Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Owen Hizkia Pratama
"Banyak anggapan bahwa musik hip-hop adalah salah satu bentuk hiburan gelap karena sifatnya yang transgresif seperti yang ditunjukkan melalui penggunaan lirik yang ekspresif dan agresif dalam lagu-lagunya. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh hubungan antara musik hip-hop dan hiburan gelap ini melalui analisis tekstual dan visual pada lagu-lagu hip-hop terpilih. Secara khusus, artikel ini menganalisis lirik dan video musik dari lagu-lagu hip-hop terpilih dengan kerangka teoretis psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud. Temuan penelitian menunjukkan bagaimana lagu hip-hop yang dipilih, 1-800-273-8255 oleh Logic dan Darkness oleh Eminem, memberikan perspektif baru untuk mengatasi masalah yang sangat topikal melalui penggunaan berbagai aspek psikoanalitik seperti dinamika Id, Ego, Super-ego, Defense Mechanism, dan teori Object Relations. Menanggapi karya-karya ilmiah yang ada tentang masalah ini, artikel ini menyerukan interpretasi hip-hop yang lebih objektif dan mendalam untuk merefleksikan bagaimana budaya hip-hop berpotensi dapat digunakan untuk mengevaluasi diskursus sosial kontemporer.

Many have argued that hip-hop music is a form of dark leisure because of its transgressive nature as shown through the use of expressive and aggressive lyrics. This article aims to further explore this connection between hip-hop music and dark leisure by conducting a textual and visual analysis on the selected hip-hop songs. In particular, this article analyses the lyrics and music videos of selected hip-hop songs through the theoretical frameworks of psychoanalysis designed by Sigmund Freud. Research findings have shown how the selected hip-hop songs, Logic's 1-800-273-8255 and Eminem's Darkness, offer new perspectives to address a very topical issue through the use of various psychoanalytical aspects such as the Id, Ego, Super-ego dynamic, Defence Mechanism, and Object Relations theories. In response to existing scholarship on the issue, this article calls for a more objective and in-depth interpretation of hip-hop to reflect on how the hip-hop culture can be used to evaluate contemporary social discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salshadilla Ametia
"Gelombang baru mengenai anti-Asian hate mulai meningkat ketika COVID-19 muncul di Amerika Serikat pada tahun 2020. Banyak orang Asia-Amerika harus hidup dalam ketakutan karena harus menghadapi serangan fisik dan verbal, vandalisme, dan diskriminasi. Akibatnya, beberapa seniman menunjukkan dukungan mereka dengan membuat karya seni dan memproduksi lagu. Salah satu contohnya adalah lagu Stop the Hatred (2021) oleh MC Jin dan Wyclef Jean. Studi ini mencari tahu bagaimana kritik seniman direpresentasikan dalam lirik lagu dan bagaimana video musik melengkapi lagu tersebut untuk menyampaikan gerakan Stop Asian Hate. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, peneliti menggunakan Analisis Lirik (Lyrics Analysis) Machin (2010) dan Analisis Semiotik Visual (Visual Semiotic Analysis) Machin (2010) sebagai bagian dari pendekatan Analisis Wacana Multimodal. Hasil penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa para seniman berusaha membangun empati kepada lebih banyak penonton dan pendengar dengan melibatkan kelompok minoritas lainnya. Selain itu, hal ini juga berdampak pada perekonomian orang Asia-Amerika. Analisis semiotik visual dari video musik membantu memperjelas dan memberikan lebih banyak konteks pada lagu.

The new wave of anti-Asian hate started to rise when COVID-19 emerged in the United States in 2020. Many Asian Americans have to live in fear as they have to deal with physical and verbal attacks, vandalism, and discrimination. Consequently, several artists show their support by making artwork and producing songs. One example is the song Stop the Hatred (2021) by MC Jin and Wyclef Jean. This study finds out how the artists’ critique is represented in the song lyrics and how the music video complements the song to address the movement of Stop Asian Hate. To answer the research questions, the researcher uses Machin's Lyric Analysis (2010) and Machin’s Visual Semiotic Analysis (2010) as part of the Multimodal Discourse Analysis approaches. The findings of this study show that the artists try to build empathy to more audiences by involving other minority groups, and the impact of the hatred affects Asian Americans’ economy. The visual semiotic analysis of the music video helps to clarify and give more context to the song."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library