Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Mawaddah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung Pembiayaan dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA), pengaruh tidak langsung Pembiayaan dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA). Variabel independen dalam penelitan ini adalah Pembiayaan dan NIM sedangkan variabel dependennya adalah ROA dan variabel interveningnya adalah Non Performing Finance (NPF). Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan berpengaruh langsung terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 2.45%. Net Interest Margin (NIM) berpengaruh langsung terhadap Return On Asset sebesar 6.45%. Non Performing Finance (NPF) berpengaruh langsung terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 4.32%. Pembiayaan berpengaruh tidak langsung terhadap Non Performing Finance (NPF) sebesar 2.77%. Net Interest Margin (NIM) berpengaruh tidak langsung terhadap Non Performing Finance (NPF) sebesar 2.77%."
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2015
330 JETIK 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Almatrisa Mustikha Hutami
"Ruas jalan tol Cipularang km 97 memiliki kelandaian yang tinggi pada kondisi puncak pendakian yaitu sebesar 9.14 hal tersebut karena lokasinya berada di perbukitan selain itu juga terdapat banyak kendaraan berat yang melintas seperti bus, truk dan kendaraan berat lainnya. Penelitian ini membahas mengenai analisa kinerja lajur pendakian pada tol Cipularang. Lajur pendakian merupakan lajur tambahan yang diperuntukan bagi kendaraan dengan kecepatan rendah, lajur pendakian ini di khususkan untuk truk berat, bus dan kendaraan-kendaraan lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan lain pada umumnya. Lajur pendakian berada pada jalan dengan kelandaian yang besar. Metode pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan survey langsung ke lapangan untuk meninjau kecepatan kendaraan dan penggunaan lajur pendakian yang pada umumnya merujuk pada standar Bina Marga 1997 . Dari hasil analisa diketahui bahwa penurunan kecepatan kendaraan pada bus 2.5 , truk 18.8 dan truk ge; 2 as 28.3 . Hasil penelitian ini yaitu analisa kinerja lajur pendakian ditinjau berdasarkan kecepatan kendaraan dan penggunaan lajur pendakian pada Tol Cipularang cikampek-purwakarta-padalarang km 97. Kata kunci: kelandaian, kecepatan kendaraan, kinerja lajur pendakian.

Cipularang toll road section at km 97 is relatively steep with is 9.14 slope and is provided with a climbing lane for heavy vehicles. Observations show that despite the existence of the climbing lane, there are significant traffic queues on both the major lanes and the climbing lanes. This study discusses the climbing lane performance in Cipularang toll road. Climbing lane is an additional lane intended for vehicles with low speed, climbing lane is devoted to heavy trucks, buses dant other vehicles that run slower then other vehicles in general. Climbing lanes are provided for lanes with big slopes. Data collection method is carried out field survey to obtain the speed of vehicles and the use of climbing lane, by reffering to the standard of highway 1997. From the analysis, it is obtained that buses speed decrease about 2.5 , trucks speed is about 18.8 and trucks more two axle is about 28.3. The study result is the level of climbing lane performance based on the descerase of vehicle speed along the road under study of Cipularang toll road section at km 97. Key Word slope, speed of vehicles. climbing lane performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah
perbedaan waktu tempuh pada Jalan Utama Menuju Jakarta di Kota Depok.
Jalan tersebut adalah jalan Cinere Raya, Jalan Margonda Raya, dan Jalan
Raya Bogor. Waktu tempuh yang menjadi variabel terikat diperoleh dengan
melakukan observasi perjalanan pada jalan tersebut dengan objek observasi
adalah kendaraan pribadi. Waktu observasi adalah pukul 6.30 pagi, panjang
jalan yang diteliti adalah seragam dengan panjang segmen 3 km. Variabel
bebas yang diteliti adalah volume kendaraan, kapasitas jalan, perbandingan
kendaraan pribadi dan kendaraan umum, jumlah lajur, lebar jalan,
penggunaan tanah, serta jumlah nodal pada jalan. Hasil yang diperoleh
bahwa waktu tempuh pada ketiga jalan tersebut berbeda-beda. Waktu
tempuh pada ketiga jalan utama secara berurutan dari yang paling lama
adalah Jalan Cinere Raya diikuti oleh Jalan Raya Bogor, kemudian Jalan
Margonda Raya. Jalan dengan waktu tempuh yang lama berada pada jalan
yang sempit, volume kendaraan yang tinggi, berada pada penggunaan tanah
pemukiman, jumlah kendaraan umum yang banyak, dan jumlah nodal yang
banyak."
Universitas Indonesia, 2006
S34046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Donny Cleo Patra
"ABSTRAK
Pemeliharaan jalan pada segmen jalan tertentu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh operator jalan atau pihak lain secara rutin. Oleh karena itu pemeliharaan jalan tidak boleh memiliki dampak besar pada lalu lintas, keselamatan dan pelayanan. Pada beberapa kasus, penutupan lajur sementara diperlukan yang akan mempengaruhi kecepatan kendaraan pada zona kerja. Panjang merging taper pada lajur yang ditutup berfungi juga sebagai petunjuk visual bagi pengemudi untuk berpindah dari lajur yang ditutup. Pada taper length yang lebih panjang, perangkat untuk menyalurkan digunakan untuk mendorong pengemudi berpindah lajur. Kendaraan dengan pandangan yang terhalang dapat terjebak dan menyebabkan permasalahan dalam mobilitas di arus lalu lintas. Pada taper length yang lebih pendek, pengemudi bereaksi terhadap panjang merging taper itu sendiri walaupun kendaraan akan tetap terjebak mendekati titik penyatuan tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Hubungan antara panjang merging taper dan kecepatan kendaraan di dalam zona kerja akan diidentifikasi menggunakan simulasi mikroskopik lalu lintas dengan bantuan program PTV VISSIM 6.0.

ABSTRACT
Road maintenance at road segment is a task that must be done by operator or other party routinely. Therefore it cannot have any major impact on traffic, safety, and service. In some cases, temporary lane closure are required that affected the vehicle speed in workzone. Merging taper length in the closed lane served as visual cues to driver to change lanes. Vehicles with occlude views, however, were more likely to become trapped and to create mobility issues in the traffic stream. On shorter tape lengths, drivers reacted to the merging taper itself. Although fewer vehicles became trapped near the merge point. The relation between merging taper length and vehicle speed in the workzone will be identified using microscopic traffic simulation with the help of PTV VISSIM 6.0
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Sutanto
"ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang demikian pesat di DKI Jakarta berdimensi ganda. Pada dimensi yang satu hal itu dapat merupakan salah satu indicator makin meningkatnya kemampuan dan kemakmuran masyarakat. Sementara pada dimensi yang ke dua, hal itu justru dapat pula menimbulkan bencana kota. Artinya, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dengan akselerasi 12-14 persen per tahun yang tidak diimbangi atau didukung pertumbuhan prasarana jalan yang saat ini hanya sebesar 4 persen per tahun dan disiplin masyarakat masih rendah atas peraturan lalu lintas, maka yang akan terjadi adalah kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang parah. Konsekuensi lebih lanjut adalah adalah kerugian yang harus diderita oleh seluruh pengguna jalan semakin besar.
Pada kenyataannya, pelaku perjalanan di DKI Jakarta diisi oleh komposisi 84 persen adalah kendaraan pribadi dengan tingkat okupansi yang rendah, sementara kendaraan umum yang jumlahnya hanya 3 sampai 4 persen tingkat okupansinya sangat tinggi. Data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) kendaraan pribadi hanya ditumpangi oleh 1 sampai 2 orang saja, dan hanya 4 persen yang ditumpangi oleh lebih dari 4 orang penumpang. Sementara itu, sejumlah 50 sampai 60 persen masyarakat DKI sangat tergantung pada jasa angkutan umum untuk menunjang mobilitasnya.
Oleh karena itu, untuk tidak menimbulkan kerugian yang kian besar bagi semua pelaku perjalanan di masa yang dating, Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijaksanaan Lajur Khusus Bis.
LKB pada hakekatnya merupakan sebagian dari suatu kebijaksanaan pengelolaan lalu lintas (traffic management), yang dalam teknik lalu lintas disebut pembatasan lalu lintas atau traffic restraint. Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan pelayanan jasa angkutan terhadap masyarakat pengguna jalan secara adil.
Kinerja operasional LKB selama masa uji coba menunjukkan angka yang positif dipandang dari sudut pengurangan waktu tempuh, peningkatan kecepatan, peneingkatan ritasi bis dan jumlah penumpangnya di samping juga terdapat adanya dampak negative pada sisi lain terutama pengguna jalan angkutan pribadi. Pengoperasian LKB di jalur cepat lebih efektif disbanding di jalur lambat, namun perlu biaya 3 kali lebih untuk penyelenggaraan yang optimal.
Pada saat ini LKB bru menikmati prioritas operasi di ruas lintas (link) saja dan belum di persimpangan. Terjadinya penurunan penundaan (delay) angkutan umum merupakan hasil prioritas di ruas lintas dan bukan prioritas di persimpangan. Ada korelasi yang kuat antara panjang lintas LKB dengan penurunan penundaan. Semakin panjang lintas LKB di lalui angkutan umum, semakin besar penurunan penundaan yang dinikmatinya.
Disadari bahwa pengukuran atau penilaian keberhasilan dari kebijaksanaan LKB tidaklah sederhana. Sering kali hasil dari suatu kebijaksanaan, yang menurut kaidah teknik lalu lintas sudah dianggap cukup memadai, tidak dirasakan oleh pengguna angkutan umum; apalagi oleh pengguna kendaraan pribadi dan bahkan dianggap merugikan bagi sebagian pengguna jalan yang lain.
LKB dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan lalintas jalan raya secara sebagian (partial). Sedangkan untuk pemecahan masalah angkutan di DKI Jakarta secara menyeluruh, LKB harus segera diikuti dengan kebijaksanaan yang lain. Dalam konteks Jakarta, penerapan kebijaksanaan LKB harus dipandang sebagai tendangan awal (kick off) dari suatu usaha pemecahan masalah transportasi yang lebih luas dan harus segera dikuti dengan penerapan kebijaksanaan terpadu agar tidak kehilangan momentumnya."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuniar Ayu Permata Sari
"Angkutan barang yang termasuk ke dalam kendaraan berat (KB) merupakan hal penting bagi aspek ekonomi perkotaan. Adanya karakteristik operasional (kecepatan, kemampuan bermanuver) dan spesifikasi fisik (ukuran) kendaraan berat yang memberikan dampak negatif pada lalu lintas sekitarnya, seperti penurunan kecepatan arus, peningkatan kemacetan lalu lintas, dan berkurangnya keselamatan lalu lintas. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kendaraan berat akan semakin terasa dengan adanya pergerakan perubahan lajur (lane changing) yang dilakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari perubahan lajur (lane changing)  oleh kendaraan berat terhadap kecepatan rata-rata arus lalu lintas dengan skenario berbagai intensitas perubahan lajur yang menerapkan alternatif strategi pembatasan kendaraan berat pada lajur tertentu sehingga ruang geraknya untuk melakukan perubahan lajur menjadi lebih sempit. Pada penelitian ini kendaraan berat telah diklasifikasikan menjadi lima kelas berdasarkan jumlah as nya. Segmen jalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jalan tol JORR di TB Simatupang satu jalur arah TMII sepanjang 600 m dalam kondisi tak terganggu. Untuk memastikan evaluasi strategi yang akurat digunakan perangkat lunak simulasi lalu lintas Vissim. Area studi dimodelkan dalam Vissim, selanjutnya alternatif strategi dan skenario diterapkan pada model Vissim. Tiga strategi diterapkan dalam penelitian ini. Skenario pertama adalah perubahan lajur oleh kendaraan berat dengan intensitas tinggi, kemudian skenario kedua berupa perubahan lajur dengan intensitas sedang, dan scenario ketiga yaitu perubahan lajur dengan intensitas rendah. Kemudian dari ketiga strategi tersebut dipasangkan dengan skenario penambahan komposisi kendaraan berat (%KB) dengan kelipatan 5% dimulai dari 5% sampai 50% untuk melihat efek dari setiap strategi dan skenario tersebut pada arus lalu lintas yang berbeda. Setelah dilakukan analisa data, dapat diketahui bahwa perubahan lajur oleh kendaraan berat berdasarkan simulasi perangkat lunak Vissim mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap kecepatan rata-rata arus lalu lintas. Kecepatan rata-rata arus lalu lintas antara perubahan lajur intensitas tinggi dan rendah  sebesar  ±12%. Sedangkan adanya penambahan komposisi KB menyebabakan penurunan kecepatan arus lalu lintas yang signifikan dengan rata-rata sebesar ±3% di setiap penambahan 5% komposisi KB. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat membuktikan perlunya kepatuhan kendaraan dalam menggunakan lajur yang sesuai peruntukannya di jalan tol, karena kecepatan arus lalu lintas akan mempunyai kinerja yang lebih baik.

Transportation of goods which is included in heavy vehicles (HV) is important for urban economic aspects. There are operational characteristics (speed, maneuverability) and physical specifications (size) of heavy vehicles that have a negative impact on the surrounding traffic, such as decreasing traffic speed, increasing traffic jams, and reducing traffic safety. The negative impact caused by heavy vehicles will be increasingly felt by the movement of lane changes that they do. This study aims to analyze the impact of lane changing by heavy vehicles on the average speed of traffic flow with scenarios of various lane change intensities that apply alternative strategies of restricting heavy vehicles to certain lanes so that the space for them to change lanes becomes narrower. In this study, heavy vehicles have been classified into five classes based on the number of axles. The road segment used in this study is the JORR toll road at TB Simatupang, one lane towards TMII, 600 m long in undisturbed condition. To ensure accurate strategy evaluation, Vissim traffic simulation software is used. The study area is modeled in Vissim, then alternative strategies and scenarios are applied to the Vissim model. Three strategies are applied in this research. The first scenario is lane changes by heavy vehicles with high intensity, then the second scenario is lane changes with moderate intensity, and the third scenario is lane changes with low intensity. Then the three strategies are paired with a scenario of adding heavy vehicle composition (%HV) with multiples of 5% starting from 5% to 50% to see the effect of each strategy and scenario on different traffic flows. After analyzing the data, it can be seen that lane changes by heavy vehicles based on the Vissim software simulation have a significant impact on the average speed of traffic flow. The average speed of traffic flow between high and low intensity lane changes is ±12%. Meanwhile, the addition of the HV composition causes a significant reduction in traffic speed with an average of ±3% for every 5% addition of the HV composition. The benefit of this research is that it can prove the need for vehicle compliance in using lanes according to their designation on toll roads, because the speed of traffic flow will have better performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhita Dyah Kusumawardani
"Perlintasan adalah perpotongan antara jalan raya dengan jalan rel. Adanya penutupan palang menyebabkan antrian dan tundaan di perlintasan. Antrian akan menghambat pergerakan bagi kendaraan yang baru datang setelah palang terbuka, guna melintasi perlintasan. Masalah utama yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat hambatan arus lalu lintas beberapa perlintasan di inti kota Jalur rel Jakarta Kota-Bekasi pada hari-hari kerja dan faktor-faktor apa sajakah yang lebih mempengaruhi panjangnya antrian sebagai variabel pembentuk hambatan. Hari-hari kerja yang dimaksud adalah dari senin sampai jumat pada waktu-waktu berangkat kerja pagi yakni dari pukul 06.30-09.30 WIB.
Jalur jalan yang diteliti 420 meter sebelum perlintasan dengan arah menuju pusat kota Jakarta. Panjang antrian menjadi variabel terikat dalam penelitian ini sedangkan jumlah lajur, volume arus lalu lintas, frekuensi kereta dan lama penutupan palang sebagai variabel bebasnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menganalisa hasil secara kuantitatif dan keruangan.
Hasil menunjukkan bahwa, tingkat hambatan arus lalu lintas yang disebabkan oleh panjang antrian di beberapa perlintasan inti kota pada hari-hari kerja didominasi oleh kelas rendah, kecuali pada perlintasan Angkasa Raya yang tergolong kelas tinggi. Semakin panjang antrian maka tingkat hambatannya akan semakin tinggi. Faktor yang lebih mempengaruhi panjangnya antrian, berturutturut mulai dari yang paling berpengaruh adalah volume arus lalu lintas, frekuensi kereta, lama penutupan palang dan jumlah lajur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niky Nathaniel
"ABSTRAK
Kemacetan yang terjadi sekarang ini dapat dikurangi dengan diimbanginya antara peningkatan angka pertumbuhan jalan dengan jumlah kendaraan yang ada. Perencanaan penambahan jalan tersebut harus direncanakan pada lokasi yang tepat sehingga tidak menambah tingkat kemacetan yang telah ada. Salah satu solusi yang diberikan ialah dengan pembangunan JORR (Jakarta Outer Ring Road) II. Selain lokasi yang tepat, perencanaan kapasitas yang efisien juga faktor yang harus diperhatikan. Adapun perhitungan kapasitas untuk JORR II dilakukan dengan menggunakan metode US-HCM 2000 dimana akan digambarkan dengan banyaknya jumlah lajur yang dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jumlah lajur yang dibutuhkan untuk melayani volume kendaraan yang akan melalui JORR II baik basic freeway maupun non-basic freeway ialah sebanyak 2 lajur.

ABSTRACT
Congestion which happening nowadays can be reduced by make it balance between the number of vehicles with a length of existing roads. However, the addition of these roads should be planned at suitable locations so as not to add to existing congestion. One solution that given with the construction of JORR (Jakarta Outer Ring Road) II. In addition to the proper location, planning an efficient road capacity is also a factor that must be planned and analyzed. The best possible calculation of the capacity to JORR II were calculated using the USHCM 2000 where appropriate capacity projection is determined by determining the number of lanes to be constructed. Based on the calculations have been performed, the number of lanes as much as two lanes per direction represents the value of the most efficient way to apply to serve the volume of vehicles that will happen, both for the capacity of basic and non-basic freeway."
2010
S50620
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haris Rinaldy
"Jalan tol berfungsi untuk meningkatkan mobilitas dan aksesbilitas orang dan barang, sehingga pembangunan jalan tol dapat berpengaruh pada perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi di suatu daerah.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol pasal 41 butir 1 b ditegaskan bahwa 'lajur lalu lintas sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi kendaraan yang bergerak lebih cepat dari kendaraan yang berada pada lajur sebelah kirinya, sesuai dengan batas-batas kecepatan yang ditetapkan'.
Dari peraturan tersebut, seharunya jalan tol saat ini dapat membuat kendaraan terhindar dari kemacetan dibandingkan jalan biasa, namun yang terjadi sebaliknya yaitu masih ada kendaraan yang berada pada lajur lalu lintas sebelah kanan dengan kecepatan di bawah 80 kilometer per jam, yang mengakibatkan kecepatan kendaraan di jalan tol melambat sehingga terjadi kemacetan. Tingkat kepatuhan kendaraan berat selalu dipertanyakan terhadap penggunaan lajur di jalan tol, karena kendaraan tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan di ruas jalan tol.
Lokasi untuk meneliti penyebab tersebut berada di ruas jalan tol JORR arah Kp Rambutan ndash; TB Simatupang, dengan menggunakan varibel karakteristik arus lalu lintas yang dikumpulkan pada saat survei yaitu variabel kecepatan, kerapatan, dan volume. Kondisi patuh dan tidak patuhnya kendaraan berat di dapatkan dari hubungan ketiga variabel tersebut dengan bantuan persamaan model Underwood.
Setelah melalui pengolahan data dan analisa data, disimpulkan bahwa ketidak patuhan kendaraan truk menghasilkan dampak memperbaiki kinerja arus lalu lintas di tol JORR dibandingkan pada saat kondisi kendaraan truk berada pada lajurnya atau patuh.

The toll road works to improve the mobility and accessibility of people and goods, so that toll road development can affect regional development and economic improvement in a region. Based on Government Regulation No.15 Year 2005 on toll road article 41 point 1 b affirmed that lane Right traffic is reserved only for vehicles moving faster than vehicles on their left lanes, according to established speed limits.
From the regulation, the current toll road should be able to prevent vehicles from traffic congestion compared to ordinary road, but on the contrary that there are still vehicles located on the right lane traffic at speeds below 80 kilometers per hour, resulting in the speed of vehicles on the road Tolls slow down so that congestion occurs. The level of heavy vehicle compliance is always questioned on the use of lanes on the highway, because the vehicle is one cause of congestion in the toll road segment.
The location to investigate the cause is located in the JORR toll road section of Kp Rambutan TB Simatupang, using variables of traffic flow characteristics collected at the time of the survey ie variable speed, density, and volume. Conditions of obedience and obedience of heavy vehicles in getting from the relationship of these three variables with the help of equations Underwood model.
After going through data processing and data analysis, it was concluded that the non compliance of trucking vehicles resulted in improving the performance of traffic flows on JORR tolls compared to when the condition of the truck vehicle was on its lane or obedient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>