Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Dewi Yusro Maha
"Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan angka kematian ibu kedua tertinggi di Asia Tenggara yang berhubungan secara langsung kejadian komplikasi persalinan. Masa kehamilan ditandai sebagai masa yang paling rentan yang dapat meningkatkan risiko kejadian komplikasi persalinan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel pada penelitian ini ialah 18.765 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan anak terakhir baik lahir hidup maupun lahir mati selama 5 tahun terakhir. Analisis multivariat menggunakan uji regresi cox untuk mengetahui besaran risiko pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan.
Hasil: Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat 21,1% wanita mengalami 3 dari 6 gejala komplikasi persalinan dan kejadian komplikasi persalinan yang paling banyak terjadi pada ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal (ANC) secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T sebesar, yakni 28,9%. Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T berisiko 1,19 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan, WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan mendapatkan layanan 7T memiliki besaran risiko yang sama untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan dan WUS yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap berisiko 1,43 kali untuk mengalami kejadian komplikasi persalinan setelah melakukan kontrol terhadap variabel penolong persalinan, riwayat ibu bersalin dan variabel interaksi.
Kesimpulan: Penelitian ini mengimplikasikan ibu yang tidak melakukan kunjungan ANC secara lengkap dan tidak mendapatkan layanan 7T dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian komplikasi persalinan.

Introduction: Indonesia is the country with the second highest maternal mortality rate in Southeast Asia which is directly related to the incidence of labor complications. Pregnancy is marked as the most vulnerable period which can increase the risk of labor complications.
Objective: This study aims to determine the relationship between antenatal care with the incidence of labor complications.
Method: This study used a cross-sectional design by analyzing data from Indonesian Health Demographic Survey 2017. The sample in this study was 18,765 women aged 15- 49 who gave birth to the last child, both live and stillbirth during the last 5 years. Multivariate analysis using cox regression test to determine the magnitude of the risk of antenatal care with the incidence of childbirth complications.
Results: From the analysis, there were 21.1% of women experiencing 3 of the 6 symptoms of childbirth complications and the most frequent occurrence of labor complications in mothers who did not have complete antenatal care (ANC) visit and did not get 7T services of 28 9%. Fertile Age Women who make a complete ANC visit and do not get 7T services have a risk of 1.19 times to experience the incidence of labor complications, WUS who do not complete the ANC visit and get 7T services have the same magnitude of risk for experiencing the incidence of labor complications and WUS who did not make a complete ANC visit had a risk of 1.43 times to experience the incidence of labor complications after controlling for the birth attendants, maternal history and interaction variable.
Conclusion: This study implies that mothers who did not complete ANC visits and did not receive 7T services could increase the risk of experiencing labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalia Lusida
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kejadian BBLR sebesar 6,2% di Indonesia memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius dan kompleks. Penelitian di dunia menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara faktor di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi antara ketiga tingkat tersebut secara bersamaan menggunakan analisis multilevel. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis regresi logistik multilevel. Variabel paritas, jumlah kunjungan ANC, dan komplikasi kehamilan di tingkat individu memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia, sedangkan variabel tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat tidak memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia. Hasil analisis multilevel didapatkan responden yang memiliki risiko (paritas 1 atau ≥4, ANC < 4, memiliki komplikasi kehamilan, terdapat anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, dan memiliki akses fasilitas kesehatan yang sulit) memiliki peluang 1,618 kali (MOR = 1,618) melahirkan BBLR. Variabel yang menjadi determinan kejadian BBLR yaitu kunjungan ANC pada tingkat individu dengan AOR sebesar 3,096 (95% CI = 1,655 – 5,792). Pelaksana program diharapkan dapat menyediakan kunjungan rumah bagi ibu yang tidak melaksanakan ANC sesuai jadwal atau bagi ibu yang tergolong berisiko dan belum pernah melakukan ANC.

Globally, low birth weight (LBW) is a public health problem. In Indonesia, increasing the prevalence of LBW by 6.2 percent has a very substantial and complex long-term consequence. Worldwide research has established a relationship between individual, household, and community-level factors and the occurrence of LBW. The purpose of this study was to examine the relationship between the three levels simultaneously through multilevel analysis. This study used a cross-sectional approach and multilevel logistic regression analysis. Parity, number of ANC visits, and pregnancy problems in individual level all correlate with the incidence of LBW in Indonesia, however household and community characteristics do not correlate with the incidence of LBW in Indonesia. Multilevel analysis revealed that respondents at risk (parity 1 or 4, ANC ≤4, pregnancy problems, family members who smoke in the house, and limited access to health services) have a 1.618 times chance of LBW (MOR = 1.618). ANC visits at the individual level were determinant factor of LBW, with an AOR of 3.096 (95% CI = 1.655–5.792). Program implementers were expected to be able to conduct home visits for mothers who do not complete ANC on schedule or who were categorized as at risk but have never received ANC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Qurani Sam
"Lebih dari 500.000 ibu yang meninggal tiap tahunnya disebabkan karena komplikasi pada kehamilan. Meskipun pada kenyataannya komplikasi obstetric menjadi kejadian yang tidak dapat diramalkan dan menyebabkan sekitar lebih dari 90% kematian ibu pada saat atau sekitar persallinan. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengganggap semua kehamilan berisiko. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menurunkan angka kejadian maternal mortality di Indonesia yakni dengan mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepatuhan kunjungan dan kelengkapan antenatal care (ANC) dengan kejadian komplikasi obstetri sehingga selanjutnya dapat dilakukan perencanaan penanggulangan secara lebih efektif dalam hal menurunkan kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan design penelitian potong lintang. Sampel pada penelitian ini adalah ibu berumur 15-49 tahun yang memiliki anak 5 tahun terakhir yang memenuhi kriteria inklusi dengan mengambil total sampling. Hasil permodelan akhir analisis multivariat cox regresi dimana diperoleh adanya hubungan kepatuhan dan kelengkapan ANC yang signifikan secara statistik terhadap komplikasi obstetric dengan nilai PR sebesar 1,33 (95%CI 1,22-1,46) dengan nilai p 0,0001. Maka dapat disimpulkan, ada hubungan kepatuhan kunjungan dan kelengkapan ANC terhadap komplikasi obstetric di Indonesia setelah dikontrol oleh variabel umur, paritas, riwayat komplikasi, dan pendidikan.

More than 500,000 mothers died each year due to complications in pregnancy. Even though obstetric complications become unpredictable events and caused more than 90% of maternal deaths at or around delivery. Therefore, the approach taken is to assume all pregnancies are risky. One of the strategies that can be used to prevent and reduce the incidence of maternal mortality in Indonesia is to find out whether there is a relationship between compliance and completeness antenatal care (ANC) with the incidence of obstetric complications so that further management planning can be done more effectively in terms of lowering maternal mortality in Indonesia. This study used secondary data from the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2017 with a cross-sectional design. The sample in this study were mothers aged 15-49 years who had children in the last 5 years who were eligible with the inclusion criteria by taking total sampling. The results of the final modeling of multivariate cox regression analysis showed that there was a relationship between ANC compliance and completeness with obstetric complications with a PR value of 1.33 (95% CI 1.28-1.46) with a p-value of 0.0001. So it can be concluded, there is a relationship between compliance and completeness of ANC to obstetric complications in Indonesia after being controlled by age, parity, history of complications, and education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Nurhafizah
"Rasio Kematian Maternal di Indonesia masih cukup tinggi dengan sebagian besar penyebabnya berasal dari komplikasi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemeriksaan antenatal care (ANC) secara dini dan teratur. Studi ini bertujuan untuk mempelajari asosiasi akses internet sebagai media informasi terhadap pemeriksaan antenatal. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) berumur 15-49 tahun dengan kelahiran hidup dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Data bersumber dari SDKI (2017) dan Profil Kesehatan Indonesia (2017) serta dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akses internet secara signifikan berpengaruh positif terhadap kunjungan ANC. Ibu yang mengakses internet lebih cenderung untuk melakukan kunjungan ANC sesuai kriteria K6 dibandingkan dengan yang tidak mengakses internet. Variabel bebas lain yang signifikan mempengaruhi kunjungan ANC adalah umur, paritas, wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, kepemilikan telepon genggam, indeks kekayaan, kepemilikan rekening bank, dan puskesmas.

Maternal mortality ratio in Indonesia is still quite high with most of the causes coming from pregnancy complications that can be prevented through early and regular antenatal care (ANC) visits. This study aims to analyze the association of internet access as an information media with antenatal care. The unit of analysis used in this study is women in reproductive age between 15-49 years with live births within the last 5 years. Data were sourced from the IDHS (2017) and the Indonesian Health Profile (2017) and analyzed using binary logistic regression model. The results showed that internet access significantly influenced ANC visits. Mothers who accessed the internet were more likely to have ANC visits according to K6 criteria compared to those who did not accessed the internet. Other independent variables that significantly affect ANC visits were age, parity, region of residence, education level, mobile phone ownership, wealth index, bank account ownership, and local clinics (puskesmas)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Setya Purwanti
"Latar belakang: Kematian bayi dua pertiga nya terjadi pada periode neonatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kes*hatan ibu dan janinnya yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar, serta mendidik dan memotivasi ibu hamil agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Perawatan neonatal yang memadai diperlukan selain perawatan antenatal dan pertolongan persalinan yang adekuat dalam upaya menurunkan kematian bayi karena infeksi pasca lahir seperti tetanus neonatorum dan sepsis, hipotermia dan asfiksia.
Tujuan: Diketahuinya kelangsungan hidup bayi selama 28 hari serta perbedaan kelangsungan hidup bayi selama 28 hari berdasarkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal.
Metode: Desain kohort retrospektif dengan memanfaatkan data SDKJ tahun 20022003 berjumlah 13.240 sampel. Analisis data univariat, bivariat dan multivariat dengan interaksi.
Hasil dan Diskusi: Kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal probabilitasnya secara keseluruhan sebesar 98,75% ; probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan kunjungan ANC yang baik sebesar 99,47% ; probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan perawatan postnatal yang baik sebesar 98,79% ; sedangkan probabilitas kelangsungan hidup bayi pada periode neonatal berdasarkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal yang baik sebesar 98,15%.
Kesimpulan dan Saran: Meningkatkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal karena akan memberikan probabilitas kelangsungan hidup bayi yang besar. Serta peningkatan jumlah dan kualitas serta pemerataan penempatan tenaga kesehatan dan juga meningkatxan akses masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Background: Two third of infant mortality are occurred in neonatal period. Antenatal service is a service which is given to pregnant women periodically to maintain and improve the health status of pregnant women and their fetus. Antenatal service consist of checking the pregnancy and correcting any deviation found in the pregnancy, also giving health education and motivating the mother to keep on caring themselves and prepare for the delivery. Beside adequate antenatal care and delivery attendance, adequate neonatal care is also needed as part of effort to decrease neonatal mortality due to post-natal infection such as tetanus neonatorum and sepsis, hypothermia and asphyxia.
Aims: To identity the neonatal survival and the difference of neonatal survival based on ANC visit and postnatal care.
Design: Retrospective cohort design using DHS data in 2002-2003 which is consist of 13,240 samples.
Methodology: The data are analyzed using univariate, bivariate, and multivariate with interaction.
Results: The probability of infant survival in neonatal period is 98.75%; the probability of infant survival in neonatal period based on ANC visit is 99.47%; the probability of infant survival in neonatal period based on postnatal care is 98.79%; whereas the probability of infant survival in neonatal period based on ANC visit and posinatal care is 98.15%.
Conclusion: ANC visit and post natal care should be increased since they will increase the probability of neonatal survival. Quantity, quality and distribution of health workers should be improved, and the accessibility of health facilities towards the community should also be increased.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20928
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library