Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raihannisa Nursyifa Safitri
Abstrak :
Temulawak telah banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini berpotensi membantu mengatasi lelah otot karena senyawa utamanya yaitu xantorizol memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mengurangi radikal bebas berlebih yang terbentuk saat melakukan aktivitas berat. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh xantorizol terhadap kadar glutation pada mencit diinduksi lelah dengan metode FST. Kontrol positif diberikan taurin (T) dosis 700 mg/kg BB sebagai obat referensi. Kontrol negatif diberikan CMC-Na 1% (C). Kelompok dosis dibagi menjadi tiga, yaitu N10 (ekstrak NADES dosis 10 mg XTZ/kg BB), N25 (ekstrak NADES dosis 25 mg XTZ/kg BB), dan E10 (ekstrak etanol dosis 10 mg XTZ/kg BB). Pemberian dosis dilakukan selama 28 hari. Pada hari terakhir, mencit dilakukan FST untuk selanjutnya dibedah dan diambil jaringan hati untuk pengukuran kadar glutation. Lama waktu berenang setelah perlakuan N10, N25 dan T berbeda signifikan dengan sebelum perlakuan (p<0,05).  Lama waktu berenang setelah perlakuan N10, N25, dan T tidak terdapat perbedaan bermakna namun berbeda signifikan dengan C (p<0,05). Kadar GSH N10 dan N25 signifikan lebih tinggi dibandingkan C. Rasio GSH/GSSG N10, N25, dan T signifikan lebih tinggi dibandingkan C (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa xantorizol pada ekstrak NADES temulawak membantu mengatasi lelah otot diinduksi stres oksidatif akibat aktivitas berat dan memiliki efek antilelah yang menjanjikan pada dosis XTZ 10 mg/kg BB dan 25 mg/kg BB. ......Javanese Turmeric has been widely used as traditional medicine in Indonesia. This plant has potential to help overcome muscle fatigue because its main compound, xanthorrhizol, have antioxidant activity that reduce excess free radicals formed when the body performs high-intensity activities. The present study was designed to investigate the effect of xanthorrhizol on glutathione levels in fatigue-induced mice using the FST method. Positive control group was given taurine (T) at dose 700 mg/kg BW as a reference drug. Negative control group was administered 1% CMC-Na (C). The dosage groups were divided into three, N10 (NADES extract 10 mg XTZ/kg BW), N25 (NADES extract 25 mg XTZ/kg BW), and E10 (ethanol extract 10 mg XTZ/kg BW). Dose was given for 28 days. On the last day, FST was carried out in mice, then they were dissected and liver tissue was taken to measure glutathione levels. The swimming time after treatment in N10, N25, and T groups was significantly different from before treatment (p<0,05).  The swimming time after treatment in N10, N25, and T groups was significantly different from C group (p<0.05). GSH levels of N10 and N25 groups were significantly higher than C groups. Ratio of GSH/GSSG of N10, N25, and T groups was significantly higher compared to C group (p<0.05). This study concludes that xanthorrhizol in NADES extract can help overcome muscle fatigue induced by oxidative stress due to high-intensity activities and has a promising anti-fatigue effect at XTZ doses of 10 mg/kg BW and 25 mg/kg BW.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhana Isworo
Abstrak :

ABSTRAK
Pemanfaatan besi tuang sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Penelitian tentang besi tuang terus dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanis yang lebih baik. Salah satu jenis besi tuang yang banyak digunakan, termasuk sebagai material otomotif, adalah besi tuang nodular. Material ini banyak dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan sifat fisik (Mechanical and Physical Properties) yang sangat baik, serta dapat menggantikan komponen baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular dalam bidang otomotif adalah sebagai material Crank Shaft.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat ketahanan fisik yang dimiliki material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dilakukan proses nomlalisasi dan material besi tuang nodular dengan penambahan unsus Cu sekitar 1% tanpa dilakukan proses nonnalisasi sebagai material Crank Shalt.

Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian fatik untuk (1) material besi tuang nodular tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi ; (2) material besi tuang nodular dengan penambahan sekltar 1% unsur Cu tanpa dilakukan proses normalisasi- Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue Compiitely Reversed Stress (R = -1) pada kodisi STP. Metode pengujian dilakukan sesuai standar JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standar JIS 2274.

Hasil yang didapat dari pengujian kedua material tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah yang berbeda, dimana batas kekuatan fatik (Fatigue Limit) lebih tinggi sekitar 59% dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dinormalisasi Sedangkan dari gralik S - log N terlihat bahwa umur fatik (Fatigue Liife) material dengan penambahan unsur Cu tanpa dilakukan proses nomlalisasi lebih lama dari pada material tanpa penambahan unsur Cu yang dlnormalisasi serta material besi tuang nodular dengan penambahan Cu sekitar 1% layak sebagai material Crank Shaft.
1997
S36205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Prihatin Era
Abstrak :
Kejadian kanker payudara di Indonesia tertinggi di antara kanker lainnya pada wanita, dengan prevalensi kelelahan diperkirakan antara 25-99%. Penelitian saat ini merupakan penelitian tindakan metode campuran selama 6 minggu terhadap kelelahan pada penderita kanker payudara. Tujuan penelitian ini mengembangkan program intervensi pengelolaan diri untuk mengurangi kelelahan berbasis pemberdayaan dengan strategi telenursing dan mencari bukti pengaruhnya terhadap tingkat kelelahan, harga diri, citra tubuh, dan kualitas hidup. Tahap pertama mendeskripsikan masalah dengan metode kualitatif dengan menggali masalah kelelahan dalam persepsi penyintas. Tahap kedua tahap pengembangan intervensi dan tahap ketiga menguji keefektifan intervensi, dilakukan dalam penelitian kuasi eksperimental desain kelompok kontrol pre-posttest. Tahap pertama menghasilkan 5 tema dan tahap kedua menghasilkan intervensi keperawatan berdasarkan teori keperawatan transisi dan strategi pemberdayaan dari jauh (telenursing). Penelitian tahap ketiga membuktikan terdapat efektifitas dari intervensi pengelolaan kelelahan (IPK) terhadap penurunan tingkat kelelahan, peningkatan harga diri dan citra tubuh, dan kualitas hidup pada penderita kanker payudara. Penelitian ini merekomendasikan perawat onkologi mempertimbangkan pendampingan pada penyintas menggunakan intervensi ini agar masa transisi penyintas kanker payudara mencapai kesehatan fisik dan psikologis yang sehat, mencapai kesehatan optimal setelah diagnosis kanker . ......The incidence of breast cancer in Indonesia is the highest among other cancers in women, with an estimated prevalence of fatigue between 25-99%. The current study is a 6-week mixed methods action study on fatigue in breast cancer patients. The purpose of this study was to develop a self-management intervention program to reduce empowerment-based fatigue with telenursing strategies and to seek evidence of its effect on fatigue levels, self-esteem, body image, and quality of life. The first stage describes the problem with a qualitative method by exploring the problem of fatigue in the survivor's perception. The second stage is the intervention development stage and the third stage is testing the effectiveness of the intervention, carried out in a quasi-experimental study with a pre-posttest control group design. The first stage produces 5 themes and the second stage produces nursing interventions based on transitional nursing theory and telenursing strategies. The third stage of the study proved that there was an effectiveness of the fatigue management intervention (GPA) in reducing fatigue levels, increasing self-esteem and body image, and quality of life in breast cancer patients. This study recommends oncology nurses consider mentoring survivors using this intervention so that the transition period for breast cancer survivors achieves healthy physical and psychological health, achieving optimal health after cancer diagnosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendra Hendra
Abstrak :
Pencahayaan di perpustakaan merupakan aspek penting dalam me- nunjang aktivitas mahasiswa dan pegawai. Kondisi pencahayaan yang tidak memenuhi standar dapat mengganggu aktivitas dan menyebabkan keluhan kesehatan khususnya kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian tingkat pencahayaan di ruang perpustakaan yang ada di lingkungan UI. Penelitian ini menggunakan desain evaluasi dengan membandingkan hasil pengukuran dengan standar serta melakukan anali- sis terhadap kondisi lingkungan, respons subjektif pengguna, dan keluhan kelelahan mata. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesesuaian penca- hayaan di perpustakaan berkisar antara 0% sampai 100%. Sebagian besar pencahayaan mempunyai tingkat kesesuaian antara 30% sampai 60%. Kondisi ini disebabkan oleh distribusi pencahayaan yang kurang baik kare- na banyak lampu yang mati, intensitas yang rendah, tata letak peralatan yang kurang baik, serta warna ruangan yang agak gelap. Di samping itu, terdapat perpustakaan yang mempunyai pencahayaan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan silau, mengganggu aktivitas, dan menyebabkan keluhan kelelahan mata. Kelelahan mata yang umum dirasakan oleh ma- hasiswa dan pegawai adalah mata selalu terasa mengantuk dan tegang pa- da daerah leher dan bahu. Umumnya keluhan yang dirasakan selama melakukan aktivitas tersebut mengindikasikan tingkat pencahayaan di per- pustakaan harus segera dibenahi agar sesuai dengan standar dan mem- perkecil risiko kelelahan mata.

employees activity. Lighting conditions that do not meet the standard can disrupt activity and cause eye fatigue. This study aimed to determine the suitability level of lighting in library of UI. This study performed evalua- tion design by comparing results with standard and an analysis of environ- mental conditions, subjective response, and eye fatigue. Results showed the level of suitability of lighting in the library ranged from 0% to 100%. Most of the illumination has a level of suitability from 30% to 60%. This condition is caused by poor lighting distribution because some lamps are not lit, low intensity, poor layout of equipment, and slightly darker color of the room. Besides, there are libraries that have a very high lighting causing glare, dis- turbing activity, and cause eye fatigue. Common eye fatigue felt by stu- dents and employees is sleepy eyes and pain in the neck and shoulders. Complaints generally felt during activity. This indicates that the level of lighting in the library must be immediately corrected to meet standard and minimize the risk of eye fatigue.
Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library