Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Anisa Tiasari
"Salah satu target Sustainable Development Goals (SDG’s) adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dimana penyebab langsung dari kematian ibu adalah komplikasi persalinan yang sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Studi ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu hamil yang berkunjung di PONED Puskesmas Kelapa Gading Tahun 2020-2021 dan memenuhi kriteria penelitian. Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan kejadian komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh variabel usia kehamilan dan komplikasi kehamilan di Puskesmas Kelapa Gading dengan nilai p 0,015 (OR=2,189). Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan antenatal yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi persalinan setelah mengontrol usia kehamilan dan komplikasi kehamilan. Ibu dengan kualitas pelayanan antenatal kurang baik berisiko mengalami komplikasi persalinan sebesar 2,189 kali dibandingkan dengan ibu dengan kualitas pelayanan antenatal baik. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah optimalisasi peran suami dan keluarga dalam melakukan deteksi dini komplikasi dapat meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap gejala komplikasi persalinan.

One of the Sustainable Development Goals (SDG's) targets is to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia where the direct cause of maternal death is childbirth complications which can actually be prevented through quality antenatal services. This study aims to assess the relationship between quality of antenatal care and delivery complications after being controlled by covariate variables. This study is an analytic study with a cross sectional design. The sample used was pregnant women who visited the PONED Kelapa Gading Health Center in 2020-2021 and met the research criteria. There is a relationship between the quality of antenatal care and the incidence of childbirth complications after being controlled by variables of gestational age and pregnancy complications at the Kelapa Gading Health Center with a p value of 0.015 (OR = 2.189). It can be concluded that the quality of good antenatal care can prevent complications of childbirth after controlling for gestational age and pregnancy complications. Mothers with poor quality of antenatal care are at risk of experiencing complications of childbirth by 2,189 times compared to mothers with good quality of antenatal care. Recommendations that can be given are optimizing the role of husbands and families in carrying out early detection of complications that can increase maternal awareness of the symptoms of childbirth complications."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Arsyi
"Asia Tenggara penyumbang kedua kejadian BBLR tertinggi di Benua Asia yaitu sebesar 12,3%. Antenatal Care (ANC) yang berkualitas menjadi salah satu mitigasi dalam penurunan kejadian BBLR. Hasil Penelitian Fonseca dkk (2014) didapatkan hasil risiko kejadian BBLR pada ibu dengan pelayanan ANC yang tidak berkualitas 4,13 kali lebih tinggi dibandingkan pelayanan ANC yang berkualitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh K1 murni dan kualitas pelayanan ANC terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol variabel kovariat yaitu karakteristik maternal, kesehatan dan kebiasaan maternal, faktor bayi, karakteristik rumah tangga dan pemberdayaan perempuan. Penelitian menggunakan data DHS pada Empat Negara ASEAN yaitu Indonesia (2017), Kamboja (2014), Myanmar (2015−2016), dan Filipina (2017). Penelitian menggunakan desain cross sectional (potong lintang) dengan analisis regresi logistik ganda dengan model pada semua negara dan komparasi setiap negara. Hasil semua negara dan komparasi setiap negara didapatkan K1 murni tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian BBLR. Namun, seluruh negara baik Indonesia, Kamboja, Myanmar, dan Filipina didapatkan kualitas pelayanan ANC memiliki pengaruh dengan kejadian BBLR. Odds tertinggi kejadian BBLR adalah Negara Myanmar dimana odds kejadian BBLR dengan kualitas pelayanan ANC tidak sesuai standar (< 4 kunjungan, 6 komponen tidak lengkap) 1,7 kali lebih tinggi mengalami kejadian BBLR dibandingkan dengan kualitas pelayanan ANC sesuai standar (≥ 4 kunjungan, 6 komponen lengkap) (aOR = 1,7; CI 95%: 1,0−2,7) setelah dikontrol kovariat. Jika hanya memperhatikan K1 murni belum cukup dalam menurunkan risiko kejadian BBLR, masih dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan ANC yang didapatkan ibu hamil agar menjadi mitigasi dalam menurunkan risiko kejadian BBLR.

Southeast Asia is the second highest incidence of low birth weight (LBW) in Asia, accounting for approximately 12.3% of LBW cases in Asia. Quality of Antenatal Care (ANC) is one of the most important preventive measures in reducing the incidence of LBW. The results of the study by Fonseca et al. (2014) showed that the risk of LBW for mothers that received poor quality ANC services was 4.13 times higher than the risk of LBW for mothers that received good quality ANC services. The study aimed to analysis the association of the timing of the first antenatal visit and quality of ANC services, towards LBW incidence, after adjustment with several covariats: maternal characteristics, health and maternal habits, infant factors, household characteristics and women's empowerment. This study used Demographic and Health Survey (DHS) data in four ASEAN countries, which are Indonesia (2017), Cambodia (2014), Myanmar (2015-2016), and the Philippines (2017). This study used a cross-sectional design with multiple logistic regression analysis, an analysis for each country was done, and an analysis to compare the results between the different countries was also done. The results of each country and comparisons between each country showed that early antenatal care visit did no effect on the incidence of LBW. However, in each country it was found that the quality of ANC services had an association with LBW incidence. Myanmar had the highest odds ratio of LBW incidence, in which the odds of LBW for mothers that received poor quality ANC service (< 4 visits, 6 incomplete components) was 1.7 times higher compared with mothers that received good quality ANC services (≥ 4 visits, 6 complete components) (OR = 1.7; 95% CI: 1.0-2.7). Early antenatal care visit is not enough to reduce the risk of LBW incidence, it’s important to improve the quality of ANC services for reducing the risk of LBW incidence. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library