat hunian bagi penduduk yang memiliki image ellite serta tempat kegiatan bernilai ekonomi tinggi. Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa secara fisik Kecamatan Menteng sudah banyak mengalami perubahan, kecuali pada wilayah bagian selatan. Secara sosial, Kecamatan Menteng juga telah mengalami perubahan karakter dan identitas.
ABSTRACT
Menteng Subdistrict is one of the administrative areas located in the Central Jakarta City, DKI Jakarta Province. Formerly Menteng Subdistrict is one of the places in Indonesia that has been developed and has a landscape characterized as 39 garden city 39 . Along with the times of development, Menteng Subdistrict has experienced changes in environmental characteristics particularly associated with the concept of garden city. The changes of environmental characteristics that experienced by Menteng subdistrict could further affect to the citizen rsquo s sense of place and the identity of those subdistrict. This research conducted to analyze the environmental characteristics pattern of Menteng Subdistrict based on the citizen rsquo s sense of place and the place identity where is formed in Menteng Subdistrict along with environmental characteristic changes as garden city. Data collection is conducted through in depth interviews with key informants and distribute questionnaires to actors of various activities in Menteng Subdistrict. All of collected data is categorized into several themes. Analysis process apply the triangulation method between historical literature of Menteng Subdistrict, of Menteng Subdistrict planning document, and discover keyword and theme from interview result. Results of the analysis shows that based on the citizen rsquo s sense of place, the whole area of Menteng Subdistrict now is no longer has an environmental characteristic as a garden city. Part of Menteng Subdistrict which still has remnants of environmental characteristics as garden city is at the southern region of that subdistrict. Whereas for the place identity that attached to the Menteng Subdistrict is as a shelter for residents who have an ellite image and place of high economic value activities. In conclusion, it is found that physically Menteng Subdistrict has been changed much,except the southern region. Socially, the character and identity of Menteng Subdistrict has been changed.
2017
S68366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rigan Agus Setiawan
Abstrak :
Artikel ini hadir untuk memberikan gambaran bagaimana proyek perluasan kota Buitenzorg pada awal abad ke-20 dilaksanakan serta dampaknya terhadap tata kota dan kehidupan masyarakat. Terdapat tiga studi yang mengamati hal serupa, yakni Ontwerpen aan de stad, Stedenbouw in Nederlands-Indie en Indonesie (1905–1950) karya Pauline K.M. Van Roosmalen (2008), Kota Bogor: Studi Tentang Ekologi Kota Abad ke-19 hingga ke-20 karya Mumuh Muhsin Zakaria (2010), serta Peran Thomas Karsten dalam Pengembangan Permukiman Eropa di Buitenzorg, 1903–1942 karya Widdy Nuril Ahsan (2023). Berbeda dengan karya sebelumnya, artikel ini memberikan perhatian pada satu proyek perluasan kota yang menggambarkan peran pemerintah kota (gemeente) dalam membentuk kota dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan UU Desentralisasi dan menetapkan beberapa kota sebagai Gemeente atau kota mandiri. Hal ini sejalan dengan peningkatan kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda, termasuk Buitenzorg. Kebutuhan akan kompleks peru mahan dan pemukiman menjadi faktor utama proyek perluasan di kota-kota kolonial pada awal abad ke-20. Artikel ditulis menggunakan metode sejarah yang didasarkan pada data berupa arsip Binnenlandsch Bestuur (BB), laporan (verslag) dari berbagai instansi terkait, surat kabar dan majalah sezaman, koleksi foto, kartografi, buku, disertasi serta artikel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proyek perluasan kota Buitenzorg memberikan dampak bagi tata kota yang ditunjukkan dengan dibangunnya wilayah tersebut, khususnya sub-distrik Kedoeng Halang sesuai prinsip kota taman yang semula adalah tanah partikelir menjadi permukiman dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Lebih dari itu, perluasan kota juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat seperti munculnya kompetisi renang, asosiasi ibu rumah tangga, hingga perbaikan kampung. ......This article is here to provide an overview of how the expansion project for the city of Buitenzorg in the early 20th century was carried out and its impact on urban planning and people's lives. Three studies observe the same thing, namely Ontwerpen aan de stad, Stedenbouw in Nederlands-Indie en Indonesie (1905–1950) by Pauline K.M. Van Roosmalen (2008), Bogor City: A Study of City Ecology in the 19th to 20th Century by Mumuh Muhsin Zakaria (2010), and the Role of Thomas Karsten in the Development of European Settlements in Buitenzorg, 1903–1942 by Widdy Nuril Ahsan (2023). Unlike previous work, this article pays attention to an urban expansion project that describes the role of municipal governments (gemeente) in shaping cities and their impact on people's lives. At the beginning of the 20th century, the Dutch East Indies government issued a Decentralization Law and designated several cities as Gemeente or independent cities. This was in line with the increasing arrival of Europeans to the Dutch East Indies, including Buitenzorg. The need for housing and settlement complexes became a major factor in expansion projects in colonial cities in the early 20th century. Articles are written using historical methods based on data in the form of Binnenlandsch Bestuur (BB) archives, reports (verslag) from various relevant institution, contemporary newspapers and magazines, photo collections, cartography, books, dissertations and articles. The research results show that the Buitenzorg city expansion project has an impact on urban planning as indicated by the development of the area, especially the Kedoeng Halang sub-district according to the principle of a garden city which was originally private land to become settlements with various facilities in it. More than that, the expansion of the city also has an impact on the social life of the community, such as the emergence of swimming competitions, housewives associations, and kampung improvements.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Nuril Ahyar
Abstrak :
Penelitian ini membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg pada 1903 hingga 1942. Bangunan dan kawasan permukiman Eropa berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda pada awal abad ke-20 akibat desentralisasi yang diterapkan pada 1903. Oleh karena itu, dirancanglah kawasan permukiman Eropa di Buitenzorg yang memiliki keunikan tersendiri sejalan dengan status Kota Bogor sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Di Buitenzorg permukiman Eropa menempati lokasi yang strategis. Dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg, Thomas Karsten menyusun paket lengkap untuk membangun kota yang berisi rencana kota, rencana rinci dan peraturan bangunan. Beberapa rumusan masalah yang diangkat adalah: apa peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg. Beberapa kajian terdahulu yang membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan tata kota di Hindia Belanda, ditulis oleh Joost Cote, Huge O’Neill dan Pauline Roosmalen. Namun sebagian besar difokuskan pada karya Thomas Karsten di Kota Semarang, Malang dan Bandung. Sumber-sumber primer dalam bentuk arsip kolonial Hindia Belanda, seperti staatsblad,gemeenteblad, verslag, gedenboek dimanfaatkan dalam penelitian ini. Melalui metode historis dan Teori Strukturasi yang dikemukakan Anthony Giddens, ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Thomas Karsten berperan merancang suatu pengembangan permukiman Eropa di sebelah timur Buitenzorg sejak 1917 dengan membuat rancangan perluasan kota dan mulai dilaksanakan pada 1920 hingga 1942 berdasarkan konsep Garden City. ......This study discusses the role of Thomas Karsten in the development of a European settlement in Buitenzorg from 1903 to 1942. European buildings and residential areas developed rapidly along with the increasing arrival of Europeans to the Dutch East Indies in the early 20th century due to decentralization implemented in 1903. Therefore, a European residential area was designed in Buitenzorg which has its own uniqueness in line with the status of Bogor City as the center of the Dutch East Indies government. In Buitenzorg European settlements occupy a strategic location. In the development of European settlements in Buitenzorg, Thomas Karsten put together a complete package for building cities containing city plans, detailed plans and building regulations. Some of the problem formulations raised are: what is the role of Thomas Karsten in the development of European settlements in Buitenzorg. Several previous studies that discussed the role of Thomas Karsten in the development of urban planning in the Dutch East Indies, written by Joost Cote, Huge O'Neill and Pauline Roosmalen. But most of it is focused on the work of Thomas Karsten in the cities of Semarang, Malang and Bandung. Primary sources in the form of Dutch East Indies colonial archives, such as staatsblad, gemeenteblad, verslag, gedenboek are used in this research. Through the historical method and Structuration Approach put forward by Anthony Giddens, evidence was found showing that Thomas Karsten played a role in designing a European settlement development to the east of Buitenzorg since 1917 by making plans for the expansion of the city and began to be carried out from 1920 to 1942 based on the "Garden City" concept.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library