Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radolf Leonard
"Tujuan dari penelitian tesis ini yaitu membuat model permintaan tenaga listrik sektor rumah tangga dan memproyeksikan permintaan tenaga listrik sektor rumah tangga dari tahun 2008 sampai tahun 2012 di Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan untuk menduga permintaan listrik rumah tangga menggunakan teknik regresi dengan variabel terikat yaitu konsumsi tenaga listrik rumah tangga dan variabel bebas yaitu pendapatan perkapita nasional, harga jual listrik rata-rata rumah tangga dan rasio elektrifikasi. Penelitian ini menggunakan data time series dengan observasi dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2007.
Hasil regresi model permintaan listrik sektor rumah tangga menunjukkan bahwa harga jual listrik rata-rata rumah tangga dan rasio elektrifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga, sedangkan pendapatan perkapita nasional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga. Hasil proyeksi permintaan listrik rumah tangga tahun 2008 sampai dengan 2012 menunjukkan bahwa kebutuhan listrik sektor rumah tangga meningkat sebesar 14.584,58 Gwh dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2012, diproyeksikan konsumsi listrik sektor rumah tangga sebesar 61.909,48 Gwh, pendapatan perkapita nasional sebesar Rp. 9.099.600,31,-, harga jual listrik sebesar Rp. 638,63,-, dan rasio elektrifikasi menjadi 70,26%.

The objective of research is to build a model of electricity demand of household sector from the year 1986 up to the year 2007 and projected the electricity demand of household sector from the year 2008 to 2012 in Indonesia. Research methodologies applied to estimate the electricity demand of household sector is regression technique with dependent variable is electricity consumption of household sector and independent variables are national income per capita, average electricity selling price of household sector and electrification ratio. This research applied data time series with observation from the year 1986 up to the year 2007.
The result of electricity demand regression of household sector indicates that the average electricity selling price and electrification ratio are positively and significantly influenced the electricity demand, whereas the national income per capita positively but not significantly influenced. The forecasting data from 2008 until 2012 shows that the electricity demand of household sector will be increase as much 14.584,58 Gwh than previously in 2007. It is forecasted that in the year 2012 the electricity consumption of household sector is 61.909,48 Gwh, national income per capita as much Rp. 9.099.600,31,-, electricity selling price as much Rp. 638,63,-, and electrification ratio becomes 70,26%.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26277
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunandar
"Tesis ini disusun dengan tujuan untuk mendapatkan model permintaan tenaga listrik kelompok rumah tangga dan memperkirakan besarnya konsumsi tenaga listrik, produksi dan kapasitas tenaga listrik yang akan dihasilkan, serta kebutuhan dana yang diperlukan sampai dengan tahun 2010.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, digunakan analisis ekonometrika model permintaan tenaga listrik kelompok rumah tangga. Sementara perkiraan produksl dan kapasitas tenaga listrik serta kebutuhan dana akan diperoleh berdasarkan perkiraan kebutuhan tenaga listrik kelompok rumah tangga yang dihasilkan dart model permintaan yang terbentuk.
Sesuai dengan hasil pendugaan dan pengujian model, model permintaan tenaga listrik kelompok rumah tangga yang terbentuk adalah D = -254,991 + 0,002Y - 21,435P + 38.815,916R. Dari model ini diperkirakan pertumbuhan permintaan tenaga listrik rumah tangga sampai dengan tahun 2010 akan meningkat sebesar 8,3%-9,8% per tahun. Peningkatan pertumbuhan permintaan tersebut, dapat dipenuhi dengan meningkatkan kapasitas daya terpasang tenaga listrik sebesar 5.018,1 MW-5.782,9 MW dengan jumlah blaya sebesar Rp. 45 trllyun-Rp. 51,8 trilyun.
Pembangunan kapasitas baru sebesar 5.018,1 MW-5.782,9 MW diperkirakan tidak dapat diblayai sepenuhnya oleh PT Pt N (Persero) karena perkiraan pendapatan dart penjualan tenaga listrik belum cukup untuk memenuhinya dlmana per tahunnya diperkirakan mengalami defisit rata-rata 19,4%-30,2%. Namun apablla terjadi efislensi program PT PLN (Persero) sebesar 3% per tahun defisit rata-ratanya akan menjadi 14,7%-25,7%.
Mengingat pendapatan dari penjualan tenaga listrik belum cukup untuk membiayai sepenuhnya penyediaan tenaga listrik, maka perlu dilakukan upaya antara lain: (I) restrukturisasi dan efisiensi usaha di pembangkitan, transmisi, dan distribusi; (ii) penghematan tenaga listrik; (iii) pencegahan pencurian tenaga listrik; dan (iv) menarik minat investor balk dari dalam maupun Iuar negeri. Kesemua upaya tersebut harus diiringi dengan konsistensi kebijakan dan kepastian hukum demi terselenggaranya kesinambungan penyediaan tenaga listrik."
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003
T12585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A Agung Feinnudin
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh urbanisasi terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia. Adanya perbedaan perhitungan permintaan listrik rumah tangga dalam Rancangan Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) tahun 2008 dengan kenyataan yang ada menyebabkan prediksi defisit listrik akibat permintaan listrik rumah tangga yang meningkat berbeda. Sehingga dapat diprediksi bahwa ada faktor-faktor lain yang mempunyai peranan penting mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga dimana dalam RUKN 2008 asumsi yang digunakan adalah pertumbuhan penduduk, ekonomi dan kebutuhan listrik.
Menurut Holthedahl dan Joutz (2003) urbanisasi merupakan proxy dalam menganalisa permintaan listrik rumah tangga di negara berkembang. Urbanisasi bukan hanya dipandang dalam segi perpindahan penduduk dari desa ke kota tetapi urbanisasi juga dapat dipandang dalam segi demografi, ekonomi, ilmu perilaku, sosiologi dan geografi. Dari berbagai pandangan mengenai urbanisasi dapat ditarik kesimpulan bahwa urbanisasi merupakan factor yang dapat mempengaruhi permintaan listrik di Indonesia. Selain urbanisasi yang menjadi kontrol variabelnya adalah PDRB per kapita, Harga listrik, dan elektrifikasi.
Berdasarkan hasil analisis data panel untuk 26 propinsi pada periode tahun 1997 sampai dengan 2007 menggunakan model fixed effect, maka urbanisasi mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia, selain urbanisasi kontrol variabel lain yaitu berupa PDRB per kapita, harga listrik, dan elektrifikasi juga mempunya; pengaruh positif terhadap permintaan listrik rumah tangga di Indonesia.
Hasil analisis juga dapat diketahui bahwa permintaan listrik rumah tangga Indonesia bagian barat lebih besar dari pada Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur. Adanya hasil bahwa urbanisasi secara signifikan mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga di Indonesia dibutuhkan kebijakan yang tepat bukan hanya pada sektor ketenagalistrikan tetapi sektor-sektor lain yang ada hubungannya dengan permasalahan urbanisasi.

The purpose of this study is to analysis the correlation of the effect of urbanization to residential electricity demand in Indonesia. Existence of difference of calcuiation of residential electricity demand betwen RUKN 2008 with the existing fact cause the deficit prediction of electricity demand. So that eam of prediction of that there is other; dissimilar factors having important role influence the residential electricity demand where in RUKN 2008 assumption used by population growth, economic growth and electricity requirement.
According to Holthedahl and Joutz (2003) that urbanization represent the proxy in analysis request of residential electricity demand in developing countries. Urbanization is not mereiy looked into in facet of residential move from rural arca to town, but urbanization also can be looked into in demography facet, economic, behavioral Science, sociology and geografi. From various view of conceming urbanization can be pulled by conclusion that urbanization represent the factor which can influence the residential electricity demand in Indonesia. Besides urbanization becoming its variable control are GDRP per capita, Electrics price, and electrification.
Pursuant to result analysis of the panel data to 26 province at year period 1997 up to 2007 using model of fixed effect, hence urbanization have the positive influence significant to request of residential electricity demand in Indonesia, besides urbanization control the other; dissimilar variable that is in the form of GDRP per capita, electrics price, and electrification also have the positive influence to request of domestic electrics in Indonesia.
Result of knowable analysis also that residential electricity demand in Indonesia part of west bigger than at Indonesia part of middle and Indonesia part of east. Existence of result that urbanization by significant influence the residential electricity demand in Indonesia required by a correct policy not only mereiy at electricity seetor but also dissimilar sector relation with the urbanization probiems.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26476
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmy Miftahurrahman
"Konsumsi listrik pada sektor perumahan di Indonesia cukup tinggi. Salah satu cara yang mungkin untuk mengurangi konsumsinya dengan menerapkan konsep near Zero Energy Building. Strategi retrofit adalah salah satu strategi untuk menggabungkan efisiensi energi dan efektivitas biaya. Pemilihan modul surya berdampak langsung pada daya yang dihasilkan sehingga perlu dioptimalkan. Di sisi lain, pemilihan peralatan listrik juga perlu dioptimalkan untuk efisiensi konsumsi energi. Dalam penelitian ini, meminimalkan biaya retrofit dan menemukan kombinasi biaya optimal, teknologi efisiensi energi dan sistem pembangkit energi terbarukan digabungkan dan diteliti. Pemilihan peralatan untuk memasak, pendinginan ruang, dan jenis peralatan umum diadakan berdasarkan biaya energi per beban dan harga peralatan. Hasil pemodelan matematika dan simulasi adalah kombinasi peralatan penanak nasi Cosmos CRJ-9303, water dispenser Polytron PWC-777, lemari es Panasonic NR-BN209N, pengkondisi udara Gree C3E, televisi SONY KD-43X7500F, pompa air Shimizu PC-260BIT, dan mesin cuci Sharp ES-FL872. Kombinasi ini membutuhkan 5,678 kWh energi pertahun. Modul surya jenis mono-crystalline standar kapasitas 4.5 kWp menghasilkan energi sebesar 5,891 kWh pertahun, memerlukan ruang sebanyak 26.1 m2 pada atap model. Perbandingan energi peralatan listrik dengan modul surya menghasilkan AEMR sebesar 104%, sehingga dapat dinyatakan bahwa model dengan kombinasi tersebut memenuhi persyaratan dalam penerapan konsep nZEB dengan biaya retrofit optimum sebesar Rp 106,076,459.

The power consumption for the residential in Indonesia is quite high. It makes sense to reduce consumption by applying the near Zero Energy Building concept. The retrofit strategy is one strategy for combining energy efficiency and cost-effectiveness. PV system equipment impact directly to generated power, need to be optimized. On the other side, load equipment needs to be optimized for energy consumption efficiency. In this research, minimizing the retrofit cost and find a cost-optimal package, energy efficiency technologies and Renewable energy generation systems be combined and investigated. Equipment selection for cooking, space cooling, and general appliances type held based on cost per load energy and equipment price. The result of mathematical modelling and simulation is combination of appliances; Cosmos CRJ-9303 rice cooker, Polytron PWC-777 water dispenser, Panasonic NR-BN209N refrigerator, Gree C3E air conditioner, SONY KD-43X7500F television, Shimizu PC-260BIT water pump, and Sharp ES-FL872 washing machine. This combination requires 5,678 kWh annual energy. Standard mono-crystalline PV module with 4.5 kWp capacity could generate 5,891 kWh annually, required 26.1 m2 roof space. Comparison between energy consumption and supply is 104%, it can be stated that the model meets the requirements in applying the nZEB concept, with optimum retrofit cost of Rp 106,076,459."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Adi Candra
"Pemerintah ditargetkan untuk bauran energi terbarukan minimal 23%. Kontribusi kapasitas pembangkit dari energi surya setara sebesar 6,5 GW dari total kapasitas pembangkitan energi terbarukan sebesar 45 GW pada 2025. Energi surya memiliki potensi lebih dari 200 GW dengan efisiensi teknologi photovoltaic yang tersedia saat ini. Namun, pemanfaatan energi surya dalam pembangkitan listrik masih kurang dari 100 MW. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis selisih biaya tagihan litrik sebelum dan sesudah pemasangan PLTS, menentukan kecepatan pengembalian investasi pemasangan PLTS atap, mendeskripsikan dampak pemasangan PLTS atap terhadap pelanggan, PLN dan pemerintah. Hasil penelitian pada pelanggan daya 450 VA sebelum PV = Rp. 63.154, sesudah PV = Rp. 78.085 dan pada pelanggan daya 900 VA sebelum PV = Rp. 110.413, sesudah PV = Rp. 112.240. Skema export-import yang paling optimal adalah 85%. Potensi pengalihan subsidi listrik berjumlah Rp46.433.637.049.601 untuk pemasangan PLTS sebanyak 1.797.612 unit.

The government is targeted to a renewable energy mix of at least 23%. The contribution of generating capacity from solar energy is equivalent to 6.5 GW of the total renewable energy generation capacity of 45 GW by 2025. Solar energy has the potential of more than 200 GW with the efficiency of photovoltaic technology currently available. However, the use of solar energy in electricity generation is still less than 100 MW. The aim of this study was to analyze the difference in the cost of electricity bills before and after PLTS installation, determine the speed of return on investment in PLTS installation, describing the impact of PLTS installation on customers, PLNs and the government. Research results on 450 VA power customers before PV = Rp. 63,154, after PV = Rp. 78.085 and at 900 VA power customers before PV = Rp. 110.413, after PV = Rp. 112.240. The most optimal export-import scheme is 85%. The potential for the shifting of electricity subsidies is Rp. 46,433,637,049,601 for the installation of 1,797,612 PLTS units."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Nurshadiq
"Conservation Voltage Reduction (CVR) adalah metode untuk mengurangi konsumsi daya dan permintaan puncak. Ini bukan studi baru karena sudah banyak implementasi dan penelitian tentang CVR sebelumnya. CVR menyiratkan bahwa dengan mengurangi tegangan suatu perangkat atau sistem, daya yang dikonsumsi juga akan berkurang. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan daya listrik yang menyatakan bahwa daya sebanding dengan tegangan.
Sistem energi terbarukan sedang meningkat karena semakin murah dan lebih efisien. Daya yang dikeluarkan oleh sistem energi terbarukan tergantung pada faktor sumbernya, apakah itu radiasi atau kecepatan angin. CVR memungkinkan pengurangan konsumsi daya beban. Ini membantu mengurangi beban sistem karena mereka tidak harus menghasilkan lebih banyak daya daripada kebutuhan beban.
Sistem PV dan turbin angin mikro memiliki keluaran yang berbeda, tetapi keduanya perlu memasok beban yang sama dalam jaringan mikro. Kedua sistem pada akhirnya diubah menjadi daya AC untuk digunakan beban. Inverter digunakan di kedua sistem untuk membantu konversi. Inverter umum memiliki fluktuasi tegangan antara -20% dan +10% dari tegangan nominalnya. Sebuah sistem kontrol digunakan untuk mengatur tegangan keluaran inverter dan memastikan tidak mencapai kisaran tegangan maksimum. Sistem kontrol akan memungkinkan output inverter diatur lebih dekat ke tegangan nominal dan dengan demikian mengurangi tegangan berlebih.
Sistem energi terbarukan menghasilkan tegangan yang lebih rendah setelah sistem kontrol diterapkan untuk mengatur keluaran inverter. CVR telah dicapai dalam sistem ini. Sistem telah mengurangi konsumsi daya dan dengan demikian menurunkan beban sistem. Sistem tidak menghemat energi dengan menerapkan CVR. Perangkat yang bergantung pada voltase masih akan membutuhkan lebih banyak daya jika voltase perangkat dinaikkan. Sistem PV dan turbin angin mikro dengan CVR memungkinkan beban mendapatkan input tegangan yang lebih sehat sekaligus mengurangi konsumsi daya.

Conservation voltage reduction (CVR) is a method to reduce power consumption and peak demand. It is not a new study as there have been plenty of implementations and research regarding CVR for a long time. CVR implies that by reducing the voltage of a device or system, the power consumed will also be reduced. This can be proven using the electrical power equation where it states that power is proportional to voltage. Renewable energy systems are on the rise as they are getting cheaper and more efficient. The power outputted by a renewable energy system depends on their source factor whether it is irradiance or wind speed. Conservation voltage reduction allows the reduction of power consumption of the load. This helps decrease the burden of the system as they do not have to generate more power than the load needs.
PV systems and micro wind turbines have different outputs, but both need to supply the same load in a micro-grid. Both systems are eventually converted to AC power for the load to use. An inverter is used in both systems to help with the conversion. A common inverter has a voltage fluctuation between -20% and +10% of its nominal voltage. A control system is used to regulate the inverter’s output voltage and make sure it does not reach the maximum voltage range. The control system will allow the output of the inverter to be regulated much closer to the nominal voltage and thus decreasing excess voltage. The renewable energy system outputs a lower voltage after a control system has been applied to regulate the output of the inverter. Conservation voltage reduction has been achieved in this system. The system has reduced power consumption and thus lowering the burden of the system. The system does not save energy by implementing conservation voltage reduction. A voltage-dependent device will still demand more power if the voltage of the device is increased. The PV and micro wind turbine system with CVR allows the load to benefit healthier voltage input while having reduced power consumption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library