Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliana Mukti R.
"Hubungan orang tua dan anak tercermin dalam kualitas attachment merupakan hal yang penting bagi aspek perkembangan anak di masa depan. Anak yang memiliki kualitas attachment berbeda, antara lain secure, avoidant dan ambivalent attachment, memiliki cara berbeda ketika menghadapi lingkungan karena proses mental yang bekerja dalam pikiran mereka berbeda. Proses mental tersebut dilatarbelakangi oleh executive function EF, proses neurokognitif yang memfasilitasi anak dalam mengatur perilaku untuk menyelesaikan masalah yang terbagi menjadi dua domain, cool EF dan hot EF. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa kualitas attachment memprediksi kemampuan EF anak. Meski demikian, masih ditemukan ketidakkonsistenan temuan terkait domain EF yang terprediksi oleh kualitas attachment anak yang berbeda. Selain itu, figur ayah membuktikan kontribusinya pada aspek perkembangan anak, termasuk kemampuan EF anak. Namun, sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai kualitas attachment anak dengan ayah pada kemampuan EF masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan kemampuan cool EF dan hot EF anak diantara kualitas secure, avoidant dan ambivalent attachment anak dengan ibu dan ayah mereka serta interaksi kombinasi kualitas attachment anak dengan kedua orang tuanya. Partisipan penelitian ini berjumlah 128 anak berusia 4-6 tahun. Pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan battery-test EF dan ASCT Attachment Story Completion Task. Analisis data menggunakan ANCOVA dengan usia dan jenis kelamin sebagai kovariat. Hasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan kemampuan cool EF yang signifikan dan kemampuan hot EF yang tidak signifikan antara kualitas attachment anak yang berbeda. Penjelasan hasil diulas pada bagian diskusi. Temuan penelitian ini menekankan pentingnya hubungan harmonis orang tua dan anak yang memfasilitasi proses mental anak untuk mengatur perilaku.

Parent child relationship which reflected in attachment quality was crucial for child development in subsequent phase of life. A child who have different attachment quality, among others were secure, avoidant, ambivalent attachment that have different way to response their environment because they have different mental process which worked differently in their mind. The work of mental process was supported by executive function EF , a neurocognitive process that facilitated the children to regulate their behavior to solve the problem which divided into two domain, cool EF and hot EF. Previous research found that attachment quality could predicted child's EF skills. However, there were inconsistencies in their result related with which domain that being predicted with the different quality of attachment. Moreover, research related father figure found it contribution to child developmental aspects, including child's EF. Nevertheless, to our knowledge little is known about child's attachment quality with father in predicting child's EF.
The aim of this current research was to investigate the differences in child's cool and hot EF between child secure, avoidant and ambivalent attachment with mother and father and the interaction of the combination of child attachment quality with their parent. The participant of this research were 128 preschoolers aged from 4 6 year old. This research used observational measurement with battery test EF and ASCT Attachment Story Completion Task . The data analysis using ANCOVA with child's age and gender become covariates. This research found that there was a significant differences in cool EF and non significant differences in hot EF between different child attachment quality. The finding will be discussed in discussion. This research presented important finding about parent child quality who could facilitated the child's mental process to regulate their behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hildayani, supervisor
"Sejak memasuki usia sekolah, keluarga tidak lagi menjadi satu-satunya
lingkungan yang berperan besar dalam kehidupan anak. Terlebih lagi pada
akhir masa usia sekolah, dimana anak mulai memasuki usia prapubertas- Pada masa ini, di samping orang tua, lingkungan pergaulan dengan teman
mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan anak.
Ada sejumlah kemajuan yang dibuat oleh anak selama masa usia
sekolah, yang menyebabkan hubungan pertemanan yang mereka bentuk
menjadi semakin kompleks dan berarti. Salah satunya adalah kemampuan yang lebih baik untuk memahami perspektif kebutuhan, dan perasaan orang lain.
Dengan kemampuan ini, anak mulai mengutamakan adanya rasa setia kawan,
pengertian, dan berbagi perhatian dalam berteman. Harapan tentang
persahabatan dalam cara yang lebih kompleks pun makin berkembang.
Memasuki masa remaja., khususnya pada masa remaja awal, kebutuhan
akan sahabat ini semakin bertambah. Sekalipun hubungan dengan keluarga
tetap dekat, sahabat menjadi penycedia dukungan pada masa remaja. Sejalan
dengan bertambahnya usia, remaja menginginkan hubungan yang lebih dekat, yang meliputi berbagi perasaan, pikiran, dan masalah-masalah pribadi.
Adanya rasa setia kawan, perhatian, dan keinginan untuk berbagi
merupakan beberapa kualitas yang ada dalam sebuah hubungan persahabatan.
Kualitas persahabatan sendiri mengacu pada ciri atau sifat yang esensial dari sebuah persahabatan. Parker dan Asher (1993) mengemukakan enam kualitas
persahabatan yang meliputi : validation and caring, conflict and betrayal,
compambnshy and recreation, help and guidance, intimate exchange, dan
conflict resolution.
Sejumlah faktor diperkirakan berpengaruh terhadap kualitas
persahabatan. Faktor-faktor tersebut meliputi attachment orangtua-anak, usia,dan jender. Adanya perbedaan kualitas attachment (secure dan insecure), usia
(usia sekolah dan remaja), dan jender (laki-laki dan perempuan) diasumsikan juga akan menghasilkan perbedaan dalam kualitas persahabatan tertentu.
Untuk menguji pemikiran di atas, penulis melakukan penelitian tentang
hal ini. Sepanjang yang penulis ketahui, penelitian tentang pengaruh kualitas attachment, usia, dan jender terhadap kualitas persahabatan belum banyak
dilakukan di Indonesia, terlebih lagi yang diukur pada masa usia sekolah dan remaja. Selain itu, kemungkinan adanya perubahan dalam kebutuhan akan sahabat dan perubahan dalam peran jender juga mendorong penulis untuk
melakukan penelitian ini. Dalam kaitannya dengan kualitas attachment, penulis membatasi pengukuran hanya terhadap attachment antara ibu - anak. Hal ini dipilih mengingat ibu hampir selalu menjadi figur attachment utama dalam kehidupan anak.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan
melibatkan sejumlah siswa SD dan SLTP yang memenuhi karakteristik
tertentu. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang menggali kualitas attachment ibu-anak dan kualitas persahabatan anak. Seluruh data diolah dengan menggunakan program SPSS.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa faktor jender
mempunyai pengaruh yang cukup bermakna terhadap kualitas persahabatan
tertentu. Perbedaan yang bermakna antar kelompok juga ditemukan untuk
sejumlah kualitas persahabatan. Pertama, kelompok anak yang secure
ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas validation and caring, help and guidance, dan conflict resolution dibandingkan
dengan kelompok anak yang insecure. Kedua, kelompok anak usia sekolah
ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas companionship and recreation dan validation and caring dibandingkan dengan
kelompok anak remaja. Akhirnya, kelompok anak perempuan menunjukkan
skor yang lebih tinggi secara bermakna untuk kualitas companionship and
recreation, validation and caring, dan intimate disclosure dibandingkan dengan kelompok anak laki-laki. Sejumlah hal tampaknya mempengaruhi hasil yang diperoleh, seperti faktor instrumen penelitian dan jumlah sampel. Untuk
penelitian selanjutnya, beberapa saran diberikan berkaitan dengan hal itu.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanida Mievela
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas attachment terhadap orangtua dan peer dengan keterlibatan dalam bullying. Variabel keterlibatan bullying ini diukur menggunakan modifikasi Bullying Questionnaire dari Duffy (2004), sedangkan variabel kualitas attachment pada orangtua dan peer diukur dengan menggunakan The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) dari Armsden dan Greenberg (1987) yang mencakup dimensi communication, trust dan alienation pada bagian orangtua dan peer. Penelitian ini melibatkan 303 partisipan (laki-laki 119 orang dan perempuan 184 orang) yang berada pada tingkat SMA kelas X, XI dan XII dari Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap orangtua dengan skor bagian pelaku bullying dengan r(303)=-0,213, p<0,000 dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap orangtua dengan skor bagian korban dengan r(303)=-0,117, p<0,005. Sedangkan tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap peer dengan skor bagian pelaku dan korban bullying.

The objective of this research is to investigate the relationship between parent’s and peer’s quality of attachment and bullying involvement. Bullying involvement was measured using the modification of Bullying Questionnaire by Duffy (2004). Quality of attachment to parents and peer was measured using The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) by Armsden and Greenberg (1987) which cover communication, trust and alienation’s dimension. The respondents of this research are 303 adolescents (119 male and 184 female) from highschool grade X, XI and XII living in Jakarta and Depok.
The result of the research shows that bully’s score and quality of attachment toward parents’s score are significantly and negatively correlated r(303)=-0.213, p<0.000, victim’s score score and quality of attachment toward parents’s score too are significantly and negatively correlated r(303)=-0.117, p<0.005. While bully’ s and victim’ s score and quality of attachment toward peer’s score are not significantly and negatively correlated.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Diantika
"ABSTRAK
Masa dewasa muda merupakan masa perubahan yang dramatis dalam
hubungan interpersonal. Pada masa itu seseorang berusaha untuk membentuk
hubungan yang intim ('Intimacy). Intimacy dapat berupa hubungan persahabatan,
pacaran, maupun pernikahan. Intimacy merupakan salah satu bentuk hubungan
yang dikarakteristikkan ke dalam hubungan attachment yang terjadi pada masa
dewasa. Attachment itu sendiri dapat diartikan sebagai hubungan antara dua
orang yang merasakan ikatan yang kuat satu sama lain yang melakukan sejumlah
hal untuk mempertahankan hubungan tersebut. Pada dasarnya, attachment
berlangsung di sepanjang kehidupan seseorang semenjak ia bayi hingga dewasa.
Attachment pada masa kecil biasanya terbentuk antara seseorang dengan
orangtuanya atau pengasuhnya. Attachment yang terbentuk saat kecil merupakan
tahap awal pembentukan attachment dan menentukan hubungan interpersonal
seseorang selanjutnya dengan figur attachment yang lain. Pada masa dewasa
muda attachment dapat terbentuk antara seseorang dengan teman, sahabat,
maupun pacar. Attachment pada tiap orang terbentuk dengan cara yang berbeda
sehingga membentuk kualitas attachment yang berbeda pula pada tiap orang.
Kualitas attachment yang terbentuk memiliki tiga tipe yaitu attachment yang
secure, avoidant, dan ambivalent/arvcious. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kualitas attachmenl dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment
dengan pacar di usia dewasa muda. Salah satu tugas perkembangan dewasa muda
adalah memilih pasangan hidup dan belajar untuk hidup beradaptasi dengan
pasangannya. Mengingat hal tersebut, sangatlah penting untuk meneliti kualitas
attachment dengan pacar di usia dewasa muda dan hubungannya dengan kualitas
attachment dengan orangtua di masa kecil.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, yang terdiri dari alat ukur
kualitas attachment dengan orangtua di masa kecil dan alat ukur kualitas
attachment dengan pacar di usia dewasa muda yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan sejumlah teori dan literatur
yang ada. Subjek dalam penelitian ini adalah individu dewasa muda yang berusia
22-28 tahun yang sedang menjalin hubungan pacaran kurang dari satu tahun serta
berada di dalam satu kota dengan pacarnya. Subjek dalam penelitian ini dipilih
dengan menggunakan metode incidental sampling.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: pertama, tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas attachment yang secure dengan
orangtua di masa kecil dan kualitas attachment yang secure dengan pacar di usia
dewasa muda. Kedua, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas
attachment yang arnious dengan orangtua di masa kecil dan kualitas attachment
yang anxious dengan pacar di usia dewasa muda. Dan Ketiga, tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kualitas attachment yang avoidant dengan
orangtua di masa kecil dan kualitas attachment yang avoidant dengan pacar di
usia dewasa muda."
2004
S3373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnaningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan kualitas attachment, usia dan jender pada perilaku prososial. Latar belakang yang mendasari penelitian ini adalah adanya gejala penurunan tingkat kepedulian terhadap orang lain, serta meningkatnya keterlibatan anak dan remaja dalam perilaku anti sosial, khususnya pada masyarakat perkotaan. Menurut Rutter, Giller dan Hugell (1998), perilaku anti sosial pada dasarnya dapat dicegah, salah satunya dengan cara mengembangkan perilaku prososial. Untuk mengembangkan perilaku prososial faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi adalah kualitas attachment, usia dan jender. Penelitian ini dilakukan pada anak usia sekolah dan remaja, dengan jumlah subyek 204 orang. Untuk mengumpulkan data digunakan security scale dan skala perilaku prososial. Sedangkan untuk analisis datanya digunakan multiple regression dan t-test. Kesimpulan yang diperoleh adalah (l) ada peranan yang signifikan dari kualitas attachment, usia dan jender pada perilaku prososial, serta pada masing-masing perilaku berbagi, bekerjasama dan menolong. Besarnya sumbangan dari kualitas attachment, usia dan jender pada perilaku prososial, berbagi, bekerjasama dan menolong secara berturut-turut adalah 21,7 %, 14,5%, 22% dan 16,3%. (2) Kualitas attachment memberikan sumbangan yang terbesar secara signiflkan pada perilaku prososial, Serta pada masing-masing bentuk perilaku prososial berbagi, bekerjasama dan menolong. (3) Ada perbedaan yang signifikan antara yang secure dan insecure attachment pada perilaku prososial, serta pada masing-masing bentuk perilaku prososial berbagi, bekerjasama dan menolong. Kelompok yang secure attachment cenderung lebih tinggi dalam perilaku prososial, berbagi, bekerjasama dan menolong dibandingkan yang insecure attachment. (4) Ada perbedaan yang signifikan antara anak usia sekolah dan remaja pada perilaku prososial, serta pada masing-masing hentuk perilaku prososial berbagi, bekerjasama dan menolong. Anak usia sekolah cenderung lebih tinggi dalam perilaku prososial, berbagi, bekerjasama dan menolong dibandingkan remaja. (5) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam perilaku prososial, serta pada perilaku berbagi dan menolong. Sedangkan pada perilaku bekerjasama ada perbedaan yang signifikan, dimana perempuan cenderung lebih tinggi dalam bekerjasama dibandingkan laki-laki."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidia Robertina
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kualitas attachment ayah-anak dan ibu-anak dengan kualitas persahabatan pada remaja madya. Partisipan pada penelitian ini adalah remaja yang berusia 15 hingga 17 tahun, sebanyak 97 partisipan. Kualitas Attachment pada ayah-anak dan ibu-anak diukur dengan alat ukur Inventory of Parent and Peer Attachment yang disusun oleh Armsden dan Greenberg (1987). Kualitas persahabatan diukur dengan alat ukur Friendship Quality Questionnaire dari Parker dan Asher (1989) yang dibagi menjadi dua dimensi, yakni dimensi kualitas persahabatan positif yang terdiri aspek validation and caring, companionship and recreation, help and guidance, intimate exchange, dan conflict resolution, serta dimensi kualitas persahabatan negatif yang memiliki aspek conflict and betrayal. Hasil utama pada penelitian ini menemukan bahwa kualitas attachment ibu-anak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas persahabatan positif dan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas persahabatan negatif. Kemudian pada kualitas attachment ayah-anak, ditemukan hasil yang signifikan terhadap dimensi kualitas persahabatan positif, namun tidak signifikan terhadap dimensi kualitas persahabatan negatif.

ABSTRACT
This research aimed to see the relationship between the attachment quality of father-child and mother-child with friendship quality among middle adolescence. The participants of this research were 97 adolescents aged 15 to 17 years old. Attachment quality of father-child and mother-child were measured using Inventory of Parent and Peer Attachment which developed by Armsden and Greenberg (1987). The friendship quality was measured using Friendship Quality Questionnaire developed by Parker and Asher (1989) which consists of two dimensions: positive friendship quality that consisting of aspects validation and caring, companionship and recreation, help and guidance, intimate exchange, conflict resolution; and negative friendship quality that having an aspect conflict and betrayal. The main result of this research found that the attachment quality on mother-child significantly correlated with positive friendship quality and also significantly correlated with negative friendship quality Attachment quality on father-child significantly correlated with positive dimension of friendship quality, but it there is no correlation with negative dimension of friendship quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library